Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008

(1)

(PSK) TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI LOKASI PANTAI NIRWANA WILAYAH KECAMATAN

PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA (RIAU) TAHUN 2008

Oleh :

ASIAH M.

NIM : 075102007

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N 2 0 0 8


(2)

LEMBAR PENGESAHAN KTI

Judul : TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI LOKASI PANTAI NIRWANA WILAYAH KECAMATAN PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA (RIAU) TAHUN 2008

Nama : ASIAH M.

NIM : 075102007

Program Studi : D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

Pembimbing,

(Dr. Murniati Manik, MSc, Sp.KK) NIP. 130 810 201


(3)

Tentang Kesehatan Reproduksi Di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008

Nama : Asiah M. NIM : 075102007

Program : D-IV Bidan Pendidik

Pembimbing Penguji

... ...Penguji I (dr. Murniati Manik, MSc, SpKK) (dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes)

...Penguji II

(Ir. Dwi Lindarto, MT)

...Penguji III

(dr. Murniati Manik, MSc, SpKK)

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.

Koordinator Ketua Pelaksana

Karya Tulis Ilmiah Program D-IV Bidan Pendidik FK USU

(Dewi Elizadiani Suza, S.Kp, MNS) (dr. Murniati Manik, MSc, SpKK)


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI LOKASI PANTAI NIRWANA

WILAYAH KECAMATAN PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA (RIAU) TAHUN 2008

KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2008 Yang Menyatakan,


(5)

(PSK) Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008

Nama Mahasiswa : Asiah M.

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK USU Tahun Akademik : 2007 / 2008

ABSTRAK

Kesehatan reproduksi merupakan masalah serius sepanjang hidup terutama bagi perempuan. Salah satu kelompok yang sering menjadi perhatian adalah wanita PSK sebagai penyebab penularan berbagai jenis penyakit kelamin seperti HIV/AIDS, syphilis, gonorrhea, dan lain-lain. Wanita PSK perlu mempunyai wawasan pengetahuan yang baik tentang penularan penyakit kelamin terutama tentang kesehatan reproduksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita PSK tentang Kesehatan reproduksi, dengan disain penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 63 orang dan seluruhnya dijadikan sebagai sampel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik (52,4%), dan masih ditemukan 11,1% responden berpengetahuan kurang. Jawaban yang paling banyak benar yaitu pengetahuan tentang pengendalian PMS pada wanita PSK, dan hak-hak reproduksi yaitu sebagian besar responden menjawab benar seluruh pertanyaan.

Diharapkan petugas kesehatan terutama Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) tetap mempertahankan dan meningkatkan penyuluhan kesehatan di Lokasi Pantai Nirwana terutama tentang kesehatan reproduksi.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul : “Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008”.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini baik dalam penyusunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas segala kekurangannya.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak memperoleh bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama :

1. Prof. Dr. Chairuddin Lubis, DTM, Sp(A)K, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK, selaku Ketua Pelaksana Program Studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara dan juga selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian selama membimbing penulis.

4. Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS, selaku Koordinator mata kuliah Karya Tulis Ilmiah.


(7)

Tembilahan Kota yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota.

6. Seluruh staf dan dosen program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang secara langsung telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani pendidikan.

7. Ibunda dan Ayahanda, yang selalu memberikan do’a dan dukungan kepada penulis.

8. Suami dan anak-anakku yang tercinta yang selalu memberikan do’a dan dukungan baik moril maupun materi kepada penulis.

9. Kepada seluruh teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dengan segala keterbatasan dalam pembuatan Proposal ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah nantinya.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya penulis.

Medan, Juni 2008


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Pertanyaan Penelitian ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan ... 6

2.1.1. Definisi ... 6

2.1.2. Cara Mendapatkan Pengetahuan ... 6

2.1.3. Tingkatan Pengetahuan ... 8

2.1.4. Pengukuran Pengetahuan ... 9

2.2. Wanita Pekerja Seks Komersial ... 10

2.3. Kesehatan Reproduksi ... 10

2.3.1. Definisi ... 10

2.3.2. Alat Reproduksi Wanita ... 11

2.3.3. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) ... 14

2.3.4. Upaya Pengendalian PMS pada Wanita Pekerja Seks Komersial ... 19

2.3.5. Hak-hak Reproduksi ... 20

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konsep ... 22

3.2. Definisi Operasional ... 22

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ... 25

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

4.2.1. Populasi ... 25


(9)

4.3.1. Lokasi Penelitian ... 25

4.3.2. Waktu Penelitian ... 25

4.4. Pertimbangan Etik ... 26

4.5. Instrumen Penelitian ... 26

4.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 27

4.7. Pengumpulan Data ... 28

4.8. Aspek Pengukuran ... 29

4.9. Analisis Data ... 29

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 30

5.2. Pengetahuan ... 31

5.2.1. Pengetahuan Tentang Pengertian Kesehatan Reproduksi ... 32

5.2.2. Pengetahuan Tentang Alat Reproduksi Wanita ... 33

5.2.3. Pengetahuan Tentang PMS dan ISR ... 34

5.2.4. Pengetahuan Tentang Upaya Pengendalian PMS Pada Wanita PSK ... 35

5.2.5. Pengetahuan Tentang Hak-hak Reproduksi ... 36

5.2.6. Pengetahuan Tentang Hak-hak Reproduksi Berdasarkan Pengetahuan ... 37

5.2.7. Pengetahuan Tentang Berdasarkan Sumber Informasi ... 37

5.3. Pembahasan ... 38

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 41

6.2. Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden di Lokasi Pantai

Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan

Kota Riau Tahun 2008 ... 30 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota Riau

Tahun 2008 ... 32 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

Pengertian Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan

Kota Riau Tahun 2008 ... 32 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

Alat Kesehatan Reproduksi Wanita di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan

Kota Riau Tahun 2008 ... 33 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

PMS dan ISR di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008 ... 34 Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

Upaya Pengendalian PMS pada Wanita PSK di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008 ... 35 Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

Hak-hak Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008 ... 36


(11)

Reproduksi Berdasarkan Pendidikan di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan

Kota Riau Tahun 2008 ... 37 Tabel 5.9. Tabel Silang Pengetahuan Responden Tentang Hak-hak

Reproduksi Berdasarkan Sumber Informasi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008 ... 38


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent) 2. Lembar Kuesioner Penelitian

3. Uji Coba Kuesioner

4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 5. Tabel Master

6. Output SPSS

7. Jadwal Kegiatan (Time Table)

8. Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik 9. Surat Balasan Penelitian

10. Lembar Konsul


(13)

I. Data Pribadi

Nama : ASIAH M.

Tempat/Tanggal Lahir : Benteng, 29 Juni 1967 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak : Ke 3 dari 5 bersaudara Agama : Islam

Pekerjaan : Staf Puskesmas Tembilahan Kota

Alamat : Jl. Batang Tuaka No. 04 Tembilahan Kota

II. Data Orang tua

Nama Ayah : MUHAMMAD .S Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Husnah

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Jl. Abdul Manaf No. 09 Tembilahan Kota

III. Data Keluarga

Nama Suami : Junaidi

Tempat / Tanggal Lahir : Tembilahan, 26 Maret 1965 Agama : Islam

Pekerjaan : Staf Dinas Kesehatan Tembilahan

Alamat : Jl. Batang Tuaka No. 04 Tembilahan Kota Jumlah anak : 3 (tiga) orang (1 putra, 2 putri)

IV. Data Pendidikan

1. Tahun 1974 – 1981 : SD Negeri 01 Tembilahan 2. Tahun 1981 – 1984 : SMP Negeri 1 Tembilahan 3. Tahun 1984 – 1987 : SPK Tanjung Pinang

4. Tahun 1989 – 1990 : Program Pendidikan Bidan Tanjung Pinang 5. Tahun 1999 – 2002 : Poltekkes Pekan Baru

6. Tahun 2007 – 2008 : Program D-IV Bidan Pendidik Propinsi Sumatera Utara V. Data Pekerjaan

1. Tahun 1987 – 1988 : Rumah Sakit Umum Tembilahan sebagai Perawat.

2. Tahun 1990 – 1996 : Kepala Puskesmas Pembantu Sungai Buluh Kecamatan Kuindra Tembilahan

3. Tahun 1996 – 1999 : Kepala Puskesmas Pembantu Tanjung Lajau Kecamatan Kuindra Tembilahan 4. Tahun 2003 – Sekarang : Staf Puskesmas Tembilahan Kota


(14)

Judul : Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008

Nama Mahasiswa : Asiah M.

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK USU Tahun Akademik : 2007 / 2008

ABSTRAK

Kesehatan reproduksi merupakan masalah serius sepanjang hidup terutama bagi perempuan. Salah satu kelompok yang sering menjadi perhatian adalah wanita PSK sebagai penyebab penularan berbagai jenis penyakit kelamin seperti HIV/AIDS, syphilis, gonorrhea, dan lain-lain. Wanita PSK perlu mempunyai wawasan pengetahuan yang baik tentang penularan penyakit kelamin terutama tentang kesehatan reproduksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita PSK tentang Kesehatan reproduksi, dengan disain penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 63 orang dan seluruhnya dijadikan sebagai sampel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik (52,4%), dan masih ditemukan 11,1% responden berpengetahuan kurang. Jawaban yang paling banyak benar yaitu pengetahuan tentang pengendalian PMS pada wanita PSK, dan hak-hak reproduksi yaitu sebagian besar responden menjawab benar seluruh pertanyaan.

Diharapkan petugas kesehatan terutama Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) tetap mempertahankan dan meningkatkan penyuluhan kesehatan di Lokasi Pantai Nirwana terutama tentang kesehatan reproduksi.


(15)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Letak geografis Indonesia dengan 1.300 pulau besar dan kecil, penyebaran penduduk yang tidak merata, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan belum memadai, menyebabkan kurangnya kemampuan dalam menjangkau tingkat kesehatan. Salah satu masalah kesehatan adalah masalah kesehatan reproduksi yang mempunyai dampak luas menyangkut berbagai aspek kehidupan dan menjadi parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Kesehatan alat reproduksi sangat erat hubungannya dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) (Manuaba, 2002).

