Analisis Rasio Keuangan Pada PT. Infar Arispharma
(2)
(3)
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim,
Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan dari Allah SWT yang telah menganugerahkan kesehatan, kekuatan, dan kemampuan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT. INFAR ARISPHARMA.
Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah kepada umat manusia sebagai tuntunan hidup menuju keselamatan dan kebahagiaan.
Dalam menulis tugas akhir ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin dan tentu saja tidak terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu penulis tidak menutup diri atas kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas akhir ini. Selanjutnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa segala upaya yang penulis lakukan dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Terima kasih yang tulus kedua orang tua. Kepada Almarhum ayah tercinta Ali
Amran Sul dan Ibunda tersayang Welly Yusniar. Cucuran keringat dan air mata kalian telah menjadikan ananda menjadi seorang yang berpendidikan. Ananda menyadari tiada satupun yang dapat ananda berikan untuk membalas cucuran keringat dan air mata kalian selain daripada doa yang selalu ananda panjatkan.
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, Ms, selaku ketua jurusan DIII Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Syafrizal Helmi SE, MSi selaku pembimbing sekaligus sekretaris pengelola DIII Keuangan yang telah banyak meluangkan waktu, memberi arahan, dan masukan yang berharga dalam penulisan Tugas Akhir ini.
(4)
5. Para dosen dan staf akademis fakultas ekonomi yang telah banyak memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.
6. Pimpinan perusahaan PT. Infar Arispharma beserta seluruh staf dan karyawan. 7. Kepada abangku Samdi Wilianto, Wahyu Arianto, Muhammad Faisal yang
selalu membantu dan mendukung penulis baik moril maupun materil dan Adikku Dian Wimbi Sari dan Wilda Sarah jadilah anak yang shalehah, rajin belajar dan membanggakan kedua orang tua.
8. Uwak iwan dan seluruh keluarga besarku atas dorongan, bantuan baik moril maupun materil, nasehat dan kasih sayang yang tanpa pamrih.
9. Sahabat-sahabat q iwan, dalam beberapa hal kita slalu bersaing tapi untuk hal ini biarkan aq selangkah lebih maju , buat vebrie, bayu, gamal, iwe terima kasih atas dorongannya dan buat anak the charicatore band jangan pernah menyerah.
10.Kawan-kawan DIII Keuangan, DIII Akuntansi, HMI PAAP USU, Ikhwan dan Akhwatfillah Baiturahmah FE USU dan rekan-rekan yang tidak saya sebutkan satu persatu yang telah banyak mengajarkan hal dalam kebersamaan, keceriaan dan kasih sayang, semoga silaturrahmi tetap terjaga diantara kita.
Akhirulkalam, penghargaan dan terima kasih yang dalam buat semua pihak yang telah membantu penulis selama ini baik dalam studi maupun dalam penyelesaian tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, namun bukanlah berarti melupakan. Semoga Allah SWT menilai segala amal ibadah dan membalas dengan kebaikan dan semoga tugas akhir ini tidak menjadi hal yang sia-sia. Amin………
Medan, 30 Mei 2009 Hormat Penulis,
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... iii
Daftar Tabel ... iv
Daftar Gambar ... iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan ... 7
B. Jenis dan Usaha Perusahaan ... 8
C. Struktur Organisasi ... 9
D. Uraian Tugas ... 11
E. Kinerja Usaha Terkini ... 13
F. Rencana Kegiatan ... 14
BAB III PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Likuiditas ... 16
B. Analisis Rasio Solvabilitas ... 22
C. Analisis Rasio Rentabilitas ... 26
D. Analisis Rasio Aktivitas ... 31
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 37
B. Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA
(6)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 : Produksi PT. Infar Arispharma ... 15
Tabel 3.1 : Ikhtisar Perhitungan Current Ratio ... 16
Tabel 3.2 : Ikhtisar Perhitungan Cash Ratio ... 19
Tabel 3.3 : Ikhitisar Perhitungan Quick Ratio ... 20
Tabel 3.4 : Ikhtisar Perhitungan Total Debt to Total Assets Ratio ... 22
Tabel 3.5 : Ikhtisar Perhitungan Total Debt to Equity Ratio ... 24
Tabel 3.6 : Ikhtisar Perhitungan Long Term Debt to Equity Ratio ... 25
Tabel 3.7 : Ikhtisar Perhitungan Net Earning Power Ratio ... 26
Tabel 3.8 : Ikhtisar Perhitungan Rate of Return for The Owner... 28
Tabel 3.9 : Ikhtisar Perhitungan Net Profit Margin ... 30
Tabel 3.10 : Ikhtisar Perhitungan Total Assets Tunover ... 31
Tabel 3.11 : Ikhtisar Perhitungan Working Capital Turnover... 33
(7)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Struktur Organisasi PT. Infar Arispharma ... 10 Grafik 3.1 : Ringkasan Perhitungan Rasio Keuangan PT Infar Arispharma... 36(8)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu sarana untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan. Pada mulanya, laporan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan akan membawa berbagai pihak dalam merumuskan atau pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam hal keuangan.
Laporan keuangan melaporkan posisi perusahaan pada satu titik waktu tertentu maupun operasinya selama suatu periode di masa lalu akan tetapi nilai sebenarnya dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan keuntungan dari dividen di masa depan. Dari sudut pandang seorang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan maupun yang
(9)
lebih penting lagi sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja perusahaan d masa mendatang.
Disamping itu Laporan Keuangan dapat digunakan pula sebagai alat prediksi yaitu prediksi harga saham, prediksi pembagian dividen, dan prediksi kebangkrutan. Machfoedz, 194 menunjukkan bahwa laporan keuangan dapat memprediksi laba satu tahun ke depan sebagai alat prediksi, laporan keuangan harus disusun secara tertib setiap tahun.
Laporan keuangan perusahaan umumnya terdiri dari laporan neraca dan laporan rugi-laba. Laporan neraca menggambarkan kondisi dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, umumnya pada akhir tahun saat penutupan buku. Sedangkan laporan laba rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa dan ongkos-ongkos yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut. Laporan ini juga memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau kerugian bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu.
Laporan keuangan juga pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat financial dicatat, digolongkan dan diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan.
Analisa keuangan melibatkan penilaian terhadap keuangan di masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Penilaian tersebut dimaksudkan untuk menemukan kelemahan-kelemahan di dalam kinerja keuangan perusahaan
(10)
yang dapat menyebabkan masalah-masalah yang ada pada perusahaan yang dapat diandalkan, kelemahan-kelemahan tersebut dapat diperbaiki, hasil-hasil yang dipandang sudah cukup baik di waktu-waktu yang lalu harus dipertahankan untuk waktu yang akan datang.
Dalam menganalisa data keuangan tersebut perlu adanya ukuran tertentu dan ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan ialah rasio keuangan. Rasio dalam analisa laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.
Menurut Van Horne ( 2005 : 234) : “Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio karena dengan cara ini kita bisa mendapat perbandingan yang mungkin akan berguna daripada berbagai angka mentahnya sendiri”.
Meskipun analisis rasio mampu memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan operasi dan kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur keterbatasan informasi yang membutuhkan kehati – hatian dalam mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut.
PT. INFAR ARISPHARMA adalah sebuah perusahaan industri farmasi yang memproduksi dan menjual berbagai jenis obat-obatan dalam bentuk cair, puyer dan salep. Seperti perusahaan-perusahaan lain tujuan umum
(11)
perusahaan ini dalam jangka pendek adalah laba, sendagkan dalam jangka panjang adalah untuk meningkatkan perluasan usahanya. Laba adalah merupakan gambaran prestasi kuantitatif perusahaan dinyatakan dalam bentuk moneter. Oleh karena itu keberhasilan suatu perusahaan secara umum diukur dengan tingkat perolehan laba. Agar laba tersebut dapat direalisasi maka PT. INFAR ARISPHARMA harus mampu menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sumber daya dan fasilitas yang dimiliki seefisien mungkin.
Untuk mengukur dan menilai sampai sejauhmana kemajuan ataupun kemunduran perusahaan dalam menjalankan operasinya maka perlu diadakan analisa terhadap laporan keuangannya. Dan ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan ialah rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisa keuangan, karena dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai kesehatan keuangan perusahaan.
Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan termasuk data-data tentang perubahan-perubahan terjadi dalam jumlah rupiah dan persentase maka beberapa rasio keuangan akan membantu dalam menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan. Adapun rasio-rasio keuangan tersebut antara lain : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Rentabilitas, Rasio Aktivitas.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis memilih judul “ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT. INFAR ARISPHARMA PERIODE 2004-2007”, dan sebagai obyek penelitiannya adalah PT. INFAR ARISPHARMA.
(12)
B. Perumusan Masalah
Untuk mempermudah penelitian perlu dibuat perumusan masalah sehingga akan memperjelas masalah yang diteliti, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
Bagaimana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek atau segera dibayar selama periode 2004– 2007 ?
2. Rasio Rentabilitas
Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal dan kekayaan yang dimiliki periode 2004-2007 ?
3. Rasio Aktivitas
Bagaimana aktivitas jasa dalam mengelola sumber-sumber dananya pada periode 2004-2007 ?
4. Rasio Solvabilitas
Bagaimana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek atau segera dibayar selama periode 2004-2007 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada periode 2004-2007.
2. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek dan jangka panjang pada periode 2004-2007. 3. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada
(13)
4. Untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam penggunaan sumber-sumber dananya pada periode 2004-2007.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis
a. Untuk menambah wawasan pengetahuan dan dapat mempraktekkan segala bentuk teori yang penulis peroleh di bangku kuliah.
b. Untuk memenuhi salah satu persyaratan guna menyelesaikan studi jenjang Diploma III Keuangan universitas Sumatera Utara.
2. Bagi kalangan Mahasiswa/Akademisi
Sebagai bahan informasi atau referensi untuk penilaian dan penulisan selanjutnya terutama dalam menganalisis rasio keuangan perusahaan. 3. Bagi perusahaan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk memberi informasi tentang kondisi keuangannya. Dan sebagai bahan masukan (input) untuk menentukan kebutuhan manajemen dalam rangka pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
4. Bagi pihak lain
Sebagai informasi untuk mengetahui bagaimana kinerja suatu perusahaan dianalisis dan dievaluasi berdasarkan rasio keuangan.
(14)
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Ringkas Perusahaan
PT. INFAR ARISPHARMA pertama kali berdiri pada tahun 60-an tepatnya pada tahun 1953 di jalan Sukaramai dengan nama Toko Obat Aris Drawgestry dengan pendirinya yang bernama Bapak Haji Sutan Azis, kemudian pada tahun 1968 namanya berubah menjadi apotek Arispharma dan alamatnya di jalan Puri No. 301 Medan dan menempati Area seluas 800 meter persegi, karena perkembangan daripada apotek Arispharma yang mengalami kemajuan maka pada tanggal 29 Agustus 1973 apotek diubah namanya menjadi PT INFAR ARISPHARMA dimana nama tersebut disahkan oleh notaries yang bernama Adlan Yulizar di Jakarta sesuai dengan akte pendirian nomor 36.
Pada saat mengajukan nama perusahaan yang akan dibuat, pemiliknya memberikan nama Arispharma, tetapi karena nama Arispharma sudah ada pada nama perusahaan lain, maka Departemen Perindustrian dan Perdagangan memberikan tambahan nama lain di depan Arispharma menjadi PT INFAR ARISPHARMA, kata Infar tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut bergerak dibidang Industri Farmasi, dan nama Aris pada kata Arispharma adalah menunjukkan bintang atau zodiac daripada Bapak Haji Sutan Azis yaitu Aries.
(15)
Maksud dan tujuan dari pendirian perusahaan ini adalah : 1. Berusaha dalam bidang Industri Farmasi
2. Memperdagangkan hasil-hasil dari usaha yaitu berupa Obat-obatan baik di didalam negeri maupun luar negeri, serta mengimpor bahan-bahan baku, alat-alat perlengkapan yang diperlukan untuk usaha tersebut.
Perusahaan tersebut dipimpin Bapak Haji Sutan Azis hingga 1987 dan pada tahun 1988 perusahaan tersebut diambil alih oleh anaknya sendiri yaitu Bapak H. Azwir hingga sekarang.
B. Jenis Usaha/ Kegiatan
PT. INFAR ARISPHARMA ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang Industri Farmasi. Perusahaan ini adalah perusahaan yang menghasilkan obat-obatan, yang kemudian memasarkan langsung ke Konsumen. Dalam menghasilkan obat-obatan, bahan bakunya diperoleh dari pedagang besar farmasi bahan baku. Pedagang besar farmasi ini dibagi 2 yaitu, Pedagang besar farmasi yang menyediakan bahan baku, dan Pedagang besar farmasi yang menyediakan obat jadi. Setelah bahan obat yang akan diproduksi sudah dipesan maka bahan-bahan tersebut akan diperiksa di bagian Quality Control, yaitu bagian yang memeriksa apakah bahan-bahan yang akan dijadikan obat tersebut berkualitas baik atau tidak. Apabila bahan baik maka akan diberi label hijau dan apabila bahan tidak maka akan diberi label merah. Bahan yang berlabel merah akan dikembalikan kepada pedagang penyedia bahan tersebut. Bahan-bahan yang diberi label hijau sebelum diproduksi, kemudian dikarantikan dalam arti diperiksa lebih teliti kembali dan apabila bahan-bahan akan digunakan maka bahan-bahan
(16)
tersebut akan dapat langsung disalurkan kepada bagian produksi. Setelah bahan-bahan siap diproduksi menjadi obat, maka perusahaan akan memeriksa kembali obat-obatan dan selanjutnya dapat dipasarkan kepada para langganannya. Yang menjadi langganan daripada perusahaan adalah toko obat, Apotek, Klinik, Bidan, Mantri, Dokter dan lainnya.
Semua jenis obat yang diproduksi oleh PT. INFAR ARISPHARMA adalah obat yang bebas dijual dipasaran. Dengan kata lain obat tersebut dapat dibeli dimana saja, bisa di toko obat dan di apotek tanpa memerlukan resep Dokter. Pada umumnya obat yang di produksi oleh PT. INFAR ARISPHARMA adalah obat batuk, obat untuk penyakit demam, obat penyakit kulit, obat sakit kepala dan lain sebagainya.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. INFAR ARISPHARMA berbentuk organisasi garis dimana wewenang mengalir dari atas ke bawah (Vertical), yang stiap bagian mempunyai masing-masing pimpinan tertentu dan bertanggung jawab kepada seorang atasan. Struktur organisasi seperti ini baik bagi Organisasi yang kompleksitas pekerjaannya masih sangat sederhana atau dengan kata lain cocok untuk organisasi yang berskala kecil dan menengah.
(17)
D.
Gambar 2.1
STRUKTUR ORGANISASI PT. INFAR ARISPHARMA Sumber : PT INFAR ARISPHARMA, tahun 2009
KOMISARIS
DIREKTUR
MANAJER KEUANGAN
(FINANCE MANAGER)
KEPALA BAGIAN QUALITY CONTROL MANAJER
PEMASARAN (MARKETING MANAGAR)
MANAJER PRODUKSI (PRODUCTION
MANAGER)
GENERAL ADMINIS- TRATION
PRODUCTION ADMINIS- TRATION
SALES ADMINIS- TRATION
SALES
KEPALA BAGIAN PROCESSING
KEPALA BAGIAN TECHNICAL
(18)
D. Uraian Tugas
Berikut ini uraian tugas dan tanggung jawab pada bagian keuangan yang terdapat dalam struktur organisasi pada PT. INFAR ARISPHARMA yaitu : 1. Komisaris
Dewan komisaris pemegang saham dan pemilik perusahaan yang memberikan wewenang kepada direksi untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :
a) Mengawasi direksi dan dapat pula ikut serta dalam pengurusan perusahaan b) Memelihara atau menginspeksi pembukuan perusahaan
c) Memberikan petunjuk atau nasehat-nasehat pada direksi d) Membuat persetujuan atau seluruh pengeluaran perusahaan
e) Mengkoordinir dan mengawasi segala pelaksanaan operasi pembukuan 2. Direktur
Tugas dan tanggung jawab direktur meliputi : a) Bertanggung jawab kepada Komisaris
b) Mengawasi dasn mengkoordinir para manajer
c) Menentukan dan merumuskan kebijaksanaan utama dalam usaha pencapaian tujuan umum perusahaan
d) Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas yang didelegasikan kepada manajer-manajer dan menjalin hubungan yang baik dengan manajer tersebut
e) Membuat peraturan intern pada perusahaan yang tidak bertentangan dengan undang-undang yang ditetapkan.
