Latar Belakang pendampingan kawasan ternak 2015

1 I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendampingan merupakan salah satu kegiatan diseminasi teknologi dan informasi yang dihasilkan oleh BPTP Badan Litbang Pertanian. Diseminasi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan teknologi informasi hasil litkaji kepada pengguna sehingga teknologi informasi hasil litkaji dapat dimanfaatkan dan diadopsi oleh pengguna. Kegiatan diseminasi dibedakan menjadi 3 yaitu: peragaan teknologi, komunikasi tatap muka dan pengembangan informasi. Pemilihan metode diseminasi dan media komunikasi didasarkan pada pertimbangan efektivitas dan efisiensi cost efective untuk khalayak sasaran. Keberhasilan kegiatan litkajibangrap BPTP ditentukan oleh tingkat pemanfaatan informasi dan penerapan teknologi oleh pengguna antara dan pengguna akhir di wilayah kerjanya. Yield gap antara hasil riel di tingkat petani dan hasil pengkajian merupakan indikator yang dapat digunakan untuk menilai tingkat adopsi teknologi. Semakin tinggi yield gap menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat adopsi teknologi oleh petani. Untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak serta produktivitas ternak kambing diperlukan suatu sistem pengembangan dan diseminasi yang dapat mengimplementasikan inovasi teknologi langsung bagi pengguna, maka diperlukan suatu model pengembangan yang berbentuk kawasan komoditas terkait. melalui pendampingan dalam suatu wilayah kawasan komoditas peternakan. Sehingga diperlukan suatu upaya pendekatan sesuai sistem dengan arahan kebijakan yang berdasarkan apresiasi atau kebutuhan masyarakat bottom up, yaitu berupa pendekatan lansung dalam bentuk pendampingan terhadap pengembangan kawasan komoditas Kementerian Pertanian, 2014. Kambing umumnya dipelihara oleh para peternak kecil, karena mempunyai beberapa keunggulan antara lain: 1 membutuhkan modal yang relatif kecil; 2 mudah pemeliharaannya; 3 banyak digunakan untuk berbagai acara baik acara kekeluargaan seperti syukuran maupun acara yang berhubungan dengan ritual keagamaan dan budaya seperti hewan kurban pada hari raya kurban, khitanan, aqiqah, dan lain-lain; dan 4 mudah dijual ketika membut uhkan uang kontan secara cepat. Karena masyarakat umumnya senang mengkonsumsi daging 2 kambing, namun demikian konsumsi daging kambing dan domba per kapita per tahun terlihat adanya trend penurunan dalam beberapa tahun terakhir ini yaitu pada tahun 2006 sebesar 0,64 kg kapita tahun dan pada tahun 2009 menurun menjadi 0,55 kg kapita Dirjen Peternakan, 2011. Banyaknya jumlah anak kelahiran secara ekonomis menguntungkan dibandingkan dengan induk yang menghasilkan satu ekor anak saja setiap kali beranak Branford 1985; Loka penelitain Kambing Potong. Suatu populasi ternak kado dapat dikatakan prolifik bila mempunyai rataan jumlah anak lahir 1,75 ekor kelahiran I nounu dkk , 1997. Sedangkan skala usaha yang direkomendasikan pada perbibitan ternak kambing adalah 1 pejantan 8 induk skala 1 : 8. I mplementasi skala usaha 1 : 8 dengan pengaturan secara ketat perkawinan pada bulan yang berurutan antar induk diharapkan peternak setiap bulan dapat menjual ternak hingga umur induk sekitar 5 – 6 tahun Anonim, 1989a, Soejana dan Priyanti, A. dalam Yowono, 2012.

1.2. Tujuan