PENGGUNAAN PENDAHULUAN ANALISIS KUALITATIF

48

D. PENGGUNAAN

1. Penetapan Kadar Kalium Klorida Tujuan : Mampu menetapkan kadar yodida dengan menggunakan metode Mohr. Alat dan Bahan : Buret 50 mL Perak nitrat 0,1 N Erlenmeyer Kalium kromat 5 Labu takar 50 mL Pipet ukur 5 mL Prosedur : Lebih kurang 250 mg sampel ditimbang dengan saksama, larutkan dalam 500 mL air. Titrasi dengan larutan baku AgNO 3 0,1 N menggunakan indikator 1 mL larutan K 2 CrO 4 5 hingga terbentuk warna coklat merah lemah. Tiap 1mL AgNO 3 0,1 N setara dengan 7,455 mg KCl. Perhitungan : Kadar KCl = 2. Penetapan Kadar Kalium Iodida Tujuan : Mampu menetapkan kadar yodida secara argentometri dan menggunakan indikator adsorbsi metode fajans. Alat dan Bahan : Buret 50 mL Perak nitrat 0,1 N Erlenmeyer Asam asetat encer Pipet ukur 5 mL Eosin LP Gelas ukur 25 mL Prosedur : Lebih kurang 300 mg sampel yang ditimbang saksama larutkan dalam 25 mL air tambahkan 1,5 mL asam asetat encer P. Titrasi dengan larutan baku AgNO 3 0,1 N menggunakan indikator 2 tetes eosin LP hingga terbentuk warna endapan yang berubah menjadi merah. 49 Reaksi : Ag + + I AgI Perhitungan : Kadar KI = III. REDUKTO – OKSIDIMETRI III.1. YODO – YODIMETRI

A. PENDAHULUAN

Yodium merupakan oksidator yang relatif lemah. Potensial reduksi dari sistem yodium-yodida ini jauh kecil dibandingkan dengan sistem oksidator yang lain. I 2 + 2e 2I E° = + 0,535 volt Walaupun demikian yodium masih mampu mengoksidasi reduktot-reduktot kuat. Dengan demikian yodium bereaksi sempurna dengan reduktor kuat seperti SnCl 2 , H 2 SO 3 , H 2 S, Na 2 S 2 O 3 , dll. Metode titrasi ini dalam penggunaannya sering terbagi menjadi dua, yaitu : 1 Yodimetri : merupakan titrasi langsung dengan larutan baku yodium terhadap senyawa dengan potensial oksidasi lebih rendah. 2 Yodometri : merupakan titrasi tidak langsung yang diterapkan terhadap senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih tinggi. Yodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat.

B. INDIKATOR