(19)
3. Manajer keuangan
Tugas dan wewenang Manajer Keuangan meliputi :
a) Bertanggung jawab atas penggunaan keuangan perusahaan, yang meliputi perencanaan serta pengawasan rencana belanja dan administrasi keuangan b) Menyajikan laporan keuangan perusahaan dalam hal penerimaan dan
pengeluaran
c) Mengintruksikan pelaksanaan pembayaran 4. Administrasi Umum
Tugas dan wewenang Administrasi Umum meliputi :
a) Menyusun anggaran biaya perusahaan untuk dapat dilihat, apakah perusahaan mengalami kerugian ataupun berlaba pada suatu periode tertentu.
b) Menelaah dan mendisposisi surat-surat yang masuk untuk dilakukan penyelesaian selanjutnya.
5. Administrasi Produksi (production administrasi)
Tugas dan wewenang produksi adalah menyusun anggaran biaya khusus untuk produksi obat.
6. Administrasi Penjualan (sales administration)
Tugas dan wewenang administrasi penjualan adalah membantu bagian penjualan dalam melaksanakan tugas-tugas administrasi.
(20)
E. Kinerja Usaha Terkini
Kinerja usaha terkini PT. Infar Arispharma sudah cukup signifikan, ini dapat dilihat melalui laporan keuangan PT. Infar Arispharma terutama laporan neraca dan laporan rugi-laba. Dilihat dari laporan rugi-laba, penjualan PT. Infar Arispharma dari tahun ke tahun mengalami peningkatan tetapi itu tidak dibarengi dengan hutang yang juga meningkat tiap tahunnya.
Dengan demikian penilaian kinerja PT. Infar Arispharma harus melakukan perbaikan-perbaikan untuk mengevaluasi hasil-hasil dari aktivitas-aktivitas yang telah dilaksanakan perusahaan, dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tingkat kinerja PT infar Arispharma dapat pula diketahui melalui analisis atau interprestasi terhadap laporan keuangan. Dari hasil analisis dapat diketahui prestasi dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat menggunakannya sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi di masa yang akan datang.
Sebagaimana diuraikan diatas bahwa analisis terhadap laporan keuangan, dimana analisis yang membandingkan elemen-elemen yang terdapat dalam neraca dan laporan rugi-laba pada suatu saat tertentu. Maka dapat pula diperoleh gambaran mengenai kinerja PT. Infar Arispharma.
Melakukan analisis dan inteprestasi terhadap laporan keuangan sangat bermanfaat dan menjadi keharusan pula bagi perusahaan dalam rangka untuk mengetahui keadaan dan perkembangan perusahaan yang bersangkutan bagi pimpinan atau manajer perusahaan, sehingga dapat diketahui
(21)
kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya dari periode ke periode.
Sehubungan dengan itu maka pimpinan PT. Infar Arispharma dapat mengadakan perbaikan-perbaikan, penyusunan rencana dan kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dan juga untuk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan atas hasil-hasil yang telah dicapai pada periode sebelumnya.
F. Rencana Kegiatan
Saat ini rencana kegiatan PT. Infar Arispharma adalah untuk memperluas daerah pemasaran dan memperbanyak jumlah produksi. Daerah pemasaran obat-obatan PT. INFAR ARISPHARMA hingga saat ini meliputi seluruh daerah Sumatera Utara dan Aceh. Cara pemasaran yang dilakukan oleh PT. INFAR ARISPHARMA adalah dengan cara direct selling yaitu penjualan secara langsung oleh tenaga pemasarnya kepada pelanggan baik itu pada apotek, toko obat, klinik dan sebagainya.
Pada awal berdirinya, perusahaan hanya memproduksi satu macam obat saja, kemudian dari tahun ke tahun mulai bertambah, dan sampai sekarang jenis obat yang telah diproduksi sebanyak 21 macam obat berdasarkan ukuran dan kemasannya masing-masing. Obat-obatan yang telah dihasilkan oleh PT. INFAR ARISPHARMA adalah :
(22)
Tabel 2.1
PRODUKSI PT. INFAR ARISPHARMA
NO NAMA PRODUK KEMASAN
A SYRUP
1 ARISVIT PLUS ( vitamin penambah nafsu makan) 60 ML
2 DEXTROMETROPHAN (batuk kering/ tidak berdahak) 60 ML
3 DEXTROMETROPHAN (batuk kering/ tidak berdahak) 100 ML
4 KARMIZIN (obat cacing) 15 ML
5 KARMIZIN (obat cacing) 30 ML
KINISED CALSIUM (batuk, demam, sesak napas, dan menambah pertumbuhan anak)
7 NEW KINISED (batuk, influenza untuk anak-anak) 60 ML
8 OBH-BOTOL KACA (batuk berdahak) 100 ML
9 OBH-BOTOL PLASTIK (batuk berdahak) 100 ML
10 OBH-BOTOL KACA ( batuk berdahak) 300 ML
11 PARACETAMOL MERAH (menurunkan panas) 60 ML
12 PARACETAMOL HIJAU (menurunkan panas) 60 ML
13 PIALGIN (gejala flu disertai batuk) 60 ML
14 SUPERIN (batuk, pilek, asma) 60 ML
15 SUPERIN (batuk, pilek, asma) 100 ML
16 SUPERIN OBH (batuk, pilek, asma) 120 ML
B CAIRAN (obat luar)
1 ALKOHOL 70 % (antiseptik, kompres) 100 ML
2 ALKOHOL 70 % (antiseptik, kompres) 250 ML
3 ALKOHOL 96 % (desinfektan mencuci alat sterilis) 250 ML
4 ARISTADIN SOLUTION (luka di kulit) 10 ML
5 ARISTADIN SOLUTION (luka di kulit) 15 ML
6 ARISTADIN SOLUTION (luka di kulit) 60 ML
7 GENTIAN VIOLET (antiseptik topical) 10 ML
8 GENTIAN VIOLET (antiseptik topical) 15 ML
9 PANSOL TINTURE (obat panu) 15 ML
10 POVIDON IODIUM (luka di kulit) 10 ML
11 POVIDON IODIUM (luka di kulit) 15 ML
12 POVIDON IODIUM (luka di kulit) 60 ML
13 RIVANOL OPLOSING (kompres luka) 100 ML
14 RIVANOL OPLOSING (kompres luka) 300 ML
15 STOPDENT (obat gigi) 3 ML
C SALEP
1 ARISDERM (gatal-gatal exim di kulit) 15 GR
2 ICHTYCOL (obat bisul)
3 LEVERTRAN ZALP (luka bakar)
4 SALICYL ZWAVEL 2-4 (gatal-gatal di kulit) D SERBUK
1 ARIS POWDER (obat sakit kepala) 1 GR
6 60 ML
(23)
BAB III PEMBAHASAN
Dalam menganalisis laporan keuangan PT. INFAR ARISPHARMA digunakan beberapa perhitungan antara lain dengan penggunaan Analisis Rasio Likuiditas, Analisis Rasio Solvabilitas, Analisis Rasio Rentabilitas dan Analisis Rasio Efektivitas. Laporan keuangan yang akan dianalisis berupa neraca dan laporan laba-rugi dari tahun 2004 hingga tahun 2007.
Rasio Keuangan PT. Infar Arispharma A. Analisis Rasio Likuiditas
Merupakan Ratio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek.
1) Curent Ratio
Current ratio yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki.
100% x Lancar Hutang
Lancar Aktiva
Ratio Current =
Tabel 3.1
Current Ratio Periode tahun 2004-2007
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Rasio 2004 770.500.000 302.713.000 254,53 2005 801.600.000 300.750.000 266,53 2006 905.250.000 329.775.000 274,50 2007 963.450.000 366.601.000 262,80
Sumber : PT. INFAR ARISPHARMA (data diolah)
Pada tahun 2004, Current Ratio perusahaan menunjukkan 254,53%, artinya setiap Rp 1,00 Hutang Lancar dijamin dengan Rp 2,54 Aktiva Lancar. Hal ini
(24)
menunjukkan posisi keuangan perusahaan likuid karena aktiva lancar mampu untuk menutup hutang lancarnya.