Kesehatan reproduksi merupakan masalah serius sepanjang hidup terutama bagi perempuan, selain karena terpapar penyakit, juga kondisi sosial yang memungkinkan terjadinya perlakuan kurang adil, ketidakpedulian pada kesehatan perempuan turut menyumbang rendahnya kesehatan kaum perempuan. Salah satu kelompok yang sering menjadi perhatian adalah wanita pekerja seks komersial (PSK) dimana infeksi alat reproduksi bisa terjadi dengan keluhan : keputihan, berbau, dan nyeri buang air kecil, maka wanita pekerja seks komersial diharapkan mampu mengenal penyakit yang dialami berkaitan dengan kesehatan reproduksi yang dapat menimbulkan komplikasi seperti kemandulan, kecacatan, gangguan kehamilan, gangguan pertumbuhan, kanker, bahkan juga kematian. Hingga saat ini yang menjadi penularan


(16)

2

penyakit infeksi seksual yang masih merupakan masalah dunia yaitu penyebaran penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS

(Acquired Immunodeficiency Syndrome) (Hakim, 2005).

Jumlah Kasus HIV/AIDS di dunia terus mengalami peningkatan, menurut data UNAIDS (United Nations for Acquired Immunodeficiency

Syndrome) Tahun 2006 yang dipublikasikan pada 21 November 2006,

diperkirakan sebesar 39,5 juta orang menderita HIV. Terdapat 4,3 juta infeksi baru pada 2006 dengan 2,8 juta (65%) dari jumlah tersebut terjadi di Sub-Sahara Afrika. Selain itu juga terdapat beberapa peningkatan penting di wilayah Eropa Timur dan Asia Tengah, dimana terdapat beberapa indikasi bahwa jumlah infeksi telah meningkat hingga lebih dari 50% sejak tahun 2004. Pada tahun 2006, sebanyak 2,9 juta orang meninggal akibat penyakit terkait AIDS (Sailatuhu, 2006).

Menurut data Departemen Kesehatan RI, hingga Juni 2007, jumlah kasus HIV/AIDS pada kelompok usia 15-19 tahun berjumlah 167 orang dan usia 20-29 tahun berjumlah 1.225 orang. Sementara jumlah total semua usia adalah 4.389 kasus HIV/AIDS (2.864 kasus HIV dan 1.525 kasus AIDS) (Hakim, 2005).

Penyebaran penyakit menular seksual (PMS) di Indonesia sulit ditelusuri sumbernya, sebab tidak pernah dilakukan registrasi terhadap penderita yang ditemukan. Jumlah penderita yang sempat terdata hanya sebagian kecil dari jumlah penderita sesungguhnya. Saat ini PSK masih merupakan sumber penular utama infeksi menular seksual (IMS), sedangkan


(17)

berdasarkan survei, peringkat PSK di Jawa Barat paling rendah dalam pemakaian kondom dibandingkan daerah lain di Indonesia (Yepa, 2004).

Untuk mencegah berbagai penularan penyakit menular seksual dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada masyarakat terutama pada kelompok beresiko tinggi seperti wanita pekerja seks komersial (PSK). Dengan pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi, diharapkan PSK dapat melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap penularan penyakit infeksi seksual (Departemen Kesehatan RI, 2003).

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) dengan menanyakan masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi pada 10 orang termasuk PSK yang baru menjadi penghuni lokalisasi tersebut dan mendapati 6 orang tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan wanita PSK terhadap kesehatan reproduksi di lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008..

1.2. Pertanyaan Penelitian

Dari uraian pada latar belakang di atas, pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat pengetahuan wanita PSK tentang kesehatan reproduksi di lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008.


(18)

4

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita PSK tentang kesehatan reproduksi di lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pekerja seks komersial di lokasi Pantai Nirwana tentang pengertian kesehatan reproduksi.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pekerja seks komersial di lokasi Pantai Nirwana tentang alat reproduksi wanita. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pekerja seks

komersial di lokasi Pantai Nirwana tentang Penyakit Menular Seksual (PMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR).

d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pekerja seks komersial di lokasi Pantai Nirwana tentang upaya Pengendalian PMS Pada Wanita Pekerja Seks Komersial.

e. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita pekerja seks komersial di lokasi Pantai Nirwana tentang hak-hak reproduksi.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Hasil penelitian ini akan bermanfaat secara teoritis sebagai informasi pengembangan dalam Departemen Sosial khususnya di lokasi Pantai Nirwana wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota.


(19)

1.4.2. Bagi pengelola lokasi Pantai Nirwana, sebagai masukan dan informasi sehingga dapat mengambil langkah-langkah dalam peningkatan pengetahuan PSK tentang kesehatan reproduksi.

1.4.3. Bagi Petugas kesehatan di Puskesmas Tembilahan Kota, dapat menjadi masukan dalam memberikan pelayanan dan penyuluhan kesehatan kepada PSK di lokasi Pantai Nirwana.

1.4.4. Bagi peneliti, sebagai langkah awal untuk melakukan penelitian dan menambah pengetahuan serta pengalaman dalam melakukan penelitian lain di kemudian hari.

1.4.5. Bagi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dapat dijadikan bahan bacaan dan perbandingan di perpustakaan.

1.4.6. Bagi pembaca, menambah wawasan pengetahuan dan sebagai bahan informasi tentang pengetahuan PSK tentang kesehatan reproduksi.


(20)

BAB 2

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2005).

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut (Istiarti, 2000).

