T PD 120100 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN Rahayu 5 yang berlokasi di Jalan Terusan Permai No. 25 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Populasi penelitian ini, yakni seluruh kemampuan siswa dalam pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis di kelas IV SDN Rahayu 5 Kecamatan Margaasih kabupaten Bandung. kelas eksperimen dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Rahayu 5 berjumlah 40 siswa. Sedangkan kelas kontrol adalah siswa kelas IV SDN Rahayu 4, yang keduanya dipandang memiliki kemampuan setara.

B. Desain Penelitian

Desain dari penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan Nonequivalent Control Group Desaign dengan tiga variabel yaitu learning cycle (X) sebagai variabel bebas (independent variable), pemahaman konsep siswa (Y1) dan kemampuan berpikir kritis (Y2) sebagai variabel terikat (dependent va riable). Penelitian ini didesain dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperiment dan kelompok kontrol.

Langkah selanjutnya, akan dilakukan uji pretes maupun postest pada kedua kelompok, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Walaupun diberikan perlakuan yang berbeda antara kedua kelompok tetapi untuk pengujian baik kelompok eksperimen maupun kontrol menggunakan perangkat tes yang sama.

Mekanisme penelitian, dapat digambarkan sebagai berikut:

Learning Cycle (X)

Kemampuan Berpikir Kritis (Y1)

Pemahaman Konsep (Y2)


(2)

Gambar 3.1

Secara sederhana desain penelitian, yaitu desain control group Pretes-postest berikut:

Kelompok Pretest Treatment Postest

A O1 X O2

B O3 O4

Keterangan:

A : Perlakuan model learning cycle 5E

B : Perlakukan berupa pembelajaran secara konvensional

O1 : Pretes kelas experimen

O2 : Postes kelas experimen

O3 : Pretes kelas kontrol

O4 : Postes kelas kontrol

(Schumacher, 2001: 342) Berdasarkan desain penelitian eksperimen kuasi tersebut, selanjutnya peneliti membuat alur penelitian untuk memudahkan pengecekan dan pemahaman terhadap pelaksanaan penelitian ini. Alur penelitiannya sebagai berikut:


(3)

Sedangkan rincian prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:

Prosedur pada penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengumpulan data. Uraian dari kedua tahap tersebut adalah sebagai berikut;

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Studi Kepustakaan

Pretes kelas eksperimen Pretes kelas kontrol

Pelaksanaan pembelajaran dengan model Learning Cycle 5E

Postes kelas eksperimen Postes kelas kontrol

Analisis data

Kesimpulan

Penyusunan, uji coba, revisi dan pengesahan instrumen

Pelaksanaan pembelajaran konvensional


(4)

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan penelitian meliputi tahap-tahap penyusunan proposal, seminar proposal, studi pendahuluan, penyusunan instrumen penelitian pengujian instrumen dan perbaikan instrumen. Kegiatannya meliputi:

1) Menentukan jadwal penelitian

Penentuan jadwal penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapan waktu yang tepat melakukan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap (II) Tahun Pelajaran 2013/2014.

2) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, dengan mengkaji terlebih dahulu silabus mata pelajaran IPS kelas IV SD semester genap. Pengkajian dilakukan terhadap materi pelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP disusun disesuaikan dengan pembelajaran model learning cycle 5E.

3) Membuat kisi-kisi tes uji coba.

4) Mempersiapkan instrumen pengumpulan data berupa tes pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis.

b. Tahap pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran model learning cycle 5E di kelas eksperimen. Berikut ini dijelaskan proses pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen, yaitu:

1) Tahap pembangkitan minat (engagement)

Guru membangkitkan minat dan keingintahuan siswa dengan melontarkan pertanyaan tentang kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topik)

2) Tahapan Eksplorasi

a) Guru mmbentuk siswa menjadi beberapa kelompok, yang terdiri dari 4-5 siswa.


(5)

b) Siswa diajak menjelaskan konsep yang ditemukan dengan kalimat sendiri

3) Tahapan Penjelasan (exploration) a) Guru memandu diskusi

b) Siswa secara kritis mengeluarkan dan mendengarkan pendapat teman c) Memberikan masukan atau pendapat lain

4) Tahapan elaborasi

a) Guru membimbing siswa untuk bertanya mengenai konsep yang telah didapat sebelumnya dan mengusulkan pemecahan masalah

b) Guru membimbing siswa membuat kesimpulan. 5) Tahapan Evaluasi

a) Siswa melakukan evaluasi diri dengan mengungkapkan kekurangan atau kelebihan pembelajaran yang telah didapatkan agar kedepannnya menjadi lebih baik.

c. Tahap pengumpulan data

Tahap penulisan laporan meliputi tahap pengolahan data, analisis data, dan penyusun laporan secara lengkap.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang digunakan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol (Sukmadinata, 2013: 53). Sedangkan metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan kelompok siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran model learning cycle 5E dan kelompok kontrol (kelas pembanding) adalah kelompok siswa yang pembelajarannya tidak menggunakan pembelajaran model learning cycle 5E (konvensional).


