KONDISI PSIKOLOGIS ISTRI YANG MENJADI PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI PASAR BERAS KOTA MATARAM

(1)

KONDISI PSIKOLOGIS

ISTRI YANG MENJADI PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI PASAR BERAS KOTA MATARAM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi (S-1)

Disusun Oleh : Raisa Astria Hafat

NIM : 06810043

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011


(2)

KONDISI PSIKOLOGIS ISTRI YANG MENJADI PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI PASAR BERAS KOTA MATARAM

Skripsi

Oleh : Raisa Astria Hafat

06810043

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011


(3)

KONDISI PSIKOLOGIS ISTRI YANG MENJADI PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI PASAR BERAS KOTA MATARAM

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh : Raisa Astria Hafat

06810043

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011


(4)

i

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Kondisi psikologis istri yang menjadi pekerja seks komersial di pasar beras kota Mataram

2. Nama Peneliti : Raisa Astria Hafat

3. Nim : 06810043

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian : 10 – 20 Desember 2010

7. Tanggal Ujian : 15 April 2011

Malang, 15 April 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,


(5)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji Pada tanggal 15 April 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si ( )

Anggota Penguji : 1. Ari Firmanto S.Psi ( )

2. Hudaniah, S.Psi., M.si ( )

3. Yuni Nurhamidah, S.Psi., M.si ( )

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang


(6)

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Raisa Astria Hafat

Nim : 06810043

Fakultas / Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :

KONDISI PSIKOLOGIS ISTRI YANG MENJADI PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI PASAR BERAS KOTA MATARAM

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam

bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Malang, 15 April2011 Mengetahui

Ketua Program Studi Yang menyatakan,


(7)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim...

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Kondisi Psikologis Istri Yang Menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) di Pasar Beras Kota Mataram”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Tulus Winarsunu, M. Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dra. Siti Suminarti, M.Si dan Ari Firmanto, S.Psi salaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Yudi Suuharsono, M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Kedua orang tua (papah dan mamah tersayang) yang selalu memberikan

berlimpah dukungan kepada peneliti baik secara moril dan materil. Papah..., mamah..., terimakasih atas cinta dan kasih sayangnya selama ini untuk icha. Mamah dan papah adalah inspirasi terbesar dalam hidup icha dan skripsi ini icha persembahkan khusus buat kalian, sekali lagi terima kasih. Icha sayang papah mamah.

5. Kedua saudara ku, kakak ku yang cerewet (k’ Aan), adik ku yang super jahil (Yaya) dan ponakan ku yang tercantik (Syifa), beserta seluruh keluarga besar yang selalu dan tiada henti memberikan doa dan dorongan kepada penulis. Terimakasih buat semangat dan doanya.

6. Dwira Pamungkas yang selalu memberi semangat dan doa kepada penulis, thanks


(8)

v

7. Sahabat-sabahat seperjuanganku Suci , Mimi, Vita, Ila, Uthi, Betta, Nora, Virda dan semua teman fakultas psikologi angkatan 2006, khususnya teman-teman kelas A yang selalu memberikan semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Warga kos 15c yang termuach dan penuh dengan warna, Fifi, Sari, Kika, Neni, mbak Ratna dan Iriyanti yang selalu memberikan semangat dan dukungan yang tiada henti kepada peneliti.

9. Idka, mas Herman dan abang Adit, terimakasih atas kesediaan waktunya untuk membantu penulis ketika melakukan penelitian.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam menyalesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peniliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 15 April 2011 Penulis


(9)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

INTISARI ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kondisi Psikologi 1. Definisi ... 6

