Operasional Variabel Penelitian t adp 0705360 chapter3

80

B. Operasional Variabel Penelitian

Setiap variabel yang diteliti kadang-kadang memiliki lebih dari satu pengertian yang mencakup banyak unsur. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya salah pengertian mengenai istilah-istilah yang tercantum dalam penelitian ini, maka peneliti terlebih dahulu memberikan definisi operasional dengan berdasarkan pada pendapat para ahli. Sehingga akan lebih memperjelas maksud pembahasan selanjutnya. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah; 1. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahannya agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Pendekatan keberhasilan pemimpin adalah bagaimana mempengaruhi para bawahan agar secara rasional mau bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan itu dapat tercapai sejauh perilaku kepemimpinan dapat menjalankan tugas kepemimpinan. Tugas-tugas tersebut meliputi membuat keputusan, menetapkan sasaran, memilih dan mengembangkan personalia, mengadakan komunikasi, memberikan motivasi, dan mengadakan pengawasan pelaksanaan kerja para bawahannya. Maka untuk menjalankannya diperlukan model style kepemimpinan dengan kata lain pemimpin memiliki kemampuan konseptual, keterampilan, dan mampu menjalin hubungan manusiawi. Kepemimpinan dapat dipahami sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk 81 mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya, untuk berpikir dan bertindak dalam pencapaian tujuan organisasi Siagian, 1982:24. Peranan kepemimpinan dalam menanamkan kedisiplinan bagi para pegawainya bukanlah suatu pekerjaan mudah dan akan terjadi dengan sendirinya. Tetapi memerlukan keterampilan dan kemampuan serta komitmen kerja yang tinggi dari seorang pemimpin. Begitu juga pimpinan dalam institusi pendidikan perlu memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan. Kompetensi dasar ini didasarkan kepada fondasi teoritis yang berasal dari Robert L. Katz Yukl, 2007, yaitu berupa keterampilan dan kemampuan dasar kepemimpinan sebagai berikut: 1 keterampilan konseptual conceptual skills; 2 keterampilan teknis technical skills, dan 3 keterampilan hubungan manusiawi human-relation skills. Adapun yang dimaksud dengan pejabat struktural dalam penelitian ini adalah pimpinan terdekat dengan pegawai, yakni para kasubag dan kabid yang meliputi Kasubag Umum, Kasubag Keuangan, Kasubag Kepegawaian, Kabid Bina Program, Kabid Pendidikan TKSD, Kabid Dikmenumjur, dan Kabid Pendidikan Non-formal pada lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. 2. Iklim Organisasi Iklim organisasi merupakan suasana yang dirasakan oleh berbagai pihak yang terlibat dalam pekerjaan. Iklim organisasi didefinisikan secara lebih operasional sebagai kualitas lingkungan yang bersifat relatif yang dialami oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya, mempengaruhi perilaku mereka, dan sebagai dasar pembentukan persepsi kolektif untuk berperilaku anggotanya. 82 Iklim organisasi melibatkan banyak dimensi perilaku orang-orang yang pada akhirnya membentuk berbagai tipe iklim organisasi. Karena itu penelitian ini akan mengarahkan pengkajian satu tipe iklim kerja yaitu iklim keterbukaan yang mengandung dimensi supportive keterdukungan, collegial pertemanan, dan intimate keintiman Hoy Miskel, 2001:193. Jika ketiga iklim tersebut rendah maka mengandung arti bahwa keterbukaan iklim tersebut rendah begitu pula sebaliknya. 3. Produktivitas Kerja Secara konseptual produktivitas kerja berkembang dari pengertian teknis sampai dengan perilaku. Dalam pengertian teknis produktivitas mengacu pada derajat keefektifan, efisiensi dalam menggunakan sumber daya. Sedangkan dalam pengertian perilaku, produktivitas merupakan sikap mental yang senantiasa berusaha terus untuk berkembang. Produktivitas pegawai perlu memperhatikan usaha yang dilakukan pegawai dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui kegiatan yang berkesinambungan, dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan diri sesuai dengan tuntutan tugas. Dengan demikian, “…pengukuran produktivitas kerja pegawai di samping berkaitan dengan tugas utamanya, juga perlu dilihat dari kualifikasi dan pengembangan profesionalnya” Sedarmayanti, 2001:80. Pegawai yang produktif akan selalu menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat, bekerja secara kreatif dan inovatif, tekun dan tidak tergantung pada atasan, mempunyai andil yang lebih dari yang diharapkan, menetapkan standar kerja yang tinggi, percaya diri dan pantas memperoleh penghargaan, mempunyai pergaulan 83 yang efektif dengan atasan dan teman sejawat, dapat berkomunikasi secara efektif dan selalu memuaskan orang lain. Timpe; 2000:110-111; Sedarmayanti; 2001:80. Sesuai dengan gejala-gejala yang ditemukan di lapangan Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, bahwa sebagian pegawai belum dapat bekerja dengan cepat, secara kreatif dan inovatif, masih tergantung pada atasan dan belum dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat. Gejala-gejala tersebut memberikan indikasi bahwa permasalahan produktivitas yang muncul mengarah pada produktivitas dalam pengertian perilaku. Karena itu pengukuran produktivitas kerja pada penelitian ini mengacu pada pendapat Robert M. Ranftl Timpe, 2000:110-111, yang penulis anggap lebih dekat pada produktivitas dalam pengertian perilaku.

C. Desain Instrumen Penelitian