2.1.2. Cara Mendapatkan Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua: 1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan metode ilmiah, yang meliputi :


(21)

a. Cara coba salah (trial & error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai kebenaran.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

d. Melalui jalan pikiran

Dengan jalan ini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut Metode Penelitian Ilmiah (Notoatmodjo, 2002).


(22)

8

2.1.3. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : (Notoatmodjo, 2003).

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan


(23)

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.4. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2007).


(24)

10

2.2. Wanita Pekerja Seks Komersial

Pelacur (PSK) adalah setiap orang baik pria ataupun wanita yang menjual diri kepada umum untuk melakukan hubungan seksual di luar pernikahan baik untuk mendapatkan imbalan uang maupun tidak. Sedangkan Wanita Pekerja Seks Komersial mengacu kepada mereka yang menjual diri dengan melakukan hubungan seksual di luar pernikahan dengan mendapatkan imbalan yang mengacu kepada jenis kelamin perempuan.

Pelacuran adalah praktek dengan kesenangan seksual dijadikan komoditas untuk mencari keuntungan. Dilakukan dengan memperdagangkan manusia (pelacur). Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan jasa seksual, seperti oral seks atau hubungan seks, untuk uang (Wikipedia, 2007)

2.3. Kesehatan Reproduksi 2.3.1. Definisi

Secara sederhana reproduksi berasal dari kata re yang berarti kembali

dan produksi yang berarti membuat atau menghasilkan, jadi reproduksi

mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup. Kesehatan reproduksi (kespro) adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi (Sundana, 2006).

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan) dalam


(25)

semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Depkes, 2003).

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan reproduksi diartikan sebagai suatu kondisi yang menjamin fungsi reproduksi, khususnya proses reproduksi, dapat berlangsung dalam keadaan sejahtera fisik, mental maupun sosial dan bukan saja terbebas dari penyakit atau gangguan fungsi alat reproduksi.

2.3.2. Alat Reproduksi Wanita

Secara umum alat reproduksi wanita dibagi atas dua bagian yaitu alat kelamin luar dan alat kelamin bagian dalam. Alat kelamin wanita tersebut adalah sebagai berikut :

1. Alat kelamin luar a. Mons veneris

Disebut juga gunung venus, menonjol ke bagian depan menutup tulang kemaluan. Fungsi mons veneris adalah memainkan peran dalam seksualitas dan melindungi simphisis pubis selama koitus.

b. Labia mayora (bibir besar)

Berasal dari mons veneris, bentuknya lonjong menjurus ke bawah dan bersatu di bagian bawah. Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar keringat, bagian dalamnya tidak berambut dan mengandung kelenjar lemak, bagian ini mengandung


(26)

12

banyak ujung saraf sehingga sensitif saat berhubungan seks, berfungsi sekali selama rangsangan sensual.

c. Labia minora (bibir kecil)

Merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora. Bagian depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan seks bertambah. d. Klitoris

Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria. Mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf, sehingga sangat sensitif saat hubungan seks.

e. Vestibulum

Bagian kelamin ini dibasahi oleh kedua labia kanan kiri dan bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia minora. Pada bagian vestibulum terdapat muara vagina (liang senggama), saluran kencing, kelenjar bartholini, dan kelenjar skene (kelenjar-kelenjar ini akan mengeluarkan cairan pada saat permainan pendahuluan dalam hubungan seks sehingga memudahkan penetrasi penis).

f. Himen (selaput dara)

Merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar. Pada umumnya hymen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan kelenjar endometrium (lapisan dalam rahim). Pada saat berhubungan seks pertama hymen akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah


(27)

melahirkan hymen merupakan tonjolan kecil yang disebut kurunkulae mirtiformis.

2. Alat kelamin dalam

a. Vagina (saluran senggama)

Merupakan saluran otot-otot selaput yang menghubungkan rahim dengan dunia luar, bagian ototnya berasal dari otot levator ani dan otot sfingter ani (otot dubur) sehingga dapat kendalikan dan dilatih. Selaput vagina tidak mempunyai lipatan sirkuler (berkerut) yang disebut “rugae” dinding depan vagina berukuran 9 cm dan dinding belakangnya 11 cm. Selaput vagina tidak mempunyai kelenjar sehingga cairan yang selalu membasahi berasal dari kelenjar rahim atas lapisan dalam rahim. Sebagian dari kelenjar rahim yang menonjol pada vagina disebut “Porsio” (leher rahim). Fungsi vagina (saluran senggama)penting sebagai jalan lahir bagian lunak, sebagai sarana hubungan seksual, saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi.

b. Rahim (uterus)

Bentuk rahim seperti buah pir, dengan berat sekitar 30 gr. Terletak di panggul kecil diantara rektum (bagian usus sebelum dubur) dan di depannya terletak kandung kemih. Hanya bagian bawahnya disangga oleh ligament yang kuat, sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang saat kehamilan. Ruangan rahim berbentuk segitiga, dengan bagian besarnya di atas.