2. Aspek-aspek psikologi ... 7

B. Pekerja Seks Komersial 1. Definisi ... 16

2. Motif-motif yan menyebabkan seseorang memilih profesi sebagai pekerja seks komersial... 18

3. Akibat-akibat yang diterima sebagai pekerja seks komersial ... 18

C. Isteri 1. Definisi ... 19

2. Peran isteri dalam perkawinan ... 20


(10)

vii BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Batasan Istilah ... 25

C. Subyek Penelitian ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Prosedur Penelitian ... 27

F. Analisa Data ... 29

G. Keabsahan Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 1. Deskripsi subyek ... 32

2. Deskrisi data ... 33

B. Analisa Data ... 44

C. Pembahasan ... 69

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ... 78

B. SARAN ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Identitas Subyek Penelitian ... 32

Tabel 4.2 : Latar belakang subjek IW menjadi seorang PSK ... 34

Tabel 4.3 : Latar belakang subjek HD menjadi seorang PSK ... 43

Tabel 4.4 : Latar belakang subjek BG menjadi seorang PSK ... 48

Tabel 4.5 : Kondisi psikologis subjek IW ... 50

Tabel 4.6 : Kondisi psikologis subjek HD ... 53


(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Skema gabungan dari latar belakang dan kondisi psikolois subyek IW ... 59 Gambar 4.2 : Skema gabungan dari latar belakang dan kondisi psikologis

subyek HD ... 62

Gambar 4.3 : Skema gabungan dari latar bekanag dan kondisi psikologis


(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Guide interview ... 83

Lampiran II : Hasil wawancara ... 88

Lampiran III : Guide dan hasil wawancara keabsahan data ... 123


(14)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. (2003). Psikologi umum (Ed. revisi). Jakarta : Penerbit Rineka Cipta

Alwisol. (2007). Psikologi kepribadian. Malang : UPT. Penerbit Universitas Muhammadiya Malang.

Asrori, A. (2010). Bagaimana mengenali dimensi psikologis kita. (Online)

http://www.Netsains.com. (diakses tanggal 30 Oktober 2010)

Baihaqi. (2005). Psikologi petumbuhan : kepribadian sehat untuk mengembangkan optimisme.Jakarta : PT. Bulan Bintang

Chaplin, J. P. (2005). Kamus lengkap psikologi. (Terj. Kartini Kartono). Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Hamdani, A. (2002). Risalah nikah. Jakarta : Pustaka Aminah.

Jarvis, M. (2006). Teori-teori psikologi. Bandung : Penerbit Nusamedia & Penerbit Nuansa.

Kartono, K. (1990). Psikologi umum. Bandung : Penerbit Mandar Maju. Latipun. (2007). Psikologi konseling. Malang : UMM Press

Moleong, L. J. (2007). Metodelogi penelitian kualitatif (Ed. revisi). Bandung : Remaja Rodakarya.

Miramis, W. F. (1994). Ilmu kedokteran jiwa. Surabaya : Universitas Airlangga. Saraswati, E. (2010). Mekanisme pertahanan diri. (Online)

http://sasyapsikologi2006.blogspot.com. (diakses tanggal 25 Februari 2011) Shomad, A. W. (2009). Fiqh seksualitas. Malang : Insan Madani.

Soekanto, S. (1990). Sosiologi suatu pengantar (Ed. revisi).Jakarta :PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta Viatrie, D. I. (2008). Psikologi kognitif (Diktat; bahan kuliah). Malang. Walgito, B. (1996). Pengantar psikologi umum. Jojakarta : Penerbit ANDI.

Wiramihardja, S.A. (2007). Pengantar psikologi klinis (Ed. revisi). Bandung : PT Refika Aditama.


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan jasa seksual, seperti seks oaral atau hubungan seks untuk uang. Seorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur, yang kini sering disebut dengan istilah pekerja seks komersial (PSK). Dalam pengertian yan lebih luas, seorang yang menjual jasanya untuk hal yang dianggap tak berharga juga disebut melacurkan dirinya sendiri.

