5
I I I . PROSEDUR
3.1. Lokasi dan w aktu
Pendampingan pengembangan kawasan pertanian nasional peternakan ternak kambing
dilaksanakan di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Penetapan Kecamatan Kabawetan sebagai lokasi pendampingan
ternak kambing pada tahun 2015 disesuaikan lokasi pengembangan ternak kambing oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Kepahiang.
3.2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 3.2.1. Persiapan
1. Konsultasi internal. Konsultasi internal meliputi perbaikan RODHP, juknis,
rapat tim teknis yang terlibat dalam kegiatan dan pembuatan bahan yang dibutuhkan dalam pendampingan serta perencanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan. 2.
Koordinasi dan sosialisasi.
Koordinasi Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Kepahiang, kegiatan
koordinasi dilakukan
untuk mengetahui
sejauh mana
perkembangan program pengembangan ternak kambing ditingkat provinsi dan pabupaten, masalah hambatan yang di hadapi, kebutuhan teknologi
serta metode dan media desiminasi yang diinginkan oleh peternak. Dengan terkoordinasinya rencana pelaksanaan program pendampingan kawasan
ternak kambing tingkat provinsi dan kabupaten di harapkan program pendampingan ini sesuai dengan yang diharapkan.
3.2.2. Pelaksanaan kegiatan
1. I dentifikasi kebutuhan teknologi. I dentifikasi dilakukan pada awal kegiatan
untuk mengetahui karakteristik setiap kelompok sasaran yang akan di lakukan pendampingan, potensi, permasalahan yang di hadapi para peternak
dalam usaha ternaknya, terutama permasalahan yang berkaitan dengan teknologi pakan ternak, manajemen dan permasalahan yang lainnya.
Data-data yang di kumpulkan meliputi : a. Karakteristik kelompok sasaran, teknologi eksisting, kebutuhan teknologi
dan rencana implementasi teknologi.
6
b. Potensi bahan baku pakan, bibit, limbah kotoran ternak perkiraan jumlah kebutuhan pakan, bibit bakalan, pupuk organik dan stimulan untuk
mendukung usaha ternak kambing di setiap kelompok. c. Skala usaha ternak ternak kambing, orientasi usaha ternak, tingkat
pengetahuan limbah usaha ternak pupuk organiak dan kelembagaan
pendukung yang akan di kembangkan di setiap kelompok. 2.
Penyusunan petunjuk pelaksanaan juklak, bahan dan materi penyuluhan yang akan di buat berupa juknis, leaflet dan poster. Juknis yang akan di
sediakan mengenai pemeliharaan ternak kambing, pengolahan pakan, pengolahan kompos, budidaya hijauan pakan ternak, penggunaan suplemen
dan pengolahan limbah untuk pakan ternak. Post er yang akan di buat mengenai pengolahan kompos dan pengolahan limbah untuk pakan ternak.
3. Melaksanakan bimbingan temu lapang apresiasi dan penyebarluasan
teknologi dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, minat dan keterampilan petani dalam mengimplementasikan teknologi bidudaya ternak
kambing. Apresiasi dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan dinas instansi
terkait petugas
lapang, tokoh
masyarakat dan
petani peternak. 4.
Melaksanakan bimbingan penerapan teknologi. Bimbingan penerapan teknologi terhadap ternak kambing dilakukan oleh peneliti dan penyuluh
BPTP Bengkulu bersama-sama dengan Petugas Dinas setempat yang di lakukan secara partisipatif. Bimbingan tersebut dilaksanakan untuk
memberikan bekal keterampilan terhadap peternak dalam hal managemen pemeliharaan serta teknologi penunjang lainnya.
5. Melaksanakan pelatihan petani dan petugas dilaksanakan untuk menyiapkan
tenaga-tenaga terampil dan profesional dalam berbagai aspek usaha ternak kambing seperti pakan, kesehatan hewan, pengolahan kotoran kambing
untuk pembuatan pupuk organik. Tujuan pelatihan petani dan petugas adalah:
a. Mengembangkan pengetahuan petani ternak kambing dalam aspek
pakan manajemen dan pengolahan limbah ternak kambing. b.
Mengembangkan kemampuan menyusun formulasi ransum berbagai jenis pakan, konsentrat, complete feed, feed additive, sumber serat dan
lain-lain
7
c. Mengembangkan, keterampilan petani dalam aplikasi teknologi usaha
ternak ternak kambing, pengolahan limbah ternak dan limbah pertanian untuk produksi pakan dan pupuk organik.
6.
Melaksanakan demplot teknologi budidaya ternak kambing. Kegiatan yang akan dilakukan pada demplot adalah: seleksi ternak kambing, manajemen
perkandangan, pakan dan kesehatan hewan.
8
I V. HASI L DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Wilayah
Wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan WKBP3K Kecamatan Kabawetan meliputi satu Kecamatan Kabawetan. Jumlah
desa kelurahan di Kecamatan Kabawetan 16 desa kelurahan. Letak BP3K
Kabawetan di Kelurahan Tangsi Baru yang merupakan ibu kota Kecamatan
Kabawetan. Luas wilayah kerja BP3K Kabawetan adalah 6.377 ha dengan batas wilayah secara administratif sebagai berikut:
a. Sebelah utara dengan wilayah Kabupaten Rejang Lebong
b. Sebelah Timur dengan Kecamatan Muara Kemumu
c. Sebelah Barat dengan Kecamatan Kepahiang
d. Sebelah selatan dengan wilayah Kecamatan Tebat Karai
Topografi daerah bervariasi, yaitu datar, bergelombang, berbukit yang curam dengan variasi datar 15 kemiringan 0-15 = 957 ha, miring 30
kemiringan 16-30 = 1.913 ha, berbukit 54 kemiringan 31-54 = 3.444 ha, dan curam 1 kemiringan lebih 55 = 64 ha.
