1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Pengadilan Agama Tangerang dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan Peradilan Tingkat Pertama, baik
yang bersifat administratif, keuangan dan organisasi mengacu pada Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor MASEK07SKIII2006 tentang Organisasi dan Tatakerja
Sekretariat Mahkamah Agung RI, Lembaga Mahkamah Agung RI sebagai salah satu institusi negara kepemerintahan sesuai dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor
XIMPR1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan peranannya dalam pengelolaan sumber daya, dan sumber dana serta kewenangan yang ada yang
dipercayakan oleh publik. Untuk itulah Pengadilan Agama Tangerang membuat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
LKjIP Tahun 2015.
B. Tugas dan Fungsi
Pengadilan Agama Tangerang merupakan lingkungan peradilan Agama di bawah Mahkamah Agung RI sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakan Hukum dan Keadilan, Pengadilan Agama Tangerang sebagai Peradilan Tingkat Pertama yang merupakan perpanjangan kekuasaan Mahkamah Agung,
bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara yang masuk di tingkat pertama.
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama
merupakan dasar Pengadilan Agama Tangerang
untuk menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara tertentu antara orang-orang yang beragama Islam di bidang :
1. Perkawinan 2. Waris
3. Wasiat 4. Hibah
2
5. Wakaf 6. Zakat
7. Infaq 8. Shadaqah
9. Ekonomi syariah.
Dalam melaksanakan tugas, Pengadilan Agama Tangerang menyelenggarakan fungsi : 1. Fungsi mengadili judicial power, yakni menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan
perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat pertama vide : Pasal 49 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006.
2. Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan, dan petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya, baik menyangkut teknis yudicial, administrasi
peradilan, maupun administrasi umumperlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan pembangunan. vide : Pasal 53 ayat 3 Undang-undang Nomor Nomor 3 Tahun 2006 jo.
KMA Nomor KMA080VIII2006. 3. Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan tugas dan
tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti, dan JurusitaJurusita Pengganti di bawah jajarannya agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya vide :
Pasal 53 ayat 1 dan 2 Undang-undang Nomor Nomor 3 Tahun 2006 dan terhadap pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta pembangunan. vide: KMA Nomor
KMA080VIII2006. 4. Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang hukum Islam kepada
instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta. vide : Pasal 52 ayat 1 Undang- undang Nomor Nomor 3 Tahun 2006.
5. Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan teknis dan persidangan, dan administrasi umum kepegawaian, keuangan, dan umumperlengakapan vide : KMA
Nomor KMA080 VIII2006. 6. Fungsi Lainnya :
a. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan tugas hisab dan rukyat dengan instansi lain yang terkait, seperti Kemenag, MUI, Ormas Islam dan lain-lain vide: Pasal 52 A Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2006.
3
b. Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan risetpenelitian dan sebagainya serta memberi akses yang seluas-luasnya bagi masyarakat dalam era keterbukaan dan transparansi
informasi peradilan, sepanjang diatur dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA144SKVIII2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan.
C. Kendala pelaksanaan Tugas