Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia

OLEH

Ganda Michael 090522076

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud adalah pengembangan dari judul-judul yang lalu dengan menambahkan variabel yang berbeda dan kalaupun ada ditemukan judul yang sama itu merupakan suatu ketidaksengajaan penulis. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juli 2013 Yang membuat pernyataan

Ganda Michael S NIM : 090522076


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas semua berkat-Nya, atas segala karya-Nya yang luar biasa dalam hidupku. Terimakasih buat sukacita, kekuatan, semangat, hikmat yang Tuhan berika kepadaku sehingga aku dapatbmelalui semua ini dengan baik. KasihNya yang selalu menyertai dan menguatkan penulis untuk terus berjuang menyelesaikan skripsi ini bahkan disaat penulis sudah merasa tidak mampu lagi untuk mengerjakan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” dan disusun bertujuan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelas Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada puhak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE. M.Ec, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si. Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Iskandar Muda, SE. M.Si. Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.


(4)

4. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku dosen penilai dan pembaca yang telah banyak memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Kedua orangtua yang kucinta dan kusayangi M. Sidabutar dan E. Aritonang yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang yang tulus dalam membesarkan, mendidik, merawat dan membimbing penulis.

6. Kepada saudara-saudaraku Yosep, Ewin, Angga yang selalu mendukung dan membantu baik secara moril dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Kepada teman-teman (B’Panda, Fitrianti, Mumun, Wira yang nan jauh, Isnal) yang selalu setia mendengar keluh-kesah penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pembahasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga, skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, serta bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi. Terima kasih.

Medan, Juli 2013 Penulis

Ganda michael S NIM: 090522076


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis pengaruh return on assets , perputaran total aktiva, dan debt to total assets terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolok ukur yang mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return saham.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal,yang menguji pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan periode yang diteliti 2006-2012. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 17 perusahaan, penarikan samel dilakukan dengan metode puposive sampling (judgement sampling). Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui analisis regresi berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa return on asset dan debt to total asset berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan sedangkan perputaran total aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan secara parsial. Kemudian secara simultan return on asset, perputaran total aktiva dan debt to total asset berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Kata kunci : return on asset, perputaran total aktiva, debt to total asset, kinerja keuangan.


(6)

ABSTRACT

This research analyzed the influence of return on asset, total assets turnover and debt to total asset to financial performance .The objective of this research also to get which performance have most significant effect to stock return.

This research is a casual research, which tasted the influance of one variable to another. The population are food and beverage company which registered in Indonesian Stock Exchange among the periodof 2006 until 2012. The research sampling are 17 companies, it was done using purposive sampling method (judgement sampling). Statistic method trough multiple regression analysis was used in hypothesis testing

The result of this research showed that return on asset and debt to total asset have significant influence on capital structure financial performace while Total Assets Turnover do not have significant influence on financial performance partially. Then simultaneously return on asset, total assets turnover and debt to total asset have significant influence on financial performance of food and beverage companies that listing in Indonesian Stock Exchange.

Keyword : return on asset, total assets turnover, debt to total asset, financial performance.


(7)

DAFTAR ISI SKRIPSI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1Uraian Teoritis ... 7

2.1.1 Laporan Keuangan ... 7

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 9

2.1.3 Kinerja ... 16

2.1.4 Rasio Keuangan ... 18

2.1.4.1 Pengertian Rasio ... 18

2.1.4.2 Kegunaan Analisis Keuangan ... 18

2.1.4.3 Pengelompokan Rasio ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 26

2.3 Kerangka Konseptual ... 29

2.4Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Rancangan Penelitian ... 32


(8)

3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 33

3.4 Jenis Data ... 35

3.5 Variabel Penelitian ... 36

3.5.1 Klasifikasi Variabel ... 36

3.5.2 Definisi Operasional Variabel ... 36

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.6.1 Metode Dokumentasi ... 38

3.6.2 Metode Studi Pustaka ... 38

3.7 Teknik Analisis Data ... 38

3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 38

3.7.2 Analisis Regresi Berganda ... 42

3.7.3 Uji Hipotesis ... 43

3.8 Jadwal Penelitian ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Hasil Penelitian ... 45

4.1.1 Statistik Deskriptif ... 45

4.1.2 Uji Kelayakan Model ... 47

4.1.2.1 Koefisien Determinasi ... 48

4.1.2.2 Uji Normalitas ... 49

4.1.2.3 Uji Multikolinearitas ... 52

4.1.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 53

4.1.2.5 Uji Autokorelasi ... 55

4.1.3 Pengujian Hipotesis ... 56

4.1.3.1 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 56

4.1.3.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 57

4.1.3.2.1 Pengaruh ROA Terhadap kinerja keuangan .... 59

4.1.3.2.2 Pengaruh Perputaran Total Aktiva Terhadap Kineraja Keuangan ... 59

4.1.3.2.3 Pengaru Debt to Total Asset terhadap Kinerja Keuangan ... 59


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 64

5.3 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Perkembangan pertumbuhan laba pada Beberapa Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek

Indonesia (BEI) ... 3

2.1 Penelitian Terdahulu ... 27

3.1 Data Sampel Perusahaan ... 34

3.2 Jadwal Penelitian ... 44

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 45

4.2 Analisis Hasil Regresi ... 48

4.3 Hasil Analisa Koefisien Determinasi ... 49

4.4 Uji Normalitas Data ... 50

4.5 Uji Normalitas Data (2) ... 52

4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ... 53

4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 55

4.9 Hasil Uji F ... 57


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 30 4.7 Uji Heterokedastisitas ... 54


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis pengaruh return on assets , perputaran total aktiva, dan debt to total assets terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolok ukur yang mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return saham.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal,yang menguji pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan periode yang diteliti 2006-2012. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 17 perusahaan, penarikan samel dilakukan dengan metode puposive sampling (judgement sampling). Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui analisis regresi berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa return on asset dan debt to total asset berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan sedangkan perputaran total aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan secara parsial. Kemudian secara simultan return on asset, perputaran total aktiva dan debt to total asset berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Kata kunci : return on asset, perputaran total aktiva, debt to total asset, kinerja keuangan.


(14)

ABSTRACT

This research analyzed the influence of return on asset, total assets turnover and debt to total asset to financial performance .The objective of this research also to get which performance have most significant effect to stock return.

This research is a casual research, which tasted the influance of one variable to another. The population are food and beverage company which registered in Indonesian Stock Exchange among the periodof 2006 until 2012. The research sampling are 17 companies, it was done using purposive sampling method (judgement sampling). Statistic method trough multiple regression analysis was used in hypothesis testing

The result of this research showed that return on asset and debt to total asset have significant influence on capital structure financial performace while Total Assets Turnover do not have significant influence on financial performance partially. Then simultaneously return on asset, total assets turnover and debt to total asset have significant influence on financial performance of food and beverage companies that listing in Indonesian Stock Exchange.

Keyword : return on asset, total assets turnover, debt to total asset, financial performance.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sebelum melakukan suatu investasi, seorang investor harus mempertimbangkan beberapa factor diantaranya dengan melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan financial dari perusahaan, kemudian menganlisisnya, sehingga kita dapat menilai hal apa yang dicapai di masa lalu dan di masa yang sedang berjalan.

Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum digunakan dalam menganalisis laporan financial suatu perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi suatu perusahaan. Penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan factor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan (Munawair, 2000 : 64).

Laporan finansiil (Financial Statemen) memberikan ikthisar mengenai keadaan finansiil suatu perusahaan, di mana Neraca (Balance Sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan Rugi & Laba (Income Statemen) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai


(16)

selama periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun (Banbang Ryanto, 2008 : 327).

