Karakteristik fisika kimia perairan

dominansi pada seluruh stasiun cukup rendah mendekati 0. Menurut Odum 1971, nilai indeks dominansi yang tinggi mendekati 1 menunjukan adanya suatu jenis tertentu yang mendominasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada seluruh stasiun pengamatan tidak ada jenis yang secara ekstrim mendominasi jenis lainnya. Tabel 4. Indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi meiobenthos Indeks Stasiun 2 5 6 7 8 9 Indeks Keanekaragaman 3,70 3,62 3,69 3,68 2,23 4,11 Indeks Keseragaman 0,87 0,87 0,82 0,88 0,96 0,86 Indeks Dominansi 0,12 0,13 0,15 0,12 0,23 0,10

4.1.3. Karakteristik fisika kimia perairan

Karakteristik fisika kimia perairan di sekitar dasar perairan dapat mempengaruhi kehidupan suatu organisme, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun hasil pengukuran parameter fisika-kimia perairan dekat dasar yang dilakukan selama pengamatan dapat dilihat pada Gambar 8. Berdasarkan hasil penelitian, kekeruhan di stasiun pengamatan berkisar antara 0,37-0,70 NTU dengan kekeruhan tertinggi terdapat pada Stasiun 6, yaitu 0,70 NTU. Padatan tersuspensi TSS di stasiun pengamatan berkisar antara 5-12 mgL. Nilai padatan tersuspensi tertinggi terdapat pada Stasiun 6, yaitu 12 mgL. Kekeruhan yang tinggi akan mengganggu kehidupan makrozoobenthos karena mengganggu daya lihat dan sistem pernafasan. Tingginya kekeruhan di suatu perairan disebabkan tingginya bahan organik yang terakumulasi dan mengendap di daerah ini. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai padatan tersuspensi TSS. Suhu perairan dekat dasar pada stasiun pengamatan berkisar antara 2 °C-29 °C. Stasiun-stasiun yang tidak terlalu dalam Stasiun 1, Stasiun 3, Stasiun 10 memiliki suhu perairan dekat dasar yang cukup tinggi. Sedangkan setelah melewati kedalaman 200 m, suhu menurun dari 10 °C hingga 2 °C. Hal ini terkait dengan kurangnya transfer kalor yang berasal dari cahaya matahari dari air permukaan. Air laut dalam sendiri memiliki suhu yang dingin, berkisar antara 10 °C pada kedalaman 200 m hingga 2 °C pada kedalaman di bawah 3000 m Carney 2011 in Kropp 2004. Gambar 8. Nilai parameter fisika-kimia perairan dekat dasar di lokasi penelitian Salinitas di perairan dekat dasar pada setiap stasiun berkisar antara 33-35 PSU. Salinitas dari setiap stasiun tidak terlalu berbeda, namun terlihat bahwa pada stasiun yang lebih dalam nilai salinitas lebih tinggi dibanding stasiun yang lebih dangkal. Kandungan oksigen di perairan dekat dasar pada stasiun pengamatan berkisar antara 1,19 mlL hingga 2,89 mlL. Kandungan oksigen terendah terdapat pada Stasiun 5 sedangkan kandungan oksigen tertinggi terdapat pada Stasiun 10. Rendahnya kandungan oksigen dikarenakan kedalaman perairan yang cukup dalam. Effendi 2003 menyatakan bahwa semakin dalam suatu 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 1 2 3 4 5 6 7 8 10 Kek er u h an NT U Stasiun 2 4 6 8 10 12 14 1 2 3 4 5 6 7 8 10 T SS m g L Stasiun 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 1 2 3 4 5 6 7 8 10 Su h u C Stasiun 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 1 2 3 4 5 6 7 8 10 B OD5 m g L Stasiun 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 1 2 3 4 5 6 7 8 10 Dis so lv e O x y g en m lL Stasiun 32 32,5 33 33,5 34 34,5 35 35,5 36 1 2 3 4 5 6 7 8 10 Sa lin it a s P SU Stasiun perairan maka kelarutan gas-gas yang ada di dalamnya akan semakin berkurang. Selain itu, pada perairan laut dalam sumber oksigen seperti difusi gas antara air dan udara serta proses fotosintesis tidak terjadi. Perairan laut dalam biasanya memiliki kandungan oksigen yang rendah, mencapai 3 mlL Kropp 2004. Nilai kebutuhan oksigen biologis BOD di stasiun pengamatan berkisar antara 0,77-6,62 mgL. Nilai BOD tertinggi terdapat pada Stasiun 7 6,62 mgL dan Stasiun 6 6,27 mgL, sedangkan nilai BOD terendah terdapat pada Stasiun 1 0,77 mgL. Hal ini diduga karena tingginya partikel tersuspensi pada stasiun tersebut.

4.1.4. Karakteristik Substrat