Batang dengan salah satu ujungnya sendi rol

MODUL 3 -6- Metoda “Slope Deflection” M ij = ∆ θ θ . ² L EI 6 . L EI 2 L EI 4 ji ij = + M ji = ∆ θ θ . ² L EI 6 . L EI 2 L EI 4 ij ji = + Dari keempat hal yang menimbulkan momen tadi, dapat ditulis rumus umum momen batang sebagai berikut: Untuk i dan j jepit : M ij = M Pij + ∆ θ θ ² L EI 6 L EI 2 L EI 4 ji ij + + 4.1 – 1a M Pji = M Pji + ∆ θ θ ² L EI 6 L EI 2 L EI 4 ij ji + + 4.1 – 1b Dengan K ij = L EI 4 M ij = M Pij + K θ ij + ½ θ ji + 1,5 L ∆ 4.1 – 2a M ji = M Pji + K θ ji + ½ θ ij + 1,5 L ∆ 4.1 – 2b

B. Batang dengan salah satu ujungnya sendi rol

1. Akibat beban luar Dengan cara yang sama seperti pada balok dengan i dan j jepit, didapat besarnya momen primair akibat beban luar sebagai berikut : M P i j L a. Beban terbagi rata q j P i M P 4 2 4 2 b. Beban terpusat P ditengah bentang i j L M P P a b c. Beban terpusat P. sejarak a dari i Gambar 4.5 M P ij = ² qL 8 1 M P ij = PL 16 3 M P = ² L b ² Pa 2 1 - ² L ² Pab MODUL 3 -7- Metoda “Slope Deflection” 2. Akibat rotasi di i θ ij M ij mengembalikan rotasi di i sama dengan nol θ ij = 0 seolah-olah di i berotasi θ ij = L ∆ , sehingga timbul momen : M ij = L EI 3 θ ij = ∆ . ² L EI 3 4. Akibat momen kantilever, kalau di ujung perletakan sendi ada kantilever : jk– batang kantilever P i j k M ij M ji M jk Gambar 4.8. akibat momen kantilever Momen kantilever M jk . Σ M j = 0 M ji = - M jk akibat M ji , untuk mempertahankan θ ij = 0, akan timbul M ij . M ij = ½ M ji = - ½ M jk . M ij Q ij EI L i j Gambar 4.6. akibat M ij θ ij = EI 3 L M ij M ij = ij L EI 3 θ Kekakuan batang modifikasi K , besarnya momen untuk memutar rotasi sebesar satu satuan sudut θ= 1 rad bila ujung yang lain sendi. θ ij = 1 rad K’ ij = L EI 3 M ij i j j Akibat pergoyangan ∆, i dan j berotasi sebesar L ∆ θ ij = θ ji = L ∆ Gambar 4.7. akibat ∆ 3. Akibat pergoyangan ∆ MODUL 3 -8- Metoda “Slope Deflection” Dari keempat hal yang menimbulkan momen batang diatas dapat dituliskan secara umum momen batang sebagai berikut : Untuk ujung j sendi rol : M ij = M P ij + jk ij M 2 1 - ² L EI 3 L EI 3 ∆ θ + 4.1 – 3 Dengan K = L EI 3 , rumus tersebut diatas dapat ditulis M ij = M P ij + K’ θ ij + L ∆ - 2 1 M jk 4.1 – 4 Jadi kita mempunyai dua rumus momen batang, pertama dengan ujung- ujung jepit-jepit, kedua dengan ujung-ujung jepit sendi. Yang dikatakan ujung jepit bila ujung batang betul-betul perletakan jepit atau sebuah titik simpul yang merupakan pertemuan batang dengan batang tidak termasuk katilever. Sedangkan yang dikatakan ujung batang sendi yang betul-betul perletakan sendi, bukan berupa titik-titik simpul. Kalau kita perhatikan pada perumusan batang dengan jepit-jepit, rumus 4.1-1 dan 4.1-2 disana ada dua variabel rotasi yaitu θ ij dan θ ji , sedangkan untuk batang dengan ujung jepit-sendi, perumusannya hanya mengandung satu variabel rotasi yaitu θ ij , rotasi pada perletakan sendi θ ji tidak pernah muncul dalam perumusan. Untuk menunjukkan arah momen batang dan rotasi, dalam perumusan momen batang perlu diadakan perjanjian tanda sebagai berikut : Momen batang positif + bila arah putarannya searah jarum jam , dan negatif -, bila arah putarannya berlawanan arah jarum jam . Demikian juga untuk arah rotasi, kita beri tanda seperti pada momen batang. Untuk akibat beban luar M P tanda momen bisa positif + atau negatif - tergantung beban yang bekerja, demikian juga akibat pergoyangan bisa positif + atau negatif - tergantung arah pergoyangannya. Untuk rotasi, karena kita tidak tahu arah sebenarnya sebagai variabel selalu kita anggap positif +. MODUL 3 -9- Metoda “Slope Deflection”

4.1.3. Langkah-langkah yang harus dikerjakan pada metoda “Slope Deflection”