Menurut Bambang Ryanto (2008 : 330-331) ada pula yang mengelompokkan rasio–rasio dalam rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang di maksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan seperti current ratio, Acid test ratio. Rasio leverage adalah rasio-rasio yang di maksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang seperti Debt to total assets ratio, Net worth to debt ratio dan lain sebagainya. Rasio aktivitas, yaitu rasio-rasio yang di maksudkan untuk mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya seperti inventory turnover, average collection period dan lain sebagainya. Rasio profitabilitas, yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan seperti profit margin on sales, return on total assets, return on net work dan lain sebagainya.

Bagi manajemen finansial, dengan menghitung rasio-rasio akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan dibidang financial, sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang akan datang (Harahap, 2006 : 297).


(17)

Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui analisa rasio keuangan tersebut dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial dari perusahaan, sehingga kita dapat menilai hal apa yang telah dicapai di masa lalu dan di masa yang sedang berjalan. Dalam penelitian ini mengukur kinerja keuangan perusahaan, digunakan laba setelah pajak, karena laba merupakan sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan, yang memberikan informasi berkaitan dengan tanggung jawab manajemen dalam pengolahan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka ( Munawir, 2002 : 68).

Penelitian ini menggunakan perusahaan makanan dan minuman sebagai obyek penelitian dikarenakan persaingan yang sangat ketat sekarang ini. Untuk mengetahui tinggkat pertumbuhan perusahaan makanan dan minuman tersebut maka berikut ini merupakan beberapa data pertumbuhan laba perusahaan makanan dan minuman selama periode 2006 – 2012, yang di sajikan pada table 1.1 sebagai berikut

Tabel1.1 : Pertumbuhan Laba “Perusahaan Makanan dan Minuman” Tahun 2007 – 2010

( dinyatakan dalam satuan jutaan rupiah )

No Nama Perusahaan Tahun Laba

SetelahPajak

Pertumbuhan Laba

1 Delta Djakarta, Tbk 2007 47.331.00


(18)

2009 126.504.00 33.79

2010 139.893.00 9.57

2 Mayora Indah, Tbk 2007 141.589.00

2008 196.230.00 27.84

2009 372.157.00 47.27

2010 484.086.00 23.12

3 TigaPilar Sejahtera Food, Tbk 2007 15.759.00

2008 28.686.00 45.06

2009 37.786.00 24.08

2010 75.857.00 50.18

4 CahayaKalbar, Tbk 2007 24.676.00

2008 27.867.00 11.45

2009 49.493.00 43.69

2010 29.562.00 -67.42

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan table 1.1 tersebut menunjukkan adanya tingkat pertumbuhan laba perusahaan makanan dan minuman di BEI selama tahun 2007 sampai tahun 2010 ada beberapa perusahaan yang mengalami penurunan laba, sehingga menyebabkan investor ragu untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa besar tingkat resiko yang akan dihadapi, serta berapa besar dividen yang akan mereka terima dimasa yang akan datang. (Husein, 2003 : 7)


(19)

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Doris Welly Jayanta (2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat kecocokan model pengaruh yang signifikan antara rasio keuangan terhadap kinerja keuangan, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa rasio keuangan yang meliputi rasio lancar, return on assets, rasioperputaran total aktiva, debt to total assets berpengaruh terhadap kinerja keuangan telah teruji kebenaranya. Sedangkan secara parsial return on assets dan debt to total assets yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.

Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1.2Rumusan Masalah

Dari uraian mengenai latar belakang masalah yang telah dikemukakan tersebut dan untuk mempermudahkan dalam melakukan penelitian agar lebih fokus, maka peneliti merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini yaitu “apakah rasio keuangan Return on Assets( ROA), Perputaran total aktiva, dan Debt

to Total Assets berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja

keuangan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia?”.


(20)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara empiris pengaruh Return on Assets ( ROA), Perputaran total aktiva, dan Debt to Total Assets

terhadap kinerja keuangan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini untuk akademis, peneliti,

peneliti selanjutnya, dan praktisi adalah :

1. Bagi Akademis, untuk menambah wawasan tentang kinerja keuangan

khususnya mengenai pengaruh rasio terhadap kinerja keuangan.

2. Bagi peneliti sendiri, sebagai sarana dalam pengembangan kemampuan

dalam bidang penelitian ilmiah dan penerapan teori yang diperoleh dari bangku kuliah.

3. Bagi peneliti, selanjutnya dapat menjadi bahan referensi dan dasar

pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

4. Bagi Praktisi, sebagai bahan masukan sebelum mengambil keputusan dalam

berinvestasi di suatu perusahaan.

BAB II


(21)

2.1Uraian Teoritis

2.1.1 Laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi, yang meliputi neraca, perhitungan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan dasar pemakai.

Laporan keuangan adalah suatu pelaporan dari suatu badan usaha yang menggunakan teknik serta prosedur tertentu dari transaksi-transaksi atau peristiwa yang bersifat keuangan dan berdasarkan hal tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat menggunakannya untuk bahan pertimbangan pengabilan keputusan (Sugiyono, 2007 : 16). Pengertian tersebut dapat diterangkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu pelaporan dari suatu badan usaha dengan menggunakan teknik dan prosedur tertentu dari transaksi atau peristiwa yang bersifat keuangan agar dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan.

Laporan keuangan menurut Baridwan (1998: 12) merupakan ringkasan yang menggunakan teknik serta prosedur tertentu dari suatu transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama


(22)

tahun tahun buku yang bersangkutan. Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut IAI dalam PSAK No.1 (1995) diterangkan bahwa laporan keuangan yang lengkap bisanya meliputi neraca, laporan rugi-laba, laporan posisi keuangan ( yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya, sebagai laporan arus kas atau arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian dari laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakaian.

Berdasarkan beberapa pengertian laporan keuangan di atas, maka secara garis besar pengertian laporan keuangan adalah pelaporan prestasi keuangan dari suatu perusahaan yang disajikan pada akhir suatu periode, yang lazimnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi serta laporan perubahan posisi keuangan.Selain itu laporan keuangan juga merupakan salah satu alat yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan dari penyusunan laporan keuangan perusahaan meurut IAI dalam PSAK No.1 (2004) diterangkan bahwa laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi


(23)

yang menyakut posisi kinerja keuangan serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Berdasarkan uraian tersebut dinyatakan bahwa pengambilan keputusan ekonomi adalah keputusan pengguna laporan keuangan untuk mengambil suatu tindakan berdasarkan dari apa yang mereka lihat dalam informasi yang disajikan dalam suatu laporan keuangan. Keputusan ekonomi yang diambil akan berbeda bagi setiap pengguna laporan keuangan, yaitu seperti dijelaskan :

a. Bagi investor

Investor membutuhkan informasi laporan keuangan untuk menentukan apakah harus menanam atau melepaskan investasinya pada suatu perusahaan, menambah atau mengurangi jumlah investasinya pada suatu perusahaan.

b. Bagi Karyawan

Dari informasi keuangan perusahaan yang disajikan, karyawan dapat mempertimbangkan apakah dia akan tetap bekerja atau akan keluar dari perusahaan, dengan melihat tingkat kemampuan perusahaan membayar gaji pegawai.


(24)

Dengan melihat laporan keuangan perusahaan dapat memutuskan, apakah akan memberikan pinjaman atau tidak kepada perusahaan tersebut.

d. Bagi Pemasok dan Kreditor Lain

Mereka menggunakan data laporan keuangan perusahaan langganannya untuk menentukan apakah hutang yang mereka berikan akan dapat dibayar pada saat jatuh tempo oleh perusahaan langganannya tersebut.

