Berdasarkan hasil perhitungan, potensi cadangan karbon terbesar terdapat pada lahan
karet 31 tahun yaitu sebesar 412.32 tonha, dilanjutkan lahan 25 dan 20 tahun berturut-
turut sebesar 374.23 tonha dan 331.58 tonha. Lahan karet 31 tahun mempunyai nilai
stock
karbon tertinggi dibandingkan lahan karet yang lain. Hal ini sangat dipengaruhi
oleh kandungan C-organik dan bulk density berat volume tanah yang tertinggi.
4.5. Neraca karbon tanah pada
perkebunan karet 4.5.1.
Respirasi in situ
Tingkat respirasi tanah pada KU 20, 25, dan 31 tahun menunjukkan hasil semakin
tinggi umur, respirasi semakin tinggi. Nilai ini berkebalikan dengan hasil penelitian Yulyana
2005 menyebutkan bahwa semakin tinggi umur maka respirasi akan semakin berkurang.
Gambar 7 Box plot pengukuran respirasi in situ
di lapangan. Seperti yang diuraikan pada sebaran
pengukuruan diameter, sebaran pengukuran respirasi in situ juga digambarkan dengan box
plot. Besar kecilnya penyebaran keragaman data dapat dilihat dari panjang atau pendeknya
box pada gambar. Semakin panjang box berarti data yang diukur semakin beragam,
begitu pula sebaliknya. Sekitar 50 data observasi terdapat di dalam box ini. Gambar
box plot di atas dapat diartikan bahwa KU 20 tahun mempunyai keragaman data respirasi in
situ
yang paling kecil yaitu antara 76.8 – 88.8 cm. Pada KU 25 dan 31 tahun mempunyai
keragaman data yang cukup besar berturut- turut terletak antara 76.8 – 104.4 cm dan 81.4
– 122.4 cm. Besarnya keragaman data pada KU 25 dan 31 tahun diduga karena faktor
topografi pada lokasi pengambilan data berfariasi yang menyebabkan keragaman data
lebih menyebar.
Semakin rimbun vegetasi pada kelompok umur yang lebih tua menyebabkan kandungan
serasah semakin banyak. Semakin banyak serasah yang dihasilkan maka tingkat
pengembalian karbon pada tanah semakin besar pula. Berdasarkan hasil analisis sidik
ragam perbedaan lokasi areal penelitian tidak berpengaruh terhadap tingkat pelepasan
karbon ke atmosfer respirasi, namun pelepasan karbon lebih dipengaruhi oleh umur
tegakan karet.
4.5.2. Carbon balance Neraca karbon
Pada penelitian ini neraca karbon dihitung berdasarkan pendekatan neraca
karbon tanah yang hanya menggunakan pendekatan rasio C
balance
Tabel 3. Kandungan karbon pada tanah berasal dari karbon organik
total dan mikroorganisme tanah. Tingkat pelepasan karbon tanah berasal dari aktivitas
respirasi akar, mikroorganisme, dan tanah. Tabel di bawah ini merupakan hasil
penggabungan dengan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Yulyana 2005.
Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan umur memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat respirasi in situ
Lampiran 3. Tabel 3 Neraca karbon perkebunan karet pada beberapa kelompok umur
Umur Lahan
Serasah Respirasi
in situ Laju
Emisi C Laju
Penyerapan C Hasil
peneltian tahun tonhath tonhath gm
2
th gm
2
th 5 20.853 96.757 0.46
0.54 Yulyana 2005 10 15.669 109.638 0.70
0.30 Yulyana 2005 15 6.942 24.499 0.35
0.65 Yulyana 2005 20 10.543 20.578 0.20
0.80 Sutrisni 2010 25 12.359 20.715 0.17
0.83 Sutrisni 2010 31 15.295 24.959 0.16
0.84 Sutrisni 2010
31 th 25 th
20 th 120
110 100
90 80
70
R e
s p
ir a
s i
in s
it u
m g
1 5
3 .8
6 c
m 2
h a
ri
85,2 87,6
107 109,2
Lahan
Gambar 8 Laju emisi dan laju penyerapan karbon perkebunan karet pada beberapa
kelompok umur. Berdasarkan hasil penelitian dapat
diungkapkan bahwa laju emisi yang dilepaskan ke udara semakin menurun dengan
bertambahnya umur karet. Namun tingginya laju emisi pada lahan karet 10 tahun diduga
karena meningkatnya respirasi in situ pada awal-awal pertumbuhan. Tingginya pelepasan
CO
2
pada lahan karet 10 tahun tidak didukung oleh produksi serasah Yulyana 2005. Secara
keseimbangan lingkungan lahan karet umur 10 tahun memberikan emisi terbesar dan
penyerapan karbon terkecil yang dapat merugikan keselamatan lingkungan. Menurut
Arsyad 2000 dalam Yulyana 2005, hal ini dapat disiasati dengan menanam tanaman
penutup tanah yang dapat memberikan sumbangan karbon bagi lahan tersebut.