(28)

14

c. Tuba fallopii

Tuba falopii berasal dari ujung ligamentum latum berjalan ke arah lateral, dengan panjang sekitar 12 cm Tuba fallopii bukan merupakan saluran lurus, tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakannya menjadi empat bagian. Di ujungnya terbuka dan mempunyai fimbriae (rumbai-rumbai), sehingga dapat menangkap ovum (telur) saat terjadi pelepasan telur (ovulasi) (Bobak, 2000)

d. Indung telur (ovarium)

Indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahim oleh ligamentum ovarii proprium dan ke dinding panggul oleh ligamentum infudibulo-pelvikum. Indung telur merupakan sumber hormonal wanita yang paling utama, sehingga mempunyai dampak kewanitaan dalam pengatur proses menstruasi.

e. Parametrium (penyangga rahim)

Merupakan lipatan peritoneum dengan berbagai penebalan, yang menghubungkan rahim dengan tulang panggul. Lipatan atasnya mengandung tuba fallopii dan ikut serta menyangga indung telur. Bagian ini sensitif terhadap infeksi sehingga mengganggu fungsinya (Manuaba, 2002; Dianawati, 2006).

2.3.3. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)

Salah satu akibat yang ditimbulkan dari aktivitas seksual yang tidak sehat adalah munculnya penyakit menular seksual (PMS). Penularan penyakit


(29)

ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang sebelumnya telah terjangkit salah satu jenis penyakit ini. Penyakit ini sangat berbahaya, pengobatan untuk setiap jenis penyakit berbeda-beda beberapa diantaranya tidak dapat disembuhkan (Dianawati, 2006).

Penyakit menular seksual merupakan salah satu infeksi saluran reproduksi (ISR) yang ditularkan melalui hubungan kelamin. ISR merupakan masuk dan berkembang baiknya kuman penyebab infeksi ke dalam saluran reproduksi. Kuman penyebab ini dapat berupa bakteri, jamur, virus dan parasit. Infeksi saluran reproduksi dapat terjadi sebagai akibat dari :

1. Sisa kotoran yang tertinggal karena pembasuhan setelah buang air besar yang kurang sempurna

2. Kesehatan umum yang rendah

3. Kurangnya kebersihan alat kelamin, terutama pada saat haid 4. Perkawinan pada usia terlalu muda dan berganti-ganti pasangan 5. Hubungan seksual dengan penderita infeksi

6. Perlukaan pada saat keguguran, melahirkan atau perkosaan

7. Kegagalan pelayanan kesehatan dalam sterilisasi alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan / tindakan di sekitar saluran reproduksi (Depkes RI, 2003).

Jenis Penyakit Menular Seksual yang dapat ditularkan adalah sebagai berikut :


(30)

16

1. Infeksi Kelenjar Bartholini

Terjadi karena penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri gonorrhea, stapilokokus, atau streptokokus. Gejala infeksi ini pada keadaan akut adalah sukar berjalan karena adanya nyeri, pada pemeriksaan dijumpai pembengkakan kelenjar, padat dan berwarna merah, sangat nyeri dan terasa panas di sekitarnya.

Pengobatan pada infeksi ini yaitu dengan :

a. Insisi langsung untuk mengurangi pembengkakan dan mengeluarkan isinya.

b. Pemberian antibiotika dosis tepat. 2. Kondiloma akuminata

Berbentuk seperti bunga kol dengan jaringan ikat dan tertutup oleh epitel hyperkeratosis (penebalan lapisan tanduk). Penyebabnya semacam virus sejenis virus peroka. Pengobatan pada infeksi ini dengan tingtura podofilin 10%.

3. Infeksi vagina

Terdapat pembengkakan vagina, merah, dan terutama pada rasa gatal yang hebat, dapat disertai dengan rasa nyeri. Ini terjadi pada mereka yang berbadan relatif gemuk. Pada pemeriksaan laboratorium dijumpai penyakit kencing manis (diabetes melitus).

4. Infeksi liang senggama (vaginitis)

Di dalam liang senggama hidup bersama saling menguntungkan beberapa bakteri yaitu basil Doderlein, stafilokokus dan streptokokus, serta


(31)

basil diferoid. Secara umum gejala infeksi liang senggama (vaginitis) disertai infeksi bagian luar (bibir), pengeluaran cairan (bernanah), terasa gatal dan terbakar. Pada permukaan kemaluan luar tampak merah membengkak dan terdapat bintik-bintik merah.

5. Infeksi spesifik vagina

Beberapa infeksi khusus pada vagina meliputi trikomonas vaginalis, dengan gejala :

a. Leucorrhea encer sampai kental b. Berbau khas

c. Gatal

d. Rasa terbakar

Infeksi penyakit ini disebabkan oleh bakteri tyrikomonas vaginalis. Cara penularan utama dengan hubungan seksual. Jika yang terinfeksi salah satu dari pasangan atau keduanya, maka pengobatan dengan antibiotik metronidazol untuk suami dan istri secara bersamaan. Infeksi vagina lainnya adalah kandidiasis vaginitis, infeksi ini disebabkan oleh jamur candida albican dengan gejala :

a. Leucorrhea berwarna putih b. Bergumpal

c. Sangat gatal

d. Pada dinding vagina terdapat selaput yang melekat dan bila dikorek mudah berdarah

Pengobatan dengan memberikan Myostatin sebagai obat minum atau dimasukkan ke dalam liang senggama.