Mukherji dan Kull (dalam Koentjoro, 2004), mendefinisikan seorang pekerja seks komersial adalah seorang perempuan yang menjual dirinya untuk kepentingan seks kepada beberapa pria berturut-turut yang dirinya sendiri tidak memiliki kesempatan untuk memilih pria mana yang akan menjadi langganannya. Sedangkan Feldman dan Culloch (dalam Koentjoro, 1999) mengatakan bahwa seorang pekerja seks komersial adalah seorang yang menggunakan badannya sebagai komodotis dan menjual seks dalam satuan harga untuk memperoleh uang.

Sesuai dengan namanya, pekerja seks komersial menjajahkan tubuhnya demi mendapatkan sejumlah uang dari para pelanggannya yang merupakan para laki-laki hidung belang. Bagi mereka pekerjaan seperti ini merupakan cara yang cepat dan mudah mendapatkan uang. Biasanya para pekerja seks komersial menjalani pekerjaan ini demi memenuhi kebutuhan perekonomian dan menjadi tulang pungung keluarganya. Walau terkadang pekerjaan ini bertentangan dengan kata hati mereka, namun inilah cara mereka agar bisa bertahan.

Menurut Kartono (2002), pelaku praktik pelacuran biasanya terjadi pada mereka yang distimulasi atau didorong untuk menuntut hak dan kompensani, karena individu tidak merasakan kehangatan, perhatian dan kasih sayang, sehingga mereka mereka mencari kompenasai bagi kekosongan hatinya dengan jalan melakukan intervensi aktif dalam bentuk relasi seksual yang ekstrem dan tidak terkendali alias pelacuran. Sudah menjadi rahasia umum di dunia ini, bahwa praktik pelacuran ini dapat terjadi pada setiap lapisan masyarakat baik si kaya maupun si miskin, mulai dari usia dewasa sampai pada usia anak-anak. Praktik pelacuran ini juga dapat terjadi


(16)

2

pada setiap kalangan masyarakat, baik yang berstatus pelajar, maupun wanita yang sudah berstatus istri sekalipun.

Istri merupakan seorang wanita yang menjadi pendamping seorang laki-laki di dalam kehidupan berumah tangga. Seorang istri yang baik akan berusaha untuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab dan kewajibannya terhadap suami dan keluarganya. Istri yang baik harus mampu membahagiakan suaminya, dengan cara menjadi tempat berteduh bagi suaminya baik dalam suka maupun duka, mampu memberikan perhatian terhadap suami dan menjadi pelaku rumah tangga yang baik (Hamdani, 2002).

Suami adalah seorang laki-laki yang mempunyai kewajiban untuk membahagiakan istrinya dengan cara memberikan nafkah lahir (kebutuhan hidup sehari-hari) dan nafkah batin (kasih sayang, pertahian, dan kebutuhan biologis). Seorang suami yang baik adalah suami yang mampu menjaga sikap baik terhadap istri, keluarga dan anak-anaknya, dapat memenuhi segala hak istrinya dan juga mampu menjalani kewajibanya dengan penuh tanggung jawab.

Untuk memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami terutama dalam hal memberikan nafkah secara lahiriah, maka suami akan berusaha dengan sebaik-baiknya agar mampu memenuhi kewajibannya tersebut dengan cara mencari pekerjaan yang layak dan dapat menghasilkan uang yang halal untuk kehidupan rumah tangganya. Maka tidak jarang ada suami yang harus berusaha ekstra untuk memenuhi kebutuhan ini, walaupun dia harus berpisah jauh dari istrinya.

Di Indonesia bahkan seluruh dunia, terdapat banyak suami yang harus berpisah jauh dari istrinya untuk mencari nafkah, hal ini juga terjadi pada beberapa keluarga di kota Mataram Lombok Nusa Tenggara Barat, dimana sang suami terpaksa mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dengan menjadi tenaga kerja di luar negeri. Dengan bekerjanya suami ke luar negeri, maka secara pasti istri tidak lagi mendapatkan nafkah batin yang menjadi hak mereka. Setelah beberapa lama berada diluar negeri, sang suami pun menghilang. Suami tidak lagi memberikan nafkah lahir yang berupa kiriman uang kepada istri untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, serta tidak lagi memberikan kabar berita tentang keadaan dirinya di negara rantauan.


(17)

3

Berdasakan keadaan diatas, maka istri pun akhirnya harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Istri akhirnya memilih jalan pintas dengan menjadi pekerja seks komersial di salah satu tempat prostitusi di kota mataram yaitu

“Pasar Beras”. Istri memilih menjadi PSK dengan beberapa alasan tertentu, istri

merasa bahwa tidak adanya kemampuan lebih di dalam dirinya, baik secara materil maupun pendidikan untuk mencari pekerjaan lain yang lebih layak, sehingga menyebabkan istri menjadi putus asa dengan keadaan hidupnya.

Melalui survey awal penelitian di yang dilakukan pada tanggal 29 April 2010 pada beberapa subjek, didapatkan hasil bahwa PSK yang berinisial “k” yang berusia 46 tahun, asal Praya Lombok tengah, merupakan seorang istri dengan 3 orang anak.

Semenjak ditinggal oleh suaminya ke luar negeri menjadi TKI,”k” terpaksa menjadi seorang PSK dikarenakan himpitan ekonomi yang tidak memadai untuk membiayai ketiga anaknya, setelah suaminya tidak lagi mengirimkan uang kepadanya.

Penghasilan “k” semenjak jadi seorang PSK tidak menentu, kadang “k” dibayar dengan harga Rp.15.000,- sampai dengan Rp.25.000,-. Tentu penghasilan sebesar itu tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga.

Fenomena yang menimpa subjek “k” di atas berlangsung selama dua tahun. Dan pekerjaan menjadi PSK ini sebenarnya membuat dirinya malu. Yang bersangkutan mengakui bahwa perbuatanya tidak terhormat. Dia mengaku kepada peneliti. Lebih dari itu, dia berargumentasi bahwa tidak ada satu wanita pun yang bercita-cita ingin menjadi seorang PSK. Yang bersangkutan selalu mengakui bahwa profesi yang dilakukan itu tidak baik.

Berbeda dengan subjek dengan berinisial “sa” yang telah berusia 49 tahun, berasal dari Lombok Timur. Subjek sudah menikah, akan tetapi belum dikaruniai seorang anak. Subjek menjadi seorang PSK semenjak 3 tahun lalu, saat itu subjek ditinggal oleh suaminya pergi merantau Hongkong dan setelah 2 tahun berada di Hongkong sang suami pun hilang kabar, serta tidak lagi mengirimkan nafkah kepada subjek. Sementara itu subjek masih bertempat tinggal bersama dengan mertuanya. Menurut subjek, mertuanya sangat cerewet, setiap hari subjek selalu dimarahi karena subjek belum memberikan seorang cucu kepada mereka dan subjek tidak mempunyai pekerjaan.


(18)

4

Dengan kehidupan di mertua seperti itu akhirnya subjek kabur dari rumah mertua dan tinggal di rumah kost temannya yang merupakan seorang PSK. Karena merasa malu ikut menumpang hidup pada temannya, akhirnya subjek turut menjadi seorang PSK. Penghasilannya tidak menentu, kadang jika keadaan banyak dan ramai pelanggan, subjek mendapatkan Rp. 30.000,- akan tetapi jika dalam kondisi sepi, subjek hanya mendapatkan Rp.10.000,-. Penghasilan subjek hanya cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Subjek merasa pasrah akan keadaan dirinya, karena merasa tidak mampu untuk melakukan pekerjaan yang lain kecuali menjadi seorang PSK.

Berankat dari realitas diatas, maka penelitih tertarik untuk mengetahuin apa yang menjadi latar belakang istri menjadi PSK dan bagaimana kondisi psikologis istri yang menjadi PSK.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk mengajukan permasalahan “Bagaimanakah Kondisi Psikologis Istri yang Menjadi

PSK?” Studi kasus di Pasar Beras Lombok. Dalam meneliti permasalahan ini peneliti mencoba untuk menyusun rumusan masalah dan tujuan penelitian

a. Apa yang melatarbelakangi seorang istri menjadi PSK?

b. Bagaimanakah kondisi psikologis seorang istri yang menjadi PSK?

