38
Petunjuk pemilihan indikator : 1.
Gunakan 3 tetes larutan indikator kecuali dinyatakan lain. 2.
Jika asam kuat dititrasi dengan basa kuat, atau basa kuat dititrasi dengan asam kuat, dapat digunakan indikator jingga metil, merah metil, atau fenolftalein.
3. Jika asam lemah dititrasi dengan basa kuat, digunakan indikator fenolftalein.
4. Jika basa lemah dititrasi dengan asam kuat, digunakan indikator merah metil.
5. Jangan melakukan titrasi terhadap basa lemah dengan asam lemah, atau
sebaliknya karena tidak ada indikator yang dapat menunjukkan titik akhir dengan jelas.
6. Lebih mudah mengamati timbulnya warna daripada hilangnya warna.
B. INDIKATOR DAN PEREAKSI
1.
F enolftalein
Pembuatan :
Larutan 200 mg fenolftalein, C
20
H
14
O
4
dalam 60 mL etanol 90, tambahkan air secukupnya hingga 100 mL
2.
Jingga metil
Pembuatan :
Larutkan 20 mg Natrium p-dimetilamino azobenzen sulfonat, C
14
H
14
N
3
NaO
3
S dalam 50 mL etanol 20 3.
Merah fenol
Pembuatan :
Larutkan 50 mg fenol, C
6
H
6
O dalam campuran 2,85 mL NaOH 0,05 N dan 5 mL etanol 90, setelah larut sempurna tambahkan etanol secukupnya
hingga 250 mL 4.
Timolftalein
Pembuatan :
Larutkan 100 mg timolftalein, C
28
H
30
O
4
dalam 100 mL etanol 95. Saring jika perlu.
5.
Larutan Barium klorida 1
Pembutan :
Timbang secara seksama 1,0 g BaCl
2
.2H
2
O BM = 244,262, larutkan dalam air hingga volume 100 ml.
39
6.
Gliserol netral
Pembuatan :
Kedalam 50 mL gliserol tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein, kemudian tambahkan secara bertetes-tetes larutan NaOH 0,1 N hingga larutan
berwarna merah jambu 7.
Etanol netral
Kedalam 15 mL etanol 95 tambahkan 1 tetes merah fenol, kemudian tambahkan secara bertetes-tetes larutan NaOH 0,1 N hingga larutan berwarna
merah 8.
Air bebas CO
2
Didihkan sejumlah air selama beberapa menit, kemudian dinginkan dalam eksikator. Selama penyimpanan, hindarkan dari udara luar
C. LARUTAN BAKU
1.
Larutan Baku Asam Klorida HCl 0,1 N
Tujuan :
Mampu membuat dan membakukan larutan baku asam menggunakan senyawa baku sekunder yang berupa cairan
Alat dan Bahan
Buret 50 mL Natrium karbonat anhidrat Beaker glass
Asam klorida pekat Gelas ukur 100 mL
Indikator merah metil Labu ukur 1000 mL
Erlenmeyer
Pembuatan :
SejumLah asam klorida yang diketahui kadarnya diencerkan dengan air secukupnya hingga tiap 1000 mL larutan menggunakan 3,647 g asamklorida.
Pembakuan :
Lebih kurang 200 mg Na
2
CO
3
anhidrat ditimbang saksama yang sebelumnya telah dikeringkan dalam oven pada suhu 270°C selama 1 jam.
Larutkan dalam 50 mL air. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N menggunakan indikator merah metil hingga warna kuning berubah merah.
Tiap 1 mL larutan HCl 0,1 N setara dengan 5,299 mg Na
2
CO
3
Reaksi :
Na
2
CO
3
+ 2 HCl 2 NaCl + CO
2
+ H
2
O
40
Perhitungan :
Normalitas
=
2.
Larutan Baku Natrium Hidroksida NaOH 0,1 N
Tujuan :
Mampu membuat dan membakukan larutan baku asam menggunakan senyawa baku sekunder yang berupa padatan.
Alat dan Bahan :
Buret 50 mL Kalium biftalat
Gelas ukur 100 mL Natrium hidroksida
Labu ukur 1000 mL Indikator fenolftalein
Erlenmeyer
Pembuatan :
Sebanyak 4,001 g NaOH kristal dilarutkan dalam air bebas CO
2
hingga volume 1000 mL
Pembakuan :
Lebih kurang 400 mg kalium biftalat CO
2
H.C
6
H
4
.CO
2
K BM = 204,221 ditimbang secara saksama yang sebelumnya telah dikeringkan, gerus
jika perlu, masukkan ke dalam erlenmeyer. Tambahkan 75 mL air bebas CO
2
, tutup erlenmeyer kocok-kocok sampai larut. Titrasi dengan larutan NaOH
menggunakan indikator fenolftalein hingga warna berubah menjadi merah. Tiap 1 mL larutan NaOH 0,1 N setara dengan 20,42 mg kalium biftalat
Reaksi :
Perhitungan :
Normalitas
= 2 ×
mg
Na
2
CO
3
BM
Na
2
CO
3
×
mL
HCl yang digunakan
KHC
8
H
4
O
4
+ NaOH KnaC
8
H
4
O
4
+ H
2
O
mg
K
2
HC
8
H
4
O
4
mL
NaOH ×
BM
K
2
HC
8
H
4
O
4
41
Catatan : untuk pembakuan NaOH, selain menggunakan kalium biftaltat
dapat digunakan juga asam klorida atau asam oksalat.
D. PENGGUANAAN