Morfologi tanaman karet Syarat tumbuh

Menurut Chapman 1976 dalam Ojo 2003 metode pendugaan biomassa di atas permukaan tanah dikelompokan menjadi dua cara yaitu: 2. Metode pendugaan langsung a. Metode pemanenan individu tanaman Metode ini diterapkan pada kondisi tingkat kerapatan tumbuhan pohon cukup rendah komunitas tumbuhan dengan jenis sedikit. Nilai total biomassa diperoleh dengan menjumlahkan biomassa seluruh individu dalam unit area. b. Metode pemanenan kuadrat Metode ini mengharuskan memanen semua individu pohon dalam suatu unit area dan menimbangnya. Nilai total biomassa diperoleh dengan mengkonversi berta bahan organik yang dipanen dalam suatu unit area c. Metode pemanenan individu pohon yang mempunyai luas bidang dasar rata-rata. Metode ini diterapkan pada tegakan yang memiliki ukuran yang seragam. Nilai total biomassa diperoleh dari menggandakan nilai berat rata-rata pohon contoh yang ditebang dengan jumlah individu dalam suatu unit area. 3. Metode pendugaan tidak langsung a. Metode hubungan alometrik Persamaan ini dibuat berdasarkan destructive sampling yaitu dengan menebang pohon yang mewakili sebaran kelas diameter kemudian ditimbang. Menurut Brown 1997 umumnya metode ini mengikuti rumus Y = a D b untuk model pangkat, dan Y = a + bD + cD 2 untuk model polynomial. b. Metode crop meter Metoe ini menggunakan seperangkat elektroda listrik yang kedua kutubnya diletakkan di atas tanah pada jarak tertentu. Biomassa tumbuhan yang terletak diantara dua lektroda dipantau dengan memperhatikan electrical capacitance dari alat tersebut. 2.4. Deskripsi karet Hevea brasiliensis 2.4.1. Taksonomi tanaman karet Tanaman karet dalam taksonomi tumbuh-tumbuhan dikelompokkan dalam klasifikasi sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiosparmae Kelas : Dicoyledonae Ordo : Euphorbiales Famili : Ephorbiaceae Genus : Hevea Spesies : Hevea brsiliensis Nazaruddin Paimin 1992

2.4.2. Morfologi tanaman karet

Tanaman karet merupakan tanaman yang mempunyai batang yang dapat menghasilkan getah yang disebut lateks. Jika dilihat dari morfologinya karet tumbuh tinggi mencapai 15-25 meter, serta batang tanaman besar. Tanaman ini biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi ke atas. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama 3-20 cm dan tangakai anak daun 3-10 cm yang berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing. Tepinya rata dan gundul, tidak tajam. Bunga karet terdiri dari bunga jantan dan bunga betina. Bunga karet memiliki pembagian ruang yang jelas. Jumlah ruang biasanya tiga, kadang-kadang sampai enam ruang. Garis tengah buah berukuran 3-5 cm. Buah akan pecah jika buah sudah masak. Pemecahan biji berkaitan dengan perkembangbiakan karet secara alami. Biji-biji karet kadang terlontar sampai jauh dan akan tumbuh jika lingkungannya mendukung. Biji Karet mempunyai morfologi kulit keras, besar, berwarna cokelat kehitaman dengan bercak-bercak yang membentuk pola khas dan mengandung racun. Sesuai dengan sifat dikotilnya tanaman karet mempunyai akar tunggang yang mampu menopang batang tanaman hingga tumbuh tinggi dan besar. Nazaruddin Paimin 1992

2.4.3. Syarat tumbuh

Daerah penyebaran tanaman karet mencapai luasan antara 15°LU-10°LS dengan ketinggian tempat 200 mdpl. Curah hujan yang diinginkan berkisar antara 2000- 4000 mmtahun dengan jumlah hari hujan mencapai 100 – 150 hari. Tanaman karet dapat tumbuh dan berproduksi tinggi pada suhu 28 o C, kecepatan angin rendah sampai sedang, serta lama penyinaran matahari 2000 jam per tahun atau rata-rata sekitar 6 jam per hari. Berdasarkan jenis tanahnya tanaman ini cocok mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. Karet cocok tumbuh pada daerah dengan pH tanah bervariasi dari 3,0-8,0 Lembar Informasi Pertanian BIP Irian Jaya 1992. Topografi juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman karet. Tanaman karet lebih cocok ditanam di daerah datar dan tidak berbukit-bukit. Tanah yang datar akan memudahkan dalam pemeliharaan, penyadapan, serta pengangkutan lateks. Selain itu diusahakan lahan dekat dengan sumber air, misalnya sungai atau aliran- aliran air Nazaruddin Paimin 1992.

III. METODE PENELITIAN