Pada tahun 2005, Current Ratio perusahaan tersebut menunjukkan 266, 53% aartinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 2,67. Bila dibandingkan dengan tahun 2004, tahun 2005 mengalami kenaikan rasio sebesar 12%. Penyebab dari kenaikan rasio ini karena adanya kenaikan kas Rp. 4.500.000,00 piutang Rp. 5.000.000,00 persediaan bahan mentah Rp. 12.000.000,00 persediaan obat jadi Rp. 8.000.000,00 penurunan persediaan bahan proses Rp. 1.000.000,00 kenaikan persediaan bahan kemas Rp. 2.000.000,00, sedangkan hutang lancar mengalami penurunan sebesar Rp. 1.963.000,00 atau 0,64%. Dilihat dari pos aktiva lancar mengalami kenaikan Rp. 31.100.000,00 atau 4,03%. Jadi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek menjadi lebih baik.
Pada tahun 2006 Current Ratio perusahaan tersebut menunjukkan 274,50% artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 2,74. Bila dibandingkan dengan tahun 2005, tahun 2006 mengalami kenaikan rasio sebesar 7,97%. Penyebab dari kenaikan rasio ini karena adanya kenaikan rasio ini karena adanya kenaikan kas Rp 15.750.000, 00 piutang Rp 30.000.000,00, persedian bahan mentah Rp 45.400.000,00, persediaan obat jadi Rp 10.500.000,00, penurunan persediaan bahan proses Rp 3.000.000,00, penurunan persediaan bahan kemas Rp 1.000.000,00, sedangkan hutang lancar mengalami kenaikan sebesar Rp 29.025.000,00 atau 9,65%. Dilihat dari pos aktiva lancar mengalami kenaikan Rp 103.650.000,00 atau 12,93%, sehingga
(25)
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek masih lebih baik.
Pada tahun 2007, Current Ratio perusahaan tersebut menunjukkan 262,80%, artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 2,62. Bila dibandingkan dengan tahun 2006, tahun 2007 mengalami kenaikan rasio sebesar 11,7%. Penyebab dari penurunan rasio ini karena adanya kenaikan kas Rp 8.100.000,00, penurunan piutang Rp 24.000.000,00, kenaikan persediaan bahan mentah Rp 21.800.000,0, persediaan bahan kemas Rp 11.000.000,00, sedangkan hutang lancar mengalami kenaikan sebesar Rp 36.826.000,00 atau 11,16%. Dilihat dari pos aktiva lancar mengalami kenaikan Rp 58.200.000,00 atau 6,42%. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek menjadi semakin baik dari tahun ke tahun.
Current Ratio pada PT INFAR ARISPHARMA periode tahun 2004-2007
mengalami peningkatan meskipun pada periode 2007 sedikit menurun.
2) Cash Ratio
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat diuangkan.
100% x Lancar Hutang
Efek Kas Ratio
(26)
Tabel 3.2
Cash Ratio Periode tahun 2004-2007
Tahun Kas Efek Hutang Lancar Rasio (%)
2004 2700000 0 302713000 8,91
2005 31500000 0 300750000 10,47
2006 47250000 0 329775000 14,32
2007 55350000 0 366601000 15,09
Sumber : PT.INFAR ARISPHARMA (data diolah)
Pada tahun 2004, Cash Ratio perusahaan menunjukkan 8,91% yang artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan kas Rp 0,089. Hal ini menunjukkan kas perusahaan belum mampu untuk menutup hutang lancar.
Pada tahun 2005, Cash Ratio perusahaan sebesar 10,47%, artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan kas Rp 0,10. Bila dibandingkan dengan tahun 2004, tahun 2005 mengalami kenaikan rasio 1,6% karena adanya kenaikan kas ditambah efek Rp 4.500.000,00 atau 0,16%, penurunan hutang lancar Rp 1.963.000,00 atau 0,64% , sehingga kas rasionya naik. Hal ini menunjukkan bahwa kas perusahaan masih belum mampu untuk menutup hutang lancar.
Pada tahun 2006 Cash Ratio perusahaan sebesar 14,32%, artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan kas sebesar Rp. 0,14. Bila dibandingkan dengan tahun 2005, tahun 2006 mengalami kenaikan rasio 3,85% disebabkan karena adanya kenaikan kas ditambah efek Rp. 15.750.000,00 atau 0,5%, kenaikan hutang lancar Rp. 29.025.000,00 atau 9,6%. Hal ini menunjukkan bahwa kas perusahaan masih belum mampu untuk menutup hutang lancar.
Pada tahun 2007 Cash Ratio perusahaan sebesar 15, 09%, artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan kas sebesar Rp. 0,15. Bila dibandingkan dengan tahun 2006, tahun 2007 mengalami kenaikan rasio 0,77% karena adanya
(27)
kenaikan kas ditambah efek Rp. 8.100.000,00 atau 17,14%, kenaikan hutang lancar Rp. 36. 826.000,00 atau 10, 04%. Hal menunjukkan bahwa kas perusahaan masih belum mampu untuk menutup hutang lancar.
Cash Ratio PT. INFAR ARISPHARMA periode 2004-2007 mengalami
peningkatan namun dari jumlah masing-masing rasio pertahun belum mampu menutup hutang lancarnya.
3) Quick Ratio
Adalah ratio yang mengukur kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
% 100 x Lancar Hutang
Efek Piutang
Kas Ratio
Quick = + +
Tabel 3.3
Quick Ratio Periode Tahun 2004-2007
Tahun Kas + Piutang + Efek Hutang Lancar Rasio (%) 2004 339.000.000 302.713.000 111,98 2005 348.500.000 300.750.000 115,87 2006 394.250.000 329.775.000 119,55 2007 378.350.000 366.601.000 103,20
Sumber : PT. INFAR ARISPHARMA(data diolah)
Pada tahun 2004 Quick Ratio perusahaan 111,98%, artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin oleh kas dan piutang sebesar Rp. 1,11. Hal ini menunjukkan bahwa Kas+Piutang+Efek perusahaan mampu menutup hutang lancar.
Pada tahun 2005 Quick Ratio perusahaan menunjukkan 115, 87% artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp. 1,15 dari Kas+Piutang+Efek. Bila dibandingkan dengan tahun 2004, tahun 2005 mengalami kenaikan rasio sebesar 3,89%. Dengan kenaikan kas Rp. 4.500.000,00 dan piutang Rp.
(28)
5.000.000,00. Sedangkan hutang lancar turun Rp. 1.963.000,00. Dilihat dari Efek
Piutang
Kas+ + naik Rp. 9.500.000,00 atau 2,80% dan hutang lancar turun sebesar 0,65%, sehingga kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek naik.
Pada tahun 2006 Quick Ratio perusahaan menunjukkan 119, 55% artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp. 1,19 dari Kas+Piutang+Efek. Bila dibandingkan dengan tahun 2005, tahun 2006 mengalami kenaikan rasio sebesar 3,68%. Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan kas Rp. 15.750.000,00 dan piutang Rp. 30.000.000,00 sedangkan hutang lancar naik Rp. 29.025.000,0.
Dilihat dari Kas+Piutang+Efek naik Rp. 45.750.000,00 atau 1,31% dan hutang lancar naik sebesar Rp. 29.025.000,00 atau 9,65%, sehingga kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek masih lebih baik.
Pada tahun 2007 Quick Ratio perusahaan menunjukkan 103,20% artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan 1,03 dari Kas+Piutang+Efek. Bila dibandingkan dengan tahun 2006, tahun 2007 mengalami penurunan rasio sebesar 16,35%. Dengan kenaikan kas Rp. 8.100.000,00 dan penurunan piutang Rp. 24.000.000,00. Sedangkan hutang lancar mengalami kenaikan Rp. 36.826.000,00 atau 11, 16%. Dilihat dari Kas+Piutang+Efek turun Rp. 15.900.000,00 atau 4,03%, dapat dilihat bahwa perusahaan masih mampu dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Quick Ratio PT INFAR ARISPHARMA periode 2004-2007 menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin baik, karena dijamin dengan kenaikan Kas+Piutang+Efek dari tahun ke tahun.
(29)
B. Analisis Rasio Solvabilitas
Merupakan rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi.
1) Total Debt to Total Assets Ratio
Adalah rasio total kewajiban terhadap asset, dan rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang.