C. Tujuan Penelitian

Peneliti mempunyai beberapa tujuan dalam penelitian ini. Adapun tujuan dari penetapan masalah tersebut di atas sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui latar belakang seorang istri menjadi PSK.

b. Untuk mengetahui bagaimanakah kondisi psikologis seorang istri yang menjadi


(19)

5

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Ada beberapa manfaat yang ingin dicapai dari hasil peneitian ini. Beberapa manfaat tersebut peneliti uraikan sebagai berikut:

a. Hasil penelitan nanti diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan dan pengembangan ilmu psikologi.

b. Menambah wawasan pengetahuan kondisi psikologis seorang istri yang menjadi PSK.

c. Mengidentifikasi dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan seorang istri menjadi PSK.

d. Memberi kontribusi akademik kepada instansi (masyarakat pada umumnya) yang berhubungan dengan pembinaan mental PSK seperti lembaga pemasyarakatan dan lain sebagainya.

2. Secara Praktis

Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat riil kepada seluruh element masyarakat yang berhubungan dengan PSK. Ada pun rincian manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menambah pemahaman lebih detil secara praktis tentang kondisi psikologis PSK kepada masyarakat secara umum

b. Memberi pemahaman tentang dampak negatif pelacuran baik yang kembali kepada dirinya atau pun masyarakat sekitarnya, baik dari aspek psikologis atau materi.

c. Memberi pemahaman yang bijaksana kepada masyarkat tentang faktor-faktor

penyebab seorang isteri menjadi PSK.

d. Menanamkan rasa tanggungjawab kepada individu masyarakat agar

bersama-sama mengajak komponen masyarakat untuk tidak terjatuh ke jurang pelacuran.

e. Membantu PSK untuk memahami tentang masa depan yang akan diperoleh dengan menjadi PSK, sehingga dia bisa kembali hidup terhormat


(1)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. (2003). Psikologi umum (Ed. revisi). Jakarta : Penerbit Rineka Cipta

Alwisol. (2007). Psikologi kepribadian. Malang : UPT. Penerbit Universitas Muhammadiya Malang.

Asrori, A. (2010). Bagaimana mengenali dimensi psikologis kita. (Online) http://www.Netsains.com. (diakses tanggal 30 Oktober 2010)

Baihaqi. (2005). Psikologi petumbuhan : kepribadian sehat untuk mengembangkan optimisme.Jakarta : PT. Bulan Bintang

Chaplin, J. P. (2005). Kamus lengkap psikologi. (Terj. Kartini Kartono). Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Hamdani, A. (2002). Risalah nikah. Jakarta : Pustaka Aminah.

Jarvis, M. (2006). Teori-teori psikologi. Bandung : Penerbit Nusamedia & Penerbit Nuansa.

Kartono, K. (1990). Psikologi umum. Bandung : Penerbit Mandar Maju. Latipun. (2007). Psikologi konseling. Malang : UMM Press

Moleong, L. J. (2007). Metodelogi penelitian kualitatif (Ed. revisi). Bandung : Remaja Rodakarya.

Miramis, W. F. (1994). Ilmu kedokteran jiwa. Surabaya : Universitas Airlangga. Saraswati, E. (2010). Mekanisme pertahanan diri. (Online)

http://sasyapsikologi2006.blogspot.com. (diakses tanggal 25 Februari 2011) Shomad, A. W. (2009). Fiqh seksualitas. Malang : Insan Madani.

Soekanto, S. (1990). Sosiologi suatu pengantar (Ed. revisi).Jakarta :PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta Viatrie, D. I. (2008). Psikologi kognitif (Diktat; bahan kuliah). Malang. Walgito, B. (1996). Pengantar psikologi umum. Jojakarta : Penerbit ANDI.