(6)

Variabel penelitian ini melibatkan tiga jenis variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol.

a. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu model learning cycle 5E.

b. Variabel terikat pada penelitian ini adalah pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa pembelajaran IPS.

c. Variabel kontrol pada penelitian ini, merupakan kategori kemampuan awal pembelajaran IPS siswa.

D. Definisi Operasional

Terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam judul maupun isi dalam penelitian ini yang perlu diklarifikasi agar memperoleh kesamaan persepsi, istilah-istilah. Hal ini ditegaskan oleh Rosnenty (2010: 12) bahwa Operationalizing variables means stating them in an observa ble and measurable from making them availabe for manipulation, control and exa mination”. Definisi operasional dalam penelitian ini yaitu:

1. Model learning cycle 5E

Learning cycle 5E merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan konsep-konsep tertentu dan keterampilan menalar. Hal ini ditegaskan oleh Kolumuc (2012) bahwa LC terdiri dari 5 tahapan yang mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran sehingga memungkinkan siswa untuk mengkonstruksi konsep-konsep melalui mereka sendiri. Model pembelajaran learning cycle 5E itu sendiri merupakan sebuah tahapan kegiatan yang dirancang melalui lima tahapan sebagai upaya agar siswa dapat belajar lebih aktif dimulai dari tahapan pembangkitan minat (enga gement) Pada tahap kedua eksplorasi (exploration) Pada tahap ketiga penjelasan (explanation). Kemudian tahap keempat elaborasi (elaboration). Terakhir tahapan Evaluasi (Evaluation)


(7)

Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan dalam menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari sehingga dapat disajikan dalam bentuk yang dapat dimengerti dan mampu memberikan interpretasi serta mampu mengklasifikasikanya kedalam hubungan konsep dan makna dari konsep tersebut (Bloom, 1979). Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti pemahaman konsep siswa khususnya dalam pembelajaran IPS kelas IV di sekolah dasar dengan menggunakan 7 indikator antara lain: menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan (Anderson dan Krathwohl 2010: 100).

3. Kemampuan berpikir kritis

Gunawan (2007: 177) yang menjelaskan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir pada level yang kompleks dan menggunakan proses analisis dan evaluasi sehingga membutuhkan perlakuan yang dapat merangsang kemampuan berpikir siswa. Dalam hal ini gunawan juga menjelaskan bahwa berpikir kritis melibatkan keahlian berpikir induktif seperti mengenali hubungan, menganalisis masalah yang bersifat terbuka, menentukan sebab akibat, membuat kesimpulan dan memperhitungkan data yang relevan. Penelitian ini menggunakan 5 indikator kemampuan berpikir kritis dari Ennis yaitu: (1) memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification), (2) membangun keterampilan dasar (basic support), (3) menyimpulkan (interenci), (4) memberikan penjelasan lanjutan (advanced clarification), dan (5) mengatur strategi dan teknik.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu jenis instrumen yaitu tes. Instrumen dalam bentuk tes terdiri dari seperangkat soal tes yang mengukur pemahaman konsep dan kemampuan berpikir siswa. Uraian mengenai instrumen penelitian yang berupa: tes (Pretes dan posttest) kemampuan pemahaman konsep dan berpikir kritis siswa yang sudah diuji coba (analisis validitas, realibilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen tes).


(8)

1. Tes Pemahaman Konsep

Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar memecahkan masalah sosial yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini, tes digunakan oleh peneliti untuk mengetahui perbedaan pengaruh model pembelajaran learning cycle 5E terhadap pemahaman konsep antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam bentuk soal pilihan ganda. Adapun tes yang digunakan dalam teknik pengumpul data penelitian ini adalah:

a. Pretest adalah tes yang dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran pemahaman konsep dengan tanpa perlakuan untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol

b. Postest adalah tes yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran untuk kelas eksperimen melalui model learning cycle 5E, sedangkan kelas kontrol menggunakan pendekatan konvensional (pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru).

Langkah penyusunan tes dimulai dari penyusunan kisi-kisi dengan konsultasi pada pembimbing. Perancangan butir soal berpedoman pada jenjang kognitif pemahaman konsep oleh Anderson & Krathwohl (2010: 100). Kisi-kisi yang disusun mencakup aspek pemahaman konsep dalam bentuk soal dan kemampuan berpikir kritis, (kisi-kisi soal tes kemampuan berpikir kritis terlampir).

2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Tes untuk kemampuan berpikir kritis berbentuk uraian, yaitu melakukan pretes dan postes di kelas ekperimen maupun kelas kontrol. Pada tes kemampuan berpikir kritis diberikan tes soal uraian untuk siswa terhadap materi pembelajaran IPS SD.