% 100 x Aktiva Total
Hutang Total
Ratio Assets Total Debt to
Total =
Tabel 3.4
Total Debt to Total Assets Ratio Periode Tahun 2004-2007
Tahun Total Hutang Total Aktiva Rasio (%)
2004 302.713.000 1.126.587.000 26,86
2005 300.750.000 1.167.670.000 25,75
2006 329.7750.000 1.291.722.000 26,34
2007 366.601.000 1.434.696.000 25,55
Sumber : PT INFAR ARISPHARMA(data diolah)
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa Total Debt to Total Assets
Ratio pada PT. Infar Arispharma tahun 2004 adalah 26,86%, artinya bahwa setiap
Rp. 0,26 hutang perusahaan dijamin oleh Rp. 1,00 aset perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sangat solvabel karena dapat menutup hutang dengan aset yang dimilikinya.
Ratio tahun 2005 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2004, yaitu 25,75% artinya bahwa setiap Rp 0,25 hutang perusahaan dijamin oleh Rp. 1,00 aset perusahaan. Hal ini disebabkan oleh menurunnya total hutang sebesar Rp.
(30)
1.963.000,00 atau (1%) dan meningkatnya total aktiva sebesar Rp. 41.083.000,00 atau (1,03%).
Demikian juga pada tahun 2006, tidak jauh berbeda dibandingkan tahun 2004, yaitu sebesar 26,34% yang artinya bahwa setiap Rp. 0,26 hutang perusahaan dijamin oleh Rp. 1,00 aset perusahaan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya total hutang sebesar Rp. 29.025.000,00 atau (1,9%) dan meningkatnya total aktiva sebesar Rp. 124.052.000,00 atau (1,10%).
Pada tahun 2007 juga sama dengan tahun 2005 yang mengalami penurunan. Pada tahun 2007 mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2006, yaitu 25,55% yang artinya bahwa setiap Rp 0,25 hutang perusahaan dijamin oleh Rp.1,00 aset perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sangat solvabel. Penurunan tersebut disebabkan oleh meningkatnya total aktiva sebesar Rp. 142.974.000,00 atau (1,11%), meningkatnya total aktiva disebabkan oleh meningkatnya tanah sebesar Rp. 13.500.000,00 atau (1,06%), gedung sebesar Rp. 112.500.000,00, mesin dan peralatan sebesar Rp. 4.750.000,00 dan inventaris kantor sebesar Rp. 1.167.000,00. Selain meningkatknya total aktiva, total hutang juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 36.826.000,00 atau (1,1%). Hal ini disebabkan oleh meningkatnya hutang dagang sebesar Rp. 26.400.000,00 atau (1,5%) dan hutang pajak sebesar Rp. 2.625.000,00 atau (1,5%).
Total Debt to Total Assets Ratio pada PT INFAR ARISPHARMA periode
2004-2007 menunjukkan perusahaan mampu menutup total hutang dengan aset yang dimilikinya.
(31)
2) Total Debt to Equity Ratio
Adalah rasio yang menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.
% 100 x Sendiri Modal
Total
Hutang Total
Ratio Equity Debt to
Total =
Tabel 3.5
Total Debt to Equity Ratio
Periode tahun 2004-2007
Tahun Total Hutang Total Modal Sendiri Rasio (%) 2004 302.713.000 823.874.000 36,74 2005 300.750.000 866.920.000 34,69 2006 329.7750.000 961.947.000 34.28 2007 366.601.000 1.08.095.000 34.32
Sumber : PT INFAR ARISPHARMA(data diolah)
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa Total Debt to Equity Ratio pada PT INFAR ARISPHARMA tahun 2004 menunjukkan angka 36, 74%. Ini dapat diartikan bahwa setiap Rp 0,36 hutang perusahaan dijamin oleh Rp. 1,00 modal perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keuangan perusahaan cukup solvabel untuk menutup hutang dengan modal yang dimilikinya.
Pada tahun 2005, 2006 dan 2007 hampir terjadi kesamaan yaitu pada tahun 2005 menunjukkan nilai 34.69% yang dapat diartikan bahwa setiap Rp. 0,34 djamin oleh Rp. 1,00 modal perusahaan. Pada tahun 2007 terjadi peningkatan dibanding tahun 2006 walaupun hanya selisih sedikit disebabkan karena meningkatnya jumlah total modal sendiri sebesar Rp. 106.148.000,00 atau (11,03%) dan menurunnya jumlah hutang sebesar Rp. 36.826.000,00 atau
(32)
(11,16%). Menurunnya jumlah hutang karena turunnya hutang biaya proses sebesar Rp. 33.000.000,00 atau (15,56%).
Total Debt to Equity Ratio pada PT. INFAR ARISPHARMA perode
2004-2007 rasionya mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Dengan penurunan rasio tersebut menunjukkan keuangan perusahaan semakin solvabel untuk menutup hutang dengan modal yang dimilikinya.
3) Long Term Debt to Equity Ratio
Adalah Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang.
% 100 x Sendiri
Modal Total
Panjang Jangka
Hutang Total
Ratio Equity Debt to
Term
Long =
Tabel 3.6
Long Term Debt to Equity Ratio
Periode tahun 2004-2005 Tahun Hutang jangka
panjang Total Modal Sendiri Rasio (%)
2004 0 823.874.000 0
2005 0 866.920.000 0
2006 0 961.947.000 0
2007 0 1.08.095.000 0
Sumber : PT INFAR ARISPHARMA(data diolah)
Pada tahun 2004 hingga 2007, hutang jangka panjang pada PT INFAR ARISPHARMA tidak ada, maka rasio ini tidak dapat dihitung.
(33)
C. Analisis Rasio Rentablitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
1) Net Earning Power Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.
% 100 x Aktiva
Total
Pajak Setelah Bersih
Laba Ratio
Power Earning
Net =
Tabel 3.7
Net Earning Power Ratio
Periode 2004-2007 Tahun Laba Bersih
Setelah Pajak Total Aktiva Rasio (%)
2004 0 1.126.587.000 9,116
2005 0 1.167.670.000 12,24
2006 0 1.291.722.000 11,31
2007 0 1.434.696.000 14,18
Sumber : PT. INFAR ARISPHARMA(data diolah)
Pada tahun 2004 Net Earning Power Ratio perusahaan menunjukkan 9,16% artinya setiap Rp. 1,00 total aktiva mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 0,091.
Pada tahun 2005 Net Earning Power Ratio perusahaan menunjukkan 12,24% Artinya setiap Rp. 1,00 total aktiva mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp.0,12. Bila dibandingkan dengan tahun 2004, tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 3,08%. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya
(34)
kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 39.666.650,00 dan kenaikan total aktiva sebesar Rp. 41.083.000,00.
Pada tahun 2006 Net Earning Power Ratio perusahaan menunjukkan 11,31% artinya setiap Rp. 1,00 total aktiva mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 0,11. Bila dibandingkan dengan tahun 2005, tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 0,93%. Penurunan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 124.052.000,00. Jadi selama tahun 2005 dan 2006 perusahaan cukup efisien dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan laba yang lebih besar.
Pada tahun 2007 Net Earning Power Ratio perusahaan menunjukkan 14,18%, artinya setiap Rp. 1,00 total aktiva mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 0,14. Bila dibandingkan dengan tahun 2006, tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 2,87%. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 57.356.600,00 dan kenaikan total aktiva sebesar Rp. 142.974.000,00.
Net Earning Power Ratio menunjukkan bahwa perusahaan mampu
menginvestasikan modalnya ke dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan meskipun ada sedikit penurunan pada tahun 2006.
(35)
2) Rate of Return for The Owner
Adalah kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.
% 100 x Sendiri Modal
Jumlah
Pajak Setelah Bersih
Laba Owner
for the Return of
Rate =
Tabel 3.8
Rate of Return for The Owner
Periode 2004-2007 Tahun Laba Bersih
Setelah Pajak Total Modal Sendiri Rasio (%)
2004 103.230.050 823.874.000 12,53
2005 142.891.700 866.920.000 16,48
2006 146.136.900 961.947.000 15,48
2007 203.439.500 1.08.095.000 19,05
Sumber : PT INFAR ARISPHARMA(data diolah)
Pada tahun 2004 Rate of Return for The Owner perusahaan menunjukkan sebesar 12,53%, artinya setiap Rp. 1,00 modal sendiri mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 0,12.