Menurud Baridwan (1992) tujuan penyusunan laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu: (1) tujuan umum, dan (2) tujuan kualitatif. Dalam tujuan umum, laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban serta modal suatu perusahaan. Sedangkan tujuan kualitatif mencakup relevansi suatu informasi, informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang sesuai dengan pengertian atau pengetahuan mengenai aktiva ekonomi perusahaan, netral, tepat waktu, mempuanyai daya anding serta informasi akuntansi yang lengkap yaitu meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi sekurangnya enam tujuan kualitatif data.

Dalam IAI (2004), untuk mendapatkan informasi yang relevan dan andal, informasi mempunyai beberapa kendala, yaitu:


(25)

a. Tepat waktu. Apabila terjadi penundaan informasi dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, seringkali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan.

b. Keseimbangan antara biaya dan manfaat. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya tidak melebihi biaya penyusunan.

c. Keseimbangan diantara karakteristik. Keseimbangan diantara berbagai tujuan kualitatif sering diperlukan, tujuannya untuk mencapai keseimbangan yang tepat diantara berbagai tujuan untuk memenuhi tujuan laporan keuangan.

Menurut Hanafi (2000), tujuan laporan keuangan yang bersifat umum, berkaitan dengan pemakaian eksternal yang bermacam-macam jenisnya bukan pemakaian internal yang spesifik seperti manajemen. Tujuan yang paling umum adalah bahwa pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor dan pemakai lainnya, saat ini maupun potensial (masa mendatang), untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan investasi lainny. Tujuan kedua adalah,


(26)

keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk pemakai eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian (yang berarti resiko) penerimaan kas yang berkaitan. Tujuan ketiga adalah, pelaporan keuangan harus memberikan informasi untuk membantu pihak eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas masuk bersih perusahaan. Tujuan keempat adalah tujuan yang paling spesifik. Tujuan ini menandakan tipe informasi perusahaan yang harus diberikan dalam laporan keuangan. Tujuan spesifik yang pertama adalah memberikan informasi mengenai sumberdaya ekomomi perusahaan dan klaim-klaim atas sumberdaya tersebut yang meliputi: hutang dan modal saham. Tujuan spesifik lainnya adalah bahwa laporan keuangan memberikan informasi mengenai prestasi perusahaan selama periode tertentu untuk membantu pihak eksternal menentukan harapannya mengenai prestasi perusahaan dimasa yang akan datang.

Bentuk yang paling umum dari laporan keuangan sebagai dasar suatu perusahaan adalah laporan yang dipublikasikan baik secara pribadi maupun secara umum. Seperangkat laporan keuangan biasanya terdiri dari neraca untuk periode tertentu, laporan operasi untuk periode tertentu, dan laporan arus data untuk periode yang sama. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi lazim mencermikan pengaruh keputusan yang


(27)

dibuat manajemen pada masa lalu maupun sekarang (Helfert,1996). Dalam hal ini laporan keuangan digunakan untuk menentukan kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan resiko keuangan (Sawir, 2001). Menurut Helfert (1996) laporan keuangan terdiri dari : a) Neraca, b) Laporan rugi laba, c) Laporan operasi, dan d) Laporan arus kas/dana.

Secara harfia, neraca merupakan laporan yang memberikan informasi mengenai jumlah harta, utang, dan modal perusahaan pada saat tertentu. Angka-angka dalam neraca memberikan informasi yang sangat banyak mengenai keputusan yang telah diambil oleh perusahaan. Informasi tersebut dapat bersifa operasiona ataupun strategis, baik kebijakan modal kerja, investasi, maupun kebijakan struktur permodalan yang telah diambil oleh perusahaan (Herfert, 1996).

Laba usaha (juga disebut EBIT) adalah laba tingkat kedua dalam laporan laba-rugi dan mengukur kinerja kegiatan perusahaan secara keseluruhan, laba kotor dikurangi dengan beban usaha (Fraser, at.all, 2004). Angka laba usaha memberikan kita satu dasar untuk mengukur kesuksesan terpisah dari kegiatan pembelanjaan dan kegiatan investasi dan terpisah dari status pajak. Margin laba usaha dihitung sebagai hubungan antara laba usaha dengan penjualan bersih


(28)

Laporan arus kas adalah laporan yang memuat perubahan dalam pergerakan dana (Herfert,1996). Laporan arus kas mempunyai peranan penting dalam memberikan informasi mengenai berapa besar dan kemana saja dana digunakan serta dari mana sumber dana itu diambil. Dengan demikian, laporan arus kas dapat menjawab pertanyaan, apa yang telah dilakukan perusahaan dengan dana yang dimilikinya. Informasi yang diperoleh dari laporan ini dapat menunjukkan apakan perusahaan sedang maju atau mengalami kesulitan keuangan.

Laporan arus kas, diwajibkan oleh Statement of Financial Accounting Standar No. 95 memberikan satu langkah besar kedepan dalam pengukuran akuntansi dan pengungkapan, karena sangat relevan bagi pemakai laporan keuangan ( Fraser, at.all, 2004). Laporan arus kas, yang menggantikan laporan perubahan posisi keuangan pada tahun 1988, memberikan informasi tentang kas masuk dan kas keluar selama satu periode akuntansi. Dalam arus kas dibagi menjadi aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas financial.

Laporan arus kas/dana ini disusun dari perbandingan neraca awal serta akhir, dan juga dikaitkan dengan laporan operasi periode tersebut. Laporan ini mencermikan keputusan tentang sumber dan penggunaan dana, yaitu: (1) komitmen dana untuk investasi dalam aktiva atau untuk membayar kembali kewajiban, atau (2)


(29)

meningkatkan dana melalui pinjaman tambahan atau dengan mengurangi investasi aktiva. Salah satu sumber dana utama adalah operasi yang menguntungkan di mana pendapatan melebihi biaya dan beban. Sebaliknya, operasi yang tidak menguntungkan merupakan suatu penggunaan dana.

Laporan sumber dana adalah laporan yang mempunayi peranan penting dalam memberi informasi mengenai berapa besar dan ke mana saja dana digunakan serta dari mana sumber dana itu diambil(Sawir,2001). Dengan demikian, laporan arus kas dan penggunaan dana akan dapat menjawab pertanyaan, apa yang telah dilakukan perusahaan dengan dana yang dimilikinya. Informasi yang diperoleh dari laporan ini dapat menunjukkan apakah perusahaan sedang maju atau akan mengalami kesulitan dalam keuangan.

2.1.3 Kinerja

Kinerja keuanga perusahaan menunjukkan seberapa baik prestasi yang dicapai perusahaan dilihat dari segi keuangannya. Salah satu alat pengukur kinerja adalah dengan menggunakan analisis rasio keuagang. Kinerja keuanagn yang lebih dalam menjelaskan kekuatan dan kelemahan perusahaan adalah rasio keuangan atau variabel akuntansi. Rasio keuangan atau variabel akuntansi merupakan alat analisis yang paling lama dan paling


(30)

banyak digunakan. Analisis dan penafsiran berbagai rasio akan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan dari pada analisis terhadap data keuangannya saja. Menurut Van Horne (1992) menyatakan bahwa rasio-rasio keuangan dapat dipakai sebagai ukuran evaluasi kinerja keuangan dengan cara mengamati kecenderungan rasio-rasio tersebut apakah naik, turun, ataukah konstan. Dan dari pertimbanga rasio-rasio ini pula dapat diketahui apakah manajemen sudah bekerja dengan baik atau belum.

Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini.Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya (IAI dalam PSAK No.1; 2004;7).

Penilaian kinerja keuangan perusahaan dapat dengan mudah dilakukan setelah diketahui besarnya nilai rasio-rasio keuangan perusahaan. Dengan teknik-teknik perbandingan yang ada maka kita dapat melakukan penilaian terhadap kondisi keuangan dan kinerja perusahaan yang teliti.


(31)

Hasil dari kinerja keuangan itu dapat berguna bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentinga atas baik buruknya kondisi keuangan perusahaan dalam melakyukan kebijakan ataupun tindakan ekonomi yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan saat itu.

2.1.4 Rasio Keuangan

2.1.4.1Pengertian Rasio

Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmatical term yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan (Riyanto, 1995:153). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan (matematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (S. Munawir, 1993;64). Rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan dalam unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana (Djarwanto,1996;123).

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka penganalisis harus mampu menesuaikan faktor-faktor yang ada


(32)

yang mungkin mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan.

2.1.4.2Kegunaan Analisi Keuangan

Untuk membuat keputusan rasiona yang sesuai dengan tujuan perusahaan, seorang manajer keuangan haruslah mempunyai alat-alat analisis tertentu, yang bisa diterapkan pada perusahaan ditempat dia bekerja. Atau suatu perusahaan dapat meminta bantuan pihak diluar perusahaan untuk membuat analisis keuangan dalam perusahaan. Hal itu perlu dilakukan mengingat pentingnya analisi laporan keuangan perusahaan bagi kemajuan perusahaan itu sendiri.

Analisis rasio keuangan memberikan informasi bagi manajer tentang keadaan dan perkembang finansial dari perusahaannya, serta dapat diketahui kelemaha-kelemahan dari perusahaan maupun hasil kinerja perusahaan. Hasil analisis ini penting dalam kaitannya dengan penyusunan rencan yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Analisis rasio memberikan informasi kepada kreditur untuk dapat mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk dapat membayar kembali hutang-hutangnya beserta bunganya, sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kreditur dari suatu perusahaan.


(33)

Analisi laporan keuangan memberikan informasi kepada investor dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya pada suatu perusahaan. Bagi investor yang penting adalah mengetahui rate of return dari dana yang akan diinvestsikan kedalam suatu perusahaan. Dari keterangan tersebut dapat dilihat bahwa analisis laporan keuangan suatu perusahaan sangat penting artinya bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kondisi perusahaan meskipun mereka mempunyai kepentingan yang berbeda-beda atas kondisi keuangan suatu perusahaan.

2.1.4.3Pengelompokan Rasio

Dalam hal ini rasio dibedakan atas dua golongan, yaitu :

a. Rasio yang digolongkan berdasarkan pada sumber data keuangan

b. Rasio yang digolongkan berdasarkan tujuan analisis yang ditetapkan.

Rasio berdasarkan data dibedakan menjadi :

a. Rasio neraca, yaitu rasio-rasio yang bersumber pada neraca keuangan. Misalnya: curren ratio dan acid test ratio.

b. Rasio laba rugi, yaitu rasio-rasio yang datanya diambil dari laporan laba rugi perusahaan. Misalnya: gross profit margin, net operating margin, operating ratio dan lain sebagainya.


(34)

c. Rasio antar laporan, rasio yang datanya berasal dari neraca dan laporan rugi laba. Misalnya :inventoryturn over, sales to inventory, sales to fixed asset, dan lain-lain.

Rasio berdasarkan tujuan, jenis dan macamnya tergantung pada tujuan masing-masing peneliti. Untuk tujuan menilai kinerja keuangan dan perkembangan perusahaan, dapat digunakan rasio-rasio sebagai berikut :

a. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus dipenuhi (Munawir,1997: 31). Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus dipenuhi. Alat-alat pembayaran yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuit dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuit. Analisis likuiditas ini meliputi, antara lain:


(35)

Dengan membandingkan antara aktiva lancar (kas efek, piutang) di satu pihak dengan hutang lancar setiap transaksi yang mengakibatkan perubahan jumlah aktiva lancar atau hutang lancar, baik masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan perubahan tingkat likuiditas (Riyanto, 1995: 332).

2. Quick ratio

Dengan membandingkan antara aktiva lancar (kas efek, piutang) di satu pihak dengan hutang lancar di lain pihak persediaan barang atau inventory dianggap sebagai aktiva yang paling tidak likuid, karena untuk dimanfaatkan segera mungkin, masih harus menunggu proses penjualan (Swastha, Ibnu Sukotjo, 1998: 253).

b. Rasio leverage

Rasio leverage adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan di biayai oleh hutang (Bambang Riyanto, 1995: 331). Finansiil leverage menyangkut penggunaan dana untuk membiayai aktiva perusahaan dimana dana digunakan tersebut berasal dari pinjaman atau modal asing. Sumber dana yang berasal dari pinjaman akan memperbesar resiko perusahaan, sehingga semakin besar aktiva perusahaan yang dibiayai dengan dana pinjaman akan menyebabkan makin besar resiko yang dihadapi


(36)

perusahaan. Adapun analisis leverage terdiri dari dua macam, antara lain :

1. Total debt to Equity ratio

Dapat dicari dengan membandingkan seluruh hutang dengan total modal sendiri (Riyanto, 1995: 333).

2. Total debt to Total capital asset

Dengan membandingkan total hutang di satu pihak dengan jumlah modal atau aktivanya (Riyanto, 1995: 333).

c. Rasio aktivitas

Rasio aktivitas yaitu rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya ( Riyanto, 1995: 331).

Rasio ini mengukur sampai seberapa besar efektifitas perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber yang tersedia dalam perusahaan tersebut pada suatu periode tertentu. Rasio ini yang digunakan untuk mengukur, antara lain:

1. Total asset turn over

Rasio ini mengukur kemampuan dana yang dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode waktu tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan reveneu, angka rasio yang cenderung naik memberikan gambaran bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva. Turn over yang tinggi


(37)

menunjukkan managemen yang efektif, tetapi turn over yang tinggi juga dapat disebabkan karena aktiva perusahaan yang sudah tua dan yang sudah abis masa ekonomisnya. Jadi turn over yang tinggi ini tergantung pada keadaan perusahaan dan sebaliknya perputaran yang lamban dari aktiva menunjukkan adanya kemungkinan turunnya penjualan. Total asset turn over sama dengan membandingkan penjualan netto dipihak pembilang dan jumlah aktiva di sisi penyebut (Riyanto, 1995: 334).

2. Receivable turn over

Raiso ini mengukur kemampuan yang tertanam dalam piutang ( penjualan kredit) berputar dalam satu periode tertentu. Rasio ini bila angkanya mengalami kenaikan atau peningkatan maka dapat dikatakan bahwa receivable nilainya efisien.Receivable turn over sama dengan membandingkan penjualan kredit dipihak pembilang dan piutang rata-rata di sisi penyebut (Riyanto, 1995: 334). 3. Inventory turn over Ratio

Rasio ini mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya “overstok” (Riyanto, 1995: 334).


(38)

Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan hasil akhir dari jumlah kebijaksanaan dan keputusan (Riyanto, 1995: 331).

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Analisis profitabilitas yang digunakan, yaitu:

1. Gross profit margin

Dapat dicari dengan membandingkan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan kemudian dibagi dengan penjualan bersih (netto).

2. Net profit margin

Dapat dicari dengan membandingkan keuntungan bersih sesudah pajak dibagi dengan penjualan bersih.

3. Net earning power ratio

Rasio ini sering disebut dengan rate of return on investment atau ROI. ROI sama dengan keuntungan netto sesudah pajak dibagi dengan jumlah aktiva.


(39)

Abdullah dan Halim (2000) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh operating laverage, Inventory Turnover Ratio (ITR), Debt to Equity dan Current Ratio (CR) terhadap kinerja keuangan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rasio keuangan perusahaan.

Muhammad Solahuddin (2007) melakukan penelitian dengan judul “Analisi Faktor Capital, Asset Equity, Earning dan Liquidity (Camel-MS) terhadap kinerja Bank Umum Syariah di Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunaka Analisis Regresi Dummy menunjukkan bahwa capital, asset equity, earning dan liquidity (Camel-MS) mempunyai kekuatan untuk memprediksi terhadap tingkat kinerja pada Bank umum di Indonesia.

Doris Welly Jayanta (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Laporan Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunaka Analisis Regresi Dummy menunjukkan bahwa capital, asset equity, earning dan liquidity (Camel-MS) mempunyai kekuatan untuk memprediksi terhadap tingkat kinerja pada Bank umum di Indonesia.

Yulia Purwanti (2005) melakukan penelitan dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Kondisi Keuangan Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Hasil


(40)

penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada rasio keuangan lain yang dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan selain rasio – rasio keuangan yang digunakan dalam model Altman.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

peneliti

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1 Abdullah dan

Halim (2000)

Pengaruhoperating laverage,

Inventory Turnover Ratio (ITR), Debt to Equity dan Current Ratio (CR) terhadap kinerja keuangan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)

Variabel independen (X) yaitu Operating laverage, Inventory Turnover Ratio (ITR), Debt to Equity dan Current Ratio (CR) Variabel dependen (Y) yaitu kinerja keuangan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rasio keuangan perusahaan

2 Muhammad

Solahuddin (2007) Analisi Faktor Capital, Asset Equity, Earning dan Liquidity (Camel-MS) terhadap kinerja Bank Variabel Independen (X) yaitu Capital, Asser Equity, Earning dan Liquidity Dengan menggunaka Analisis Regresi Dummy menunjukkan bahwa capital, asset equity, earning dan liquidity


(41)

Umum Syariah di Indonesia Variabel dependen (Y) kinerja keuanga (Camel-MS) mempunyai kekuatan untuk memprediksi terhadap tingkat kinerja pada Bank umum di Indonesia 3 Doris Welly

Jayanta (2011) Analisis Laporan Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Variabel Independen (X) yaitu Rasio Lancar, Return On Asset, Rasio Perputaran Total Aktiva, Debt to Total Asset Variabel dependen (Y) Kinerja Keuangan terdapat kecocokan model pengaruh yang signifikan antara rasio keuangan terhadap kinerja keuangan, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa rasio keuangan yang meliputi rasio lancar, return on assets, rasio perputaran total aktiva, debt to total assets berpengaruh terhadap kinerja keuangan telah teruji kebenaranya.

Sedangkan secara parsial return on assets dan debt to total assets yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.


(42)

4 Yulia Purwanti (2005) Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Kondisi Keuangan Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Variabel independen (X) net fixed asset, Long-term debt dan Notes Payable Variabel dependen (Y) Financial Distress

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada rasio keuangan lain yang dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan selain rasio – rasio keuangan yang digunakan dalam model Altman.

2.3Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Return on Assets( ROA), Perputaran total aktiva, dan Debt to Total Assets, sedangkan variabel

dependen atau variabel terikatnya adalah kinerja keuangan.

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil penelitian terdahulu, rasio keuangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan di perusahaan. Pemegang saham perlu melakukan analisis kinerja perusahaan terlebih dahulu untuk menentukan kebijakan investasinya, sehingga ia dapat mengambil keputusan investasi sesuai dengan return yang diharapkannya dan resiko yang ia toleransi. Pemegang saham dapat memanfaatkan laporan keuangan sebagai sumber informasi untuk menilai kinerja perusahaan.


(43)

Berdasarkan hipotesis tersebut maka penulis membuat kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai karakteristik populasi (Erlina, 2007). Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah :

Ha : Return on Assets ( ROA), Perputaran total aktiva, dan Debt to Total Assets berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap ROA

(X1)

Srtuktur Modal (Y) Perputaran Total

Aktiva (X2)

Debt to Total Asset


(44)

kinerja keuangan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan klausal, berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya untuk tahu bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel-variabel lainnya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on


(45)

Assets( ROA), Perputaran total aktiva, dan Debt to Total Assetssebagai variabel bebas dan kinerja keuanganvariabel terikat.

3.2Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2004:72) mengungkapkan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro, 2003:107).

Berdasarkan pengertian diatas maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang listing pada tahun 2006 sampai dengan 2012. Jumlah populasi yang ada adalah 19perusahaan. Data dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan juga dari situs www.idx.co.id .

Data yang diperoleh dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan disebut data eksternal (Umar, 2001:70). Pengumpulan data dari pihak luar ini meliputi studi pustaka yaitu melakukan pengumpulan data pendukung dari buku, internet, dan penelitian pihak terdahulu.

3.3Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Purpose Sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu dengan pertimbangan (Jogiyanto, 2004:79).


(46)

Kriteria berupa pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan tersebut adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006-2012.

2. Perusahaan tersebut listing pada tahun 2006-2012.

3. Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan audited selama tahun 2006-2012

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, terdapat 3 (tiga) perusahaan yang tidak tercatat (delisting) dari Bursa Efek Indonesia. Maka diperoleh 16 perusahaan makanan dan minuman dan komponennya yang memenuhi kriteria penelitian. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan

No Kode Nama Perusahaan

1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk

2 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk


(47)

4 DLTA PT Delta Djakarta Tbk

5 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk

6 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk

7 MYOR PT Mayora Indah Tbk

8 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk

9 PTSP PT Putra Sejahtera Pioneerindo Tbk

10 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk

11 SKLT PT Sekar Laut Tbk

12 STTP PT Siantar Top Tbk

13 SIPD PT Sierad Produce Tbk

14 SMAR PT SMART Tbk

15 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk

16 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk

Sumber : www.idx.com 3.4Jenis Data

Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik dan merupakan data sekunder yang meliputi data laporan keuangan tahunan perusahaan makanan dan minuman. Sumber data


(48)

diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan dari lokasi penyimpanan data di mana saja di luar perusahaan seperti dari situs www.idx.co.id.

Data yang dibutuhkan adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian yaitu informasi mengenai Return on Assets ( ROA), Perputaran total aktiva, Debt to Total Assets dan Kinerja Keuangan perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data sekunder ini diperoleh secara pooling dengan combined model, yaitu gabungan antara time series data dan cross sectional atau pooled data. Penelitan ini menggunakan data yang diambil dari seluruh perusahaan makanan dan minuman (section) selama periode waktu 7 tahun (series) yang masih listing di BEI.

3.5Variabel Penelitian

3.5.1 Klasifikasi Variabel

a. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen (Kuncoro, 2003:78). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Assets( ROA), Perputaran total aktiva, dan Debt to Total Assets. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Kuncoro, 2003:78). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan.


(49)

Definisi operasional merupakan penjelasan-penjelasan variabel yang telah dipilih. Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah : a. Variabel Bebas (Independent Variable)

1. Return on Assets (ROA)

Return On Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yangditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan dengantujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang terpenting di antara rasio profitabilitas yang ada. Return On Asset (ROA) atau yang sering disebut juga Reiurn On Investment (ROI) diperoleh dengan cara membandingkan net income after tax (NIAT) terhadap average total asset. NIAT merupakan pendapatan bersih sesudah pajak. Average Total asset merupakanrata-rata total assets awal tahun dan akhir tahun. Semakin besar ROA atau ROI menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian yang semakin besar.