Tanaman penutup tanah mempunyai peran sebagai masukan bahan organik yang berasal
dari batang, ranting, dan daun-daun jatuh yang dapat dijadikan sebagai kontribusi dalam
meningkatkan unsur hara.
Lahan karet umur 5 tahun masih berada dalam kondisi seimbang dimana laju
penyerapan karbon lebih tinggi daripada laju emisi karbon. Hal ini disebabkan belum
terjadinya aktivitas penyadapan sehingga kulit batang belum terluka dan tingkat respirasi
masih berasal dari aktivitas akar dan mikroorganisme tanah. Lahan karet umur 15
sampai 31 tahun mampu menyimpan lebih banyak karbon dengan tingkat emisi yang
kecil Gambar 8. Hal ini dikarenakan besarnya kandungan biomassa dan karbon
pada tegakan karet 15 sampai 31 tahun dibandingkan tegakan 5 dan 10 tahun. Selain
itu besarnya sumbangan tanaman penutup tanah pada lahan 15 sampai 31 tahun
memberikan kontribusi yang besar dalam menekan laju emisi CO
2
. Berdasarkan rasio C
balance
jika dikonversi ke dalam persen lahan karet umur 5, 10, 15, 20, 25, dan 31 tahun
mampu menyerap 54, 30, 65 , 80, 83, dan 84.
Berdasarkan Gambar 8 dijelaskan terjadi dua kelompok umur yang memiliki laju
emisi sama dengan laju penyerapan karbon yaitu dengan laju 0.5 gm
2
th atau 50. Hal ini terjadi pada lahan umur 5 sampai 7.5 tahun
dan lahan umur 12.5 sampai 15 tahun. Lahan 5 sampai 7.5 tahun, kesamaan laju emisi dan
penyerapan karbon terjadi disaat laju emisi menurun dan laju penyerapan karbon
meningkat daripada umur 5 tahun. Kesamaan laju tersebut berkebalikan dengan lahan 12.5
sampai 15 tahun, persamaan laju emisi dan penyerapan karbon pada kelompok umur ini
disebabkan saat terjadi penurunan laju emisi dan kenaikan laju penyerapan. Kedua titik ini
dapat digunakan sebagai batasan untuk menentukan apakah lahan karet berfungsi
sebagi source atau sink karbon.
Lahan karet 31 tahun memiliki kemampuan untuk menyerap karbon paling
besar dan mengemisi karbon paling kecil jika dibandingkan lahan karet yang lain. Lahan ini
hanya melepas emisi karbon 0.16 gm
2
th Tabel 3. Hal ini diduga karena tingginya
masukan bahan organik dari produksi serasah ke ekosistem input walaupun didukung
respirasi yang besar output. Pernyataan ini juga didukung oleh data C-organik yang
menunjukkan bahwa lahan karet 31 tahun mempunyai C-organik tertinggi. Kandungan
C-organik sangat menentukan tinggi rendahnya aktivitas mikroba yang menjadi
sumber energi dan makanan bagi mikroba Nair 1989.
Laju emisi gm
2
th Laju penyerapan gm
2
th
Nilai C
balance
sangat dipengaruhi oleh kontribusi tanaman penutup dan tanah dalam
memberikan karbon dalam menekan laju pelepasan CO
2
respirasi in situ. Jika ditinjau dari aspek lingkungan, lahan karet umur 15,
20, 25, 31 tahun merupakan lahan yang layak untuk dipertahankan kelestariannya demi
keselamatan lingkungan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN