TA : Pembuatan Film Dokumenter Dengan Menggunakan Teknik Split Screen Berjudul Kantor Pos Hari Ini.

(1)

PEMBUATAN FILM DOKUMENTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPLIT SCREEN BERJUDUL KANTOR POS HARI INI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Program Studi

DIV Komputer Multimedia

Oleh:

AYU WIDYA SAFITRI 08510160001

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

x

DAFTAR ISI... x

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Rumusan Masalah... 10

1.3Batasan Masalah... 10

1.4Tujuan... 10

1.5Manfaat... 11

BAB II. LANDASAN TEORI 1.1 Realitas Sosial ….……….... 12

1.2 Pos Indonesia ….………... 14

2.2.1 Sejarah Pos Indonesia….………... 16

2.2.2 Pelayanan ….………. 18

2.3 Media Film... 20

2.4 Pengertian Dokumenter... 22

2.5 Tahapan Pembuatan Film Dokumenter ….……… 26

2.5.1 Pra Produksi ….……… 26

2.5.2 Produksi ….……….. 30

2.5.3 Pasca Produksi ….……… 31

2.6 Metodologi Penelitian ….……….. 33

2.7 Warna ….………... 35


(3)

xi

Halaman BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA

3.1 Metodologi ….………... 39

3.1.1 Jenis Data ….……….. 39

3.1.2 Sumber Data ….………. 39

3.1.3 Teknik Pengumpulan Data ….………... 40

3.1.4 Teknik Analisa Data... 46

3.1.5 Analisis Data... 47

3.1.6 Lokasi Peneltian... 48

3.1.7 Tahap dan Waktu Penelitian... 48

3.2 Tahap Analisa... 49

3.2.1 Study Eksisting ... 49

3.2.2 Segmentasi, Targeting, Positioning... 52

3.2.3 Analisa Keyword... 53

3.2.4 Pemaknaan Keyword ... 54

3.2.4 Analisa Warna... 56

3.3 Pra Produksi... 57

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1Produksi ………..……….. 69

4.2Pasca Produksi ………..……… 72

BAB V PENUTUP 5.1Simpulan ………..………. 78

5.2Saran ……….……… 78

DAFTAR PUSTAKA... 80

BIODATA PENULIS... 81


(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah untuk membuat film dokumenter tentang kantor pos masa kini untuk menginformasikan kepada para pengguna jasa pengiriman, khususnya di wilayah Surabaya. Hal ini dilatar belakangi oleh begitu banyak jasa pengiriman di Indonesia, karena jasa pengiriman memiliki peranan penting dan strategis dalam membangun perekonomian masyarakat. Namun meskipun semakin banyak perusahaan jasa pengiriman, masih sering terjadi kesalahan pada sistem pengiriman. Salah satu perusaahaan pengiriman terbesar adalah PT. Pos Indonesia atau yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan kantor pos. Dimana kantor pos merupakan bagian penting dalam kebutuhan surat-menyurat sejak jaman dahulu hingga sekarang. Kantor pos yang merupakan salah satu jasa pengiriman, juga mempunyai kekurangan, yaitu adanya masalah tentang keterlambatan pengiriman (donnijambak.wordpress.com). Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sigit selaku Manager SDM di kantor pos Kebonrojo, dalam wawancara pada tanggal 31 mei 2015. Beliau mengungkapkan bahwa kasus keterlambatan pengiriman karena beberapa faktor.

Banyaknya pemikiran masyarakat yang berbeda mengenai sumber informasi di jaman modern ketika perkembangan teknologi semakin canggih. Pada saat ini penggunaan jasa pengiriman surat dan barang semakin maju serta berkembang


(5)

2

pesat. Hal ini menuntut adanya perhatian yang lebih terhadap respon para pengguna jasa pengiriman surat dan barang, khususnya jasa pos yang saat ini masih beroperasi di berbagai wilayah di Indonesia. Seperti hal nya kota Surabaya yang juga merupakan salah satu kota besar yang memilik kantor pos pusat ke tiga setelah Semarang (lifestyle.kompasiana.com).

Melihat sejarah pengiriman, dunia perposan modern muncul di Indonesia sejak tahun 1602 pada saat VOC menguasai bumi nusantara. Pada saat itu, perhubungan pos hanya dilakukan di kota-kota tertentu yang berada di pulau Jawa dan luar pulau Jawa. Surat atau paket pos hanya diletakkan di Stadsherbrg atau gedung penginapan kota sehingga orang harus selalu mengecek apakah ada surat atau paket untuknya di dalam gedung itu. Untuk meningkatkan keamanan surat dan paket pos tersebut, Gubernur Jendral G.W Baron Van Imhoff mendirikan kantor pos pertama di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta). Era kepemimpinan GubJend. Daendels di VOC membuat sebuah kemajuan yang cukup berarti didalam pelayanan pos di nusantara. Kemajuan tersebut berupa pembuatan jalan yang terbentang dari Anyer sampai Panarukan. Jalan sepanjang 1000 km ini sangat membantu dalam mempercepat pengantaran surat dan paket antar kota di Pulau Jawa. Jalan yang dibuat dengan metode kerja paksa ini dikenal dengan nama groote postweg (jalan raya pos). Dengan adanya jalan ini, perjalanan antara provinsi Jawa Barat sampai Jawa Timur yang awalnya bisa memakan waktu puluhan hari, bisa ditempuh dalam jangka waktu kurang dari seminggu (www.posindonesia.co.id).


(6)

Arus perkembangan teknologi telepon dan telegraf yang masuk ke Indonesia pun akhirnya berubah menjadi Posts Telegraafend Telefoon dienst atau jawatan pos, telegraf, dan telepon (PTT). Layanan pos yang awalnya berpusat di Welrefender ( Gambir ) juga berpindah ke Dinas Pekerjaan Umum atau Burgerlij. Cukup banyak perubahan dalam sistem Pos indonesia sendiri. Perubahan tersebut terlihat dari bentuk badan usaha yang dimiliki oleh Pos Indonesia secara terus-menerus dari tahun ke tahun. Sebagian besar penduduk Surabaya merupakan pengguna jasa pengiriman surat maupun barang. Karena berkembangnya perdagangan di Indonesia dan maraknya jual beli online, sehingga jasa pengiriman sangat besar pengaruhnya bagi masyarakat, di kota Surabaya khususnya (ikadi17.wordpress.com).

Dilihat dari segi geografis, kota Surabaya memiliki luas 33.306,30 Ha, serta mempunyai jumlah penduduk yang cukup padat yaitu 2.813.847 jiwa. Sehingga perusahaan yang menawarkan jasa pengiriman pun beragam jenisnya, mulai dari TIKI, JNE, POS, dan lain-lain (ml.scribd.com)

Sangat banyak jasa yang dikeluarkan oleh pos Indonesia, dengan banyaknya jasa yang ditawarkan kepada masyarakat sehingga harus ada penanganan secara khusus, karena pada kenyataannya pelayanan jasa yang diberikan tidak selamanya berjalan lancar dikarenakan banyak faktor yang menghambat baik secara teknis maupun non-teknis. Ditambah semakin banyaknya jasa yang mampu menyaingi jasa pos membuat kekurangan yang dimiliki oleh pos Indonesia semakin terlihat jelas. Pelayanan yang memadai, harga yang terjangkau dan pengiriman yang tepat waktu menjadi prioritas utama bagi pemakai jasa (www.posindonesia.co.id).


(7)

4

Di dalam kantor pos terdapat berbagai loket yang di bagi-bagi menurut jenis layanan seperti loket pengiriman surat dalam negeri, luar negeri dan loket wesel pos. Di tempat yang agak terpisah dari ruangan utama kantor pos biasanya terdapat kotak pos untuk di sewa individu atau pemilik bisnis yang tidak ingin mengumumkan alamat jelas atau berada di alamat yang tidak terjangkau kantor pos. Di ruang belakang kantor pos terdapat ruangan sortir untuk memilah surat sebelum disampaikan ke kantor pos yang lebih besar atau diantarkan kepada alamat yang dituju. Dalam sistem layanan pos Indonesia, kantor pos dibantu bis surat dan unit layanan bergerak seperti pos keliling di kota atau di desa. Namun saat ini kantor pos juga memiliki layanan penyewaan komputer yang terhubung ke internet. Saat ini PT. Pos Indonesia tengah merambat bisnis online, dengan mengembangkan bisnis yang disebut PlazaPos yang sudah hadir sejak 12 Desember 2012 lalu. Hal ini diharapkan dapat menambah antusias masyarakat untuk terus menggunakan jasa layanan pos (donnijambak.wordpres.com).