Pada tahun 2005 Rate of Return for The Owner perusahaan menunjukkan sebesar 16,48%, artinya setiap Rp. 1,00 modal sendiri mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp.0,16. Bila dibandingkan dengan tahun 2004, tahun 2005 mengalami kenaikan laba bersih sebesar 3,95%. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 39.661.650,00 dan kenaikan modal sendiri sebesar Rp. 43.046.000,00. Berarti selama tahun 2005 kemampuan perusahaan dalam menghabiskan laba dari modal yang dimiliki cukup bagus.
(36)
Pada tahun 2006 Rate of Return for The Owner perusahaan menunjukkan 15,19%, artinya setiap Rp. 1,00 modal sendiri mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 0,15. Bila dibandingkan dengan tahun 2005, tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 1,29%. Penurunan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 3.245.200,00. dan kenaikan modal sendiri sebesar Rp. 95.027.000,00. Berarti selama selama tahun 2005 dan 2006 perusahaan cukup efisien dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba walaupun mengalami penurunan.
Pada tahun 2007 Rate of Return for The Owner perusahaan menunjukkan sebesar 19,05%, artinya setiap Rp. 1,00 modal sendiri mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 0,19. Bila dibandingkan dengan tahun 2006, tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 3,86%. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 57.356.600,00 dan kenaikan modal sendiri sebesar Rp. 106.148.000,00.
Rate of Return for The Owner pada perusahaan menunjukkan bahwa
perusahaan mampu menghasilkan laba dari modal sendiri yang dimiliki karena rasio mengalami peningkatan meskipun ada penurunan pada tahun 2006 tetapi jumlahnya tidak terlalu besar.
3) Net Profit Margin
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.
% 100 x Bersih
Penjualan
Pajak Setelah Bersih
Penjualan Margin
Profit
(37)
Tabel 3.9
Net Profit Margin
Periode 2004-2007 Tahun Laba Bersih
Setelah Pajak Penjualan Bersih Rasio (%) 2004 103.230.050 1.414.872.000 7,30 2005 142.891.700 1.457.000.000 9,81 2006 146.136.900 1.505.820.000 9,70 2007 203.439.500 1.869.3225.000 10,89
Sumber : PT.INFAR ARISPHARMA(data diolah)
Pada tahun 2004 Net Profit Margin perusahaan menunjukkan sebesar 7,30% artinya setiap Rp. 1,00 penjualan bersih mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 0,07.
Pada tahun 2005 Net Profit Margin perusahaan menunjukkan sebesar 9,81%, artinya setiap Rp. 1,00 penjualan bersih mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp.0,09. Bila dibandingkan dengan tahun 2004, tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2,51%. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 39.661.650,00 dan kenaikan penjualan bersih sebesar Rp. 42.128.000,00.
Pada tahun 2006 Net Profit Margin perusahaan menunjukkan 9,70%, artinya setiap Rp. 1,00 penjualan bersih mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 0,09. Bila dibandingkan dengan tahun 2005, tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 11%. Penurunan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 3.245.200,00. dan kenaikan penjualan bersih sebesar Rp. 48.802.000,00.
(38)
Pada tahun 2007 Net Profit Margin perusahaan menunjukkan sebesar 10,89% artinya setiap Rp. 1,00 penjualan bersih mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 0,10. Bila dibandingkan dengan tahun 2006, tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 1,19%. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 57.356.600,00 dan kenaikan penjualan bersih sebesar Rp. 363.505.000,00.
Net Profit Margin menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan
laba dari penjualan dan secara keseluruhan rasionya mengalami peningkatan meskipun ada penurunan pada tahun 2006 tetapi jumlahnya sangat sedikit.
D. Analisis Rasio Aktivitas
Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu.
1) Total Assets Turnover
Adalah Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.
% 100 x Aktiva Jumlah
Netto Penjualan Turnover
Assets
Total =
Tabel 3.10
Total Assets Tunover Periode 2004-2007
Tahun Penjualan Netto Jumlah Aktiva Rasio (%) 2004 1.414.872.000 1.126.587.000 1,26 2005 1.457.000.000 1.167.670.000 1,25 2006 1.505.820.000 1.291.722.000 1,16 2007 1.869.3225.000 1.434.696.000 1.30
(39)
Dari hasil perhitungan tersebut di atas, maka diketahui bahwa Total Assets
Turnover perusahaan pada periode tahun 2004 menunjukkan keadaan 1,26 kali.
Artinya dana yang tertanam pada keseluruhan aktiva dalam satu tahun berputar 1,26 kali atau setiap Rp 1,00 aktiva selama satu tahun menghasilkan revenue/ pendapatan sebesar Rp. 1,26.
Pada tahun 2005 dana yang tertanam pada keseluruhan aktiva dalam satu tahun perputarannya 1,25 kali atau setiap 1,00 aktiva selama satu tahun menghasilkan revenue/pendapatan sebesar Rp. 1,25. Bila dibandingkan dengan tahun 2004, tahun 2005 mengalami penurunan 0,01 kali, sehingga turun pula tingkat efektivitas dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.
Pada tahun 2006 dana yang tertanam pada keseluruhan aktiva dalam satu tahun perputarannya 1,16 kali atau setiap 1,00 aktiva selama satu tahun menghasilkan revenue/ pendapatan sebesar Rp. 1,16. Bila dibandingkan dengan tahun 2005, tahun 2006 mengalami penurunan 0,09 kali, sehingga turun pula tingkat efektivitas dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.
Pada tahun 2007 dana yang tertanam pada keseluruhan aktiva dalam satu tahun perputarannya 1,30 kali atau setiap 1,00 aktiva selama satu tahun menghasilkan revenue/ pendapatan sebesar Rp. 1,30. Bila dibandingkan dengan tahun 2006, tahun 2007 mengalami kenaikan 0,14 kali, sehingga naik pula tingkat efektivitas dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.
Total Assets Tunover pada PT INFAR ARISPHARMA periode 2004-2007
secara umum mengalami penurunan meskipun pada periode 2006-2007 terjadi peningkatan.
(40)
2) Working Capital Turnover
Adalah kemampuan modal kerja (neto) dalam suatu periode siklus kas dari perusahaan.
kali ... x Lancar Hutang
-Lancar Aktiva
Bersih Penjualan Turnover
Capital
Working =
Tabel 3.11
Working Capital Turnover Periode 2004-2007
Tahun Penjualan Besih Aktiva Lancar – Hutang Lancar
Tingkat Perputaran 2004 1.414.872.000 4467.787.000 3,02 2005 1.457.000.000 500.850.000 2,91 2006 1.505.820.000 575.475.000 2,62 2007 1.869.3225.000 596.849.000 3,13
Sumber : PT. INFAR ARISPHARMA (data diolah)
Dari hasil perhitungan tersebut di atas, maka diketahui bahwa Working
Capital Turnover perusahaan pada periode 2004 menunjukkan keadaan 3,02 kali.
Artinya dana yang tertanam pada modal kerja dalam satu tahun berputar 3,02 kali atau setiap Rp. 1,00 modal kerja selama satu tahun menghasilkan revenue atau pendapatan Rp. 3,02.
Pada tahun 2005 dana yang tertanam pada modal kerja dalam satu tahun perputarannya 2,91 kali atau setiap Rp. 1,00 modal kerja selama satu tahun dapat menghasilkan revenue sebesar Rp. 2,91. Bila dibandingkan dengan tahun 2004, tahun 2005 mengalami penurunan 0,11 kali sehingga efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya juga menurun.
Pada tahun 2007 dana yang tertanam pada modal kerja dalam satu tahun perputarannya 3,13 kali atau setiap Rp 1,00 modal kerja selama satu tahun apat menghasilkan revenue sebesar Rp 3,13. Bila dibandingkan dengan tahun 2006,
(41)
tahun 2001 mengalami kenaikan 0,51 kali sehingga efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya meningkat.
Working Capital Turnover pada PT. INFAR ARISPHARMA periode
2004-2007 secara umum mengalami penurunan meskipun pada periode 2006-2004-2007 terjadi peningkatan.
