Produk Penyaluran Dana Produk-Produk Sistem Syariah

yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. Mudharabah mutlaaqah artinya bank dapat menggunakan dana yang dihimpun itu secara bebas atau luas karena tidak ada batasan yang ditetapkan oleh pemilik modal atau penyimpan sehingga bank dapat menggunakannya dalam berbagai kegiatan yang diyakini menguntungkan. Sedangkan mudharabah muqayyadah artinya pihak pemilik modal atau penyimpan menetapkan syarat-syarat tertentu dalam penggunaan dana simpanannya misalnya hanya untuk kalangan tertentu saja atau bisnis tertentu.

2. Produk Penyaluran Dana

Dana yang telah berhasil dihimpun oleh perbankan syariah kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat atau unit defisit untuk dimanfaatkan secara produktif. Penyaluran dana ini harus dilakukan sesuai dengan ketentuan syariah dan syarat-syarat yang telah disepakati dengan para pemilik modal untuk mendapatkan keuntungan yang layak. Pihak perbankan syariah dapat menyaluran dana yang terhimpun melalui salah satu kategori atau konsep penyaluran yang sesuai dengan syariah. Secara garis besarnya, produk penyaluran dana dalam perbankan syariah dikategorikan dalam empat konsep pembiayaan: 1. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil merupakan salah satu bentuk pembiayaan yang paling utama dalam perbankan syariah yang telah disepakati para ulama Ascarya Yumanita, 2005. Pembiayaan ini dapat mudharabah dan musyarakah. Pembiayaan dalam perbankan syariah berlandaskan pada satu Universitas Sumatera Utara prinsip dimana tidak ada bagian keuntungan yang dapat dinikmati pihak tertentu jika puhak yang berkaitan tidak ikut ambil bagian dalm menanggung sesuatu resiko yang mungkin tgerjadi. 2. Pembiayaan bagi hasil dalam syariah dapat dilakukan dalam bentuk: a. Pembiayaan musyarakah Pembiayaan ini merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha dimana masing-masing pihak memberi kontribusi sumber daya baik yang berwujud maupun yang tidak berwajud. Dalam proyek musyarakah ini yang harus diketahui oleh pihak-pihak yang bekerja sama. Misalnya, pihak lain hanya boleh ikut dalam proyek musyarakah setelah ada persetujuan dari semua pihak yang terlibat. Bigitu pula jika ada pihak lain yang ingin meminjam modal dari proyek musyarakah maka pinjaman ini baru boleh diberikan jika semua pihak setuju. Selain dari pada itu pemilik modal dianggap berhenti dari kerja sama musyarakah jika ia mengundurkan diri, menjadi tidak cakap hukum dan meninggal dunia. Namun begitu, pemilik modal dapat mengalihkan pertanyaannya kepada orang lain atau posisinya digantikan orang lain. Universitas Sumatera Utara Sumber: Irsyad Lubis, 114. Gambar 2.2 Skema Al-Musyarakah b. Pembiayaan Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharb yang bermakna memukul atau berjalan. Memukul atau berjalan dalam hal ini di artikan sebagai proses sedangkan memukul melangkahkan kakinya dalam menjalankan usaha untuk mencapai keuntungan. Pembiayaan mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak, dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal shahibul maal dan pihak lain menjadi pengelola modal mudharib. Keuntungan yang diperoleh dari hasil kerja sama ini kemudian dibagi menurut kesepakatan yang tertuang dalam kontrak tetapi seluruh kerugian akan ditanggung oleh pemilik modal selagi kerugian yang terjadi itu bukan disebabkan ulah kelalaian mudharib. Jika terjadi kerugian, maka pemilik modal akan menderita kehilangan sebagian atau mungkin seluruh modalnya sedangkan pihak mudharib akan mengalami kerugian dari segipengorbanan Proyekusaha Bank Syariah Parsial Finansial LABA Bagi hasil Laba berdasarkan Kontribusi Nasabah Parsial: Nilai Universitas Sumatera Utara tenaga, pikiran, waktu, harga diri dan sebagainya. Akan tetapi jika kerugian tersebut terjadi karena akibat kelalaian atau kecurangan pihak mudharib, maka ia harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. SKILL CAPITAL Nisbah a Nisbah b Main Capital Talking Sumber : Isyad lubis, 115. Gambar 2.3 Skema Pembiayaan Mudharabah c. Al-muzara’ah Bagi hasil dengan konsep Al-muzara’ah merupakan kerja sama pengelolaan pertanian antara pemiik lahan dengan penggarap. Dalam perbankan diaplikasikan dalam bidang plantation atas dasar bagi hasil dimana pemilik lahan menyediakan lahan, benih dan pupuk sedangkan penggarap menyediakan keahlian, tenaga dan waktu. Konsep hasil muzara’ah ini BANK PROFIT- SHARING AGREEMENT Perjanjian Bagi COSTUMER PROJECT Proyek atau Usaha PROFIT SHARIG Bagi Hasil CAPITAL Universitas Sumatera Utara sering juga diidentikkan dengan mukharabah namun antara kedua istilah ini terdapat sedikit perbedaan dimana dalam sistem muzara’ah benih tanaman disediakan oleh pemilik lahan sedangkan dalam sistem mukharabah benih tanaman sisediakan oleh penggarap. Konsep muzara’ah ini banyak dilakukan oleh masyarakat pada masa Rasulullah SAW bahkan beberapa sahabat nabi. d. Al- Musaqah Pembiayaan bagi hasil dengan sistem musaqah ini merupakan bentuk yang lebih sederhana dari sistem muzara’ah karena keterlibatan penggarap lebih sedikit. Dalam sistem musaqah ini penggarap hanya bertugas dan bertanggung jawab untuk penyiram dan memelihara lahan pertanian tersebut atas jasa ini ia dapat bagian hasil rasio tertentu. Diriwayatkan bahwa sistem ini telah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW dengan menjadikan penduduk kawasan khaibar sebagai penggarap dan pemelihara dengan sistem musaqah. 3. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa Ijarah Ijarah dapat diartikan sebagai hak untuk memanfaatkan barang atau jasa dengan membayar imbalan tertentu kepada pemilik barang dan jasa tersebut. Dalam pembiayaan ijarah ini pembiayaan yang terjadi adalah hak guna atau manfaat bukan kepemilikan dari pemilik barang atau jasa kepada pihak penyewa. Dalam sistem ijarah, metode pembayaran sewa dapat dilakukan dengan dua metode yaitu, pertama, ijarah dengan metode pembayaran seewa berdasarkan Universitas Sumatera Utara kinerja barang dan kedua, dengan metode tidak berdasarkan kinerja barang sewaan. 4. Pembiayaan dengan prinsip jual beli Pembiayaan dengan prinsip jual beli ini dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti pembiayaan murabahah, pembiayaan istishna atau pembiayaan salam. Perbedaan ketiga pembiayaan ini dapat dilihat dari bentuk pembayaran yang dilakukan dan juga waktu penyerahan kepada nasabah. Dalam prinsip pembiayaan jual beli ada perpindahan kepemilikan barang atau benda kepada pemilik baru. Ketiga, bentuk pembiayaan jual beli ini mempunyai kelebihan masing-masing dan nasabah dapat memilih salah satu bentuk yang paling sesuai atau yang paling menguntungkan. a. Pembiayaan murabahah Pembiayaan murabahah adalah salah satu bentuk transaksi dimana pihak bank membeli barang dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabah secara angsuran dengan memberitahukan jumlah keuntungan yang diambilnya. Dalam transaksi ini pihak bank harus secara terbuka memberitahukan kepada nasabah berapa harga margin keuntungan yang diambilnya. Selain itu, baik harga jual maupun jangka waktu pembayaran harus dinyatakan dalam akad jual beli yang disepakati dan tidak boleh berubah selama tempoh akad jual beli tersebut. Dalam transaksi seperti ini dibenarkan membebankan biaya tidak langsung kepada nasabah jika yang dimaksud tidak menambah nilai barang atau biaya tersebut tidak berkaitan dengan hal-hal yang bermanfaat sesuai dengan syari’at. Dari segi Universitas Sumatera Utara penyerahan barang, barang yang dibeli nasabah secara angsuran tersebut harus diserahkan setelah akad dibuat sehingga dapat dimanfaatkan atau dioperasikan nasabah. b. Pembiayaan istishna Pembiayaan istishna dapat didefinisikan sebagai akad jual beli dalam bentuk pesanan pembuatan barang tertentu dan dengan pesyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan atau pembeli dengan pembuat atau penjual. c. Pembiayaan salam Pembiayaan salam ini pembayaran dilakukan secara tunai tetapi barang yang dibeli belum ada. Dalam hal ini barang yang dibeli akan diserahkan penjual pada waktu yang akan datang sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Dalam transaksi ini, pembeli adalah pihak bank sedangkan nasabah dianggap sebagai penjual. Dalam transaksi salam ini harus dengan jelas dan tegas disebutkan spesifikasi barang yang di beli, penyerahan dan sebagainya sehingga berbeda dengan jual beli ijon. 5. Pembiayaan dengan akad pelengkap Pembiayaan dengan akad pelengkap merupakan akad yang tergolong sebagai akad-akad tabarru’. Artinya akad atau perjanjian ini bukan transaksi bisnis yang mencari keuntungan karena akad ini dilakukan atas dasar tolong menolong dalam bebuat kebaikan. Dalam akad tabarru’ seperti: a. Rahn gadai Rahn adalah gadai yang dilakukan nasabah kepada pihak yang bertujuan untuk memberikan kepastian pembayaran kembali kepada pihak bank atas Universitas Sumatera Utara pembiayaan yang dilakukannya. Barang gadaian dalam hal ini harus milik nasabah sendiri dengan ukuran dan sifat yang jelas. Barang gadaian ini akan dikuasi oleh pihak bank tetapi pihak bank tidak dibenarkan mengambil manfaat dari barang gadaian tersebut. b. Qard pinjaman Qard adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pihak perbankan syariah kepada nasabahnya. c. Wakalah Wakalah merupakan tindakan memberi mandat atau kuasa kepada pihak lain untuk melakukan satu pekerjaan atau jasa, maka kedua belah pihak harus cakap hukum. Dalam hal ini, nasabah bisa memberikan kuasa kepada satu bank atau lebih jika dianggap sesuai dan memungkinkan. d. Kafalah garansi Kafalah dapat diartikan sebagai jaminan yang diberikan oleh pihak penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau pihak yang ditanggung. e. Hiwalah Hiwalah bermakna pengalihan utang dari pihak yang berutang kepada pihak lain pihak kitiga yang kemudian berkewajiban melunasi utang tersebut kepada pihak pertama. Universitas Sumatera Utara

3. Produk jasa