65
dirumuskan mengikuti atau sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan DAS yang rasional sebagai berikut Asdak, 2002: 544:
1. Mengenali hal-hal yang menjadi tuntutan mendasar untuk tercapainya usaha- usaha penyelamatan lingkungan dan sumberdaya alam.
2. Memasukkan atau mempertimbangkan dalam kebijakan yang akan dibuat nilai-nilai jasa lingkungan yang saat ini belum atau tidak diperhitungkan
secara komersial. 3. Menyelaraskan atau rekonsiliasi atas konflik-konflik kepentingan yang
bersumber dari penentuan batas-batas alamiah dan batas-batas administratif. 4. Menciptakan investasi sektor swasta, peraturan-peraturan, insentif, dan
perpajakan yang mengkaitkan adanya interaksi antara aktivitas tataguna lahan di daerah hulu dan kemungkinan dampak kegiatannya di daerah hilir.
2.4 Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup dalam pengertian ekologi tidak mengenal batas wilayah, baik wilayah negara maupun wilayah administratif. Akan tetapi,
lingkungan hidup yang berkaitan dengan pengelolaan harus jelas batas wilayah wewenang pengelolaannya. Yang dimaksud dengan lingkungan hidup
berdasarkan UU no. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Berdasarkan
66
definisi maka dapat diketahui komponen yang ada di dalam lingkungan hidup antara lain adalah ruang, manusia dan aktivitas.
Sunu 2001: 10 menjelaskan bahwa ruang merupakan sesuatu dimana berbagai komponen lingkungan hidup menempati, dan melakukan proses
sehingga antara ruang dan komponen lingkungan merupakan satu kesatuan. Lingkungan hidup merupaka ekologi terapan applied ecology dengan tujuan agar
manusia dapat menerapkan prinsip dan konsep pokok ekologi dalam lingkungan hidup.
Lingkungan hidup sebagai suatu ekosistem terdiri atas berbagai subsistem, yang mempunyai aspek sosial, budaya, ekonomi, dan geografi dengan
corak ragam yang berbeda yang mengakibatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang berlainan. Keadaan yang demikian memerlukan
pembinaan dan pengembangan lingkungan hidup yang didasarkan pada keadaan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup akan meningkatkan
keselarasan, keserasian, dan keseimbangan subsistem, yang berarti juga meningkatkan ketahanan subsistem itu sendiri. Pembinaan dan pengembangan
subsistem yang satu akan mempengaruhi ketahanan ekosistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, pengelolaan lingkungan hidup menuntut dikembangkannya suatu
sistem dengan keterpaduan sebagai ciri utamanya. Upaya pembangunan di berbagai sektor yang semakin meningkat
menyebabkan akan semakin meningkat pula dampaknya terhadap lingkungan hidup. Keadaan ini mendorong makin diperlukannya upaya pengendalian dampak
lingkungan hidup sehingga risiko terhadap lingkungan hidup dapat ditekan sekecil
67
mungkin. Dalam UU no.23 tahun 1997 selanjutnya dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan
pengendalian lingkungan hidup.
2.5 Pembangunan Berkelanjutan