(42)
Tabel 3.12
RINGKASAN PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN PT INFAR ARISPHARMA
NO KRITERIA PENILAIAN 2004 2005 2006 2007 PERTUMBUHAN
RATA-RATA
1 Rasio Likuiditas
a. Current Ratio 254,53 266,53 274,50 262,80 264,59
b. Cash Ratio 8,91 10,47 14,32 15,09 12,19
c. Quick Ratio 111,98 115,87 119,55 103,20 112,65
2 Rasio Solvabilitas
a. Total Debt to Total Assets Ratio 26,86 25,75 26,34 25,55 26,125
b. Total Debt to Equity Ratio 36,74 34,69 34.28 34.32 35,00
c. Long Term Debt to Equity Ratio 0 0 0 0 0
3 Ratio Rentabilitas
a. Net Earning Power Ratio 9,116 12,24 11,31 14,18 11,71
b. Rate of Return for The Owner 12,53 16,48 15,48 19,05 15,54
c. Net Profit Margin 7,30 9,81 9,70 10,89 9,42
4 Rasio Aktivitas
a. Total Assets Turnover 1,26 1,25 1,16 1,3 1,24
(43)
(44)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Analisis Rasio Likuiditas
Current Ratio periode tahun 2004-2007 perusahaan berada di atas 200%,
berarti aktiva lancar pada setiap tahunnya dapat menjamin seluruh hutang lancar. Sedangkan Quick Ratio yang dihasilkan perusahaan berada di atas 100%, berarti kas ditambah piutang ditambah efek pada setiap tahunnya dapat menjamin seluruh hutang lancarnya.
Dengan Quick Ratio di atas 100% tadi maka suatu perusahaan sudah bisa dikatakan likuid. Cash Ratio yang dihasilkan masih berada dibawah 100%, yang berarti kas dan efek pada setiap tahunnya belum dapat menjamin seluruh hutang lancarnya.
2. Analisis Rasio Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio, Total Debt to Total Capital Assets maupun Long Term Debt to Equity Ratio pada perusahaan ini mengalami kenaikan dan
penurunan yang tidak begitu besar dari tahun 2004-2007. Dengan penurunan tersebut perusahaan pun masih solvabel, karena perbandingan antara jumlah hutang dengan total modal dan total aktiva sangat tinggi, maka solvabilitas perusahaan sudah mampu untuk memenuhi kewajiban jangka panjang perusahaan.
(45)
3. Analisis Rasio Rentabilitas
Net Earning Power Ratio menunjukkan perusahaan mampu menginvestasikan aktiva meskipun pada tahun 2006 mengalami penurunan, tetapi jumlahnya tidak terlalu besar. Rate of Return for the Owner menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dari modal sendiri yang dimiliki karena secara keseluruhan rasio mengalami peningkatan meskipun pada tahun 2006 mengalami penurunan. Net Profit Margin menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dari penjualan bersih meskipun pada tahun 2006 mengalami penurunan tetapi jumlahnya sangat kecil sehingga secara keseluruhan rasio mengalami peningkatan.
4. Analisis Rasio Aktivitas
Total asset Turn Over menunjukkan bahwa efektifitas perusahaan dalam
mengelola sumber-sumber dananya semakin menurun, kecuali pada periode tahun 2007 yang mengalami peningkatan. Sedangkan Working Capital Turn Over menunjukkan bahwa perusahaan lebih efektif dalam mengelola sumber-sumber dananya dibandingkan dengan Total Asset Turn Over.
(46)
B. SARAN
1. Analisis Rasio Likuiditas
PT. Infar Arispharma untuk tahun yang akan datang hendaknya lebih meningkatkan persentase Cash Ratio dengan mengurangi hutang lancar dan memperbesar kenaikan kas. Sedangkan untuk Current Ratio dan Quick Ratio agar terus ditingkatkan sampai batas yang dianggap cukup baik perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Analisis Rasio Solvabilitas
PT. Infar Arispharma untuk tahun yang akan datang agar mempertahankan tingkat persentase yang telah dicapai.
3. Analisis Rasio Rentabilitas
PT. Infar Arispharma untuk tahun yang akan datang agar lebih meningkatkan rentabilitas ekonomi karena selama ini rata-rata rentabilitas ekonominya hanya menunjukkan 11.87%.
4. Analisis Rasio Aktivitas
Untuk meningkatkan efektifitas dalam mengelola sumber dana yang dimiliki, perusahaan dapat melakukan dengan menempatkan dana tersebut ke dalam aktiva-aktiva yang mempunyai produktifitas tinggi, sehingga dapat diharapkan penjualan bersihnya meningkat. Dengan asumsi bahwa peningkatan penjualan bersih lebih tinggi bila dibandingkan dengan peningkatan total aktiva dan modal kerja, maka rasio yang dihasilkan akan semakin meningkat atau perputarannya semakin efektif.
(47)
DAFTAR PUSTAKA
Brigham & Houston, Dasar- dasar Manajemen keuangan, Buku 1, Edisi 10, Salemba Empat, 2006
Bambang riyanto, dasar-dasar pembelanjaan perusahaan, edisi 4, BPFE Yogyakarta, 2001
Darsono & Ashari, pedoman praktis memahami laporan keuangan, andi Yogyakarta, 2005
Jumingan, analisa laporan keuangan, bumi aksara, 2006
Keown, Martin, Petty, Scott Jr, Manajemen Keuangan, Jilid 1, Edisi 9, Indeks, 2002
(48)
Lampiran 1
PT. INFAR ARISPHARMA LAPORAN NERACA
UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2004-2007
2004 2005 2006 2007
AKTIVA
AKTIVA LANCAR - Kas
- Piutang
- Persediaan mentah - Persediaan obat jadi - Persediaan bahan proses - Persediaan bahan kemas Jumlah aktiva lancar
27.000.000 312.000.000 148.000.000 44.000.000 210.000.000 29.500.000 770.500.000 31.500.000 317.000.000 160.600.000 52.000.000 209.000.000 31.500.000 801.600.000 47.250.000 347.000.000 206.000.000 62.500.000 212.000.000 30.500.000 905.250.000 55.350.000 323.000.000 227.800.000 70.700.000 245.000.000 41.600.000 963.450.000 AKTIVA TETAP - Tanah - Gedung
- Mesin dan peralatan - Alat angkut
- Inventaris
Akumulasi depresiasi Jumlah aktiva tetap
TOTAL AKTIVA 212.000.000 119.000.000 13.400.000 25.270.000 9.967.000 (23.550.000) 356.087.000 1.126.587.000 218.500.000 121.000.000 17.000.000 29.500.000 14.731.000 (34.661.000) 366.070.000 1.167.670.000 232.000.000 132.500.000 21.750.000 23.600.000 14.898.000 (38.276.000) 386.472.000 1.291.722.000 261.500.000 166.000.000 31.600.000 38.200.000 15.250.000 (41.304.000) 471.246.000 1.434.696.000 PASIVA
- Hutang dagang - Hutang biaya proses - Hutang pajak
240.000.000 58.213.000 4.500.000 264.000.000 31.500.000 5.250.000 290.400.000 31.500.000 7.875.000 319.440.000 37.936.000 9.225.000 Jumlah hutang - Modal - Laba ditahan
302.713.000 760.587.000 63.287.000 300.750.000 773.292.000 93.628.000 329.775.000 864.832.000 97.115.000 366.601.000 946.531.000 121.564.000 TOTAL PASIVA 1.126.587.000 1.167.670.000 1.291.772.000 1.434.696.000
(49)
Lampiran 2
PT. INFAR ARISPHARMA LAPORAN RUGI LABA
UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2004-2007
2004 2005 2006 2007
PENDAPATAN - Penjualan
- Harga Pokok Penjualan - Laba Kotor
1.414.872.000 769.120.500 645.751.500 1.457.000.000 749.300.000 707.700.000 1.505.820.000 764.500.000 741.320.000 1.869.325.000 882.550.000 986.775.000 BIAYA USAHA - Biaya transportasi - Biaya pemasaran
- Biaya bahan-bahan kimia - Biaya perlengkapan - Biaya gaji karyawan - Biaya listrik
- Biaya telepon
- Biaya perlengkapan kantor - Biaya pemeliharaan aktiva tetap - Tunjangan hari raya
Total biaya usaha
45.700.000 15.113.000 13.310.000 163.817.000 235.250.000 15.125.000 6.346.000 7.169.000 6.250.000 15.200.000 523.280.000 47.500.000 15.423.000 14.719.000 159.206.000 237.650.000 15.785.000 7.013.000 7.298.000 6.725.000 17.250.000 528.569.000 51.300.000 16.350.000 17.790.000 172.140.000 241.200.000 16.221.000 7.914.000 8.138.000 7.600.000 18.900.000 557.553.000 65.250.000 22.500.000 25.450.000 227.205.000 312.400.000 18.716.000 9.067.000 8.680.000 10.652.000 21.150.000 721.070.000 Laba bersih sebelum pajak 122.471.500 179.131.000 183.767.000 265.705.000
Pajak 19.241.450 36.239.300 37.630.000 62.211.500
Laba bersih sesudah pajak 103.230.050 142.891.700 146.136.900 203.493.500 SUMBER: PT INFAR ARISPHARMA, tahun 2007
(1)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Analisis Rasio Likuiditas
Current Ratio periode tahun 2004-2007 perusahaan berada di atas 200%,
berarti aktiva lancar pada setiap tahunnya dapat menjamin seluruh hutang lancar.
