Reliabilitas Proses Pengembangan Instrumen

Putri Aulia Diah Pratiwi, 2014 Penerapan Levels Of Inquiry Untuk Meningkatkan Achievement Siswa Smp Pada Pokok Bahasan Optik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk menentukan butir soal mana yang digunakan maka peneliti menggunakan pertimbangan validitas uji coba dan validitas ahli. Hal ini dikarenakan ketika uji instrumen berlangsung, sampel uji coba tidak mengerjakan soal dengan serius dan banyak yang saling mencontek, sehingga penentuan butir soal tidak mungkin sepenuhnya didasarkan pada hasil uji coba. Oleh karena itu peneliti mempercayakan kredibilitas tim ahli sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan penentuan butir soal. Soal yang memiliki kriteria rendah menurut validitas uji coba, terlebih dahulu dicocokkan dengan hasil validitas ahli dengan tujuan apakah memang benar soal tersebut memiliki kriteria rendah berdasarkan kedua hasil validitas. Jika hasil validitas ahli dan validitas uji coba sama-sama menunjukkan kriteria rendah maka soal tersebut direvisi atau bahkan diganti. Namun sebaliknya jika validitas ahli menunjukkan hasil yang berkebalikan dengan validitas uji coba maka soal tersebut tetap digunakan.

2. Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama, meskipun oleh orang, waktu dan tempat yang berbeda pula Arikunto S, 2009, hlm.86 Sugiyono, 2011, hlm.173. Untuk pengujian reliabilitas instrumen, peneliti melakukan teknik internal consistency, maksudnya ialah peneliti mengujicobakan instrumen hanya sekali saja, kemudian data yang diperoleh dari hasil uji coba di analisis. Untuk soal pilihan ganda, teknik analisis yang digunakan ialah teknik Belah Dua Split-Half Technique dengan bantuan Microsoft excel, yaitu dilakukan dengan cara membagi tes menjadi dua bagian yang relatif sama, sehingga testi mempunyai dua skor, yaitu skor belahan pertama awal soal nomor ganjil dan skor belahan kedua akhir soal nomor genap. Koefisien Putri Aulia Diah Pratiwi, 2014 Penerapan Levels Of Inquiry Untuk Meningkatkan Achievement Siswa Smp Pada Pokok Bahasan Optik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu reliabilitas belahan tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi angka kasar Pearson sebagai berikut: dengan: n = banyak subjek ; x 1 = kelompok data belahan pertama x 2 = kelompok data belahan kedua Untuk mengetahui koefisien reliabilitas alat evaluasi keseluruhan menggunakan rumus Spearman Brown yaitu: Dengan : merupakan korelasi antara skor-skor setiap belahan tes merupakan koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan. Sedangkan untuk soal constructed response menggunakan teknik analisis alpha cronbach seperti yang dikemukakan oleh Fraenkel, J.R 2012, hlm.158 bahwa “...alpha cronbach to be used in calculating the reliability of items that are not scored right versus wrong, as in some essay tests where more than one answer is possible”. Adapun rumus perhitungannya adalah Arikunto S, 2010, hlm.239 = Dengan : ; k = banyaknya butir pertanyaan =jumlah varians butir; =varians total Kriteria suatu instrumen dikatakan reliable apabila koefisien reliabilitasnya lebih besar dari r tabel . Untuk menginterpretasikan derajat reabilitas instrumen dapat menggunakan tolak ukur yang dikemukakan oleh Guilford seperti yang ditunjukkan pada tabel kriteria reliabilitas di bawah ini: Tabel 3.7. Kriteria Reliabilitas Putri Aulia Diah Pratiwi, 2014 Penerapan Levels Of Inquiry Untuk Meningkatkan Achievement Siswa Smp Pada Pokok Bahasan Optik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas 0,80 r ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 r ≤ 0,80 Tinggi 0,40 r ≤ 0,60 Cukup 0,20 r ≤ 0,40 Rendah 0,00 r ≤ 0,20 Sangat rendah Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan rumus spearman brown pada soal pilihan ganda dan dengan rumus alpha cronbach pada soal constructed response maka diperoleh masing-masing nilai reliabilitas yaitu 0,53 dan 0,55. Kedua nilai tersebut berada pada kategori cukup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini memiliki tingkat keajegan yang cukup. 3.Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sulit. Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sukar sampai 1,00 mudah. Rumus mencari indeks kesukaran adalah : keterangan : P : indeks kesukaran B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS : jumlah seluruh siswa peserta tes Tabel 3.8. Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks kesukaran Kriteria 0,00 – 0,30 Sukar 0,3 1 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah Arikunto.S, 2009, hlm..207-210 Tabel dibawah menyajikan hasil taraf kesukaran tiap butir soal setelah dilakukan uji coba instrumen Tabel 3.9 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal Sukar 17, 21, 23, 24, 25, 31, 32 7 Sedang 4,14,15,18,20,22,26,28,29,30 10 Putri Aulia Diah Pratiwi, 2014 Penerapan Levels Of Inquiry Untuk Meningkatkan Achievement Siswa Smp Pada Pokok Bahasan Optik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mudah 1,2,3,5,6,7,8,9,10,11,12,13,16,19,27 15 Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa dari 32 soal yang diujicobakan maka 21,875 berada pada kategori sukar, 31,25 berada pada kategori sedang dan 46,875 berada pada kategori mudah.

4. Daya Pembeda