Untuk penskoran terhadap jawaban kemampuan berpikir kritis yang diperoleh siswa dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1


(9)

No. Soal

Skor Kriteria

1 3 Siswa sangat jelas dalam menjelaskan dampak positif maupun negatif dari penggunaan teknologi masa lalu dan masa kini

2 Siswa cukup jelas dalam menjelaskan dampak positif maupun negatif dari penggunaan teknologi masa lalu dan masa kini

1 Siswa kurang jelas dalam menjelaskan dampak positif maupun negatif dari penggunaan teknologi masa lalu dan masa kini

2 3 Siswa sangat tepat mempertimbangkan suatu alternatif solusi terhadap dampak buruk perkembangan teknologi komunikasi dan cara mengatasi dampak tersebut

2 Siswa cukup tepat mempertimbangkan suatu alternatif solusi terhadap dampak buruk perkembangan teknologi komunikasi dan cara mengatasi dampak tersebut

1 Siswa kurang tepat mempertimbangkan suatu alternatif solusi terhadap dampak buruk perkembangan teknologi komunikasi dan cara mengatasi dampak tersebut

3 3 Siswa sangat tepat mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi peristiwa yang menyebabkan terjadinya kecelakaan dan cara agar terhindar dari kecelakaan 2 Siswa cukup tepat mendeduksi dan mempertimbangkan

hasil deduksi peristiwa yang menyebabkan terjadinya kecelakaan dan cara agar terhindar dari kecelakaan 1 Siswa kurang tepat mendeduksi dan mempertimbangkan

hasil deduksi peristiwa yang menyebabkan terjadinya kecelakaan dan cara agar terhindar dari kecelakaan 4 3 Siswa sangat jelas mengidentifikasi asumsi mengenai

kelebihan dan kekurangan menggunakan alat transportasi masa kini atau modern

2 Siswa cukup jelas mengidentifikasi asumsi mengenai kelebihan dan kekurangan menggunakan alat transportasi masa kini atau modern

1 Siswa kurang jelas mengidentifikasi asumsi mengenai kelebihan dan kekurangan menggunakan alat transportasi masa kini atau modern

5 3 Siswa sangat tepat menentukan tindakan cara mengatasi pencemaran pabrik

2 Siswa cukup tepat menentukan tindakan cara mengatasi pencemaran pabrik


(10)

pencemaran pabrik

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan tes. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2013: 67).

Alat tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dengan menggunakan soal pilihan ganda untuk mengukur pemahaman siswa dan soal uraian untuk mengukur kemampuan berpikir kritis.

Tabel 3.2

Teknik Pengumpulan Data yang Digunakan

Instrumen Topi/kajian Sumber Data

Soal tes obyektif Mengukur pemahaman konsep Siswa Soal tes uraian Mengukur kemampuan berpikir kritis Siswa G. Teknik Pengelolaan Data

Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian, maka soal tersebut harus diuji cobakan terlebih dahulu pada siswa yang telah memperoleh materi berkenaan dengan penelitian ini. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui instrumen yang dibuat telah memenuhi syarat instrumen yang baik, yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

1. Validitas Tes

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen yang digunakan dalam penelitian, Arikunto (2006). Validitas instrumen dalam penelitian ini yaitu validitas konstruksi.

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang ditunjukkan dalam tujuan instruksional khusus (Arikunto, 2013: 83). Sedangkan


(11)

validitas isi suatu alat evaluasi artinya ketepatan alat tersebut ditinjau dari segi materi yang dievaluasikan (Suherman, 2003). Validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Apakah soal pada instrumen penelitian sesuai atau tidak dengan materi yang diajarkan.

Validitas konstruk dilakukan peneliti kepada dosen pascasarjana UPI yaitu ibu Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, Ms dan bapak Prof. Dr. H. Disman, M.Si. adapun koreksi dari hasil uji validitas instrumen oleh buk Enok yaitu untuk pembuatan soal pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis baiknya sub indikator yang ada dipilih sesuai dengan perkembangan kognitif siswa SD. Hal ini sesuai dengan pembahasan peneliti pada bab 2 bahwa untuk instument tidak semua dari sub indikator dimasukan. Sedangkan hasil koreksi dari Prof. Disman yaitu memperbaiki kata-kata pada soal sehingga mudah untuk dimengerti oleh siswa dan untuk kemampuan berpikir kritis menggunakan soal essay.

Hasil dari validitas teoritik ini dilakukan uji Cochran’s Q dengan bantuan program SPSS 16 for Windows, untuk melihat keterkaitan antar skor yang diberikan oleh beberapa validator. Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : Para penimbang memberikan pertimbangan yang seragam

H1 : Para penimbang memberikan pertimbangan yang tidak seragam

Kriteria pengujian yang digunakan, adalah jika p-value (sig.) lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima, dan untuk kondisi lainnya H0 ditolak (langkah-langkah

pengujian seperti pengujian pada hipotesis penelitian).