Melihat banyaknya pengguna kartu kredit mapun debit (ATM), maka pos Indonesia melakukan kerjasama dengan beberapa bank besar untuk memudahkan transaksi. Bank tersebut antara lain Bank Mandiri, Bank Danamon, Bank Muamalat, dan banyak lagi. Pos Indonesia juga masih memiliki wesel bagi penduduk pelosok yang jauh dari jangkauan teknologi, untuk itu jasa pos merupakan sarana utama bagi penduduk pelosok untuk mengirim uang tanpa harus mempunyai ATM. Cukup banyak perubahan dalam sistem Pos Indonesia, perubahan tersebut terlihat dari bentuk badan usaha yang dimiliki oleh Pos Indonesia secara terus menerus. Pada tahun 1961, Pos Indonesia resmi menjadi


(8)

perusahaan negara berdasarkan peraturan pemerintah. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa jawatan PTT itu kemudian berubah menjadi perusahaan negara pos dan telekomunikasi(PN Postel). Setelah menjadi perusahaan negara, PN Postel mengalami pemecahan manjadi perusahaan Negara Pos dan Giro(PN Pos dan Giro) dan perusahaan negara telekomunikasi (PN Telekomunikasi) (www.posindonesia.co.id).

Hal ini bertujuan untuk mencapai perkembangan yang lebih luas lagi dari masing-masing badan usaha milik negara (BUMN). Pemecahan PN Postel menjadi PN Pos dan Giro dan PN telekomunikasi ini memiliki legalitas hukum melalui peraturan pemerintah NO.29 tahun 1965 dan peraturan pemerintah nomer 30 tahun 1965. Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut hal ini bertujuan untuk semakin mempermudah keleluasaan pelayanan pos bagi masyarakat Indonesia. Perubahan bentuk usaha dari sebuah perusahaan negara menjadi perusahaan umum ini pun disempurnakan lagi supaya bisa mengikuti iklim usaha yang sedang berkembang melalui keluarnya peraturan pemerintah nomer 28 tahun 1984 mengenai tata cara pembinaan dan pengawasan (www.posindonesia.co.id). Setelah beberapa tahun memberikan pelayanan dengan statusnya sebagai perusahaan umum, Pos Indonesia mengalami perubahan status atau bentuk usaha lagi. Dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah nomer 5 tahun 1995, Perum Pos dan Giro berubah menjadi PT. Pos Indonesia (Persero). Hal ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas dan kedinamisan untuk PT.Pos Indonesia (Persero) sehingga bisa lebih baik dalam melayani masyarakat dan menghadapi perkembangan dunia bisnis yang semakin ketat persaingannya.


(9)

6

Di jaman yang serba online berbagai pemikiran masyarakat pun mulai berubah, terutama terhadap kantor pos yang dulu memang menjadi andalan masyarakat baik kalangan menengah atas maupun kalangan bawah. Bagi siapun yang kecil dan besar, di era 90 ke belakang pasti banyak masyarakat yang cukup akrab dengan BUMN ini. Pak pos yang kedatangannya selalu ditunggu-tunggu, mugkin ia membawa surat atau kartu pos dari sahabat, kerabat, atau si dia seseorang yang memiliki arti khusus di hati. Atau juga ia membawakan sebuah wesel dimana kedatangannya ibarat penghapus nafas dikala itu. Kantor bercat oranye berlogo burung merpati itu telah memainkan peran pentingnya dihampir seluruhlapisan masyarkat Indonesia di masa lalu, ia bahkan telah menorehkan sejarahnya di banyak hati. Seperti sebuah lirik lagu yang mampu menulis sejarah jaman dan sangat ngetop saat itu, ciptaan Vina Panduwinata dengan lagu yang berjudul “surat cinta”, yang beberapa baitnya selalu teringat,”“Hatiku gembira, melangkah diudara, pakpos membawa berita, dari yang ku damba, sepucuk surat manis, warnanya pun merah hati, bagai bingkisan pertama, tak sabar ku buka...“. Mengingat akan lagu tersebut, kebanyakan orang akan tertarik mengetahui kabar terkini Pak pos atau PT. Pos Indonesia yang telah menjadi sahabat lama (lifestyle.kompasiana.com).

Seperti yang kita ketahui, kini teknologi internet telah menjadi bagian hidup sehari-hari. Pastilah hal ini pun memiliki dampak signifikan bagi BUMN tersebut. Sebenarnya peluang atau kekuatan sudah ditangkap sehingga memiliki keyakinan yang penuh bahwa perusahaan PT. Pos Indonesia ini dapat diselamatkan, trust atau kepercayaanlah yang menjadi kekuatan PT. Pos Indonesia. Ditambah dengan


(10)

network atau jaringan yang luas, penggabungan trust dan network itulah yang menjadi tumpuan PT. Pos Indonesia untuk berbenah dan menggapai hari depan yang cerah (kompasiana.com).

Dalam upaya untuk merepresentasikan permasalahan ini, maka diperlukan media massa dan kerjasama dengan berbagai pihak. Dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin maju, menjadikan peran media massa semakin penting karena dapat menjangkau opini publik untuk semua kalangan yang dapat mendukung permasalahan ini. Media massa sangat dibutuhkan dengan usaha untuk membantu publikasi permasalahan yang ada. Pengembangan media massa (informasi/publikasi) dengan konsep berita yaitu 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How)hanya saja dengan pengemasan yang berbeda. Upaya ini guna menyajikan lebih kompleks, detail, dan memerlukan media yang sesuai. Maka dipilihlah media audio/visual/video (film) sebagai media yang tepat dan efektif. Dengan kombinasi antara gambar, suara, dan gerakan yang bersifat dinamis, sehingga sangat menarik perhatian dibandingkan dengan media lain.

Di dalam bukunya yang nberjudul Film Pinggiran, Gotot mengungkapkan bahwa film sarat mengandung pesan, tesisnya membuktikan bahwa film sebagai media penting bagi umat manusia. Ketergatungan manusia pada media begitu besar dalam dunia modern, media menjadi bagian dari kehidupan, dia adalah alat untuk menyampaikan pesan kepada manusia lain (Gotot, 2008: 21).

Film dokumenter adalah media audio/visual/video yang mampu merepresentasikan kejadian sesuai dengan realita yang ada. Menurut Chandra Tanzil, bahwa tujuan utama dari film dokumenter adalah merepresentasikan


(11)

8

kembali suatu kejadian, kisah hidup, atau realita. Dalam buku Bill Nichols yang berjudul Representing Reality, yang memberikan pemahaman yang hakiki mengenai definisi film dokumenter. Bahwa film dokumenter adalah sebuah upaya untuk menceritakan kembali sebuah kejadian/realita, menggunakan fakta dan data. Pengungkapan sebuah fakta sekiranya dapat mengingatkan kembali, merangsang, para generasi penerus untuk dapat mengenal identitasnya yang dapat dibanggakan (2010: 57).

Dalam bukunya yang berjudul Cara Pinter Bikin Film Dokumenter, Fajar mengungkapkan bahwa film dokumenter adalah perekaman adegan nyata dan faktual (tidak boleh merekayasa sedikitpun) untuk kemudian dibentuk menjadi sefiksi mungkin menjadi sebuah cerita yang menarik, perlakuan inilah yang disebut creative threatment itu (2007: 36).

Adapun genre dalam film dokumenter yaitu, laporan perjalanan, sejarah, potret/biografi, nostalgia, rekonstruksi, investigasi, perbandingan dan kontradiksi, ilmu pengetahuan, buku harian (diary), musik, association picture story, serta dokudrama. Dalam pembuatan Tugas akhir ini film dokumenter yang dipilih adalah dokumenter nostalgia. Dokumenter nostalgia sebenanya dekat dengan jenis sejarah, namun biasanya banyak mengetengahkan kilas balik atau napak tilas dari kejadian-kejadian dari seseorang atau suatu kelompok. Dalam buku yang berjudul Memahami Film , Pratista mengungkapkan pembuatan film dokumenter kebanyakan membuat audien/penonton bosan karena dituntut untuk melihat dan mendengarkan cerita dengan tampilan yang monoton, maka dari itu terdapat


(12)

beberapa teknik yang memiliki daya tarik audien terhadap film yang ditontonnya (2008:89).

