C. Analisis Rasio Rentablitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau
keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
1 Net Earning Power Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.
100 x
Aktiva Total
Pajak Setelah
Bersih Laba
Ratio Power
Earning Net
=
Tabel 3.7 Net Earning Power Ratio
Periode 2004-2007
Tahun Laba Bersih
Setelah Pajak Total Aktiva
Rasio
2004 1.126.587.000
9,116 2005
1.167.670.000 12,24
2006 1.291.722.000
11,31 2007
1.434.696.000 14,18
Sumber : PT. INFAR ARISPHARMAdata diolah
Pada tahun 2004 Net Earning Power Ratio perusahaan menunjukkan 9,16 artinya setiap Rp. 1,00 total aktiva mampu menghasilkan laba bersih sesudah
pajak sebesar Rp. 0,091. Pada tahun 2005 Net Earning Power Ratio perusahaan menunjukkan
12,24 Artinya setiap Rp. 1,00 total aktiva mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp.0,12. Bila dibandingkan dengan tahun 2004, tahun 2005
mengalami kenaikan sebesar 3,08. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya
Universitas Sumatera Utara
kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 39.666.650,00 dan kenaikan total aktiva sebesar Rp. 41.083.000,00.
Pada tahun 2006 Net Earning Power Ratio perusahaan menunjukkan 11,31 artinya setiap Rp. 1,00 total aktiva mampu menghasilkan laba bersih
sesudah pajak sebesar Rp. 0,11. Bila dibandingkan dengan tahun 2005, tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 0,93. Penurunan ini disebabkan oleh
adanya kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 124.052.000,00. Jadi selama tahun 2005 dan 2006 perusahaan cukup efisien dalam menggunakan aktiva
untuk menghasilkan laba yang lebih besar. Pada tahun 2007 Net Earning Power Ratio perusahaan menunjukkan
14,18, artinya setiap Rp. 1,00 total aktiva mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 0,14. Bila dibandingkan dengan tahun 2006, tahun
2007 mengalami kenaikan sebesar 2,87. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 57.356.600,00 dan kenaikan total
aktiva sebesar Rp. 142.974.000,00. Net Earning Power Ratio menunjukkan bahwa perusahaan mampu
menginvestasikan modalnya ke dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan meskipun ada sedikit penurunan pada tahun 2006.
Universitas Sumatera Utara
2 Rate of Return for The Owner
Adalah kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.
100 x
Sendiri Modal
Jumlah Pajak
Setelah Bersih
Laba Owner
for the Return
of Rate
=
Tabel 3.8 Rate of Return for The Owner
Periode 2004-2007
Tahun Laba Bersih
Setelah Pajak Total Modal Sendiri
Rasio
2004 103.230.050
823.874.000 12,53
2005 142.891.700
866.920.000 16,48
2006 146.136.900
961.947.000 15,48
2007 203.439.500
1.08.095.000 19,05
Sumber : PT INFAR ARISPHARMAdata diolah
Pada tahun 2004 Rate of Return for The Owner perusahaan menunjukkan sebesar 12,53, artinya setiap Rp. 1,00 modal sendiri mampu menghasilkan laba
bersih sesudah pajak sebesar Rp. 0,12. Pada tahun 2005 Rate of Return for The Owner perusahaan menunjukkan
sebesar 16,48, artinya setiap Rp. 1,00 modal sendiri mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp.0,16. Bila dibandingkan dengan tahun 2004,
tahun 2005 mengalami kenaikan laba bersih sebesar 3,95. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar Rp.
39.661.650,00 dan kenaikan modal sendiri sebesar Rp. 43.046.000,00. Berarti selama tahun 2005 kemampuan perusahaan dalam menghabiskan laba dari modal
yang dimiliki cukup bagus.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2006 Rate of Return for The Owner perusahaan menunjukkan 15,19, artinya setiap Rp. 1,00 modal sendiri mampu menghasilkan laba bersih
sesudah pajak sebesar Rp. 0,15. Bila dibandingkan dengan tahun 2005, tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 1,29. Penurunan ini disebabkan oleh
adanya kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 3.245.200,00. dan kenaikan modal sendiri sebesar Rp. 95.027.000,00. Berarti selama selama tahun 2005 dan
2006 perusahaan cukup efisien dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba walaupun mengalami penurunan.
Pada tahun 2007 Rate of Return for The Owner perusahaan menunjukkan sebesar 19,05, artinya setiap Rp. 1,00 modal sendiri mampu menghasilkan laba
bersih sesudah pajak sebesar Rp. 0,19. Bila dibandingkan dengan tahun 2006, tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 3,86. Peningkatan ini disebabkan
oleh adanya kenaikan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 57.356.600,00 dan kenaikan modal sendiri sebesar Rp. 106.148.000,00.
Rate of Return for The Owner pada perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dari modal sendiri yang dimiliki karena
rasio mengalami peningkatan meskipun ada penurunan pada tahun 2006 tetapi jumlahnya tidak terlalu besar.
3 Net Profit Margin
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.
100 x
Bersih Penjualan
Pajak Setelah
Bersih Penjualan
Margin Profit
Net =
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.9 Net Profit Margin
Periode 2004-2007
Tahun Laba Bersih
Setelah Pajak Penjualan Bersih
Rasio
2004 103.230.050
1.414.872.000 7,30
2005 142.891.700
1.457.000.000 9,81
2006 146.136.900
1.505.820.000 9,70
2007 203.439.500
1.869.3225.000 10,89
Sumber : PT.INFAR ARISPHARMAdata diolah
Pada tahun 2004 Net Profit Margin perusahaan menunjukkan sebesar 7,30 artinya setiap Rp. 1,00 penjualan bersih mampu menghasilkan laba bersih sesudah
pajak sebesar Rp. 0,07. Pada tahun 2005 Net Profit Margin perusahaan menunjukkan sebesar
9,81, artinya setiap Rp. 1,00 penjualan bersih mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp.0,09. Bila dibandingkan dengan tahun 2004, tahun 2005
mengalami peningkatan sebesar 2,51. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 39.661.650,00 dan kenaikan
penjualan bersih sebesar Rp. 42.128.000,00. Pada tahun 2006 Net Profit Margin perusahaan menunjukkan 9,70, artinya
setiap Rp. 1,00 penjualan bersih mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 0,09. Bila dibandingkan dengan tahun 2005, tahun 2006 mengalami
penurunan sebesar 11. Penurunan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 3.245.200,00. dan kenaikan penjualan bersih
sebesar Rp. 48.802.000,00.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2007 Net Profit Margin perusahaan menunjukkan sebesar 10,89 artinya setiap Rp. 1,00 penjualan bersih mampu menghasilkan laba bersih
sesudah pajak sebesar Rp. 0,10. Bila dibandingkan dengan tahun 2006, tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 1,19. Peningkatan ini disebabkan oleh
adanya kenaikan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 57.356.600,00 dan kenaikan penjualan bersih sebesar Rp. 363.505.000,00.
Net Profit Margin menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dari penjualan dan secara keseluruhan rasionya mengalami peningkatan
meskipun ada penurunan pada tahun 2006 tetapi jumlahnya sangat sedikit.
D. Analisis Rasio Aktivitas