Kemudian validitas butir tes diuji dengan bantuan Microsoft Excel 2007 dengan langkah-langkah sebagai berikut (Sundayana,2010):

1) Menghitung harga korelasi setiap butir tes menggunakan rumus Product Moment Pearson sebagai berikut.

r xy

Keterangan :


(12)

X : Skor satu butir soal tertentu terhadap skor total (jumlah skor siswa pada butir).

Y : Skor total (jumlah skor semua siswa pada tiap butir soal). N : Jumlah subyek.

2) Melakukan perhitungan uji-t dengan rumus.

3) Mencari ttabel dengan ttabel = tα (dk = n-2).

4) Membuat kesimpulan, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika thitung > ttabel, butir soal valid, atau

Jika thitung≤ ttabel, butir soal tidak valid.

2. Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama (Arikunto, 2013: 100). Suatu alat evaluasi (tes) disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas tes ini adalah rumus Alpha (Arikunto, 2003)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

∑σi2 = jumlah varians skor tiap–tiap item

σt2 = varians total

n = banyaknya soal

Menurut Suherman (2001) ketentuan klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.3


(13)

Besarnya nilai r11 Interpretasi

0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r11≤ 0,60 Cukup

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah

r11≤ 0,20 Sangat rendah

3. Daya Pembeda

Daya pembeda soal yang kita ketahui adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Hal ini ditegaskan pula oleh Suherman (2001) Daya pembeda sebuah butir soal tes untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (bodoh). Daya pembeda item dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi item. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda menurut Surapranata (2009) adalah:

Keterangan:

DP = Daya pembeda

= Rata-rata skor pada kelompok atas

= Rata-rata skor pada kelompok bawah = Skor maksimum pada butir soal

Menurut Suherman (2001) klasifikasi interpretasi daya pembeda soal sebagai berikut:

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda

Kriteria Daya Pembeda Interpretasi

DP ≤ 0,00 Sangat Jelek


(14)

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal tes (Arikunto, 2006). Menurut Surapranata (2009), tingkat kesukaran untuk soal uraian dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Dimana :

TK = Tingkat Kesukaran

= Rata-rata skor pada butir soal = Skor maksimum pada butir soal

Menurut Suherman (2001) klasifikasi tingkat kesukaran soal sebagai berikut:

Tabel 3.5

Klasifikasi Koefisien Tingkat Kesukaran

Kriteria Tingkat Kesukaran Klasifikasi TK = 0,00 Soal Sangat Sukar 0,00  TK  0,3 Soal Sukar

0,3 TK ≤ 0,7 Soal Sedang

0,7 TK ≤ 1,00 Soal Mudah

TK = 1,00 Soal Sangat Mudah


(15)

Data yang diperoleh dalam penlitian ini adalah data kuantitatif dengan menggunakan teknik statistika berdasarkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.

Data kuantitatif yang diperoleh dalam penelitian ini akan dilakukan uji statistik. Pengujian tersebut dilakukan pada hasil uji instrumen, data pretes, dan postes. Hasil uji instrumen diolah dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007 untuk memperoleh validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. Data hasil pretes dan postes pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa diolah dengan menggunakan bantuan Software SPSS 16 For Windows.

Pengolahan dengan menggunakan uji statistik dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Asumsi normalitas merupakan prasyarat kebanyakan prosedur statistika inferential. Dalam penelitian ini, asumsi normalitas dieksplorasi menggunakan uji normalitas Lilifors (Kolmogorov Smirnov) melalui SPSS 16 dengan taraf signifikansi α = 0.05. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:

H0 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Uji normalitas dilakukan untuk menilai perbedaan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS sebelum dan sesudah diberikan treatment atau perlakuan. Uji normalitas dengan cara menggunakan Gain factor normalized yang menggunakan rumus:

ɡ

=

Dimana: G= gain faktor Spost= skor postest Spre= skor Pretes


(16)

SMI= skor maksimum ideal

Untuk kriteria nilai g: G ≤ 0,300 maka peningkatan dikatakan rendah, 0,300 ≤ g ≤ 0,700 dikatakan sedang dan G≥0,700 peningkatan dikatan tinggi. Semakin besar nilai g maka semakin besar tingkat kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui distribusi data, apakah homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan cara membandingkan varian terbesar dan varian terkecil dengan menggunakan tabel. Adapun langkah-langkah uji homogenitas sebagai berikut:

a. Mencari nilai varian terbesar dan terkecil denga rumus: Fhitung= _Varian Besar_

Varian Kecil

b. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan kriteria: Jika Fhitung <

Ftabel, maka varians adalah homogen dan uji komparatif dapat dilakukan.

Jika menggunakan program SPSS 16, maka dapat dilakukan dengan analisis non parametrik tes yaitu dengan menggunakan Two Related Sample Tes yaitu dengan membandingkan angka signifikan (Sig) dengan nilai alfa dengan kriteria: jika angka signifikan (Sig) < α, maka H0 ditolak. Sebaliknya, jika angka (Sig) > α

maka H0 diterima. Selengkapnya kaidah uji homogenitas dengan menggunakan Kolmogorov Sminorv sebagai berikut:

H0: data sampel memiliki variansi homogen H1: data sampel tidak memiliki variansi homogen

3. Uji t

Untuk menarik kesimpulan dalam penelitian maka dibutuhkan pembuktian hipotesis (Arikunto, 2010). Uji t dilakukan untuk membuktikan hipotesis mengenai adanya pengaruh penerapan model learning cycle 5E terhadap dan


(17)

pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS SD.