Teknik yang digunakan dalam membuat film dokumenter ini adalah tekni split screen. Teknik split screen memiliki ciri khas membagi layar monitor dengan beberapa bagian dan menggabungkan beberapa adegan untuk menyampaikan pesan pada setiap potongan.Sehingga pencapaian makna dari film dikumenter yang akan dibuat mampu membuat masyarakat mudah memahami. Akan tetapi pada pembuatan film dokumenter ini tidak sepenuhnya menggunakan teknik split screen, namun di kolaborasikan dengan teknik liveshoot. Karena teknik live shoot adalah teknik pengambilan gambar yang dilakukan secara umumnya, karena tekniklive shoot bisa dikombinasikan dengan teknik apapun. Teknik ini digunakan untuk menegaskan pesan yang akan disampaikan, pada setiap adegan akan terdapat makna yang sesuai dan dapat dipahami udien, serta membuat audien mampu menanggapi dan tidak bosan.

Berdasarkan permasalahan di atas, dipaparkan tentang besarnya pengaruh sebuah peranan masyarakat terhadap sebuah BUMN yaitu kantor pos yang selalu menjadi andalan masyarakat.Maka dibuatlah sebuah film dokumenter yang mengutamakan pentingnya mengabadikan dan terus melestarikan budaya lama yang terus berkembang hingga saat ini. Hal ini seperti yangtercermin dalam slogan: merekam yang tersisa, mencari yang tersembunyi, menemukan kearifan semesta.


(13)

10

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan bahwa rumusan masalah pada Tugas Ahir ini yaitu:

Bagaimana membuat sebuah film dokumenter yang menceritakan tentang kantor pos hari ini dengan menggunakan teknik Split Screen?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka ditetapkan batasan masalah sebagai berikut:

1. Membuat film dokumenter bergenre dokumenter nostalgia. 2. Mengaplikasikan teknik split srcreen pada film dokumenter. 3. Menggunakan audio yang mampu mendramatisir film.

4. Menggunakan gaya bahasa yang santai dan pewarnaan yang dinamis.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam pembuatan film dokumenter berjudul “Kantor Pos Hari Ini” adalah:

1. Film merupakan media perubah masal yang paling mudah diterima oleh manusia karena menggunakan perpaduan antara audio dan visual. 2. Media komuikasi massa pandang dan dengar yang berdasarkan asas

sinematografi.

3. Menvisualisasikan pesan-pesan moral dan menginformasikan kepada masyarakat tentang kantor pos masa kini.


(14)

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari pembuatan tugas akhir ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Temuan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang aplikasi kajian realita, peran dan fungsi jasa pengiriman pos dari jaman dahulu sampai jaman sekarang sehingga mampu membuat masyarakat bernostalgia dan tertarik kembali untuk mengunjungi maupun menggunakan jasa pelayanan pos melalui film dokumenter. Juga mengembangkan teknik split screen yang digunakan dalam pembuatan film dokumenter.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pembuatan video dokumenter dan menjadi bahan untuk kepentingan pendidikan peneliti selanjutnya yang mendalami dunia multimedia khususnya. Di lain sisi, penelitian juga berguna untuk memecahkan permasalahan keilmuan. Dan juga sebagai media komunikatif untuk menginformasikan kantor pos saat ini serta memotivasi masyarakat terutama pengguna jasa pos untuk bernostalgia kembali khususnya segmentasi target dan audien.


(15)

39 BAB III

METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

Pada bab III ini akan dijelaskan dengan metode yang digunakan dalam pembuatan dan pengolahan data serta perancangan dalam pembuatan filmtugas akhir ini. Langkah langkah metodologi dan perancangan karya yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah :

3.1 Metodologi

Metodologi penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menekankan pada kealamiahan sumber data.

3.1.1 Jenis Data

Sesuai dengan judul penelitian yaitu Kantor Pos Hari Ini yang menjabarkan tentang perkembangan kantor pos masa lalu ke masa kini dan peranan para pengguna jasa pos yang setia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan lebih menggunakan analisis kualitatif agar data yang diperoleh lebih diskriptif dan sumber wawancara yang didapat mampu menjelaskan dengan seksama.

3.1.2 Sumber Data

Sumber data dapat diartikan sebagai subyek penelitian. Subyek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk variable penelitian yang


(16)

dipermasalahkan melekat (Arikunto, 2009: 152). Dalam penelitian ini subyek penelitian adalah pola pikir masyarakat khususnya wilayah Surabaya dalam menyikapi perkembangan pos Indonesia yang signifikan, serta mengajak kembali pengguna jasa pos bernostalgia sehingga rindu untuk melakukan kegiatan surat menyurat maupun menggunakan jasa pos yang lain.

3.1.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data penelitian, dilakukan pengumpulan data kualitatif yang meliputi beberapa observatif dan literatur diantaranya yaitu data tentang film dokumenter, teknik split screen dan kantor pos di Surabaya. Data-data tersebut dideskripsikan sebagai berikut:

A. Film Dokumenter

Pada tahap ini, pengumpulan data lebih menuju ke film dokumenter, pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Obsevarsi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar minat penonton dalam menonton film dokumenter. Karena biasanya film dokumenter terkesan membosankan bila pengemasannya kurang menarik. Maka dilakukan observasi di youtube.


(17)

41

Gambar 3.1 Film dokumenter tentang kantor pos (Sumber: www.youtube.com)

Dari pencarian dengan kata kunci Dokumenter Pos Indonesia dan hasilnya banyak dilm dokumenter tentang pos, namun tidak ada yang menggunakan teknik split screen. Kebanyakan film yang di produksi memiliki durasi yang kurang dari 20 menit dan penyampaian pesan sesuai dengan fakta dan data yang ada serta lebih banyak ke perkembangan kantor pos yang mengikuti jaman.

Keyword yang didapat: berdurasi kurang dari 20 menit, kurang menarik, berdasarkan fakta dan data.

2. Studi pustaka

Setelah beberapa pengamatan sudah dilakukan maka untuk mendukung fata yang sudah ada dilakukan studi pustaka dari berbagai sumber wacana. Buku-buku yang digunakan diantaranya buku yang berjudul “cara Pinter

Bikin Film Dokumenter” karya Fajar Nugroho, lalu “”Menulis Naskah

Dokumenter” karya Gerzon R. Ayawaila, dan “Pengetahuan Film


(18)

dokumenter merupakan karya film dimana film merupakan laporan aktual yang berdasar pada data, nilai kebenaran dan faktualitasnya.

Keyword yang didapat: Laporan aktual, berdasarkan fakta dan data.

B. Split Screen

Pada tahap ini pengumpulan data terarah pada teknik yang digunakan dalam membuat tugas Akhir yaitu teknik split screen. Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword yang digunakan sebagai pedoman. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi / Pengamatan

Kegiatan observasi dilakukan dengan mengamati film yang terdapat di situs youtube tentang teknik split screen. pada saat observasi dapat disimpulkan bahwa teknik split screen adalah salah satu jenis teknik yang membagi layar menjadi dua atau beberapa bagian, dimana bagian satu dan yang lain saling menjelaskan dan saling terkait. Biasanya teknik ini sering digunakan dalam penayangan sebuah berita, dan film yang banyak adegan percakapan jarak jauh.

Keyword yang didapat: membagi layar ke beberapa bagian, saling berkaitan. 2. Studi Pustaka

Untuk mendukung data observasi digunakanlah studi pustaka dari beberpa situs yang membahas tentang teknik split screen. seperti yang diungkapkan bahwa split screen menghasilkan efek yang mirip dengan parallel editing


(19)

43

dalam kemampuannya untuk menceritakan dua atau lebih cerita pada saat yang sama.

Keyword yang didapat: banyak adegan, saling terkait

C. Pos Indonesia (Kantor Pos)

Pada tahap ini pengumpulan data terarah pada masalah yang terdapat pada tugas akhir ini, yaitu tentang keterlambatan pengiriman dan semakin sedikit orang yang berkirim surat. Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan dengan cara mengunjungi kantor pos Kebonrojo dan memilih beberapa konsumen yang memiliki daya tarik tingi terhadap kantor pos untuk diwawancarai. Kemudian menemui salah seorang pegawai di bagian pengiriman barang(pak pos). Kemudian orang yang penting di bagian kantor pos yaitu Bpk. Sigit selaku manager SDM kantor pos Kebonrojo, terkait bagaimana bisa ada kasus keterlambatan pengiriman, dan mengulas sedikit sejarah tentang kantor pos. Dan bagaimana cara signifikan yang membuat pos dapat bertahan hingga saat ini, melihat perkembangan jaman yang semakin cepat dan maju.