2. Perputaran Total Aktiva

Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over) Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan


(50)

mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

3. Debt to Total Assets

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam hal ini, variabel terikat adalah kinerja perusahaan yang diukur dengan nilai perubahan laba tahunan.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah: 3.6.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada sumber-sumber tertulis. Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah mengambil data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD).

3.6.2 Metode Studi Pustaka

Metode studi pustaka yaitu metode yang digunakan dengan memahami literatur-literatur yang memuat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian dan juga pengumpulan data.


(51)

3.7 Teknik Analisis Data

Metode dan teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis yang menggunakan software statistik.

3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Untuk menguji normalitas data, penelitian ini menggunakan analisis grafik. Pengujian normalitas melalui analisis grafik adalah dengan cara menganalisis grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Data dapat dikatakan normal jika data atau titik-titik terbesar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal.Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan :


(52)

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar lebih jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005).

Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan di atas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal (Ghozali,2005).

b. Uji Multikoliniearitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model analisis regresi adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam regresi dapat dilihat dari: (1) tolerance value, (2) nilai variance inflation factor (VIF). Model regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai nilai toleransi di atas 0,1 atau


(53)

VIF di bawah 10 (Ghozali, 2005). Apabila tolerance variance di bawah 0,1 atau VIF di atas 10, maka terjadi multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas (Ghozali, 2005). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan menggunakan grafik Scatterplot antara nilai prediksi variable terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Apabila nilai profitabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 persen dan grafik Scatterplot, titik-titik menyebar diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedatisitas (Ghozali, 2005).

d. Uji Autokorelasi

Pengujian ini dilakukan dengan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2005).Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi ini dapat


(54)

dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW), dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson (DW). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005):

- Apabila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara 0 dan batas bawah atau Lower Bound (DL), berarti ada autokorelasi positif. - Apabila nilai DW terletak antara DL dan batas atas atau Upper

Bound (DU) berarti tidak dapat diputuskan apakah terjadi autokorelasi positif atau tidak.

- Apabila nilai DW terletak antara 4-DL dan 4, berarti ada autokorelasi negatif.

- Apabila nilai DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, berarti tidak diputuskan apakah terjadi autokorelasi negatif atau tidak.

- Apabila nilai DW terletak diantara batas atas atau Upper Bound (DU) dan 4-DU,maka koefisien autokorelasi sama dengan nol,berarti tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif. 3.7.2 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual. Analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independen.


(55)

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen, yaitu Return on Assets ( ROA), Perputaran total aktiva, dan Debt to Total Assetsdan satu variabel dependen yaitu kinerja keuangan yang diduga mempunyai hubungan interaktif (saling mempengaruhi) sehingga penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Persamaan umum regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :

Y=a+b1x1+b2x2+b3x3+e Keterangan:

Y : Subjek dalam variabel dependen yang diprediksi a : Harga Y bila X=0 (harga konstan)

b1,b2 : Koefisien regresi X1 : Return on Assets X2 : Perputaran total aktiva X3 : Debt to Total Assets

e : tingkat kesalahan pengganggu 3.7.3 Uji Hipotesis

1. Uji Hipotesis Secara Parsial ( Uji t)

Menurut Ghozali (2005:84), “Pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable/penjelas independen secara individual menerangkan variasi-variasi independen”.

Kriteria pengujian diterapkan sebagai berikut :

1. Jika nilai

t

hitung <

t

table dan nilai sig > α 0.05, maka Ha ditolak. 2. Jika nilai

t

hitung >

t

tabledan nilai sig < α 0.05, maka Ha diterima.


(56)

3. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5 persen, dengan kata lain jika P (probabilitas) > 0,05 maka dinyatakan tidak signifikan.

b. Uji Hipotesis secara serempak (Uji F)

Menurut Ghozali (2005:84), “Pada dasarnya menunjukkan arah apakah semua variable independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen”. Kriteria yang digunakan adalah :

1. Jika nilai F hitung < F tabel dan nilai sig > α 0.05, maka Ha ditolak

2. Jika nilai F hitung > F tabel dan nilai sig < α 0.05, maka Ha diterima

3.8Jadwal Penelitian

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

No Tahapan Penelitian

2011 2012

Mart Apr Mei Jun Juli 1 Pengajuan Judul

2 Pengajuan Proposal


(57)

Perbaikan Proposal

4 Pengumpulan Data

5 Pengolahan Data

6

Bimbingan dan Penyelesaian Skripsi

7 Ujian Komperhensif

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata serta standard deviasi data yang digunakan dalam penelitian.Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Profitabilitas (ROA), Perputaran Total Aktiva (PTA) danDebt to Total Assets(DTA) dan Kinerja Keuangan (KK).


(58)

Statistik Deskriptif

Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2012

Output tampilan SPSS menunjukkan jumlah observasi dalam penelitian (N) adalah sebanyak 112 observasi. Dari 112 observasi terhadap sampel dapat diketahui bahwa nilai minimum dari variabel Return On Asset (ROA) adalah sebesar 0,00 dan nilai ROA maksimum sebesar 0,87. Hal ini berarti bahwa dari 112 observasi tersebut nilai ROA yang paling kecil adalah 0,00% sedangkan nilai ROA terbesarnya adalah 0,87 %. Rata-rata ROA perusahaan makanan dan minuman adalah sebesar 0,0997 dengan standar deviasi sebesar 0,11883. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan ROA sangat bervariasi antar perusahaan makanan dan minuman yang satu dengan perusahan yang lain.

Pada variabel Perputaran Total Aktiva(PTA), nilai minimum sebesar 0,01 dan nilai maksimum 3,25. Hal ini berarti bahwa dari 112 sampel yang ada memiliki nilai PTA terendah sebesar 0,01 % dan nilai tertinggi sebesar 3,25 %. Rata-rata PTA yang dimiliki perusahaan makanan dan minuman dalam penelitian ini adalah sebesar 1,3398 dan dengan standar deviasi 0,64610.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 112 .00 .87 .0997 .11883

PTA 112 .01 3.25 1.3398 .64610

DTA 112 .01 1.93 .4927 .23813

KK 112 -.95 120.23 1.8957 11.61854


(59)

Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan PTA sangat bervariasi antar perusahaan makanan dan minuman yang satu dengan perusahan yang lain.

Pada variabel Debt To Total Asset (DTA), nilai minimum sebesar 0,01 dan nilai maksimum 1,93. Hal ini berarti bahwa dari 112 sampel yang ada memiliki nilai DTA terendah sebesar 0,01 % dan nilai tertinggi sebesar 1,93 %. Rata-rata DTA yang dimiliki perusahaan makanan dan minuman dalam penelitian ini adalah sebesar 0,4927 dan dengan standar deviasi 0,23813. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan DTA sangat bervariasi antar perusahaan makanan dan minuman yang satu dengan perusahan yang lain.

Pada variabel Kinerja Keuangan (KK), nilai minimum sebesar -0,95 dan nilai maksimum 120,23. Hal ini berarti bahwa dari 112 sampel yang ada memiliki nilai KK terendah sebesar -0,95 % dan nilai tertinggi sebesar 120,23 %. Rata-rata KK yang dimiliki perusahaan makanan dan minuman dalam penelitian ini adalah sebesar 1,8957 dan dengan standar deviasi 11,61854. Nilai standar deviasi lebih besar daripada rata-rata mengindikasikan KK sangat bervariasi antar perusahaan makanan dan minuman yang satu dengan perusahan yang lain.