Data yang diperoleh haruslah data yang berdistribusi normal. Adapun rumus yang digunakan untuk uji t Susetyo (2010: 203) adalah sebagai berikut:

keterangan:

X1 = Mean kelas eksperimen X2= Mean kelas kontrol

n

1= jumlah siswa kelas eksperimen

n

2= jumlah siswa kelas kontrol

nilai thitung kemudian dibandingkan dengan ttabel pada nilai α = 0,05 dan derajat

kebebasan dk= n-1. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan jika thitung

<ttabel maka Ho diterima.

I. Uji Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen variabel pemahaman konsep dan berpikir kritis. Tes untuk pemahaman konsep peneliti menggunakan soal bentuk pilihan ganda sedangkan berpikir kritis menggunakan soal uraian yang diuji cobakan kepada 42 siswa di SDN Rahayu 6 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Berikut hasil uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

1. Uji Validitas

Pengujian tingkat validitas tiap item dipergunakan analisis item, artinya mengkorelasikan skor item dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor item. Persyaratan minimum agarsoal dapat dikatakan valid apabila r = 0,2 sehingga apabila korelasi antar item kurang dai 0,2 interumen tersebut dinyatakan tidak valid.


(18)

a. Adapun hasil uji coba mengenai tingkat validitas butir pilihan ganda disajikan dalam tabel 3.6 dibawah ini:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Pemahaman Konsep No. Soal r-hitung Interpretasi

1 0,36 Valid

2 0,38 Valid

3 0,50 Valid

4 0,50 Valid

5 0,42 Valid

6 0,55 Valid

7 0,35 Valid

8 0,20 Valid

9 0,50 Valid

10 0,41 Valid

11 0,51 Valid

12 0,24 Valid

13 0,00 Tidak Valid

14 0,00 Tidak Valid

15 0,35 Valid

16 0,50 Valid

17 0,31 Valid

18 0,01 Tidak Valid

19 0,32 Valid

20 0,21 Valid

21 0,51 Valid

22 0,38 Valid

23 0,59 Valid

24 0,36 Valid

25 0,51 Valid

26 0,48 Valid

27 0,46 Valid

28 0,51 Valid

29 -0,07 Tidak Valid

30 0,49 Valid

31 0,60 Valid

32 0,55 Valid

33 -0,06 Tidak Valid

34 0,16 Tidak Valid

35 0,09 Tidak Valid

36 0,45 Valid


(19)

38 0,42 Valid

39 0,21 Valid

40 0,33 Valid

41 0,44 Valid

42 0,70 Valid

43 0,39 Valid

44 0,33 Valid

45 0,45 Valid

46 -0,39 Tidak Valid

47 0,21 Valid

48 0,20 Valid

Setelah dilaksanakan uji coba dan analisis terhadap 48 soal pilihan ganda ternyata 40 soal termasuk dalam kategori valid dan sebanyak 8 soal termasuk dalam kategori tidak valid sehingga dari soal valid tersebut peneiti memilih sebanyak 30 soal yang mewakili dari sub indikator penelitian. Soal yang termasuk dalam kategori valid dan tidak valid tercantum dalam tabel 3.7

Tabel 3.7

Hasil AnalisisValiditas Butir Soal Tes Pemahaman Konsep Siswa

No Butir Soal Keterangan

1 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,15,16,17,19,20,21,22,23,24, 25,26,27,28,30,31,31,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,4 7,48

Valid

2 13,14,18,29,33,34,35,46 Tidak Valid

b. Uji Validitas Soal Uraian

Sedangkan uji validitas untuk soal uraian pada kemampuan berpikir kritis disajikan pada Tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8

Hasil Validitas Kemampuan Berpikir kritis No. Soal r-hitung Interpretasi

1 0,37 Valid

2 0,41 Valid

3 0,44 Valid

4 0,36 Valid

5 0,47 Valid

6 0,25 Valid


(20)

8 0,45 Valid

9 0,32 Valid

10 0,40 Valid

11 0,00 Tidak Valid

12 0,27 Valid

Sedangkan uji coba soal untuk kemampuan berpikir kritis dari analisis terhadap 12 soal uraian ternyata 11 soal termasuk dalam kategori valid dan hanya 1 soal yang dalam kategori tidak valid sehingga dari soal valid tersebut peneiti memilih sebanyak 5 soal yang mewakili dari sub indikator penelitian kemampuan berpikir kritis. Soal yang termasuk dalam kategori valid dan tidak valid tercantum dalam tabel 3.9.