(32)

18

6. Servisitis akuta

Infeksi ini dapat disebabkan oleh gonokokus (gonorea). Gejalanya adalah sebagai berikut :

a. Pembengkakan mulut rahim b. Pengeluaran cairan bernanah

c. Nyeri yang dapat menjalar ke sekitarnya. Pengobatannya dilakukan dengan cara : a. Antibiotika dengan dosis yang tepat b. Menjaga kebersihan daerah kemaluan 7. Servisitis Menahun (Kronis)

Infeksi ini terjadi sebagian besar wanita yang telah melahirkan. Terdapat perlukaan ringan pada mulut rahim. Gejalanya yaitu :

a. Leucorrhea yang kadang sedikit atau banyak b. Terjadi perdarahan (saat berhubungan seks) Pengobatannya dilakukan dengan cara :

a. Dimulai dengan pemeriksaan setelah 42 hari persalinan / sebelum hubungan seks dimulai

b. Pada mulut rahim luka lokal disembuhkan dengan cairan albutil tingtura, cairan nitra sergenti tingtura dibakar dengan pisau listrik, termo kauter, mendinginkannya (kryosurgery).

8. Penyakit Radang Panggul

Berkaitan dengan infeksi alat kelamin bagian atas (sekitar saluran indung telur, sekitar jaringan lunak rahim, infeksi indung telur). Bahaya utama


(33)

infeksi ini adalah terjadi perlekatan setelah infeksi yang menyebabkan gangguan terhadap kemungkinan hamil atau kemandulan (infertilitas) (Manuaba, 2002).

2.3.4. Upaya Pengendalian PMS Pada Wanita Pekerja Seks Komersial Tujuan utama dilakukan pengendalian PMS pada wanita pekerja seks komersial adalah untuk memutuskan mata rantai penularan infeksi PMS, dan untuk mencegah berkembangnya PMS dan komplikasinya. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui :

1. Mengurangi pajanan PMS dengan program penyuluhan untuk menjauhkan masyarakat terhadap perilaku risiko tinggi.

2. Mencegah infeksi dengan anjuran pemakaian kondom bagi yang berperilaku risiko tinggi.

3. Meningkatkan kemampuan diagnosis dan pengobatan serta anjuran untuk mencari pengobatan yang tepat.

4. Membatasi komplikasi dengan melakukan pengobatan dini dan efektif baik untuk yang simtomatik maupun asimtomatik serta pasangan seksualnya (Daili, 2005).

Hal-hal penting yang perlu diketahui dan dipahami tentang PMS adalah sebagai berikut:

1. PMS dapat terjadi dan menular baik pada laki-laki maupun perempuan. 2. Penularan PMS dapat terjadi, walaupun hanya sekali melakukan hubungan


(34)

20

3. Tidak ada seorangpun yang kebal terhadap PMS.

4. Perempuan lebih mudah tertular PMS dari pasangannya.

5. Infeksi atau borok pada alat reproduksi perempuan sering tersembunyi dan tidak mudah terlihat oleh petugas yang kurang terlatih. Di samping itu, keluhannya pun tidak jelas dan perempuan sering merasa malu untuk menceritakan masalahnya dan diperiksa alat kelaminnya.

6. Beberapa PMS mungkin tidak menimbulkan gejala yang berarti pada perempuan, tetapi setiap saat dapat menularkan penyakit tersebut kepada pasangannya.

7. Komplikasi PMS, seperti kemandulan, dapat dicegah bila PMS segera diobati (Depkes RI, 2003; Daili, 2005).

2.3.5. Hak-hak Reproduksi

Hak reproduksi perorangan adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama, dan lain-lain) untuk memutuskan secara bebas dan bertanggungjawab (kepada diri, keluarga, dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta penentuan waktu kelahiran anak dan akan melahirkan. Hak reproduksi ini didasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi manusia yang diakui di dunia internasional.

Secara praktis hak reproduksi dijabarkan dalam tujuh hal berikut : 1. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi


(35)

kesehatan reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga menjamin keselamatan dan keamanan klien.

2. Setiap orang, perempuan dan laki-laki (sebagai pasangan atau sebagai individu) berhak memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang seksualitas, reproduksi, dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan/atau mengatasi masalah kesehatan reproduksi.

3. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum.

4. Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat. 5. Setiap anggota pasangan suami istri berhak memiliki hubungan yang

didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama, tanpa unsur pemaksaan, ancaman dan kekerasan.

6. Setiap remaja, laki-laki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani kehidupan seksual yang bertanggungjawab.

7. Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah, lengkap dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS (Depkes RI, 2003).


(36)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008” adalah sebagai berikut :

Bagan 3.1. Kerangka Konsep

3.2. Defenisi Operasional

3.2.1. Pengetahuan Wanita PSK Tentang Kesehatan Reproduksi adalah segala sesuatu yang diketahui Wanita PSK tentang Kesehatan Reproduksi yang berkaitan dengan pengertian, alat reproduksi wanita, penyakit menular seksual dan infeksi saluran reproduksi, upaya pengendalian PMS pada wanita PSK, dan hak-hak reproduksi wanita yang diajukan

Pengetahuan Wanita PSK

Tentang Kesehatan Reproduksi Kesehatan Reproduksi :

1. Pengertian Kesehatan Reproduksi 2. Alat Reproduksi Wanita

3. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) 4. Upaya Pengendalian PMS pada Wanita

PSK


(37)

melalui pertanyaan dalam lembaran kuesioner. Tingkat pengetahuan Wanita PSK dikategorikan dalam :

a. Baik b. Cukup c. Kurang baik Alat ukur : Kuesioner Skala ukur : Ordinal

3.2.2. Pengertian kesehatan reproduksi meliputi 5 pertanyaan terdiri dari: apa yang dimaksud kesehatan reproduksi, fungsi jangka panjang kesehatan reproduksi, pengertian alat reproduksi, yang ingin dicapai dalam kesehatan reproduksi, dan kaitan dengan kesehatan reproduksi.

