Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengelolaan Data

Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu pencemaran pabrik

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan tes. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan Arikunto, 2013: 67. Alat tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dengan menggunakan soal pilihan ganda untuk mengukur pemahaman siswa dan soal uraian untuk mengukur kemampuan berpikir kritis. Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data yang Digunakan Instrumen Topikajian Sumber Data Soal tes obyektif Mengukur pemahaman konsep Siswa Soal tes uraian Mengukur kemampuan berpikir kritis Siswa

G. Teknik Pengelolaan Data

Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian, maka soal tersebut harus diuji cobakan terlebih dahulu pada siswa yang telah memperoleh materi berkenaan dengan penelitian ini. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui instrumen yang dibuat telah memenuhi syarat instrumen yang baik, yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. 1. Validitas Tes Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen yang digunakan dalam penelitian, Arikunto 2006. Validitas instrumen dalam penelitian ini yaitu validitas konstruksi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang ditunjukkan dalam tujuan instruksional khusus Arikunto, 2013: 83. Sedangkan Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu validitas isi suatu alat evaluasi artinya ketepatan alat tersebut ditinjau dari segi materi yang dievaluasikan Suherman, 2003. Validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Apakah soal pada instrumen penelitian sesuai atau tidak dengan materi yang diajarkan. Validitas konstruk dilakukan peneliti kepada dosen pascasarjana UPI yaitu ibu Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, Ms dan bapak Prof. Dr. H. Disman, M.Si. adapun koreksi dari hasil uji validitas instrumen oleh buk Enok yaitu untuk pembuatan soal pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis baiknya sub indikator yang ada dipilih sesuai dengan perkembangan kognitif siswa SD. Hal ini sesuai dengan pembahasan peneliti pada bab 2 bahwa untuk instument tidak semua dari sub indikator dimasukan. Sedangkan hasil koreksi dari Prof. Disman yaitu memperbaiki kata-kata pada soal sehingga mudah untuk dimengerti oleh siswa dan untuk kemampuan berpikir kritis menggunakan soal essay. Hasil dari validitas teoritik ini dilakukan uji Cochran’s Q dengan bantuan program SPSS 16 for Windows , untuk melihat keterkaitan antar skor yang diberikan oleh beberapa validator. Hipotesis yang diuji adalah: H : Para penimbang memberikan pertimbangan yang seragam H 1 : Para penimbang memberikan pertimbangan yang tidak seragam Kriteria pengujian yang digunakan, adalah jika p-value sig. lebih besar dari 0,05, maka H diterima, dan untuk kondisi lainnya H ditolak langkah-langkah pengujian seperti pengujian pada hipotesis penelitian. Kemudian validitas butir tes diuji dengan bantuan Microsoft Excel 2007 dengan langkah-langkah sebagai berikut Sundayana,2010: 1 Menghitung harga korelasi setiap butir tes menggunakan rumus Product Moment Pearson sebagai berikut. r xy – Keterangan : r x y : Koefisien validitas. Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu X : Skor satu butir soal tertentu terhadap skor total jumlah skor siswa pada butir. Y : Skor total jumlah skor semua siswa pada tiap butir soal. N : Jumlah subyek. 2 Melakukan perhitungan uji-t dengan rumus. 3 Mencari t tabel dengan t tabel = t α dk = n-2. 4 Membuat kesimpulan, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika t hitung t tabel , butir soal valid, atau Jika t hitung ≤ t tabel , butir soal tidak valid. 2. Reliabilitas Tes Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama Arikunto, 2013: 100. Suatu alat evaluasi tes disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas tes ini adalah rumus Alpha Arikunto, 2003 Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen ∑σ i 2 = jumlah varians skor tiap –tiap item σ t 2 = varians total n = banyaknya soal Menurut Suherman 2001 ketentuan klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut: Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Besarnya nilai r 11 Interpretasi 0,80 r 11 ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 r 11 ≤ 0,80 Tinggi 0,40 r 11 ≤ 0,60 Cukup 0,20 r 11 ≤ 0,40 Rendah r 11 ≤ 0,20 Sangat rendah 3. Daya Pembeda Daya pembeda soal yang kita ketahui adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Hal ini ditegaskan pula oleh Suherman 2001 Daya pembeda sebuah butir soal tes untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah bodoh. Daya pembeda item dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi item. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda menurut Surapranata 2009 adalah: Keterangan: DP = Daya pembeda = Rata-rata skor pada kelompok atas = Rata-rata skor pada kelompok bawah = Skor maksimum pada butir soal Menurut Suherman 2001 klasifikasi interpretasi daya pembeda soal sebagai berikut: Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda Interpretasi DP ≤ 0,00 Sangat Jelek 0,00 DP ≤ 0,20 Jelek Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 0,20 DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 0,70 DP ≤ 1,00 Sangat Baik 4. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal tes Arikunto, 2006. Menurut Surapranata 2009, tingkat kesukaran untuk soal uraian dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. Dimana : TK = Tingkat Kesukaran = Rata-rata skor pada butir soal = Skor maksimum pada butir soal Menurut Suherman 2001 klasifikasi tingkat kesukaran soal sebagai berikut: Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran Klasifikasi TK = 0,00 Soal Sangat Sukar 0,00  TK  0,3 Soal Sukar 0,3  TK ≤ 0,7 Soal Sedang 0,7  TK ≤ 1,00 Soal Mudah TK = 1,00 Soal Sangat Mudah

H. Teknik Analisis Data