Sedangkan Quick Ratio yang dihasilkan perusahaan berada di atas 100%, berarti
kas ditambah piutang ditambah efek pada setiap tahunnya dapat menjamin seluruh
hutang lancarnya.
Dengan Quick Ratio di atas 100% tadi maka suatu perusahaan sudah bisa
dikatakan likuid. Cash Ratio yang dihasilkan masih berada dibawah 100%, yang
berarti kas dan efek pada setiap tahunnya belum dapat menjamin seluruh hutang
lancarnya.
2. Analisis Rasio Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio, Total Debt to Total Capital Assets maupun Long Term Debt to Equity Ratio pada perusahaan ini mengalami kenaikan dan
penurunan yang tidak begitu besar dari tahun 2004-2007. Dengan penurunan
tersebut perusahaan pun masih solvabel, karena perbandingan antara jumlah
hutang dengan total modal dan total aktiva sangat tinggi, maka solvabilitas
(2)
3. Analisis Rasio Rentabilitas
Net Earning Power Ratio menunjukkan perusahaan mampu menginvestasikan aktiva meskipun pada tahun 2006 mengalami penurunan, tetapi
jumlahnya tidak terlalu besar. Rate of Return for the Owner menunjukkan bahwa
perusahaan mampu menghasilkan laba dari modal sendiri yang dimiliki karena
secara keseluruhan rasio mengalami peningkatan meskipun pada tahun 2006
mengalami penurunan. Net Profit Margin menunjukkan bahwa perusahaan
mampu menghasilkan laba dari penjualan bersih meskipun pada tahun 2006
mengalami penurunan tetapi jumlahnya sangat kecil sehingga secara keseluruhan
rasio mengalami peningkatan.
4. Analisis Rasio Aktivitas
Total asset Turn Over menunjukkan bahwa efektifitas perusahaan dalam
mengelola sumber-sumber dananya semakin menurun, kecuali pada periode tahun
2007 yang mengalami peningkatan. Sedangkan Working Capital Turn Over
menunjukkan bahwa perusahaan lebih efektif dalam mengelola sumber-sumber
(3)
B. SARAN
1. Analisis Rasio Likuiditas
PT. Infar Arispharma untuk tahun yang akan datang hendaknya lebih
meningkatkan persentase Cash Ratio dengan mengurangi hutang lancar dan
memperbesar kenaikan kas. Sedangkan untuk Current Ratio dan Quick Ratio agar
terus ditingkatkan sampai batas yang dianggap cukup baik perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Analisis Rasio Solvabilitas
PT. Infar Arispharma untuk tahun yang akan datang agar mempertahankan
tingkat persentase yang telah dicapai.
3. Analisis Rasio Rentabilitas
PT. Infar Arispharma untuk tahun yang akan datang agar lebih meningkatkan
rentabilitas ekonomi karena selama ini rata-rata rentabilitas ekonominya hanya
menunjukkan 11.87%.
4. Analisis Rasio Aktivitas
Untuk meningkatkan efektifitas dalam mengelola sumber dana yang dimiliki,
perusahaan dapat melakukan dengan menempatkan dana tersebut ke dalam
aktiva-aktiva yang mempunyai produktifitas tinggi, sehingga dapat diharapkan penjualan
bersihnya meningkat. Dengan asumsi bahwa peningkatan penjualan bersih lebih
tinggi bila dibandingkan dengan peningkatan total aktiva dan modal kerja, maka
rasio yang dihasilkan akan semakin meningkat atau perputarannya semakin
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Brigham & Houston, Dasar- dasar Manajemen keuangan, Buku 1, Edisi 10, Salemba Empat, 2006
Bambang riyanto, dasar-dasar pembelanjaan perusahaan, edisi 4, BPFE Yogyakarta, 2001
Darsono & Ashari, pedoman praktis memahami laporan keuangan, andi Yogyakarta, 2005
Jumingan, analisa laporan keuangan, bumi aksara, 2006
Keown, Martin, Petty, Scott Jr, Manajemen Keuangan, Jilid 1, Edisi 9, Indeks, 2002
(5)
Lampiran 1
PT. INFAR ARISPHARMA LAPORAN NERACA
UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2004-2007
2004 2005 2006 2007 AKTIVA
AKTIVA LANCAR - Kas
- Piutang
- Persediaan mentah
- Persediaan obat jadi - Persediaan bahan proses
- Persediaan bahan kemas
Jumlah aktiva lancar
27.000.000 312.000.000 148.000.000 44.000.000 210.000.000 29.500.000 770.500.000 31.500.000 317.000.000 160.600.000 52.000.000 209.000.000 31.500.000 801.600.000 47.250.000 347.000.000 206.000.000 62.500.000 212.000.000 30.500.000 905.250.000 55.350.000 323.000.000 227.800.000 70.700.000 245.000.000 41.600.000 963.450.000 AKTIVA TETAP - Tanah - Gedung
- Mesin dan peralatan
- Alat angkut - Inventaris
Akumulasi depresiasi Jumlah aktiva tetap
TOTAL AKTIVA 212.000.000 119.000.000 13.400.000 25.270.000 9.967.000 (23.550.000) 356.087.000 1.126.587.000 218.500.000 121.000.000 17.000.000 29.500.000 14.731.000 (34.661.000) 366.070.000 1.167.670.000 232.000.000 132.500.000 21.750.000 23.600.000 14.898.000 (38.276.000) 386.472.000 1.291.722.000 261.500.000 166.000.000 31.600.000 38.200.000 15.250.000 (41.304.000) 471.246.000 1.434.696.000 PASIVA
- Hutang dagang
- Hutang biaya proses
- Hutang pajak
240.000.000 58.213.000 4.500.000 264.000.000 31.500.000 5.250.000 290.400.000 31.500.000 7.875.000 319.440.000 37.936.000 9.225.000 Jumlah hutang - Modal
- Laba ditahan
302.713.000 760.587.000 63.287.000 300.750.000 773.292.000 93.628.000 329.775.000 864.832.000 97.115.000 366.601.000 946.531.000 121.564.000
(6)
Lampiran 2
PT. INFAR ARISPHARMA LAPORAN RUGI LABA
UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2004-2007
2004 2005 2006 2007 PENDAPATAN
- Penjualan
- Harga Pokok Penjualan - Laba Kotor
1.414.872.000 769.120.500 645.751.500 1.457.000.000 749.300.000 707.700.000 1.505.820.000 764.500.000 741.320.000 1.869.325.000 882.550.000 986.775.000 BIAYA USAHA - Biaya transportasi - Biaya pemasaran
- Biaya bahan-bahan kimia - Biaya perlengkapan - Biaya gaji karyawan - Biaya listrik
- Biaya telepon
- Biaya perlengkapan kantor - Biaya pemeliharaan aktiva tetap - Tunjangan hari raya
Total biaya usaha
45.700.000 15.113.000 13.310.000 163.817.000 235.250.000 15.125.000 6.346.000 7.169.000 6.250.000 15.200.000 523.280.000 47.500.000 15.423.000 14.719.000 159.206.000 237.650.000 15.785.000 7.013.000 7.298.000 6.725.000 17.250.000 528.569.000 51.300.000 16.350.000 17.790.000 172.140.000 241.200.000 16.221.000 7.914.000 8.138.000 7.600.000 18.900.000 557.553.000 65.250.000 22.500.000 25.450.000 227.205.000 312.400.000 18.716.000 9.067.000 8.680.000 10.652.000 21.150.000 721.070.000
Laba bersih sebelum pajak 122.471.500 179.131.000 183.767.000 265.705.000
Pajak 19.241.450 36.239.300 37.630.000 62.211.500
Laba bersih sesudah pajak 103.230.050 142.891.700 146.136.900 203.493.500