Keyword yang didapat: pengiriman, kemajuan jaman, sejarah 2. Observasi / Pengamatan

Kegiatan observasi dilakukan dengan mencari melalui internet apakah yang berpengaruh pada perkembangan pos dan hal-hal dibalik kekurangan yang


(20)

selama ini terjadi, seperti pada situs youtube dimana ada seorang pak pos yang merekam dirinya sendiri, untuk mengungkapkan perasaan kesalnya. Bahwa keterlambatan pengiriman bukan selalu kesalahan dari kantor pos, namun alamat yang diberikan biasanya palsu atau tidak lengkap.

Gambar 3.2 Video amatir seorang pak pos berjudul “Pak POS Kring-kring

(Sumber : https://youtu.be/oGKkwZw9Om4)

Hal ini tentu tidak sesuai dengan realita dimana masyarakat awam mengira bahwa kasus-kasus keterlambatan merupakan kesalahan atau kesengajaan dari pihak kantor pos. Serta dengan melihat video dokumenter karya kompas berjudul Bab Yang Hilang, disitu di ulas sejarah kantor pos yang sangat jauh diluar pemikiran. Melihat sejarah Kantor pos yang sudah bertahun tahun memonopoli bidang pengiriman, pada tahun 2001 mengalami kerugian sebesar Rp. 45 Triliun hanya karena munncul nya teknologi email. Teknologi yang semakin maju memberi dampak yang besar pada BUMN yang sudah 295 tahun berkarya.


(21)

45

D. Surabaya

Pengumpulan data tertuju pada kota Surabaya. Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword yang akan digunakan sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Observasi/ Pengamatan

Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mendefinisikan tentang keadaan kota Surabaya, dimana terdapat kantor pos pusat ke tiga setelah Semarang. Kota Surabaya adalah kota yang bersejarah, dikenal dengan nama kota pahlawan. Karena untuk mendapatkan kota Surbaya para pahlawan harus berperang dengan penjajah dan untuk menghormati usaha para pejuang di masa lalu pada tanggal 10 november diperingati sebagai hari pahlawan. Surabaya juga merupakan kota terbesar ke dua setelah Jakarta, karena banyaknya gedung bertingkat, taman kota yang indah, dan kepadatan penduduknya.

Keyword yang didapat: kota Pahlawan, Kota besar ke 2, Penduduknya padat. 2. Study Pustaka

Pencarian studi pustaka diperlukan untuk memperkuat data yang sudah didapat. Kota Surabaya yang juga dikenal dengan kota pahlawan juga memiliki sejarah panjang berdirinya, seperti yang dikutip dari website. Kota Surabaya memiliki periode-periode yang melandasi berdirinya kota Surabaya. Mulai dari masa kerajaan, penjajahan, hingga peperangan yang melibatkan arek-arek Surabaya sendiri. Mengenang kepahlawanan arek-arek Surabaya yang berjuang hingga titik darah penghabisan, demi kedaulatan dan tegaknya cita-cita bangsa Indonesia maka dibangun monumen Tugu Pahlawan yang


(22)

diresmikan tanggal 10 November 1962 olah presiden RI. Selain itu juga dibangun Monumen bambu runcing untuk mengenang semangat arek-arek Suroboyo yang dengan gagah berani melawan penjajah dengan senjata seadanya yaitu sebilah bambu yang ujungnya diruncingkan.

Keyword yang didapat: kota pahlawan, Kota bersejarah, monumen Tugu Pahlawan, Monumen Bambu Runcing.

3.1.4 Teknik Analisa Data

Menurut Moeloeng (2005) analisis data merupakan upaya untuk mengorganisasikan data, memilah data yang dapat dikelola, dan menyusun data menjadi sebuah pola sehingga dapat ditemukan tema yang dapat menjadi hipotesis kerja.

1. Reduksi

Melakukan proses pemilihan, pemusatan perhatian data yang muncul di lapangan. Untuk dianggap sesuai dengan masalah penelitian.

2. Penyajian Data

Menyusun data dari informasi dan fakta yang telah dikelompokkan di lapangan, sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan.Kemudian dibentuk dalam suatu bagan yang digunakan ke dalam analisa data.

3. Kesimpulan

Menyimpulkan data dari hasil penelitian di lapangan yang telah diolah. Kemudian memunculkan pernyataan yang memiliki kecocokan dengan realitasnya sehingga membentuk validitasnya.


(23)

47

3.1.5 Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Penelitian yang berjudul pembuatan film dokumenter dengan menggunakan teknik split screen berjudul Kantor Pos Hari Initermasuk dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistic maupun non statistic (Arikunto, 2009: 12). Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dari hasil data yang telah diperoleh dilapangan melalui obsevarsi, wawancara, dan dokumen kemudian data tersebut diolah melalui metode deskrliptif. Bahwa proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari beberapa sumber (obsevarsi atau pengamatan, wawancara, dan dokumentasi) kemudian dilakukan reduksi data dengan melakukan abstraksi yakni membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada didalam konteks tersebut. Langkah selanjutnya adalah menyusun kedalam satuan-satuan, satuan-satuan tersebut kemudian dikategorisasikan sambil melakukan loading. Kemudian langkah terakhir mengadakan pemeriksaan keabsahan data.


(24)

3.1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian tentang pt.pos Indonesia yang berlokasi di Kota Surabaya dan mengambil setting perkembangan serta peran masyarakat terhadap BUMN ini dispesifikasikan pada wilayah Surabaya. Penelitian ini terlebih dahulu terinteraksi secara langsung pada para pekerja di kantor pos dan masyarakat pengguna jasa pos selama beberapa minggu. Pendekatan awal dilakukan dengan mengikuti aktifitas sehari-hari para pegawai pos, agen-agen kecil kantor pos, dan melihat keseharian proses pengiriman yang terjadi di agen-agen kecil maupun kantor pos pusat. Selain itu, peneliti juga secara langsung melakukan pemetaan awal dalam menentukan informasi di lokasi tersebut.

3.1.7 Tahap dan Waktu Penelitian

Proses tahapan dalam penelitian melalui beberapa langkah sebagai berikut diantaranya:

1. Menyusun laporan penelitian.

2. Mencari permasalahan untuk diteliti.

3. Menelaah buku-buku untuk mencari dukungan teori.

4. Meninjau kembali rumusan permasalahan tersebut dan dilanjutkan dengan merumuskan tujuan dan hipotesis. Akan tetapi penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif maka tidak ada hipotesis atau dugaan sementara mengenai hasil penelitian. Penelitian deskriptif lebih menjelaskan secara verbal dari hasil penelitiannya.


(25)

49

6. Melakukan perancangan karya.

7. Melaksanakan penelitian (obsevarsi) di Kantor Pos pusat di Kebunrojo. 8. Melakukan pengolahan data dan kesimpulan.

9. Implementasi karya.

10. Tahap pelaporan/penyusunan laporan hasil penelitian.

3.2 Tahap Analisa

Upaya dari analisa disini sebagai acuan dalam melakukan pengambilan gambar maupun pada melakukan editing. Sehingga diharapkan dapat meminimalisir kesalahan untuk menghasilkan suatu karya yang maksimal.

3.2.1 Study Eksisting

Dalam proses pembuatan film, maka dilakukan study eksisting terlebih dahulu sebagai refrensi dalam pengerjaan Tugas Akhir. Study Eksisting dilakukan upaya memperdalam pemahaman ide dan konsep. Hal ini dilakukan agar dapat membantu mempermudah dalam proses pembuatan film dokumenter. Berikut beberapa kajian terdahulu yang berdasarkan SWOT film berikut:

1. Film Dokumenter Stories Of Bike

Stories Of Bike adalah kumpulan dari film dokumenter tentang perjalanan seorang pengendara sepeda motor (Bikers) yang menceritakan ulang tentang sejarah dan kenangan hidup dengan orang terdekat bersama kendaraan beroda 2 atau sepeda motor yang selalu menemaninya berpetualang.


(26)

Kelebihan dari film dokumenter ini adalah penggunaan genre sejarah dan nostalgia yang digabungkan dengan teknik live shoot dan split screen merupakan suatu ide yang masih segar ditambah dengan spesial efek split screen dan pengambilan gambar yang halus pada perpotongan tiap scene, kebebasan melakukan sesuatu serta alur cerita yang sesuai dengan judul membuat film ini mudah dipahami maksud dan tujuannya.