4.1.2 Uji Kelayakan Model

Dalam pengelolaan data dengan menggunakan regresi linier dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan


(60)

variabel dependen, melalui pengaruh profitabilitas (X1), perputaran total aktiva (X2) dan debt to total aset (X3) terhadap kinerja keuangan (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Analisis Hasil Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.454 .566 -.802 .425

LN_ROA -.195 .176 -.122 -1.108 .271 .790 1.267

LN_PTA .081 .242 .053 .336 .738 .381 2.623

LN_DTA .918 .282 .489 3.258 .002 .427 2.340

a. Dependent Variable: LN_KK

Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2012

Dari hasil pengujian data dengan menggunakan SPSS diperoleh model regresi sebagai berikut:

Y = -0.454 - 0.195X1 + 0.081X2 + 0.918X3

Selanjutnya model akan diuji kelayakannya dengan cara sebagai berikut: 4.1.2.1 Koefisien Determinasi


(61)

Koefisien determinasi (R Square) merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu persamaan regresi. Nilai koefisien determinasi akan ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Hasil Analisa Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .500a .250 .221 1.55957 1.910

a. Predictors: (Constant), LN_DTA, LN_ROA, LN_PTA b. Dependent Variable: LN_KK

Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2012

Pada model summary, angka R Square sebesar 0.250 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara struktur modal dengan profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan struktur asset sebagai variabel independennya adalah sebesar 25%.Hal ini berarti bahwa 25% variasi atau perubahan dalam struktur modal dapat dijelaskan oleh variasi dari profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan struktur asset.Sedangkan sisanya sebesar 75% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti


(62)

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk itu digunakan uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah variabel pengganggu tersebut sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan di atas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal. Hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 112

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 11.40861934 Most Extreme

Differences

Absolute .345

Positive .345

Negative -.302

Kolmogorov-Smirnov Z 3.646

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal. b. Calculate from date


(63)

Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa variabel pengganggu memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 3.646 dengan nilai signifikan 0.000.Hal ini menunjukkan bahwa variabel pengganggu belum terdistribusi secara normal karena nilai signifikannya berada di bawah 0.05.Karena residual dalam penelitian ini tidak terdistribusi dengan normal perlu dilakukan tindakan penormalan data.

Data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi agar menjadi normal (Ghozali, 2005:32).Caranya adalah dengan melakukan transformasi variabel yang tidak terdistribusi secara normal ke dalam fungsi Logaritma Natural (LN).Kemudian data di uji kembali berdasarkan asumsi normalitas.

Dari tabel 4.5 di bawah ini yang merupakan hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa setelah dilakukan transformasi data terhadap variabel yang tidak terdistribusi secara normal dengan menggunakan Logaritma Natural (LN), jumlah sampel pada seluruh variabel berubah menjadi 78 sampel. Nilai Kolmogorov-Smirnov juga mengalami perubahan menjadi 0.929 dengan nilai signifikan 0.353 yang ternyata lebih besar dari 0.05 sehingga variabel pengganggu telah dinyatakan terdistribusi secara normal.


(64)

Tabel 4.5

Uji Normalitas Data (2)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 82

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.53041315 Most Extreme

Differences

Absolute .103

Positive .103

Negative -.099

Kolmogorov-Smirnov Z .929

Asymp. Sig. (2-tailed) .353

a. Test distribution is Normal. b. Calculate from date

Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2012 4.1.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model analisis regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai nilai tolerance di atas 0,1 atau VIF di bawah 10. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas:


(65)

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.454 .566 -.802 .425

LN_ROA -.195 .176 -.122 -1.108 .271 .790 1.267

LN_PTA .081 .242 .053 .336 .738 .381 2.623

LN_DTA .918 .282 .489 3.258 .002 .427 2.340

a. Dependent Variable: LN_KK

Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2012

Dari hasil pengujian di atas dapat dilihat bahwa angka tolerance profitabilitas 0.790, perputaran total aktiva 0.381 dan debt to total aset 0.427 berada di atas 0.1 dan nilai VIF berada di bawah angka 10 yang berarti tidak ada korelasi antara variabel independen. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi.

4.1.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah pada suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari setiap pengamatan ke pengamatan lainnya berbeda. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dari


(66)

grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID (Ghozali, 2005:105). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar maka tidak terjadi heterokedaastisitas.

Hasil uji heterokedastisitas dapat ditunjukkan dalam grafik scatterplot antara ZPRED dan SREIS sebagai berikut :

Gambar 4.7 Uji Heterokedastisitas


(67)

Dari grafik scatterplot pada gambar 4.7 terlihat bahwa titik-titik yang ada menyebar secara acak. Titik-titik-titik juga terdapat baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak digunakan.

4.1.2.4 Uji Autokorelasi

Untuk mengetahui apakah data yang dimiliki terjadi autokorelasi atau tidak, maka digunakan uji Lagrange Multiplier (LM test). Ghozali (2005:102) memberikan pedoman untuk observasi yang relatif besar (lebih dari seratus) lebih baik menggunakan LM test dari pada uji Durbin Watson. Adapun hasil dari LM test sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Autokorelasi Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.511 .431 3.504 .002

LN_ROA .034 .141 .025 .238 .814

LN_PTA -.034 .157 -.022 -.215 .832

LN_DTA .089 .217 .042 .411 .685

LN_RES3 .678 .079 .866 8.561 .000

a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2012


(68)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikan untuk variabel ROA, PTA dan DTA > 0.05 yang berarti tidak terdapat autokorelasi sehingga dapat dilakukan uji hipotesis.

4.1.3 Pengujian Hipotesis

4.1.3.1 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H0: b1 = b2 = b3 = 0

H1: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 Yang memiliki arti:

H0: profitabilitas, perputaran total aktiva dan debt to total asset tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja keuangan. H1: profitabilitas, perputaran total aktiva dan debt to total asset

berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja keuangan. Hipotesis tersebut akan di uji dengan uji F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Terima H0 jika nilai F hitung < F tabel dan nilai signifikan > α 0.05 2. Tolak H0 (terima H1) jika nilai F hitung > F tabel dan nilai

signifikan < α 0.05

Tabel 4.9 Hasil Uji F


(69)

ANOVAb Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 63.138 3 21.046 8.653 .000a

Residual 189.715 78 2.432

Total 252.853 81

a. Predictors: (Constant), LN_DTA, LN_ROA, LN_PTA b. Dependent Variable: LN_KK

Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2012

Dari uji Anova atau F-test di atas diperoleh nilai F hitung sebesar 8,653 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 sedangkan F tabel pada taraf signifikan 5% dan df:3 adalah 2,674. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak (H1 diterima) atau variabel profitabilitas, perputaran total aktiva dan debt to total asset berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja keuangan karena tingkat signifikan sebesar 0.000 < 0.05. Hasil ini diperkuat dengan membandingkan antara nilai F hitung 8,653 yang jauh lebih besar dari F tabel sebesar 2,674.

4.1.3.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi mempunyai pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t. Hipotesis yang akan diuji yaitu:

H0: bi = 0 H1: bi ≠ 0


(70)

Yang memiliki arti:

H0: Profitabilitas, perputaran total aktiva dan debt to total asset tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan.

H1: Profitabilitas, perputaran total aktiva dan debt to total asset berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan.