Wiramihardja, S.A. (2007). Pengantar psikologi klinis (Ed. revisi). Bandung : PT Refika Aditama.


(2)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan jasa seksual, seperti seks oaral atau hubungan seks untuk uang. Seorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur, yang kini sering disebut dengan istilah pekerja seks komersial (PSK). Dalam pengertian yan lebih luas, seorang yang menjual jasanya untuk hal yang dianggap tak berharga juga disebut melacurkan dirinya sendiri.

Mukherji dan Kull (dalam Koentjoro, 2004), mendefinisikan seorang pekerja seks komersial adalah seorang perempuan yang menjual dirinya untuk kepentingan seks kepada beberapa pria berturut-turut yang dirinya sendiri tidak memiliki kesempatan untuk memilih pria mana yang akan menjadi langganannya. Sedangkan Feldman dan Culloch (dalam Koentjoro, 1999) mengatakan bahwa seorang pekerja seks komersial adalah seorang yang menggunakan badannya sebagai komodotis dan menjual seks dalam satuan harga untuk memperoleh uang.

Sesuai dengan namanya, pekerja seks komersial menjajahkan tubuhnya demi mendapatkan sejumlah uang dari para pelanggannya yang merupakan para laki-laki hidung belang. Bagi mereka pekerjaan seperti ini merupakan cara yang cepat dan mudah mendapatkan uang. Biasanya para pekerja seks komersial menjalani pekerjaan ini demi memenuhi kebutuhan perekonomian dan menjadi tulang pungung keluarganya. Walau terkadang pekerjaan ini bertentangan dengan kata hati mereka, namun inilah cara mereka agar bisa bertahan.

Menurut Kartono (2002), pelaku praktik pelacuran biasanya terjadi pada mereka yang distimulasi atau didorong untuk menuntut hak dan kompensani, karena individu tidak merasakan kehangatan, perhatian dan kasih sayang, sehingga mereka mereka mencari kompenasai bagi kekosongan hatinya dengan jalan melakukan intervensi aktif dalam bentuk relasi seksual yang ekstrem dan tidak terkendali alias pelacuran. Sudah menjadi rahasia umum di dunia ini, bahwa praktik pelacuran ini dapat terjadi pada setiap lapisan masyarakat baik si kaya maupun si miskin, mulai dari usia dewasa sampai pada usia anak-anak. Praktik pelacuran ini juga dapat terjadi


(3)

2

pada setiap kalangan masyarakat, baik yang berstatus pelajar, maupun wanita yang sudah berstatus istri sekalipun.

Istri merupakan seorang wanita yang menjadi pendamping seorang laki-laki di dalam kehidupan berumah tangga. Seorang istri yang baik akan berusaha untuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab dan kewajibannya terhadap suami dan keluarganya. Istri yang baik harus mampu membahagiakan suaminya, dengan cara menjadi tempat berteduh bagi suaminya baik dalam suka maupun duka, mampu memberikan perhatian terhadap suami dan menjadi pelaku rumah tangga yang baik (Hamdani, 2002).

Suami adalah seorang laki-laki yang mempunyai kewajiban untuk membahagiakan istrinya dengan cara memberikan nafkah lahir (kebutuhan hidup sehari-hari) dan nafkah batin (kasih sayang, pertahian, dan kebutuhan biologis). Seorang suami yang baik adalah suami yang mampu menjaga sikap baik terhadap istri, keluarga dan anak-anaknya, dapat memenuhi segala hak istrinya dan juga mampu menjalani kewajibanya dengan penuh tanggung jawab.

Untuk memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami terutama dalam hal memberikan nafkah secara lahiriah, maka suami akan berusaha dengan sebaik-baiknya agar mampu memenuhi kewajibannya tersebut dengan cara mencari pekerjaan yang layak dan dapat menghasilkan uang yang halal untuk kehidupan rumah tangganya. Maka tidak jarang ada suami yang harus berusaha ekstra untuk memenuhi kebutuhan ini, walaupun dia harus berpisah jauh dari istrinya.