Kekurangan dari film dokumenter ini adalah tidak di cantumkannya subtitle text bahasa inggris yang membuat orang khususnya bagi belum fasih/mengerti bahasa inggris tentunya mengerti secara keseluruhan apa yang dimaksudkan dalam cerita pada film dokumenter tersebut pada gambar 3.1 merupakan beberapa potongan gambar dari film Stories Of Bike.

Gambar 3.3 Screenshot Film Stories Of Bike. (Sumber : Olahan Peneliti)


(27)

51

1. Strenght (Kekuatan): Cerita dan pesan moral yang kuat membuat film memiliki bobot untuk disimak. Serta mampu memberikan solusi dalam pengerjaan filmnya.

2. Weaknesses (Kelemahan): Banyak stock shoot yang panjang dimana tidak memiliki pesan yang ingin disampaikan.

3. Opportunity (Peluang): Memberikan pengertian bahwa jika kita memiliki sebuah masalah, kita tidak boleh mudah menyerah.

4. Threats (Ancaman): Setiap audience mempunyai persepsi atau pandangansendiri-sendiri tentang menafsirkan cerita, sehingga terkadang apa yang ingin disampaikan belum tentu diterima dengan baik.

2. Film Dokumenter POS INDONESIA

Film dokumentasi yang menceritakan Keadaan PT.Pos Indonesia pada era teknologi yang semakin maju dan berkembang. Film tersebut memaparkan bahwa anjloknya peminat pos karena munculnya ponsel atau alat komunikasi jarak jauh. Di dalam film ini disertakan juga ilustrasi yang diperankan oleh model, ilustrasi tentang betapa penting dan dinantinya pos di masa lalu. Film Pada gambar 3.2 merupakan beberapa potongan gambar dari film Dokumenter POS INDONESIA.


(28)

Gambar 3.4 Screenshot film Dokumenter POS INDONESIA. (sumber: www.youtu.be/ZfDnDvFlc0M)

1. Strenght: Konsep Cerita yang kuat dengan pemaparan yang enak untuk diterima audience.

2. Weaknesses: Pengambilan gambar terlalu natural

3. Opportunity: Memberikan pemahaman tentang penyampaian tujuan film ini dibuat, meski dengan visual seadanya.

4. Threats: Untuk mendapatkan visual yang bagus dinilai masih sulit dengan menggunakan teknik live shot tanpa didukung peralatan yang memadai.

3.2.2 Segmentasi, Targeting, Positioning 1. Geografis

a. Ukuran Wilayah : Daerah = Perkotaan b. Kepadatan : Kota (pusat kota) 2. Demografis

a. Usia : 20-45


(29)

53

c. Ukuran Keluarga : 4+

d. Pendidikan : Pelajar/Mahasiswa 3. Targeting

Target audience pada film dokumenter ini yaitu ditujukan pada para pelajar ataupun mahasiswa, serta instansi atau perusahaan yang menggunakan jasa pengiriman surat maupun barang di provinsi Jatim, khususnya wilayah Surabaya.

4. Positioning

Sebagai media publikasi film dokumenter ini akan didistribusikan kepada setiap kalangan. Dengan mengharapkan kepedulian sosial antar seksama terkait dengan masalah keterlambatan pengiriman dan pengetahuan tetang perkembangan pos Indonesia dari masa ke masa.

3.2.3 Analisa Keyword

Sebelum melakukan tahapan produksi, maka dilakukan kajian dan analisa keyword yang digunakan sebagai acuan pada pembuatan film dokumenter ini.Pada hasil akhir keyword diperoleh berdasarkan kajian STP yang sudah ditelaah sebelumnya.


(30)

Gambar 3.5 Diagram Alur Keyword (sumber: olahan peneliti) 3.2.4 Pemaknaan Keyword

dari analisa keyword utama pada gambar 3.3, hasil dari analisa data didapatkan dari empat materi yang ada di dalam judul tugas akhir, yaitu film dokumenter, Pos Indonesia, split screen, dan kota Surabaya. Dari materi film dokumenter didapat lima keyword, yaitu berdurasi kurang dari dua puluh menit, kurang menarik, laporan aktual, berdasarkan fakta dan data. Film dokumenter merupakan film yang mendokumentasikan kenyataan


(31)

55

yang ada (Moana, 1926: 72). Menjelaskan bentuk film dokumenter menurut Gerzon R. Ayawaila (2008: 38) yang membagi genre film dokumenter menjadi beberapa jenis, antara lain laporan perjalan, sejarah, potret/biografi, perbandingan, kontradiksi, ilmu pengetahuan, nostalgia, rekonstruksi, investigasi, association picture story, buku harian dan dokudrama. Dari materi ke tiga yaitu split screen, terdapat yang merupakan salah satu teknik pembuatan film. split screen merupakan teknik membagi layar menjadi beberapa bagian yang saling berkaitan, untuk menjelaskan keadaan yang sedang terjadi agar mudah dipahami. Dari materi ke tiga yaitu Pos Indonesia didapat empat keyword yaitu membagi layar ke beberapa bagian, saling berkaitan, banyak adegan, dan saling terkait. Pos Indonesia sendiri merupakan jasa pengiriman pertama di Indonesia (www.posindonesia.com). Kantor pos pertama di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta). Dunia perposan modern muncul di Indonesia sejak tahun 1602 pada saat VOC menguasai bumi nusantara ini. Pada saat itu, perhubungan pos hanya dilakukan di kota-kota tertentu yang berada di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Pos pertama ini didirikan pada tanggal 20 Agustus 1746 di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta). Setelah beberapa tahun memberikan pelayanan dengan statusnya sebagai perusahaan umum, Pos Indonesia mengalami perubahan status atau bentuk usaha lagi. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1995, Perum Pos dan Giro berubah menjadi PT. Pos Indonesia (Persero). Dari materi ke empat yaitu Kota Surabaya . Kota Surabaya yang juga dikenal dengan kota pahlawan juga


(32)

memiliki sejarah panjang berdirinya, seperti yang dikutip dari website. Kota Surabaya memiliki periode-periode yang melandasi berdirinya kota Surabaya. Mulai dari masa kerajaan, penjajahan, hingga peperangan yang melibatkan arek-arek Surabaya sendiri. Mengenang kepahlawanan arek-arek Surabaya yang berjuang hingga titik darah penghabisan, demi kedaulatan dan tegaknya cita-cita bangsa Indonesia maka dibangun monumen Tugu Pahlawan yang diresmikan tanggal 10 November 1962 olah presiden RI (kompasiana.com).

3.2.5 Analisa Warna

Dalam analisa warna, pencarian keyword digunakan untuk mencari warna yang sesuai dengan konsep penelitian. Untuk penerapannya warna yang sesuai keyword yaitu dinamis, yang memiliki karakteristik warna passion, dynamic.


(33)

57

Gambar 3.6 Analisa Warna (Sumber: Olahan Peneliti)

3.3 Pra Produksi

Dalam pembuatan film pendek ini dibutuhkan banyak persiapan. Persiapan pra produksinya sebagai berikut:

A. Naskah 1. Ide 2. Konsep 3. Naskah 4. Sinopsis

B. Penataan kamera 1. Shoot List

2. Lighting / Available light 3. Peralatan


(34)

C. Artistik 1. Setting lokasi 2. Wardrobe

D. Penyutradaraan 1. Pencarian Narasumber 2. Riset

E. Manajemen Produksi 1. Manajemen lokasi 2. Manajemen crew 3. Anggaran


(35)

58

A. Naskah

Dalam pembuataan naskah ada beberapa hal yang harus dilaksanakan.Berikut penjabaranya:

1. Ide

Ide pembuatan film ini dilatar belakangi oleh permasalahan banyaknya opini buruk karena kekurangan yang dimiliki jasa Pos Indonesia dalam bidang pengiriman barang, dan semakin sedikitnya masyarakat yang mengirim surat karena dirasa sangat tidak efisien.

2. Konsep

Konsep pembuatan film ini dengan konsep dokumenter nostalgia dimana akan diberi sedikit ulasan tentang kantor pos masa lalu hingga perkembangannya sekarang. Dan pembahasan tentang keterlambatan pengiriman dengan memberikan teknik split screen sebagai jembatan untuk memberikan penjelasan.

3. Naskah

POV: Point Of View Kota Surabaya yang sedang padat kendaraan. Rancangan tayangan: 13 menit dengan 6 segment.

Segment 1 (Suasana siang kota Surabaya)

Subyek kota surabaya yang ramai kendaraan, menunjukkan bagaimana padatnya kota Surabaya.

