Latar Belakang Masalah BAB 1 5 Revisi Cha'e

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang meliputi pengetahuan, seni, kesusilaan, hukum, adat-istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat Tylor dalam Hartatik, 2007. Linton Hartatik, 2007 menguraikan bahwa kebudayaan sebagai keseluruhan pengetahuan, sikap, dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat. Koentjaraningrat Iswari, 2007 mengatakan bahwa kebudayaan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya. Kebudayaan terdiri atas unsur-unsur universal, yaitu bahasa, teknologi, sistem ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi, dan kesenian. Kebudayaan terbagi menjadi tiga wujud, yakni ideal, aktivitas, dan benda budaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji simbol dari hasil budaya masyarakat Sumba yaitu mamuli. Kebudayaaan dapat menujukan derajat dan tingkat peradaban manusia. Selain itu kebudyaan juga bisa menunjukan ciri kepribadian manusiaatau masyarakat penduduknya. Kebudayaan yang merupakan ciri pribadi manusia didalamnya mengandung norma-norma, tatanan nilai nilai yang perlu dimiliki dan dihayati oleh manusia atau masyarakat penduduknya. Penghayatan terhadap kebudayaan dapat dilakukan melalui proses sosialisasi. 1 Sebagai sebuah nilai yang dihayati, kebudayaan diwariskan secara turun-temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Proses pewarisan kebudayaan disebut sebagai proses enkulturasi, yang berlangsung mulai dari kesatuan yang terkecil, yakni keluarga, kerabat, masyarakat, suku bangsa, hingga kesatuan yang lebih besar lagi. Proses enkulturasi ini berlangsung dari masa kanak-kanak hingga masa tua. Melalui proses enkulturasi ini, maka dalam benak sebagian besar anggota masyarakat akan memiliki pandangan, nilai yang sama tentang persoalan-persoalan yang dianggap baik dan dianggap buruk, mengenai apa yang harus dikerjakan dalam hidup bersama dan mengenai apa yang tidak harus dikerjakan.Media enkulturasi bermacam- macam. Pada masyarakat yang sudah mengenal tulisan, media enkulturasi berupa tulisan, rekaman video, tape recorder, dan alat teknologi lain Iswari, 2007. Menurut Koentjaraningrat 2002:180 kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia untuk belajar. Hal tersebut berarti bahwa seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan karena tindakan manusia dalam kehidupan masyarakat memiliki beberapa tindakan yaitu tindakan naluri reflek, tindakan akibat proses fisiologi. Meskipun demikian persoalan kebudayaan dan tindakan kebudayaan merupakan tindakan yang harus dibiasakan oleh manusia dengan belajar. Persoalan kebudayaan menjadi menarik karena hal-hal itu orang dapat mendeduksikan pentingnya aspek kultural dalam aktivitas kolektif yang praktis. Segala aktivitas manusia dalam lingkungan menunjukkan proses yang berbeda dengan yang lainnya. Hubungan dengan lingkungan sosial menjadi 2 lebih intensif apabila orang tersebut menguraikan isi hatinya dengan lebih jelas dan dapat lebih mudah menerima maksud dan pendirian individu- individu lain Koentjaraningrat, 2002:230. Lingkungan masyarakat menjadikan manusia lebih memahami sebuah proses sosialisasi yang berbeda. Hal ini merupakan perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan internalisasi dalam kepribadiannya. Kabupaten Sumba Barat Daya yaitu salah satu kabupaten yang termasuk dalam propinsi Nusa Tenggara Timur. Ciri-ciri geografis Sumba barat daya yaitu beriklim tropis, terdiri dari daerah dataran rendah dan daerah dataran tinggi, pegunungan, rawa-rawa, hutan dan pertanian. Hingga kini meskipun jaman dan peradapan telah berubah maju, namun adat kebiasaan yang dianut masyarakat masih sangat kuat. Suku Kodi adalah salah satu suku di Kabupaten Sumba Barat Daya yang Masih memegang erat dalam hal kepercayaan atau aliran.Salah satunya adalah kepercayaan akan Simbol Mamuli bahwa simbol tersebut memberikan kesuburan dan perkembangan yang besar. Mamuli biasanya berbentuk omega atau lebih mirip lagi Rahim Wanita dan dipakai dalam acara budaya perkawinan orang kodi Sumba dan sudah menjadi dari Mas kawin bagi seorang mempelai Pria kepada mempelai Wanita.Dalam perkawinan adat, suku Kodi menganggapnya sebagai hulu belis. Ini berlaku untuk semua anak gadis Kodi. Kini hulu belis bisa diganti dengan kerbau jantan besar. Rupanya orang Kodi mengangap lebih menguntungkan karena harga satu ekor kerbau jantan besar di Kodi di atas Rp 25.000.000 Hebi, 2014. Hal utama tentang kepercayaan Simbol mamuli di Kodi sudah menjadi perhatian dari berbagai pihak khususnya dari pihak pemerintah dan 3 kepala suku.simbol mamuli yang berbentuk omega atau lebih mirip dengan rahim wanita tidak hanya menjadi kepercayaan di suku kodi saja tetapi sudah menjadi kepercayaan bagi semua suku diSumba dan cara menjalankanya secara kebudayaan masing masing dan tidak begitu berbeda dengan satu keyakinan,semua tujuannya sama adanya,yaitu menuju kepada perkembangan dan kesuburan. Semua makna budaya diciptakan dengan menggunakan simbol. Dalam kamus umum bahasa indonesia karangan W.J.S.Poerwadarminto sobur,1992:57 mengungkapkan bahwa simbol atau lambang adalah bentuk perwujudan semacam tanda,lukisan,perkataan dan sebagainya,semuanya itu mengandung makna tertentu. Tindakan manusia dalam menggunakan simbol atau lambang tertuang dalam teori interaksinalisme simbolik.Dimana teori mengungkapkan bahwa kehidupan manusia atau masyarakat terbentuk melalui proses interaksi dan komunikasi antar individu dengan menggunakan simbol simbol yang dipahami maknanya melalui proses belajarSutaryo,2005:9. Manusia sebagai makhluk hidup yang ada ditengah tengah manusia lainyalingkungan,sosial,dalam konteks budaya dan alam semesta,disamping memiliki sifat sifat yang bebeda dan juga memiliki hal hal yang sama dengan mahkluk hidup lainnya,yang merupakan bagian dari alam ciptaan Tuhan yang Maha EsaAdhiputra,2012:31. Kehidupan manusia dengan simbol adalah wujud dari satu keyakinan yang utama dan pertama,hal ini mengacu pada rasa sosial kita terhadap orangan lain,dimana kita diminta untuk saling memberi diantara sesama,saling menghargai dalam perbedaan agama,suku dan warna kulit. Dalam kehidupan kita sehari-hari,makna dari satu atau lebih banyak benda 4 yang mempunyai simbolis adalah warna kehidupan kita yang didalamnya adalah tanda yang tak terucap oleh suara atau kata. Bicara tentang simbolis adalah bicara tentang orang atau roh yang mengungkapkan suara atau katabahasa lewat gambaran saja. Salah satunya adalah Patung yang menggendong bayinya dengan semangat dan perjuangan yang begitu besar. Apabila kita melihat patung tersebut kita akan merasakan bagaimana rasa perjuangan seorang ibu itu dan Kita akan belajar saling menghargai diantara sesama manusia. Muncul bahwapandangan simbolis itu tidak hanya merupakan lambang atau simbol biasa saja. Simbol Mamuli adalah tanda atau lambang kesuburan pada perempuan Sumba yang ditetapkan lewat kawin Mawin. Tidak hanya itu saja,Mamuli selalu dikaitkan akan sang Pencipta yang memberikan Makna dan arti Kehidupan Manusia dan alam sekitarnya. Ada pertanda bahwa asal Mamuli adalah dari Tuhan itu sendiri atau dengan kata lainya Ia yang menciptakan Langit dan Bumi.Tetapi semuanya ini dikaji lagi dalam beberapa tahap tentang Mamuli yaitu lewat simbol,kebudayaan,Agama,suku dan Raswarna Kulit. Di era modern seperti sekarang ini hal utama adalah bagaimana kita bisa melihat bahkan merasakan arti dari sebuah Simbol itu sendiri.Tetapi tidak untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan simbol yang konon katanya adalah bentuk dari kehidupan itu sendiri.Sebagai orang Sumba saya mengajak untuk berpartisipasi ikut ambil bagian untuk meneliti dan merumuskan cerita dibalik dari sebuah simbol Mamuli.Mamuli adalah logam emas murni yang dipakai oleh pihak Belanda pada saat penjajahan tahun 1912. Perhiasaan berbentuk Omega Ω ini terbuat dari 5 emas yang bahan dasarnya berasal dari logam emas yang di berikan Belanda kepada keluarga dari raja-raja yang bersekutu dengan Belanda. Sebelumnya kedudukan logam emas sangat sentral dalam kehidupan Merapu agama asli Pulau Sumba. Dalam kepercayaan setempat logam mulia berasal dari langit. Matahari terbuat dari emas dan bulan bintang terbuat dari perak. Kemudian sebagian emas dari matahari jatuh kebumi saat matahari terbenam dan juga perak jatuh ke bumi melalui bintang jatuh meteorit. Baik logam emas dan perak dijadikan sebagai kekayaan dari kemurahan Tuhan yang disimpan menjadi relik suci oleh klan-klan di Sumba daun lontar, 2011. Berdasarkan deskripsi yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang symbol mamulidalam masyarakat Sumba, khususnya di Kecamatan Kodi Kabupaten Sumba Barat Daya. Judul penelitian yang diajukan adalah: “Mamuli Sebagai Simbol Kebudayaan Sumba”.

B. Rumusan Masalah