Penyiapan Sumber Daya a. Sumber Daya Manusia

42 informasi membuka jalan untuk meningkatkan metode pembuatan berita acara persidangan.  Optimalisasi pengawasan kinerja manajemen perkara.

3.3. Penyiapan Sumber Daya a. Sumber Daya Manusia

Perubahan suatu business process sebagai akibat dari modernisasi memerlukan rekrutmen tenaga baru dan peningkatan keahlian SDM untuk ditempatkan pada proses yang baru. Sementara itu, pihak yang tidak dapat diakomodasi pada proses yang baru harus direlokasi ke posisi lain yang lebih sesuai dengan keahlian mereka. Berdasarkan uraian di atas, ada 2 dua kebutuhan utama, yaitu: peningkatan literasi TI dan standardisasi pemahaman sistem kerja. Seluruh proses peningkatan kapasitas SDM tersebut harus sudah dapat diselesaikan pada 2015. b. Infrastruktur Perlu dilakukan inventarisasi keberadaan infrastruktur di setiap satuan kerja dan dilanjutkan dengan proses gradual untuk menetapkan standardisasi infrastruktur TI sesuai dengan keadaan masing-masing pengadilan. Hal ini dapat dilakukan dan dipertimbangkan dari sisi beban kerja, ataupun kelas pengadilan yang bersangkutan. Informasi ini kemudian harus dijadikan pedoman untuk percepatan program guna memastikan terpenuhinya standardisasi infrastruktur tersebut dalam menunjang implementasi proses kerja manajemen perkara yang telah disempurnakan. 3.4. Agenda Penyempurnaan Manajemen Perkara Proses penyempurnaan dimulai dengan upaya pemahaman masalah seluruh badan peradilan, yaitu analisis beban kerja, analisis kompetensi, dan inventarisasi masalah. Agenda RB sendiri hendaknya baru dilaksanakan pada periode kedua, setelah memperoleh masukan dari business process reengineering. Sambil menunggu tahap itu, MA memastikan 43 bahwa sistem yang ada saat ini berjalan secara optimal dan juga adanya kinerja yang baik dari seluruh pelaksana melalui peningkatan kapasitas SDM, optimalisasi perangkat teknologi dan informasi di pengadilan. Secara sederhana, proses implementasi penyempurnaan manajemen perkara dapat dikemukakan di dalam suatu skema sebagai berikut: 44 45

BAB V ARAHAN PEMBARUAN FUNGSI PENDUKUNG

A. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian dan Pengembangan

Litbang Keberadaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Research and Development pada suatu organisasi atau lembaga modern pada dasarnya merupakan sebuah keniscayaan untuk menjadikannya sebagai ”center of excellence” sekaligus ”center of thinker” bagi upaya pengembangan serta keberlangsungan organisasi itu sendiri. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Keadilan Puslitbang Kumdil MA harus dikembangkan secara terus-menerus dengan harapan agar mampu memainkan fungsi dan perannya secara signifikan. Pelaksanaan fungsi Litbang harus dijalankan secara terprogram, sistematis dan ditunjang oleh SDM yang memiliki komitmen, integritas, kompetensi serta didukung oleh anggaran yang memadai. 1. Penguatan Kelembagaan Pelaksana fungsi Litbang memiliki fungsi yang strategis dalam rangka mencapai organisasi MA yang berbasis pengetahuan knowledge-based organization. Setidaknya terdapat 2 dua fungsi strategis yang harus dikembangkan oleh Litbang: 1 fungsi Litbang dalam mendukung pengembangan dan pembangunan substansi hukum untuk mendukung fungsi MA dalam mengadili; dan 2 fungsi Litbang dalam mendukung pengembangan dan pembaruan kebijakan MA. Dengan demikian, fungsi Litbang berupa pengelolaan pengetahuan knowledge management merupakan modal penting untuk menuju pada MA sebagai organisasi pembelajar. Untuk mendukung fungsi MA dalam mengadili, akan dibuat riset dan analisis sebagai dasar pembuatan putusan yang bersumber pada data dan informasi terkait substansi perkara yang ditangani. Sumber pengetahuan tersebut antara lain berisi segala peraturan yang berlaku, putusan-putusan