LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN 19
1.8 ISU STRATEGIS PROVINSI LAMPUNG
Isu global maupun Nasional, secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkembangan isu lokal di Provinsi
Lampung. Isu lokal ini akan meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat Lampung, sehingga perlu dilakukan pemahaman secara tepat
dan akurat semua isu yang berkembang agar dapat direncanakan antisipasi sekaligus solusi untuk menjaga keberlangsungan pembangunan
di Provinsi Lampung. Berbagai isu strategis di Provinsi Lampung Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
1. Pada tahun 2015, apabila AEC tercapai, maka ASEAN akan menjadi
pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana terjadi arus barang, jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas, serta arus
modal yang lebih bebas di antara Negara ASEAN. Dengan terbentuknya pasar tunggal yang bebas tersebut maka akan terbuka
peluang sekaligus tantangan bagi Provinsi Lampung sebagai bagian dari NKRI untuk memperkuat efisiensi dan meningkatkan daya saing
komoditas unggulan bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan hasil laut, pariwisata di kancah pasar nasional dan global, yang diikuti
dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia; 2.
Provinsi Lampung dengan statusnya sebagai pintu gerbang Pulau Sumatera belum didukung infrastruktur yang baik seperti jaringan
transportasi darat baik lintas timur maupun lintas barat guna memperlancar arus barang dan orang dari Pulau Sumatera ke Pulau
Jawa dan sebaliknya; 3.
Perlu dilakukan pengembangan ekonomi kreatif dan berbasis IPTEK yang mengikuti perubahan teknologi dan informasi, dimana hal ini
harus dilihat sebagai potensi untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan;
4. Rendahnya mutu layanan publik pada Standar Pelayanan Minimal
mengakibatkan lambatnya peningkatan kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah, maka diperlukan regulasi pemerintah yang
bertujuan mengembangkan dan pelaksanaan manajemen berbasis kinerja;
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN 20
5. Perlu upaya penataan dan pengembangan manajemen sumber daya
dan aset daerah, perencanaan tata ruang dan tata guna lahan untuk memperkuat manajemen sumber daya dan aset daerah yaitu tata
ruang, SDA, tanah dan laut yang ke depannya akan memicu optimalnya pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan;
6. Dibutuhkan pengembangan sistem insentif dan disinsentif untuk
mendukung reformasi birokrasi daerah; 7.
Perlu melakukan perencanaan dan pengembangan kerja sama pemerintah dan swasta untuk memperkuat kerja sama dan
kemitraan pemerintah dan swasta serta meningkatkan investasi; 8.
Indeks Pembangunan Manusia IPM Provinsi Lampung merupakan yang terendah di Pulau Sumatera yaitu sebesar 72,45;
9. Perkembangan jumlah penduduk Provinsi Lampung dengan laju
pertumbuhan ± 1,23 selama 10 tahun terakhir, memberikan konsekuensi dari kondisi tersebut adalah ketersediaan ruang,
lapangan kerja dan lain-lain dengan tetap memperhatikan keseimbangan dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup;
10. Angka kemiskinan di Lampung yaitu 14,86 masih di atas rata-rata
nasional sekitar 11,66; 11.
Kerusakan hutan di Provinsi Lampung hingga tahun 2012 sudah mencapai 55 dari luas yang ada akibat berbagai tekanan
pembangunan dan aktivitas masyarakat. Potensi ekonomi dari kawasan hutan berupa hasil hutan bukan kayu, jasa lingkungan dan
keanekaragaman hayati belum termanfaatkan secara maksimal; 12.
Beberapa daerah-daerah berpotensi ekonomi Tanggamus, Lampung Barat, Lampung Timur, Mesuji, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat,
Lampung Selatan, Lampung Utara dan Way Kanan belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai;
13. Terjadinya disparitas pembangunan antara Bandar Lampung sebagai
ibukota Provinsi dengan kabupaten-kabupaten di Provinsi Lampung; 14.
Menurunnya daya dukung lingkungan yang ditandai dengan semakin tingginya frekuensi kelangkaan air pada musim kemarau;
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN 21
15. Adanya peningkatan penggunaan teknologi dan informasi harus
dilihat sebagai potensi yang mendukung percepatan sinkronisasi pelaksanaan pembangunan di daerah KabupatenKota.
1.9 INOVASI DALAM REFORMASI SISTEM AKIP DAN PENGELOLAAN KINERJA