Di Indonesia bahkan seluruh dunia, terdapat banyak suami yang harus berpisah jauh dari istrinya untuk mencari nafkah, hal ini juga terjadi pada beberapa keluarga di kota Mataram Lombok Nusa Tenggara Barat, dimana sang suami terpaksa mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dengan menjadi tenaga kerja di luar negeri. Dengan bekerjanya suami ke luar negeri, maka secara pasti istri tidak lagi mendapatkan nafkah batin yang menjadi hak mereka. Setelah beberapa lama berada diluar negeri, sang suami pun menghilang. Suami tidak lagi memberikan nafkah lahir yang berupa kiriman uang kepada istri untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, serta tidak lagi memberikan kabar berita tentang keadaan dirinya di negara rantauan.


(4)

Berdasakan keadaan diatas, maka istri pun akhirnya harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Istri akhirnya memilih jalan pintas dengan menjadi pekerja seks komersial di salah satu tempat prostitusi di kota mataram yaitu “Pasar Beras”. Istri memilih menjadi PSK dengan beberapa alasan tertentu, istri merasa bahwa tidak adanya kemampuan lebih di dalam dirinya, baik secara materil maupun pendidikan untuk mencari pekerjaan lain yang lebih layak, sehingga menyebabkan istri menjadi putus asa dengan keadaan hidupnya.

Melalui survey awal penelitian di yang dilakukan pada tanggal 29 April 2010 pada beberapa subjek, didapatkan hasil bahwa PSK yang berinisial “k” yang berusia 46 tahun, asal Praya Lombok tengah, merupakan seorang istri dengan 3 orang anak. Semenjak ditinggal oleh suaminya ke luar negeri menjadi TKI,”k” terpaksa menjadi seorang PSK dikarenakan himpitan ekonomi yang tidak memadai untuk membiayai ketiga anaknya, setelah suaminya tidak lagi mengirimkan uang kepadanya. Penghasilan “k” semenjak jadi seorang PSK tidak menentu, kadang “k” dibayar dengan harga Rp.15.000,- sampai dengan Rp.25.000,-. Tentu penghasilan sebesar itu tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga.

Fenomena yang menimpa subjek “k” di atas berlangsung selama dua tahun. Dan pekerjaan menjadi PSK ini sebenarnya membuat dirinya malu. Yang bersangkutan mengakui bahwa perbuatanya tidak terhormat. Dia mengaku kepada peneliti. Lebih dari itu, dia berargumentasi bahwa tidak ada satu wanita pun yang bercita-cita ingin menjadi seorang PSK. Yang bersangkutan selalu mengakui bahwa profesi yang dilakukan itu tidak baik.

Berbeda dengan subjek dengan berinisial “sa” yang telah berusia 49 tahun, berasal dari Lombok Timur. Subjek sudah menikah, akan tetapi belum dikaruniai seorang anak. Subjek menjadi seorang PSK semenjak 3 tahun lalu, saat itu subjek ditinggal oleh suaminya pergi merantau Hongkong dan setelah 2 tahun berada di Hongkong sang suami pun hilang kabar, serta tidak lagi mengirimkan nafkah kepada subjek. Sementara itu subjek masih bertempat tinggal bersama dengan mertuanya. Menurut subjek, mertuanya sangat cerewet, setiap hari subjek selalu dimarahi karena subjek belum memberikan seorang cucu kepada mereka dan subjek tidak mempunyai pekerjaan.