Segment 2 (Suasana Kantor Pos Kebonrojo)

Menampilkan shoot sudut-sudut kantor pos Kebunrojo, mulai dari halaman depan hingga bagian dalam kantor pos.


(36)

Menampilkan seorang bapak-bapak yang akan mengirim surat, dan menunggu antrian.

Segment 4 (Pendapat seorang konsumen atau pengguna jasa pos)

Mewawancarai seorang konsumen yang hendak mengirim barang lewat kantor pos dan menuju ke loket pengiriman barang.

Segment 5 (Penjelasan seorang pegawai kantor pos)

Menampilkan wawancara yang dilakukan dengan salah seorang pegawai kantor pos yang bekerja dibagian pengiriman barang di depan mobil pengangkut barang.

Segment 6 (Penjelasan salah seorang yang penting di kantor pos)

Menampilkan sebuah ruangan kantor dan wawancara dengan petinggi di kantor pos yaitu manager SDM di kantor pos Kebonrojo

4. Sinopsis

Awal cerita menampilkan sebuah agen kantor pos yang mempunyai gerai / agen berdampingan dengan dua perusaan pengiriman yang lain, disitu terlihat berapa perbandingan orang yang mengirim barang lewat pos dan dua perusahaan lain. Persaingan ini lah yang membuat kantor pos melebarkan sayap dengan memiliki agen hampir diseluruh wilayah Indonesia. Kantor pos yang sudah bertahun-tahun memonopoli dalam bidang pengiriman memiliki sejarah yang menarik, hingga meskipun sudah banyak perusahaan jasa pengiriman lain ia tetap setia menggunakan pos. Wawancar pada berbagai pihak terkait pun membumbui lengkapnya sejarah perkembangan kantor pos


(37)

60

masa lalu hingga sekarang. Dan masih banyak sisi menarik kantor pos yang mungkin belum diketahui khalayak ramai.

B. Penataan Kamera

Dalam produksi penataan kamera wajib dilakukan. 1.Shot list

Tabel 3.1 Shot List Film dokumenter Kantor Pos Hari Ini ” Scene Shot Type shot Lokasi Deskripsi

1 1

Long Shoot Agen kantor pos

Gambar 3 agen jasa pengiriman yang saling bersebelahan

2 2 Medium Long shoot

Kantor pos di Jl.Kebonrojo

Gambar suasana kantor pos dan sudut-sudut kantor pos

3 3

Medium shoot Split – Medium Shoot

Dalam rumah Split-

Kantor

Gambar seorang bapak-bapak sedang menulis surat

Split - Wawancara

4 4

Long Shoot Split – Medium Shoot

Jalan Raya Split – Parkiran

Suasana jalanan di Surabaya

Split – Wawancara

5 5

Medium Shoot Split – Medium Long

shoot Kantor pos

Wancara

Split - Konsumen akan menuju loket pengiriman


(38)

2. Lighting / Available Light

Lighting atau disebut juga Tata Cahaya atau Pencahayaan yang dilakukan dalam proses produksi Film dan atau acara Televisi,penataan cahaya dilakukan untuk menambah nilai Artistic pada gambar, agar gambar tersebut lebih berdimensi dan mempunyai kedalaman ruang.

Pencahayaan dibagi menjadi 2 yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Dalam pembuatan film dokumenter ini menggunakan pencahayaan alami sinar matahari pada siang hari dan sebagai tambahan digunakan cahaya buatan.

3. Peralatan

Peralatan yang dibutuhkan dalam membuat film dokumenter ini antara lain kamera, handycam, boomer, tripod, dan Memory micro SD.

6 6 Split – Full Shoot

Split – Ruang Sortir

Split Para pekerja sedang menyortir kiriman

7 7 Medium shot Kantor

Wawancara dengan Mnager SDM.

8 8 Close Up Lorong

Gambar koleksi pos yang dimiliki kantor pos Kebonrojo


(39)

62

C. Artistik

Pembuatan Film dokumenter ini memerlukan banyak pralatan untuk melengkapi artistik suatu film pendek. Daftar Artistisk untuk film pendek ini sebagai berikut:

1. Setting Lokasi

Setting lokasi pembuatan film pendek ini dilakukan kantor pos jl.Kebonrojo, dan di beberapa wilayah di surabaya.

2. Wardrobe

Dalam pembuatan film dokumenter ini, tallent yang juga seorang narasumber akan menggunakan pakaian sehari-hari sesuai dengan jabatan atau perannya sendiri.

D. Penyutradaraan 1. Pencarian narasumber

Narasumber yang dipilih adalah 3 narasumber dari kantor pos, yaitu Manager Bisnis, Manager DC (Delivery Center), dan Pak Pos. Serta 5 orang narasumber yaitu para pengguna jasa pos yang masih aktif menggunakan. 2. Riset

Dalam pembuatan film dokumenter ini narasumber yang dipilih hanya mengungkapkan realita yang sudah ditentukan oleh penulis, serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada narasumber.


(40)

Pada pembuatan film pendek ini membutuhkan manajemen yang bagus untuk mngatur proses pra produksi hingga pasca produksi.Manajemen produksi pembuatan film pendek ini adalah sebagai berikut:

1. Manajemen lokasi

Pembuatan film dokumenter ini,terdapat di beberapa wilayah disurabaya dan kantor pos Semarang, serta kantor pos di jl.Kebonrojo Surabaya.

1. Manajemen crew

a. Produser dan sutradara : Ayu Widya S. b. Kameraman : Widya, Dimas c. Soundman : Dimas, Boy d. Lighting : Dimas, Gober e. Musik composser : Widya ,Dimas f. Editor : Widya


(41)

64

2. Anggaran

Tabel 3.2 Anggaran Film Dokumenter Kantor Pos Hari Ini

No Rincian pembelian Jumlah harga satuan Jumlah Pra Produksi

1 Naskah 30lembar Rp 30.000

2 Print 30lembar Rp 30.000

3 Transport Rp 115.000

Produksi Film

1 komisi crew 3orang Rp .150.000 Rp 450.000 2 komisi Narasumber 5 orang Rp.100.000 Rp 500.000

3

Konsumsi Narsum /

hari 5 orang Rp.45.000 Rp 225.000

4 Konsumsi crew / hari 3orang Rp. 45.000 Rp 135.000

5. Sewa Handy cam 2 Rp.400.000 Rp 800.000

6. Tripod 2 Rp.150.000 Rp 300.000

7 Music 1 lagu Rp 100.000

total pengeluaran Rp 2.685.000


(42)

5. Jadwal kerja

Tabel 3.3 Jadwal kerja Film pendek kesenjangan sosial aspek pendidikan No. Materi Kegiatan Oktober November Dst

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Survey lokasi v

2 Pencarian Narasumber v v

3 Riset Narasumber v

4 Pembuatan video v v

3.9 Produksi Shooting

Dilakukan proses shooting film tugas akhir ini . Lokasi pembuatan film dokumenter ini dilakukan di daerah surabaya

3.10 Pasca Produksi 1. Editing

Pada tahap ini, peneliti melakukan editing secara digitial dengan menggunakan salah satu perangkat lunak yang diperuntukkan untuk menyunting dan memberikan sound efek agar mendapatkan kesan yang dramatis. Dalam proses editing ini pula pemberian narrator pada sebuah video dilakukan sehingga dapat menggabungkan antara shot satu dengan shot yang lainnya.


(43)

66

2. Mastering

Tahap mastering ini, peneliti menggunakan mastering jenis DVD Digital Video Disc dimana dengan jenis mastering ini peneliti dapat menunjukkan hasil yang maksimal dalam kualitas hasil pembuatan video dokumenter ini.

3.11 Publikasi

Setelah selesai mengolh seluruh hasil film dalam proses editing, maka penulis akan melakukan publikasi. Media yang digunakan untuk proses publikasi adalah poster dan DVD. Kemudian diimplementasikan ke dalam bentuk cetak berupa poster dan DVD. Berikut konsep dan sketsa dari desain publikasi film dokumenter ini:

1. Konsep

Peneliti menggunakan konsep pada poster dengan menampila icon kantor pos, dengan pewarnaan yang sesuai dengan keyword. Hal ini dimaksudkan memperi kesan dramatis dengan memberikan warna hitam dan menonjolkan bis surat.


