Pasal 16
1 Masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengelolaan zakat dengan membentuk Lembaga
Amil Zakat LAZ. 2
LAZ sebagaimana dimaksud pada ayat 1 menyampaikan laporan pengelolaan zakat yang dilakukannya secara berkala kepada Kantor Kementerian Agama dan ditembuskan
ke BAZ Daerah Kota. 3
Tata cara pendirian persyaratan dan pengukuhan LAZ sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VI PENGUMPULAN DAN PENYALURAN ZAKAT
Pasal 17
1 Pengumpulan zakat dapat dilakukan oleh BAZ Daerah dengan cara menerima atau
mengambil dari Muzakki atas pemberitahuan muzakki atau mendatangi muzakki dan atau cara lainnya yang hartanya sudah mencapai senisap.
2 Khusus untuk zakat profesi bagi Pegawai Negeri Sipil, penyelenggara pemerintahan
lainnya dan pegawai BUMNBUMD muzakki dikumpulkan oleh petugas pengumpul zakat selaku Unit Pengumpul Zakat yang ditunjuk BAZ Daerah dan selanjutnya
disetorkan ke rekening BAZ Daerah pada Bank yang ditunjuk.
3 BAZ Daerah dapat bekerjasama dengan Bank dalam pengumpulan zakat harta muzakki
yang berada di Bank atas permintaan muzakki dan memasukkan ke dalam rekening BAZ Daerah.
4 BAZ dapat menerima dana selain zakat, seperti wakaf, Infaq, Shadaqah, Hibah, Wasiat,
harta warisan dan kifarat dengan memisahkan pembukuan serta pengelolaannya dari zakat.
5 Prosedur dan tata cara pengumpulan zakat sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur
lebih lanjut dengan Peraturan BAZ Daerah Kota dengan persetujuan Walikota.
Pasal 18
1 BAZ Daerah melakukan sosialisasi pembinaan dan pendekatan keagamaan kepada
muzakki untuk membayarkan zakatnya. 2
Muzakki dapat melakukan penghitungan sendiri hartanya yang wajib dizakatkan berdasarkan ketentuan agama.
3 Dalam hal tidak dapat menghitung sendiri hartanya dan jumlah kewajiban bayar
zakatnya sebagaimana dimaksud pada ayat 1, muzakki dapat meminta bantuan kepada BAZ Daerah untuk menghitung harta yang wajib dizakatkan.
4 Zakat yang telah dibayarkan kepada BAZ Daerah oleh Muzakki dapat mengurangi
jumlah pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5 Zakat sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dapat berlaku apabila muzakki sudah
mempunyai Nomor Pokok Wajib Zakat.
Pasal 19
1 Hasil pengumpulan zakat dimanfaatkan untuk mustahiq sesuai dengan ketentuan agama
dan diutamakan untuk warga Kota Padang.
2 Pemanfaatan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas kebutuhan mustahiq
dan dapat dimanfaatkan dalam bentuk usaha produktif. 3
Persyaratan dan prosedur pemanfaatan hasil pengumpulan zakat untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditetapkan oleh Badan Pelaksana BAZ Daerah Kota
setelah mendapatkan persetujuan Dewan Pertimbangan.
BAB VII PENGAWASAN