(5)

4

Dengan kehidupan di mertua seperti itu akhirnya subjek kabur dari rumah mertua dan tinggal di rumah kost temannya yang merupakan seorang PSK. Karena merasa malu ikut menumpang hidup pada temannya, akhirnya subjek turut menjadi seorang PSK. Penghasilannya tidak menentu, kadang jika keadaan banyak dan ramai pelanggan, subjek mendapatkan Rp. 30.000,- akan tetapi jika dalam kondisi sepi, subjek hanya mendapatkan Rp.10.000,-. Penghasilan subjek hanya cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Subjek merasa pasrah akan keadaan dirinya, karena merasa tidak mampu untuk melakukan pekerjaan yang lain kecuali menjadi seorang PSK.

Berankat dari realitas diatas, maka penelitih tertarik untuk mengetahuin apa yang menjadi latar belakang istri menjadi PSK dan bagaimana kondisi psikologis istri yang menjadi PSK.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk mengajukan permasalahan “Bagaimanakah Kondisi Psikologis Istri yang Menjadi PSK?” Studi kasus di Pasar Beras Lombok. Dalam meneliti permasalahan ini peneliti mencoba untuk menyusun rumusan masalah dan tujuan penelitian

a. Apa yang melatarbelakangi seorang istri menjadi PSK?

b. Bagaimanakah kondisi psikologis seorang istri yang menjadi PSK?

C. Tujuan Penelitian

Peneliti mempunyai beberapa tujuan dalam penelitian ini. Adapun tujuan dari penetapan masalah tersebut di atas sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui latar belakang seorang istri menjadi PSK.

b. Untuk mengetahui bagaimanakah kondisi psikologis seorang istri yang menjadi PSK di Pasar Beras kota Mataram.


(6)

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Ada beberapa manfaat yang ingin dicapai dari hasil peneitian ini. Beberapa manfaat tersebut peneliti uraikan sebagai berikut:

a. Hasil penelitan nanti diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengembangan ilmu psikologi.

b. Menambah wawasan pengetahuan kondisi psikologis seorang istri yang menjadi PSK.

c. Mengidentifikasi dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan seorang istri menjadi PSK.

d. Memberi kontribusi akademik kepada instansi (masyarakat pada umumnya) yang berhubungan dengan pembinaan mental PSK seperti lembaga pemasyarakatan dan lain sebagainya.

2. Secara Praktis

Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat riil kepada seluruh element masyarakat yang berhubungan dengan PSK. Ada pun rincian manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menambah pemahaman lebih detil secara praktis tentang kondisi psikologis PSK kepada masyarakat secara umum

b. Memberi pemahaman tentang dampak negatif pelacuran baik yang kembali kepada dirinya atau pun masyarakat sekitarnya, baik dari aspek psikologis atau materi.

c. Memberi pemahaman yang bijaksana kepada masyarkat tentang faktor-faktor penyebab seorang isteri menjadi PSK.

d. Menanamkan rasa tanggungjawab kepada individu masyarakat agar bersama-sama mengajak komponen masyarakat untuk tidak terjatuh ke jurang pelacuran.

e. Membantu PSK untuk memahami tentang masa depan yang akan diperoleh dengan menjadi PSK, sehingga dia bisa kembali hidup terhormat


Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : Psk Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan)

1 74 108

Hubungan Sosiodemografi, Pengetahuan, dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) dengan Upaya Pencegahan HIV/AIDS di Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau

0 80 120

Pandangan Waria Penjaja Seks Komersial Tentang Kesehatan (Studi Administrasi Kesehatan di Pelabuhan Belawan Kota Medan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2003)

0 31 85

Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentanginfeksi Menular Seksual (IMS) Di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

4 49 92

Gambaran Konsep Diri Pekerja Seks Komersial di Kota Medan.

9 78 138

Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008

3 31 62

Faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi pekerja seks komersial di Bandar Baru

9 135 60

Hubungan Perilaku Pekerja Seks Komersial Dengan Kejadian Penyakit Sifilis Dan HIV Di Lokalisasi Perbatasan Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2008

1 58 92

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

SIKAP MENTAL ENTERPRENEURSHIP PEREMPUAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DAN POLA PEMBERDAYAANNYA DI KOTA MATARAM

0 0 7