Tabel 3.9 Hasil AnalisisValiditas Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

No Butir Soal Keterangan

1 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,12 Valid

2 11 Tidak Valid

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas tes dalam penelitian ini digunakan dengan bantuan software Anates V.4 for Window untuk soal pilihan ganda dan uraian. Hasil reliabilitas soal pemahaman konsep dan berpikir kritis disajikan pada Tabel 3.10 berikut:

Tabel 3.10

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Kemampuan r11 Klasifikasi

Pemahaman Konsep 0,84 Sangat Tinggi

Berpikir kritis 0,53 Cukup

3. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Perhitungan tingkat kesukaran pada soal pemahaman konsep jenis pilihan ganda yaitu pilihan ganda menggunakan bantuan sofware Anates V.4 for


(21)

Windows. Beikut disajikan ringkasan tingkat kesukaran tes pilihan ganda pada abel 3.11 berikut

Tabel 3.11

Tingkat Kesukaran Butir Tes Pemahaman Konsep

No. Soal TK Interpretasi

1 0,66 Sedang

2 0,19 Sukar

3 0,80 Mudah

4 0,85 Sangat Mudah

5 0,83 Mudah

6 0,52 Sedang

7 0,78 Mudah

8 0,19 Sukar

9 0,78 Mudah

10 0,45 Sedang

11 0,64 Sedang

12 0,66 Sedang

13 1,00 Sangat Mudah

14 0,97 Sangat Mudah

15 0,83 Mudah

16 0,59 Sedang

17 0,88 Sangat Mudah

18 0,80 Mudah

19 0,85 Sangat Mudah

20 0,59 Sedang

21 0,33 Sedang

22 0,61 Sedang

23 0,66 Sedang

24 0,90 Sangat Mudah

25 0,26 Sukar

26 0,59 Sedang

27 0,50 Sedang

28 0,52 Sedang

29 0,14 Sangat Sukar

30 0,88 Sangat Mudah

31 0,23 Sukar

32 0,64 Sedang

33 0,09 Sangat Sukar

34 0,66 Sedang

35 0,35 Sedang

36 0,64 Sedang


(22)

38 0,30 Sangat Mudah

39 0,73 Mudah

40 0,28 Sukar

41 0,42 Sedang

42 0,54 Sedang

43 0,35 Sedang

44 0,23 Sukar

45 0,64 Sedang

46 0,45 Sedang

47 0,85 Sangat Mudah

48 0,30 Sangat Mudah

Analisis tingkat kesukaran soal pemahaman konsep dilakukan dengan program anates. Adapun kesimpulan dari hasil perhitungan data dapat disajikan pada tabel 3.12 berikut.

Tabel 3.12

Data Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tes Pemahaman Konsep

No. Item Soal Keterangan Soal

1 29,33 Sangat sukar

2 2,8,25,31,40,44 Sukar

3 1,6,10,11,12,16,20,21,22,23,26,27,28,32,34 35,36,37,41,42,43,45,46

Sedang

4 3,5,7,9,15,18,39 Mudah

5 4,13,14,17,19,24,30,38,47,48 Sangat mudah Sedangkan tingkat kesukaran untuk kemampuan berpikir kritis dari hasil perhitungan dalam bentuk soal uraian dijabarkan pada Tabel 3.13 berikut:

Tabel 3.13

Tingkat Kesukaran Butir Tes Kemampuan Berfikir Kritia

No. Soal TK Interpretasi

1 0,71 Mudah

2 0,51 Sedang

3 0,28 Sukar

4 0,51 Sedang

5 0,48 Sedang

6 0,28 Sukar

7 0,48 Sedang

8 0,51 Sedang

9 0,65 Sedang

10 0,56 Sedang


(23)

12 0,59 Sedang

Sedangkan untuk Analisis tingkat kesukaran soal kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan program anates. Adapun kesimpulan dari hasil perhitungan data dapat disajikan pada tabel 3.14 berikut.

Tabel 3.14

Data Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis

No. Item Soal Keterangan Soal

1 3,6,11 Sukar

2 2,4,5,7,8,9,10,12 Sedang

3 1 Mudah

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal merupakan kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah . dari hasil perhitungan daya pembeda soal piliha ganda dilakukan dengan bantuan software Anates V.4 for Windows. Berikut perhitugan daya pembeda untuk soal pilihan ganda yang disajikan pada Tabel 3.15

Tabel 3. 15

Daya Pembeda Butir Soal Pemahaman Konsep

No. Soal DP Interpretasi

1 0,45 Baik

2 0,45 Baik

3 0,54 Baik

4 0,45 Baik

5 0,45 Baik

6 0,72 Baik Sekali

7 0,36 Cukup

8 0,90 Baik Sekali

9 0,45 Baik

10 0,36 Cukup

11 0,54 Baik

12 0,90 Baik Sekali

13 0,00 Kurang

14 -0.90 Kurang

15 0,36 Cukup

16 0,45 Baik

17 0,27 Cukup


(24)

