Minyak atsiri dalam tumbuhan berperan sebagai pengusir serangga pemakan daun dan sebaliknya minyak ini dapat juga berfungsi sebagai penarik
serangga guna membantu proses penyerbukan dan sebagai cadangan makanan Gunawan dan Mulyani, 2010. Minyak atsiri terdapat pada bagian tanaman
seperti daun, bunga, biji, batang atau kulit dan akar atau rimpang Agusta, 2000.
2.2.2. Komposisi kimia minyak atsiri
Minyak astiri umumnya terdiri dari unsur karbon C, hidrogen H dan oksigen O dan kadang-kadang mengandung unsur nitrogen N dan belerang
S. Variasi komposisi minyak atsiri disebabkan oleh perbedaan jenis tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, metode ekstaksi yang
dipergunakan dan cara penyimpanan minyak Gunawan dan Mulyani, 2010. Pada umumnya komponen kimia minyak astiri dibagi menjadi dua
golongan:
a. Golongan hidrokarbon
Persenyawaan yang termasuk hidrokarbon terbentuk dari unsur hidrogen H dan karbon C. Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam alam dan minyak
astiri sebagian besar terdiri dari monoterpen 2 unit isoprene, sesquiterpen 3 unit isoprene, diterpene 4 unit isoprene dan politerpen Gunawan dan
Mulyani, 2010.
b. Golongan hidrokarbon teroksigenasi
Persenyawaan yang termasuk hidrokarbon terdiri dari unsur hidrogen H, karbon C, dan oksigen O. Persenyawaan yang termasuk dalam
Universitas Sumatera Utara
golongan ini adalah persenyawaan alkohol, aldehida, keton, ester dan eter. Ikatan karbon yang terdapat dalam molekulnya dapat terdiri dari ikatan
tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Terpen mengandung ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua.
Secara kimia, terpena minyak atsiri dapat dipilih menjadi dua golongan, yaitu monoterpena C
10
dan seskuiterpena C
15
yang titik didihnya berbeda, dimana titik didih monoterpena 140-180°C dan titik didih seskuiterpena
200°C Harborne, 1984.
2.3. Sifat Fisikokimia Minyak Astiri
Analisis fisikokimia
dilakukan untuk
mendeteksi pemalsuan,
mengevaluasi mutu dan kemurnian minyak serta mengidentifikasi jenis dan kegunaannya Gunawan dan Mulyani, 2010.
2.3.1 Sifat fisik minyak atsiri
Menurut Koensoemardiyah 2010, minyak atsiri mempunyai konstituen kimia yang berbeda, tetapi dari segi fisikanya banyak yang sama.
Minyak atsiri yang baru diekstraksi masih segar umumnya tidak berwarna atau berwarna kekuning-kuningan. Sifat-sifat fisika minyak atsiri, yaitu:
- analisis berat jenis - mempunyai indeks bias yang tinggi
- rotasi optik Parameter yang dapat digunakan untuk tetapan fisik minyak atsiri antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a Berat jenis
Penentuan bobot jenis menggunakan alat piknometer, Bobot jenis minyak atsiri merupakan perbandingan antara bobot minyak dengan bobot air
pada volume air yang sama dengan volume minyak. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria paling penting dalam menentukan mutu dan kemurnian
minyak atsiri Guenther, 1987.
b Indeks bias
Penentuan indeks bias menggunakan alat refraktometer. Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam udara dengan
kecepatan cahaya di dalam zat tersebut pada suhu tertentu. Indeks bias berguna untuk identifikasi kemurnian Armando, 2009. Nilai indeks bias suatu jenis
minyak dipengaruhi oleh suhu, yaitu pada suhu yang lebih tinggi indeks bias semakin kecil Ketaren, 1986.
c Putaran optik
Penentuan putaran optik menggunakan alat polarimeter. Setiap jenis minyak atsiri mempunyai kemampuan memutar bidang polarisasi cahaya ke
arah kanan atau kiri. Besarnya perputaran bidang polarisasi ditentukan oleh jenis minyak atsiri, suhu, panjang kolom yang berisi minyak atsiri dan panjang
gelombang cahaya yang digunakan Guenther, 1987.
2.3.2 Cara isolasi minyak atsiri
Menurut Koensoemardiyah 2010 ada beberapa cara untuk memproduksi minyak atsiri, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Penyarian dengan lemak dingin enfleurage
Metode enfleurage disebut dengan penyarian secara “maserasi dingin dengan lemak padat”. Suatu pelat kaca diberi bingkai kemudian ditutup dengan
lemak hewan yang telah dimurnikan sehingga tidak berbau, setelah itu, mahkota bunga yang akan diambil minyak atsirinya ditebarkan di atasnya
dengan sedikit ditekan. Bunga-bunga tersebut dalam keadaan segar atau baru dipetik, mahkota bunga itu dibiarkan di atas lempengan lemak tersebut selama
beberapa hari supaya minyak merembes dari bunga ke dalam lemak. Mahkota bunga yang ditekan di atas lempengan tersebut diambil dan diganti dengan
mahkota bunga yang baru. Hal ini dilakukan berulang kali sampai lempengan lemak jenuh oleh minyak atsiri, setelah itu lemak yang jenuh dengan minyak
atsiri dicuci dengan alkohol, lalu alkohol tersebut diuapkan sehingga diperoleh minyak atsiri yang diinginkan.
2. Penyarian dengan pelarut yang mudah menguap
Metode ini kurang umum dilakukan karena pelarut yang memenuhi syarat agak terlalu mahal untuk digunakan, yang dapat mengakibatkan harga
minyak atsiri menjadi mahal. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak atsiri yang berharga mahal, misalnya minyak melati.
3. Penyarian dengan lemak panas
Metode ini juga kurang umum dilakukan karena pemanasan dapat merusak komposisi minyak atsiri, serta membutuhkan metode tertentu untuk
memisahkan minyak atsiri dengan pelarutnya.
Universitas Sumatera Utara
4. Penyulingan
Penyulingan dapat dibagi menjadi 3 bagian, antara lain:
a. Penyulingan air water distillation
Metode penyulingan air merupakan metode yang paling sederhana diantara proses penyulingan lainnya. Metode ini lebih mirip dengan merebus,
yaitu bahan yang akan disuling dimasukkan ke dalam ketel suling berisi air mendidih hingga terendam seluruhnya ke dalam air. Uap yang keluar dialirkan
melalui pipa menuju kondensor sehingga didapatkan air dan minyak, lalu dipisahkan minyak dengan air Susetyo dan Haryati, 2004.
b. Penyulingan air dan uap water and steam distillation
Metode penyulingan ini disebut juga dengan sistem kukus. Prinsipnya, metode ini menggunakan uap bertekanan rendah, dibandingkan dengan
penyulingan air perbedaannya terletak pada pemisahan bahan dan air. Penempatan keduanya masih dalam satu ketel suling dimana air dimasukkan ke
dalam dasar ketel hingga 13 bagian ketel dan selanjutnya bahan dimasukkan kedalam ketel suling dan ketel ditutup rapat.
Saat air direbus dan mendidih, uap yang terbentuk akan melalui sarangan lewat lubang-lubang kecil dan melewati celah-celah bahan. Minyak
atsiri dalam bahan pun akan ikut bersama uap panas melalui pipa menuju kondensor, selanjutnya uap air dan minyak akan mengembun dan ditampung
dalam tangki pemisah. Pemisahan air dan minyak dilakukan berdasarkan berat jenis Armando, 2009.
Universitas Sumatera Utara
c. Penyulingan uap steam distillation