SISTEM PENDINGIN TRANSFORMATOR PERNAFASAN TRANSFORMATOR

Bahan isolasi cair berfungsi sebagai pengisolasi sekaligus sebagai pendingin. Karena itu persyaratan untuk bahan cair yang dapat digunakan untuk isolasi antara lain mempunyai tegangan tembus dan daya hantar panas yang tinggi. Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan pemurnian minyak mentah. Sebagai bahan isolasi, minyak transformator harus mempunyai tegangan tembus yang tinggi. Ketahanan listrik minyak transformator dapat menurun karena pengaruh asam dan dapat pula karena kandungan air. Keasaman minyak transformator dapat dinetralisir dengan menggunakan potas hydroksida KOH. Sedangkan kandungan air dalam minyak transformator dapat dihilangkan dengan memakai bahan hygroskopis yaitu silica-gel. Umumnya transformator distribusi, kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak transformator, karena minyak transformator mempunyai sifat sebagai pemindah panas disirkulasi dan bersifat pula sebagai isolasi tegangan tembus tinggi sehingga minyak transformator tersebut berfungsi sebagai media pendingin sekaligus isolasi.

II.8 SISTEM PENDINGIN TRANSFORMATOR

Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu berlebihan, maka akan merusak isolasi di dalam transformator. Untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut, maka pada transformator perlu dilengkapi dengan alat atau sistem pendingin yang dapat menyalurkan panas keluar dari transformator. Universitas Sumatera Utara Media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa udara atau gas, minyak, air dan lain sebagainya. Sedangkan pengalirannya sirkulasi dapat secara alamiah natural atau secara paksaan tekanan. Pada cara alamiah, pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan suhu media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas antara media dengan cara melengkapi transformator dengan sirip-sirip radiator. Bila dinginkan penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara alamiah tersebut dapat dilengkapi dengan peralatan untuk mempercepat sirkulasi media pendingin dengan pompa-pompa sirkulasi minyak, udara dan air. Cara ini disebut pendinginan paksa forced. Macam-macam sistem pendingin transformator berdasarkan media dan cara pengalirannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Tabel 2.2. Macam sistem pendingin transformator menurut IEC No. MACAM SISTEM PENDINGIN MEDIA DI DALAM TRAFO DI LUAR TRAFO Sirkulasi Alamiah Sirkulasi Paksa Sirkulasi Alamiah Sirkulasi Paksa 1. AN - - Udara - 2. AF - - - Udara 3. ONAN Minyak - Udara - 4. ONAF Minyak - - Udara 5. OFAN - Minyak Udara - 6. OFAF - Minyak - Udara 7. OFWF - Minyak - Air 8. ONAN ONAF Kombinasi 3 dan 4 9. ONAN OFAN Kombinasi 3 dan 5 Universitas Sumatera Utara 10. ONAN OFAF Kombinasi 3 dan 6 11. ONAN OFWF Kombinasi 3 dan 7

II.9 PERNAFASAN TRANSFORMATOR

Karena pengaruh naik turunya beban transformator maupun suhu udara luar, maka suhu minyak pun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya apabila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernafasan transformator. Akibat pernafasan transformator tersebut, maka permukaan minyak akan selalu bersinggung dengan udara luar. Udara luar yang lembab akan menurunkan nilai tegangan tembus minyak transformator, maka untuk mencegah hal tersebut pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernafasan berupa tabung yang berisi kristal zat hygroskopis. Universitas Sumatera Utara

BAB III HARMONISA

III.1 Umum Dalam sistem tenaga listrik yang ideal, bentuk gelombang tegangan yang disalurkan ke peralatan konsumen dan bentuk gelombang arus yang dihasilkan adalah gelombang sinus murni. Harmonisa adalah gangguan yang terjadi dalam sistem distribusi tenaga listrik yang disebabkan karena adanya distorsi gelombang arus dan tegangan. Distorsi gelombang arus dan tegangan ini disebabkan karena adanya pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi kelipatan bulat dari frekuensi fundamentalnya mis: 100Hz, 150Hz, 200Hz, dst. Semakin tinggi tingkatan harmonisanya, maka semakin tinggi pula frekuensinya. Harmonisa bisa muncul akibat adanya beban-beban non linier yang terhubung ke sistem distribusi. Gambar 3.1 Gelombang sinus arus dan tegangan Universitas Sumatera Utara