Jenis tanah ondosol 65 , latasol 30 , sedangkan jenis tanah lain terdapat 5 . Ketinggian tempat 600-1200 meter dpl. Curah hujan hampir merata dengan
rata-rata 5 tahun terakhir 3.945 mm tahun dengan jumlah bulan basah 8-10 bulan.
Kondisi I klim Secara umum Kabupaten Kepahiang merupakan daerah dengan tipe
daerah basah, yaitu dengan curah hujan yang tinggi, khususnya di Kecamatan Kabawetan termasuk wilayah yang mempunyai daerah curah hujan yang paling
tinggi di Kabupaten Kepahiang. Data curah selama 5 tahun terakhir yang diambil dari Stasiun Geofisika Kepahiang-Bengkulu Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika BMKG diuraikan pada Tabel 1.
9
Tabel 1. Data Curah Hujan Kecamatan Kabawetan 5 Tahun Terakhir. No
Bulan Tahun
2009 2010
2011 2012
2013 1
Januari 307
257 189
269 665
2 Februari
369 368
120 275
485 3
Maret 292
586 281
185 407
4 April
375 161
391 559
372 5
Mei 170
181 238
101 101
6 Juni
190 211
146 182
182 7
Juli 65
254 107
239 239
8 Agustus
126 176
69 65
65 9
September 165
282 185
187 187
10 Oktober
362 290
249 345
345 11
Nopember 379
275 302
490 490
12 Desember
518 328
337 436
436 Jumlah CH Setahun
3.318 3.369
2.614 3.333
3.974 Rata – Rata
276,5 280,75
217,33 277,75
331,17 Pola Usaha Tani
Sejalan dengan amanat Undang-undang Nomor 12 Tahun 1982, Tentang Budidaya Tanaman yang menyatakan bahwa kepada para petani diberikan
kebebasan untuk memilih komoditas yang akan menjadi kegiatan usahataninya. Kecamatan Kabawetan dengan kondisi agroklimat yang mendukung usahatani
yang beragam untuk diusahakan sepanjang tahun, maka Pola Usahatani dan
Pola Tanam pada lahan sawah dan lahan kering yang diterapkan dalam satu tahun di WKBP3K Kecamatan Kabawetan tahun 2014 tidak secara spesifik
mengikuti pola tertentu, tetapi petani pada umumnya berorientasi kepada prospek pasar komoditas yang akan diusahakan.
Data populasi ternak besar, ternak kecil, aneka ternak dan unggas di WKBP3K Kecamatan Kabawetan tahun 2014 disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Populasi Ternak Besar dan Kecil di Kecamatan Kabawetan Kabupaten
Kepahiang. No
Komoditas Utama
Populasi Awal Tahun Ekor
Populasi Akhir Tahun Ekor
Pertambahan Populasi + - ekor
1 Sapi Potong
1.950 2.421
471 2
Sapi Perah 19
23 4
3 Kerbau
67 106
39 4
Kambing 2.112
2.908 796
5 Domba
6 Babi
10
Kependudukan Jumlah penduduk di Kecamatan Kabawetan tahun 2014 adalah sebanyak
12.206 jiwa dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 6.336 Jiwa dan jenis kelamin perempuan sebanyak 5.870 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 3.604 KK
yang terdiri dari KK Tani sebanyak 2.957 KK dan KK Non Tani sebanyak 647 KK. Kelembagaan Petani yang yakni Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok
Tani GAPOKTAN serta kelembagaan tani lainnya merupakan mitra bagi penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan sebagai wahana transfer teknologi
maupun tujuan penyuluhan lainnya. Berdasarkan pendataan kelembagaan petani untuk masing-masing desa kelurahan Kecamatan Kaba Wetan jumlah kelompok
tani dan nama Gapoktannya dalam Wilayah Kerja BP3K Kecamatan Kabawetan Tingkat Penerapan Teknologi adalah suatu kondisi penerapan teknologi
yang telah dilaksanakan oleh para pelaku utama secara rata- rata dibandingkan dengan teknologi anjuran yang berlaku saat ini yang secara ideal bisa
dilaksanakan untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, efisiensi dan sekaligus dapat meningkatkan pendapatan usahatani yang diukur dalam prosentasi jumlah
petani yang telah melaksanakan teknologi tersebut dibandingkan dengan jumlah petani yang ada di desa bersangkutan.
Data-data Tingkat Penerapan Teknologi yang dimasukkan merupakan kumulatif rata-rata pada setiap unsur Panca Usaha untuk masing-masing
komoditas yang telah dikompilasi dan dianalisa secara matematis sehingga dapat ditemukan rata-rata prosesntase pada masing-masing unsur Panca Usaha dan
ditabulasi untuk memudahkan pembacaannya.
4.2. I dentifikasi Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan Kabaw etan Kabupaten Kepahiang.