Hipotesis tersebut akan di uji dengan uji t dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Terima H0 jika nilai t hitung < t tabel dan nilai signifikan > α 0.05 2. Tolak H0 (terima H1) jika nilai t hitung > t tabel dan nilai signifikan

< α 0.05

Tabel 4.10 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.454 .566 -.802 .425

LN_ROA -.195 .176 -.122 -1.108 .271 .790 1.267

LN_PTA .081 .242 .053 .336 .738 .381 2.623

LN_DTA .918 .282 .489 3.258 .002 .427 2.340

a. Dependent Variable: LN_KK

Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2012

4.1.3.2.1 Pengaruh ROA Terhadap kinerja keuangan

Dari uji t yang telah dilakukan pada tabel 4.10 di atas, diperoleh nilai signifikan untuk variabel independen


(71)

profitabilitas sebesar 0271 > 0.05 dan nilai t hitung (1.108) > t tabel (0.583) sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak atau profitabilitas tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan.

4.1.3.2.2 Pengaruh Perputaran Total Aktiva Terhadap Kineraja Keuangan

Dari uji t yang telah dilakukan pada tabel 4.10 di atas, diperoleh nilai signifikan untuk variabel pertumbuhan penjualan sebesar 0.738 > 0.05 dan nilai t hitung (0.336) < t tabel ((0.583) sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak atau pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal.

4.1.3.2.3 Pengaruh Debt to Total Asset Terhadap Kinerja Keuangan

Dari uji t yang telah dilakukan pada tabel 4.11 di atas, diperoleh nilai signifikan untuk variabel struktur asset sebesar 0.002 < 0.05 dan nilai t hitung (3.258) > t tabel (0.583) sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima atau struktur asset berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di atas, makadapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel ROA (Return On Asset) dan DTA (Debt to Total Asset), hal ini ditunjukkan dari hasil uji t dimana


(72)

nilai t hitung lebih besar dibandingkan t tabel. Hasil analisa di atas juga menunjukkan bahwa PTA (Perputaran Total Aktiva) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dimana ditunjukkan t hitung lebih kecil dari pada t tabel.

4.1.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil uji F sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh return on asset, perputaran total aktiva dan debt to total asset terhadap kinerja keuangan. Karena nilai signifikansi P-Value atau α lebih kecil dari 0,05, dengan nilai R Square sebesar 0,250 dapat diartikan bahwa return saham pada perusahaan makanan dan minuman dapat dijelaskan sebesar 25% oleh variasi dari ROA, perputarn total aktiva dan debt to total asset. Sedangkan sisanya sebesar 75% dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar model penelitian ini. Dengan demikian pengaruh dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini kecil. Hal ini disebabkan kinerja keuangan juga dipengaruhi oleh rasio keuangan yang ditunjukkan perusahaan sebagai bukti akurat kinerja manajemen. Banyak investor yang melakukan analisis rasio keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Rasio keuangan terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage dan rasio profitabilitas. Masing-masing rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Jika rasio menunjukkan kondisi yang tidak baik cenderung investor tidak berminat melakukan investasi karena resiko rugi (loss) semakin besar. Contohnya rasio leverage digunakan untuk mengukur sebesar apa perusahaan didanai oleh hutang. Rasio leverage merupakan perbandingan total hutang


(73)

dengan total ekuitas dari pemegang saham sehingga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak terbayarkan suatu hutang. Semakin besar tingkat resiko tersebut maka investor cenderung tidak melakukan investasi pada perusahaan tersebut sehingga return saham tidak seperti yang diharapkan.

Dari persamaan regresi yang diperoleh, diketahui bahwa ROA mempunyai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0.195, artinya apabila terjadi perubahan variabel ROA sebesar 1 % akan menurunkan kinerja keuangan sebanyak 19.5 %. Koefisien regresi perputarn total aktiva bertanda positif sebesar 0.081, artinya apabila terjadi perubahan variabel peputarn total aktiva sebesar 1% akan menaikkan kinerja keuangan sebanyak 8.1 %. Koefisien regresi debt to total asset bertanda positif sebesar 0.918, artinya apabila terjadi perubahan variabel debt to total asset sebesar 1% akan manaikkan kinerja keuangan sebesar 91.8%. Dalam hal ini debt to total asset menjadi tolok ukur yang lebih signifikan dibandingkan ROA dan perputaran total aktiva.

Berdasarkan hasil pengujian diketahui secara parsial baik ROA, perputaran total akiva dan debt to total asset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini dapat menjadi tolok ukur bagi manajemen perusahaan agar lebih meningkatkan kinerja perusahaan sehingga para investor dapat menggunakan informasi tersebut dalam mengambil keputusan investasi. Tidak stabilnya keadaan perekonomian di Indonesia serta


(74)

kondisi sosial dan politik, mengakibatkan tingginya resiko bisnis serta ketidakpastian tingkat pendapatan dalam investasi. Akibatnya investor kurang percaya untuk melakukan investasi. Namun dengan penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dapat mempengaruhi tingkat pendapatan yang diterima oleh investor. Sehingga investor dapat menggunakan informasi fundamental perusahaan dalam mengambil keputusan investasi.

Dari pengujian secara parsial didapati bahwa ROA, perputaran total aktiva dan debt to total asset mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Yulia Purwanti (2005). Perbedaan hasil penelitian ini kemungkinan karena perbedaan sampel dan periode penelitian. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Henny Kusumastuti (2010) dimana debt to total asset memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Doris Welly Jayanta (2010) dimana ROA dan perputaran total aktiva tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


(75)

Penelitian ini menguji apakah return on asset, perputaran total aktiva dan debt to total asset memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel 16 emiten yang listing selama periode 2006 -2012.

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa 0.000 < 0.05 dan nilai F hitung 8,653 yang jauh lebih besar dari F tabel sebesar 2,674 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak (H1 diterima) atau secara serempak return on asset, perputaran total aktiva dan debt to total asset berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Artinya jika ketiga variabel tersebut meningkat secara bersama-sama maka akan meningkatkan kinerja keuangan.

2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa 0271 > 0.05 dan nilai t hitung (1.108) > t tabel (0.583) sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak atau secara parsial return on asset tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Henny Kusumastuti (2010).

3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa 0.738 > 0.05 dan nilai t hitung (0.336) < t tabel ((0.583) sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak atau secara parsial perputaran total aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yulia Purwanti (2005).


(1)

Lampiran xiii Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov Test setelah data outlier ditiadakan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 82

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.53041315 Most Extreme

Differences

Absolute .103

Positive .103

Negative -.099

Kolmogorov-Smirnov Z .929

Asymp. Sig. (2-tailed) .353

a. Test distribution is Normal. b. Calculate from date


(2)

Lampiran xix


(3)

Lampiran xx


(4)

Lampiran xxi Hasil Uji Heteroskedastisitas


(5)

Lampiran xxii Hasil Uji Autokorelasi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.511 .431 3.504 .002

LN_ROA .034 .141 .025 .238 .814

LN_PTA -.034 .157 -.022 -.215 .832

LN_DTA .089 .217 .042 .411 .685

LN_RES3 .678 .079 .866 8.561 .000


(6)

Hasil Uji F

Hasil Uji t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.454 .566 -.802 .425

LN_ROA -.195 .176 -.122 -1.108 .271 .790 1.267

LN_PTA .081 .242 .053 .336 .738 .381 2.623

LN_DTA .918 .282 .489 3.258 .002 .427 2.340

a. Dependent Variable: LN_KK

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 63.138 3 21.046 8.653 .000a

Residual 189.715 78 2.432

Total 252.853 81

a. Predictors: (Constant), LN_DTA, LN_ROA, LN_PTA b. Dependent Variable: LN_KK