Model pendugaan biomassa dan kandungan karbon

2.2. Cadangan karbon

Karbon merupakan suatu unsur yang diserap dari atmosfer dan disimpan di dalam biomassa vegetasi melalui proses fotosintesis. Berbagai faktor seperti iklim, topografi, karakteristik lahan, komposisi dan jenis tanaman serta perbedaan siklus pertumbuhan hutan dapat mempengaruhi tingkat penyerapan karbon di hutan dan perkebunan Cesylia 2009. Menurut Whitmore 1985 dalam Hadi 2007 umumnya karbon menyususn 45 – 50 dari biomassa tumbuhan sehingga karbon dapat diduga dari setengah jumlah biomassa. Karbon menyususn sebagian besar bahan kering tanaman. Karbon tersimpan dalam material yang sudah mati sebagai serasah, batang pohon yang jatuh ke tanah, dan sebagai material yang sukar lapuk di dalam tanah Whitmore 1985 dalam Hariyadi 2005. Van Nodrwijk et al. 1997 dalam Yulyana 2005 hutan tropika merupakan lokasi utama cadangan karbon above ground dan below ground. Hasil pengukuran cadangan karbon hutan alami di Jambi dapat melebihi 50 kg m -2 atau 500 Mg ha -1 . Hasil penelitian Prayogo 2000 dalam Arifin 2001, kandungan cadangan karbon pada hutan sekunder hanya 116 Mg ha -1 . Menurut Kindermann dan Brown 1993 dalam Hariyadi 2005 tempat penyimpanan dan fluks C dalam ekosistem hutan tropik tergantung pada perubahan dinamika stock carbon di vegetasi dan tanah, ketersediaan kandungan hara dan kondisi iklim setempat. Sebagian carbon ynag terfiksasi dari fotosintesis akan ditransfer ke sistem perairan melalui sungai sebagai bahan organik terlarut, dan jumlahnya untuk daerah tropis basah sekitar 0.1 x 10-6 Mt ha -1 th -1 Hall et al. 1992 dalam Brown et al. 1993. Menurut Lasco et al. 2004 dalam Alberto 2010, penurunan emisi karbon dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : • Mempertahankan cadangan karbon yang telah ada dengan mengelola hutan lindung, mengendalikan deforestasi, menerapkan praktek silvikultur yang baik, mencegah degradasi lahan gambut, dan memperbaiki pengelolaan cadangan bahan organik tanah. • Meningkatkan cadangan karbon melalui penanaman tanaman berkayu. • Mengganti bahan bakar fosil dengan bahan bakar yang dapat diperbarui secara langsung maupun tidak langsung angin, biomasa, aliran air, radiasi matahari, atau aktivitas panas bumi. Peningkatan penyerapan cadangan karbon dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : • Meningkatkan pertumbuhan biomasa hutan secara alami. • Menambah cadangan kayu pada hutan yang ada dengan penanaman pohon atau mengurangi pemanenan kayu. • Mengembangkan hutan dengan jenis pohon yang cepat tumbuh. Lasco et al. 2004 dalam Alberto 2010

2.3. Model pendugaan biomassa dan kandungan karbon

Model merupakan suatu rangkuman atau penyederhanaan suatu sistem. Permodelan adalah pengembangan analisis ilmiah dengan beberapa cara yang berarti bahwa dalam memodelkan suatu ekosistem akan lebih mudah dibandingkan dengan ekosistem sebenarnya Hall and Day 1976 dalam Cesylia 2009. Menurut Brown 1997 ada dua pendekatan untuk menduga biomassa dari pohon. Pertama berdasarkan pendugaan volume kulit sampai batang bebas cabang yang kemudian dirubah menjadi jumlah biomassa tonha. Pendekatan tersebut oleh Brown menggunakan persamaan di bawah ini. Biomassa di atas tanah tonha = VOB x WD x BEF Rumus di atas memiliki keterangan bahwa VOB merupakan volume batang bebas cabang dengan kulit m 3 ha, WD adalah kerapatan kayu kgm 3 , dan BEF merupakan faktor ekspansi perbandingan total biomassa pohon kering oven di atas tanah dengan biomassa kering oven volume inventarisasi hutan. Pendekatan kedua yaitu secara langsung dengan menggunakan persamaan regresi biomassa yang didasarkan atas diameter batang pohon. Dasar persamaan regresi ini adalah hanya mendekati biomassa rata-rata per pohon menurut sebaran diameter, menggabungkan sejumlah pohon pada setiap kelas diameter, dan menjumlahkan total seluruh pohon untuk seluruh kelas diameter Brown 1997. Biomassa dapat diukur secara langsung dari pohon dengan membagi pohon menjadi beberapa komponen kayu dengan ukuran berbeda, daun, buah, dan polong yang dicari berat basah dan berat kering dan masing- masing komponen untuk mencari perbedaan kelembaban air Stewart et al. 1992 dalam Hadi 2007. Menurut Chapman 1976 dalam Ojo 2003 metode pendugaan biomassa di atas permukaan tanah dikelompokan menjadi dua cara yaitu: 2. Metode pendugaan langsung a. Metode pemanenan individu tanaman Metode ini diterapkan pada kondisi tingkat kerapatan tumbuhan pohon cukup rendah komunitas tumbuhan dengan jenis sedikit. Nilai total biomassa diperoleh dengan menjumlahkan biomassa seluruh individu dalam unit area. b. Metode pemanenan kuadrat Metode ini mengharuskan memanen semua individu pohon dalam suatu unit area dan menimbangnya. Nilai total biomassa diperoleh dengan mengkonversi berta bahan organik yang dipanen dalam suatu unit area c. Metode pemanenan individu pohon yang mempunyai luas bidang dasar rata-rata. Metode ini diterapkan pada tegakan yang memiliki ukuran yang seragam. Nilai total biomassa diperoleh dari menggandakan nilai berat rata-rata pohon contoh yang ditebang dengan jumlah individu dalam suatu unit area. 3. Metode pendugaan tidak langsung a. Metode hubungan alometrik Persamaan ini dibuat berdasarkan destructive sampling yaitu dengan menebang pohon yang mewakili sebaran kelas diameter kemudian ditimbang. Menurut Brown 1997 umumnya metode ini mengikuti rumus Y = a D b untuk model pangkat, dan Y = a + bD + cD 2 untuk model polynomial. b. Metode crop meter Metoe ini menggunakan seperangkat elektroda listrik yang kedua kutubnya diletakkan di atas tanah pada jarak tertentu. Biomassa tumbuhan yang terletak diantara dua lektroda dipantau dengan memperhatikan electrical capacitance dari alat tersebut. 2.4. Deskripsi karet Hevea brasiliensis 2.4.1. Taksonomi tanaman karet