19 0,18 Kurang

20 0,45 Baik

21 0,81 Baik Sekali

22 0,72 Baik Sekali

23 0,45 Baik

24 0,27 Cukup

25 0,18 Kurang

26 0,63 Baik

27 0,72 Baik Sekali

28 0,81 Baik Sekali

29 -0,90 Kurang

30 0,36 Cukup

31 0,54 Baik

32 0,63 Baik

33 0,90 Baik Sekali

34 0,00 Kurang

35 0,27 Cukup

36 0,54 Baik

37 1,00 Baik Sekali

38 0,63 Baik

39 0,36 Cukup

40 0,27 Cukup

41 0,45 Baik

42 0,81 Baik Sekali

43 0,36 Cukup

44 -0,90 Kurang

45 0,63 Baik

46 -0,72 Kurang

47 0,18 Kurang

48 0,27 Cukup

Berdasarkan perhitungan analisis daya pembeda dengan menggunakan program anates bahwa dari 48 soal tes pemahaman konsep IPS diperoleh kesimpulan data sebagai berikut:

Tabel 3.16

Data Analisis Soal Tes Pemahaman Konsep Berdasarkan Daya Pembeda

No Item Soal Keterangan

1 - Sangat Jelek

2 13,14,19,25,29,34,44,46,47 Jelek 3 7,10,15,17,24,30,35,39,40,43,48 Cukup 4 1,2,3,4,5,9,11,16,20,23,26,31,32,36,38,41,45 Baik


(25)

5 6,8,12,18,21,22,27,28,33,37,42 Sangat Baik

Sedangkan daya pembeda untuk kemampuan berpikir kritis dengan soal uraian akan disajikan pada Tabel 3.17

Tabel 3.17

Daya Pembeda Butir Soal Kemampuan Berpikir kritis

No. Soal DP Interpretasi

1 0,28 Cukup

2 0,25 Cukup

3 0,09 Kurang

4 0,24 Cukup

5 0,28 Cukup

6 0,30 Cukup

7 0,18 Kurang

8 0,18 Kurang

9 0,09 Kurang

10 0,21 Cukup

11 0,30 Cukup

12 0,09 Kurang

Berdasarkan perhitungan analisis daya pembeda dengan menggunakan program anates bahwa dari 12 soal tes kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS diperoleh kesimpulan data sebagai berikut:

Tabel 3.18

Data Analisis Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berdasarkan Daya Pembeda

No Item Soal Keterangan

1 - Sangat Jelek

2 3,7,8,9,12 Jelek

3 1,2,4,5,6,10,11 Cukup

4 - Baik


(26)

J. Alur Uji Statistik

Normal

Homogen Tidak Homogen

Gambar 3.3 Alur Uji Statistik Kelas Eksperimen

Data

Pretes Postes

Kelas Kontrol

Data

Pretes Postes

Uji Normalitas

Uji Homogenitas

Uji t Uji

Parametrik (Uji t’)

Kesimpulan


(1)

Windows. Beikut disajikan ringkasan tingkat kesukaran tes pilihan ganda pada abel 3.11 berikut

Tabel 3.11

Tingkat Kesukaran Butir Tes Pemahaman Konsep

No. Soal TK Interpretasi

1 0,66 Sedang

2 0,19 Sukar

3 0,80 Mudah

4 0,85 Sangat Mudah

5 0,83 Mudah

6 0,52 Sedang

7 0,78 Mudah

8 0,19 Sukar

9 0,78 Mudah

10 0,45 Sedang

11 0,64 Sedang

12 0,66 Sedang

13 1,00 Sangat Mudah

14 0,97 Sangat Mudah

15 0,83 Mudah

16 0,59 Sedang

17 0,88 Sangat Mudah

18 0,80 Mudah

19 0,85 Sangat Mudah

20 0,59 Sedang

21 0,33 Sedang

22 0,61 Sedang

23 0,66 Sedang

24 0,90 Sangat Mudah

25 0,26 Sukar

26 0,59 Sedang

27 0,50 Sedang

28 0,52 Sedang

29 0,14 Sangat Sukar

30 0,88 Sangat Mudah

31 0,23 Sukar

32 0,64 Sedang

33 0,09 Sangat Sukar

34 0,66 Sedang

35 0,35 Sedang

36 0,64 Sedang


(2)

38 0,30 Sangat Mudah

39 0,73 Mudah

40 0,28 Sukar

41 0,42 Sedang

42 0,54 Sedang

43 0,35 Sedang

44 0,23 Sukar

45 0,64 Sedang

46 0,45 Sedang

47 0,85 Sangat Mudah

48 0,30 Sangat Mudah

Analisis tingkat kesukaran soal pemahaman konsep dilakukan dengan program anates. Adapun kesimpulan dari hasil perhitungan data dapat disajikan pada tabel 3.12 berikut.