(44)

2. Sketsa Poster

Gambar 3.8 Sketsa poster (Sumber: Olahan peneliti)

3. Sketsa cover DVD

Gambar 3.7 Sketsa cover DVD (Sumber: Olahan Peneliti)


(45)

68

4. Sketsa label DVD

Gambar 3.10 Sketsa label DVD (Sumber: Olahan Peneliti)


(46)

69

IMPLEMENTASI KARYA

Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan film dokumenter. Pada BAB IV ini menjelaskan mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

4.1 Produksi

Produksi merupakan tahap lanjutan dari pra produksi, dimana rancangan-rancangan yang sudah dibuat pada saat pra produksi akan dilaksanakan pada tahap ini. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi antara lain shooting atau pengambilan gambar secara keseluruhan mulai dari awal hingga akhir.

Berikut ini teknik produksi yang akan digunakan dan diterapkan dalam tahap produksi:

1. Sistem Perekaman

Dalam pembuatan film dokumenter ini sistem perekaman dilakukan secara langsung (direct) dan bersamaan baik dari unsur audio maupun visual. Selain itu crew juga akan menggunakan system rekaman tidak langsung (undirect) untuk unsur audio yang diantaranya meliputi narasi, sound effect dan ilustrasi music.

2. Teknik Pengambilan Gambar

Teknik pengambilan gambar pada film dokumneter ini yaitu pengambilan gambar hanya merekam adegan spontanitas dari setiap perilakunya. Gambar 4.1 adalah teknik pengambilan gambar yang digunakan untuk membuat film.


(47)

70

Gambar 4.1 Pengambilan Gambar (Sumber: Olahan Penulis)

Pada saat pengambilan gambar, komposisi merupakan hal terpenting dan bagian sederhana untuk mengatur elemen-elemen yang ada dalam gambar, sehingga mampu menyampaikan perasaan yang diinginkan dalam mengekpresikan. Oleh karena itu, peranan DOP (director of photography) disini diuji dalam pengambilan gambar maupun menata gambar, karena gambar yang dihasilkan harus memiliki tujuan untuk menyampaikan pesan tanpa harus men-direct pemain, bertujuan untuk mendapatkan adegan yang spontanitas.

3. Susunan Pengambilan Gambar

Susunan pengambilan gambar dilakukan secara acak, artinya gambar-gambar akan dikelompokan terlebih dahulu, kemudian disesuikan dengan situasi dan kondisi di lapangan. Dalam produksi video dokumenter sangat berbeda dengan produksi film live shot lainnya karena dalam produksi ini semua dilakukan dengan murni tanpa ada unsur pengarahan.


(48)

Beberapa variasi shot yang digunakan dan diterapkan dalam film dokumenter ini diataranya adalah Long Shot, Full Shot, Medium Shot, Medium Close Up. Untuk pergerakan kamera menggunakan Panning dan Zooming. Sedangkan untuk sudut pengambilan gambar yang digunakan Eye Level, Low Angle dan High Angle. Gambar 4.2 adalah gambar tipe shoot yang digunakan dalam pembuatan film dokumenter Kantor Pos Hari Ini.

Gambar 4.2 Tipe Shot (Sumber: Olahan Penulis)


(49)

72

Tipe shot digunakan sebagai penekanan pada suatu cerita. Seperti gambar di atas: Scene 2 (Long Shoot) dengan memberi ruang pada background, sehingga mampu menceritakan kondisi sekitar tentang situasi kantor pos Kebonrojo. Sedangankan Scene 5 (Medium Shoot) untuk wawancara dengan pihak terkait agar mendapatkan data yang benar-benar relevan.

5. Lighting

Dikarenakan lokasi shooting tidak terlalu luas, yang mana dalam lokasi tersebut terdapat beberapa ruangan yang tertutup maka peneliti menggunakan pencahayaan lampu untuk memberikan kesan alami, dan dengan memanfaatkan cahaya alami dari alam atau cahaya matahari secara langsung, sehingga akan menghasilkan gambar yang natural.

4.2Pasca Produksi

Pasca produksi merupakan tahap akhir pada pembuatan film dokumeter ini. Ketika proses shooting selesai, maka tahapan selanjutnya yaitu:

1. Editing

Melakukan proses editing, merupakan proses untuk menata gambar yang disesuaikan dengan konsep cerita. Tahapan yang sangat menarik dalam pembuatan film dokumenter, karena pesan dari sebuah cerita dibangun pada tahap ini. Kerjasama antara sutradara dengan editor dalam merangkai sebuah cerita menjadi kunci utama finishing dalam membangun sebuah cerita. Pada tahap ini sutradara menyerahkan rundown kepada editor sebagai panduan untuk proses penyuntingan gambar. Selama proses penyuntingan gambar, sutradara mendampingi editor agar hasil penyuntingan gambar sesuai dengan


(50)

editing, yaitu saat menyusun scene per scene.

Gambar 4.3 Editing

2. Proses Coloring

Dalam proses coloring ini, merupakan proses penyelarasan warna dengan tujuan agar film tersebut memiliki kepaduan warna sehingga menimbulkan kesan tertentu. Selain itu untuk mendapatkan warna sesuai konsep film dokumenter yang dibuat. Gambar 4.4 merupakan proses pewarnaan agar gambar sesuai dengan tema yang akan dibuat.


(51)

74

3. Rendering

Proses rendering merupakan proses yang membentuk sebuah penggabungan file-file yang disatukan menjadi sebuah format media. Seperti pada proses editing, yang perlu dilakukan adalah mengatur settingan render seperti resolusi dan format video. Dalam proses rendering memiliki pengaturan tersendiri sesuai hasil yang diinginkan.

4. Mastering

Mastering merupakan proses dimana file yang telah di-render dipindahkan ke dalam media kaset, VCD, DVD atau media lainya. Film dokumenter ini menggunakan media DVD.

5. Publikasi

Setelah selesai mengolah seluruh hasil pasca produksi sedemikian rupa dan menghasilkan suatu karya film, maka yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan publikasi. Media publikasi yang digunakan untuk film dokumenter ini adalah poster dan DVD. Konsep dalam pembuatan poster dan cover DVD film ini telah dibahas sebelumnya dalam Bab III, kemudian diimplementasikan seperti yang terdapat pada gambar 4.5-4.7.


(52)

Gambar 4.5 Poster Kantor Pos Hari Ini (Sumber: Olahan penulis)

Proses editing pada pembuatan poster, yaitu dengan menampilkan sebuah sarana umum yang familiar dan merupakan icon dari kantor pos sendiri, yaitu kotak pos atau yang biasa dikenal dengan sebutan bis surat. Dalam pembuatan poster ini hal yang menjadi pertimbangan adalah bagaimana menggambarkan apa ciri khas dari kantor pos. Dengan konsep yang sederhana, melalui pengaturan komposisi yang baik, tanpa adanya setting maka dilakukan dengan mengambil bis surat yang terletak di depan pintu masuk kantor pos. Pada saat itu dilakukan pengambilan gambar foto secara


(53)

76

spontanitas, karena untuk mendapatkan kesan yang dinamis. Dimana hasilnya tetap mampu memberikan informasi yang jelas.

b. Cover box DVD

Gambar 4.6 Cover box DVD Kantor Pos Hari Ini (Sumber: Olahan Penulis)

Dalam pembuatan cover box DVD berbeda dengan desain poster, karena konsep DVD ingin menampilkan masa-masa dimana kita selalu menjumpai bis surat walaupun itu di sebuah taman kota.


(54)

Gambar 4.7 cover cakram DVD Kantor Pos Hari Ini (Sumber: Olahan Peneliti)

Seperti pada konsep yang dijelaskan pada Bab III, desain cover cakram DVD sama dengan desain pada cover box bagian depan, yang membedakan hanya pada bentuknya, yaitu lingkaran. Sehingga diperlukan penyesuaian pada desain cover box DVD yang telah dibuat sebelumnya, agar mendapatkan kesan menarik pada proses publikasi.


(55)

78 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Kantor pos, maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari hasil pembuatan film dokumenter tentang Kantor pos dikemas dengan durasi 15 menit dengan mengaplikasikan teknik split screen di dalamnya agar mampu memberi inspirasi bagi pembuat video dokumenter lainnya.

2. Film dokumenter merupakan salah satu media komunikasi yang mampu menyampaikan hal baru kepada audien dengan pesan yang singkat. Memberikan pesan terhadap audien untuk peduli akan sesama mahluk sosial. Menginformasikan kepada audien tentang perkembangan kantor pos, dan inovasi yang sudah diberikan oleh Pos .