3.2.3. Alat reproduksi wanita meliputi 5 pertanyaan terdiri dari: pembagian alat reproduksi wanita, bagian alat kelamin wanita, selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina wanita, saluran untuk melakukan senggama, dan tempat terjadinya pembuahan calon janin pada alat kelamin wanita.

3.2.4. Penyakit menular seksual (PMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) meliputi 5 pertanyaan terdiri dari: terjadinya penyakit menular seksual, kuman penyebab infeksi saluran reproduksi, tanda-tanda vagina terinfeksi PMS, faktor beresiko terjadinya penularan PMS, dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual dan menurunkan kekebalan tubuh.


(38)

24

3.2.5. Upaya Pengendalian PMS pada Wanita PSK meliputi 5 pertanyaan terdiri dari: tujuan utama pengendalian PMS pada wanita PSK, pencegahan PMS, Cara efektif mencegah penularan PMS, agar PMS dapat diketahui lebih dini, dan yang dapat ditulari PMS.

3.2.6. Hak-hak reproduksi meliputi 5 pertanyaan terdiri dari: yang dimaksud dengan hak-hak reproduksi, dasar hak-hak reproduksi, hak-hak reproduksi berlaku pada siapa saja, hak reproduksi ebrazaskan hak-hak asasi manusia, dan diantara hak-hak-hak-hak reproduksi.


(39)

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan tingkat pengetahuan wanita pekerja seks komersial tentang kesehatan reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita pekerja seks komersial di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Puskesmas Kecamatan Tembilahan Kota (Riau) sebanyak 63 orang.

4.2.2. Sampel

Pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling yaitu keseluruhan populasi yaitu sebanyak 63 responden.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota.

4.3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2007 sampai Juni 2008 yang dimulai dari pengajuan judul, penunjukan bimbingan, menyiapkan


(40)

26

proposal, ujian proposal, mengajukan izin lokasi, pengumpulan data, pengolahan data, membuat laporan, ujian akhir, perbaikan KTI, dan penjilidan / penggandaan KTI.

4.4. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan izin dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan Indragiri Hilir dan Kepala Puskesmas Tembilahan Kota Riau, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden bahwa partisipasi responden yang diteliti tersebut bersifat sukarela, responden berhak mengundurkan diri dari penelitian. Peneliti akan membagi lembar persetujuan (informed consent) yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.

Untuk menjaga kerahasiaan, maka kuesioner yang akan diberikan tidak mencantumkan nama responden akan tetapi dengan menggunakan nomor kode pada masing-masing lembar kuesioner tersebut dan informasi yang diperoleh hanya dipergunakan untuk penelitian.

4.5. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa formulir demografi dan kuesioner tingkat pengetahuan wanita pekerja seks komersial tentang kesehatan reproduksi yang berisikan pertanyaan tentang :


(41)

a. Demografi

Data demografi yang harus dilengkapi oleh responden meliputi umur, agama, pendidikan terakhir, suku, jumlah anak, dan sumber informasi kesehatan reproduksi.

b. Kuesioner tingkat pengetahuan

Kuesioner tentang kesehatan reproduksi meliputi : pengertian kesehatan reproduksi, alat reproduksi wanita, penyakit menular seksual (PMS) dan infeksi saluran reproduksi (ISR), upaya pengendalian PMS pada wanita PSK, hak-hak reproduksi.

4.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan dengan menyebarkan kuesioner sebagai uji coba yang bertujuan untuk mendapatkan alat ukur yang benar-benar sahih dan terandal. Uji validitas ini dilakukan di Lokalisasi Rumbai Jaya, Riau dengan jumlah responden sebanyak 15 orang. Uji validitas dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment, setelah itu diuji dengan menggunakan uji t. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan Spearman Brown. (Hidayat, 2007)

Rumus uji validitas :

rhitung =

  

 

2 2

2

 

2

Y Y N X X N Y X XY N          

Rumus uji t :

thitung =

 

2

r 1 2 n r  

Jumlah responden dalam ujicoba ini sebanyak 15 orang. Nilai ttabel pada =0,05 yaitu dk=n-1=14, maka ttabel = 1,761.


(42)

28

Rumus Spearman Brown untuk uji reliabilitas yaitu : r11 =

b b r r .

1 2

Nilai ttabel, pada =0,05, dengan dk=n-1=14, maka ttabel = 0,532.

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dapat dilihat pada Lampiran tabel uji Validitas dan reliabilitas.

4.7. Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu :

a. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. b. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Dinas

Kabupaten Indragiri Hilir dan Kepala Puskesmas Tembilahan Kota Riau. c. Menanyakan cara persetujuan responden untuk menjadi responden secara

sukarela.

d. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent).

e. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan.

f. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner oleh responden.

g. Setelah diisi kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.