Tabel 3.12

Data Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tes Pemahaman Konsep

No. Item Soal Keterangan Soal

1 29,33 Sangat sukar

2 2,8,25,31,40,44 Sukar

3 1,6,10,11,12,16,20,21,22,23,26,27,28,32,34 35,36,37,41,42,43,45,46

Sedang

4 3,5,7,9,15,18,39 Mudah

5 4,13,14,17,19,24,30,38,47,48 Sangat mudah

Sedangkan tingkat kesukaran untuk kemampuan berpikir kritis dari hasil perhitungan dalam bentuk soal uraian dijabarkan pada Tabel 3.13 berikut:

Tabel 3.13

Tingkat Kesukaran Butir Tes Kemampuan Berfikir Kritia

No. Soal TK Interpretasi

1 0,71 Mudah

2 0,51 Sedang

3 0,28 Sukar

4 0,51 Sedang

5 0,48 Sedang

6 0,28 Sukar

7 0,48 Sedang

8 0,51 Sedang

9 0,65 Sedang

10 0,56 Sedang


(3)

12 0,59 Sedang

Sedangkan untuk Analisis tingkat kesukaran soal kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan program anates. Adapun kesimpulan dari hasil perhitungan data dapat disajikan pada tabel 3.14 berikut.

Tabel 3.14

Data Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis

No. Item Soal Keterangan Soal

1 3,6,11 Sukar

2 2,4,5,7,8,9,10,12 Sedang

3 1 Mudah

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal merupakan kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah . dari hasil perhitungan daya pembeda soal piliha ganda dilakukan dengan bantuan software Anates V.4 for Windows. Berikut perhitugan daya pembeda untuk soal pilihan ganda yang disajikan pada Tabel 3.15

Tabel 3. 15

Daya Pembeda Butir Soal Pemahaman Konsep

No. Soal DP Interpretasi

1 0,45 Baik

2 0,45 Baik

3 0,54 Baik

4 0,45 Baik

5 0,45 Baik

6 0,72 Baik Sekali

7 0,36 Cukup

8 0,90 Baik Sekali

9 0,45 Baik

10 0,36 Cukup

11 0,54 Baik

12 0,90 Baik Sekali

13 0,00 Kurang

14 -0.90 Kurang

15 0,36 Cukup

16 0,45 Baik

17 0,27 Cukup


(4)

19 0,18 Kurang

20 0,45 Baik

21 0,81 Baik Sekali

22 0,72 Baik Sekali

23 0,45 Baik

24 0,27 Cukup

25 0,18 Kurang

26 0,63 Baik

27 0,72 Baik Sekali

28 0,81 Baik Sekali

29 -0,90 Kurang

30 0,36 Cukup

31 0,54 Baik

32 0,63 Baik

33 0,90 Baik Sekali

34 0,00 Kurang

35 0,27 Cukup

36 0,54 Baik

37 1,00 Baik Sekali

38 0,63 Baik

39 0,36 Cukup

40 0,27 Cukup

41 0,45 Baik

42 0,81 Baik Sekali

43 0,36 Cukup

44 -0,90 Kurang

45 0,63 Baik

46 -0,72 Kurang

47 0,18 Kurang

48 0,27 Cukup

Berdasarkan perhitungan analisis daya pembeda dengan menggunakan program anates bahwa dari 48 soal tes pemahaman konsep IPS diperoleh kesimpulan data sebagai berikut:

Tabel 3.16

Data Analisis Soal Tes Pemahaman Konsep Berdasarkan Daya Pembeda

No Item Soal Keterangan

1 - Sangat Jelek

2 13,14,19,25,29,34,44,46,47 Jelek

3 7,10,15,17,24,30,35,39,40,43,48 Cukup


(5)

5 6,8,12,18,21,22,27,28,33,37,42 Sangat Baik

Sedangkan daya pembeda untuk kemampuan berpikir kritis dengan soal uraian akan disajikan pada Tabel 3.17

Tabel 3.17

Daya Pembeda Butir Soal Kemampuan Berpikir kritis

No. Soal DP Interpretasi

1 0,28 Cukup

2 0,25 Cukup

3 0,09 Kurang

4 0,24 Cukup

5 0,28 Cukup

6 0,30 Cukup

7 0,18 Kurang

8 0,18 Kurang

9 0,09 Kurang

10 0,21 Cukup

11 0,30 Cukup

12 0,09 Kurang

Berdasarkan perhitungan analisis daya pembeda dengan menggunakan program anates bahwa dari 12 soal tes kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS diperoleh kesimpulan data sebagai berikut:

Tabel 3.18

Data Analisis Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Berdasarkan Daya Pembeda

No Item Soal Keterangan

1 - Sangat Jelek

2 3,7,8,9,12 Jelek

3 1,2,4,5,6,10,11 Cukup

4 - Baik


(6)

J. Alur Uji Statistik

Normal

Homogen Tidak Homogen

Gambar 3.3 Alur Uji Statistik Kelas Eksperimen

Data

Pretes Postes

Kelas Kontrol

Data

Pretes Postes

Uji Normalitas

Uji Homogenitas

Uji t Uji

Parametrik (Uji t’)

Kesimpulan