5.2 Saran

Penelitian tentang perkembangan kantor pos serta sejarahnya yang di aplikasikan kedalam sebuah karya film dokumenter ini diharapkan dapat menjadi wawasan dan pengetahuan bagi para khalayak luas. Peneliti berharap dalam pembuatan film dokumenter ini untuk lebih mengenal dekat tentang apa saja faktor yang mempengaruhi keterlambatan pengiriman, , terlebih untuk memberikan informasi tentang sejarah menarik yang telah ditorehkan olah kantor pos. Dan bagi peneliti selanjutnya supaya dapat meneliti sisi lain dari Kantor pos


(56)

menggunakan media film dokumenter maupun media yang lain.

Peneliti mengakui masih banyak kekurangan dalam mengaplikasikan penelitian ini kedalam film dokumenter karena dalam pembuatan film dokumenter ini sangat dibutuhkan sekali kerjasama dalam bentuk tim. Melihat keadaan yang masih natural ternyata banyak yang masih bisa digali dari Kantor pos melihat banyak masyarakat awam yang belum mengetahui latar belakang dari permasalahan keterlambatan pengiriman.


(57)

80

DAFTAR PUSTAKA

1. Diambil dari Buku

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta. Askurifai, Baksin. 2003. Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis. Ayawaila, Gerzon. R (2008) Dokumenter dari Ide sampai Produksi. Jakarta:

Fakultas Film dan Televisi, IKJ Press.

Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dameria, Anne. 2007. Color Basic Panduan Warna untuk Designer indutri Grafika. Jakarta: Link Match Graphic.

Moeloeng, Lexy. J. 2005. Metodologi Penelitian Kuanlitatif. Bandung: PT. Rosda Karya

Oliver, Sandra. 2007. Public Relations Strategy. Jakarta: Erlangga.

Prakosa, Gotot. 2008. Film Pinggiran: Antologi Film Pendek, Film Aksperimental, dan Film Dokumenter. Jakarta. Yayasan Seni Visual dan Koperasi IKJ

Pratista. 2008. Memahai Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.

Riduwan. 2009. Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Suyanto, M. 2003. Analisis Dan Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran.

Yogyakarta: Andi Offset.

Tanzil, Chandra. Film Dokumenter, Sebuah Alat. 21 Agustus 2009.

2. Diambil dari Internet

Adiputra, Yogie. 2010. Ilmu Sosial Dasar dan Masyarakat. http://yogieadiputra.wordpress.com/2010/10/08/ilmu-sosial-dasar-dan-masyarakat/ Diakses tanggal 21 septermber 2015


(58)

Docslide. 2015. Letak Geografis Kota Surabaya. http://dokumen.tips/documents /letak-geografis-kota-surabaya.html. diakses tanggal 10 oktober 2015 Donnijambak. 2013. Tentang Sejarah Pos. https://donnijambak.worpress.com/

Diakses tanggal 10 oktober 2015

Ikadi. 2010. Kantor Pos. https:/ikadi17.wordpress.com/kantor-pos-ku-sekarang Diakses tanggal 10 mei 2015

PosIndonesia. 2012. Sejarah PT. Pos Indonesia. http.//www.posindonesia.co.id /index.php/profil-perusahaan/sejarah-pos. Diakses tanggal 10 mei 2015 Setyaningsih, Dwi. 2011. Apa Kabar PT. Pos Indonesia? http://m.kompasiana.

com/dwisetyaningsih /apa-kabar-pt-posindonesia_550ba733311c9c23934 Diakses tanggal 24 mei 2015


(1)

spontanitas, karena untuk mendapatkan kesan yang dinamis. Dimana hasilnya tetap mampu memberikan informasi yang jelas.

b. Cover box DVD

Gambar 4.6 Cover box DVD Kantor Pos Hari Ini (Sumber: Olahan Penulis)

Dalam pembuatan cover box DVD berbeda dengan desain poster, karena konsep DVD ingin menampilkan masa-masa dimana kita selalu menjumpai bis surat walaupun itu di sebuah taman kota.


(2)

77

c. Cover cakram DVD

Gambar 4.7 cover cakram DVD Kantor Pos Hari Ini (Sumber: Olahan Peneliti)

Seperti pada konsep yang dijelaskan pada Bab III, desain cover cakram DVD sama dengan desain pada cover box bagian depan, yang membedakan hanya pada bentuknya, yaitu lingkaran. Sehingga diperlukan penyesuaian pada desain cover box DVD yang telah dibuat sebelumnya, agar mendapatkan kesan menarik pada proses publikasi.


(3)

78 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Kantor pos, maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari hasil pembuatan film dokumenter tentang Kantor pos dikemas dengan durasi 15 menit dengan mengaplikasikan teknik split screen di dalamnya agar mampu memberi inspirasi bagi pembuat video dokumenter lainnya.

2. Film dokumenter merupakan salah satu media komunikasi yang mampu menyampaikan hal baru kepada audien dengan pesan yang singkat. Memberikan pesan terhadap audien untuk peduli akan sesama mahluk sosial. Menginformasikan kepada audien tentang perkembangan kantor pos, dan inovasi yang sudah diberikan oleh Pos .

5.2 Saran

Penelitian tentang perkembangan kantor pos serta sejarahnya yang di aplikasikan kedalam sebuah karya film dokumenter ini diharapkan dapat menjadi wawasan dan pengetahuan bagi para khalayak luas. Peneliti berharap dalam pembuatan film dokumenter ini untuk lebih mengenal dekat tentang apa saja faktor yang mempengaruhi keterlambatan pengiriman, , terlebih untuk memberikan informasi tentang sejarah menarik yang telah ditorehkan olah kantor pos. Dan bagi peneliti selanjutnya supaya dapat meneliti sisi lain dari Kantor pos


(4)

79

dan mengimplementasikan dengan sudut pandang yang berbeda baik dengan menggunakan media film dokumenter maupun media yang lain.

Peneliti mengakui masih banyak kekurangan dalam mengaplikasikan penelitian ini kedalam film dokumenter karena dalam pembuatan film dokumenter ini sangat dibutuhkan sekali kerjasama dalam bentuk tim. Melihat keadaan yang masih natural ternyata banyak yang masih bisa digali dari Kantor pos melihat banyak masyarakat awam yang belum mengetahui latar belakang dari permasalahan keterlambatan pengiriman.


(5)

80

1. Diambil dari Buku

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta. Askurifai, Baksin. 2003. Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis. Ayawaila, Gerzon. R (2008) Dokumenter dari Ide sampai Produksi. Jakarta:

Fakultas Film dan Televisi, IKJ Press.

Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dameria, Anne. 2007. Color Basic Panduan Warna untuk Designer indutri Grafika. Jakarta: Link Match Graphic.

Moeloeng, Lexy. J. 2005. Metodologi Penelitian Kuanlitatif. Bandung: PT. Rosda Karya

Oliver, Sandra. 2007. Public Relations Strategy. Jakarta: Erlangga.

Prakosa, Gotot. 2008. Film Pinggiran: Antologi Film Pendek, Film Aksperimental, dan Film Dokumenter. Jakarta. Yayasan Seni Visual dan Koperasi IKJ

Pratista. 2008. Memahai Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.

Riduwan. 2009. Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Suyanto, M. 2003. Analisis Dan Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran.

Yogyakarta: Andi Offset.

Tanzil, Chandra. Film Dokumenter, Sebuah Alat. 21 Agustus 2009.

2. Diambil dari Internet

Adiputra, Yogie. 2010. Ilmu Sosial Dasar dan Masyarakat. http://yogieadiputra.wordpress.com/2010/10/08/ilmu-sosial-dasar-dan-masyarakat/ Diakses tanggal 21 septermber 2015


(6)

81

Docslide. 2015. Letak Geografis Kota Surabaya. http://dokumen.tips/documents /letak-geografis-kota-surabaya.html. diakses tanggal 10 oktober 2015 Donnijambak. 2013. Tentang Sejarah Pos. https://donnijambak.worpress.com/

Diakses tanggal 10 oktober 2015

Ikadi. 2010. Kantor Pos. https:/ikadi17.wordpress.com/kantor-pos-ku-sekarang Diakses tanggal 10 mei 2015

PosIndonesia. 2012. Sejarah PT. Pos Indonesia. http.//www.posindonesia.co.id /index.php/profil-perusahaan/sejarah-pos. Diakses tanggal 10 mei 2015 Setyaningsih, Dwi. 2011. Apa Kabar PT. Pos Indonesia? http://m.kompasiana.

com/dwisetyaningsih /apa-kabar-pt-posindonesia_550ba733311c9c23934 Diakses tanggal 24 mei 2015