(43)

4.8. Aspek Pengukuran

Sebelum menentukan kategori baik, cukup, dan kurang baik pengetahuan responden terlebih dahulu menentukan kriteria / tolak ukur yang akan dijadikan penentuan pengukuran pengetahuan. Soal yang diberikan sebanyak 25 pertanyaan, masing-masing jawaban yang benar diberi bobot 1 dan jawaban yang salah diberi bobot 0.

Untuk menentukan panjang kelas (interval) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Hidayat, 2007).

=

kelas banyak

rentang

=

3 0 -25

= 8,33 → 8

Maka aspek kategori pengetahuan responden, rentangnya adalah sebagai berikut :

1. Baik : Menjawab dengan benar 17-25 soal 2. Cukup : Menjawab dengan benar 9-16 soal 3. Kurang : Menjawab dengan benar 1-8 soal

4.9. Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membahas tabel distribusi frekuensi dan persentase data yang terkumpul. Selanjutnya dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang ada.


(44)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik responden yang diteliti yaitu umur, agama, pendidikan, suku bangsa, jumlah anak, dan sumber informasi. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-30 tahun sebanyak 45 orang (71,4%), paling sedikit berumur <20 tahun sebanyak 1 orang (1,6%). Responden sebagian besar beragama Islam sebanyak 61 orang (96,8%), dan sisanya Protestan sebanyak 2 orang (3,2%). Pendidikan responden sebagian besar SMP sebanyak 31 orang (49,2%), paling sedikit berpendidikan SMA sebanyak 11 orang (17,5%). Suku responden sebagian besar adalah Jawa sebanyak 35 orang (55,6%), dan paling sedikit suku Padang dan Batak masing-masing 2 orang (3,2%). Jumlah anak responden sebagian besar 1 orang sebanyak 29 orang (46,0%), dan paling sedikit jumlah anak 4 orang sebanyak 2 orang (3,2%). Sumber informasi tentang penyakit menular seksual paling banyak diperoleh responden dari Petugas kesehatan sebanyak 60 orang (95,2%) dan paling sedikit dari teman sebanyak 1 orang (1,6%).


(45)

Tabel 5.1.

Distribusi Karakteristik Responden di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008

No Karakteristik Responden Jumlah Persentase 1 Umur

<20 tahun 20-30 tahun 31-40 tahun >40 tahun 1 45 15 2 1,6 71,4 23,8 3,2 2 Agama Islam Protestan 61 2 96,8 3,2 3 Pendidikan SD SMP SMA 21 31 11 33,3 49,2 17,5 4 Suku Bangsa

Melayu Padang Jawa Batak Lainnya 20 2 35 2 4 31,7 3,2 55,6 3,2 6,3 5 Jumlah anak

Tidak ada 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 6 29 19 7 2 9,5 46,0 30,2 11,1 3,2 6 Sumber Informasi

Petugas Kesehatan Teman Keluarga 60 1 2 95,2 1,6 3,2

5.2. Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Reproduksi

Pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi dikategorikan menjadi baik, cukup, dan kurang. Dari hasil penelitian pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Dari tabel 5.2. menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi sebanyak 33 orang (52,4%), sedangkan paling sedikit mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 7 orang (11,1%).


(46)

32

Tabel 5.2.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota

Riau Tahun 2008

No Pengetahuan Jumlah Persentase

1 2 3 Baik Cukup Kurang 33 23 7 52,4 36,5 11,1

Total 63 100

5.2.1. Pengetahuan Tentang Pengertian Kesehatan Reproduksi

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan responden tentang pengertian kesehatan reproduksi, menunjukkan bahwa dari pertanyaan tentang pengertian kesehatan reproduksi sebanyak 5 pertanyaan terlihat bahwa jawaban yang benar sebagian besar yaitu pada soal nomor 3 tentang alat reproduksi yaitu organ tubuh manusia yang berfungsi menghasilkan keturunan sebanyak 51 orang (81%), sedangkan pertanyaan yang paling banyak salah dijawab yaitu soal nomor 2 tentang fungsi kesehatan reproduksi dalam jangka panjang sebanyak 51 orang (81%).

Tabel 5.3.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas

Tembilahan Kota Riau Tahun 2008

No

Soal Pertanyaan

Jawaban

Jumlah

Benar(%) Salah (%)

1 Pengertian kesehatan reproduksi 17 27,0 46 73,0 63 100 2 Fungsi kesehatan reproduksi dalam

jangka panjang

12 19,0 51 81,0 63 100

3 Yang dimaksud alat reproduksi 51 81,0 12 19,0 63 100 4 Kesejahteraan yang ingin dicapai

dalam kesehatan reproduksi

32 50,8 31 49,2 63 100

5 Kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan kesehatan


(47)

5.2.2. Pengetahuan Tentang Alat Reproduksi Wanita

Dari hasil penelitian pengetahuan responden tentang alat reproduksi wanita menunjukkan bahwa dari pertanyaan tentang alat kesehatan reproduksi wanita sebanyak 5 pertanyaan (nomor 6-10) terlihat bahwa jawaban yang benar sebagian besar yaitu pada soal nomor 9 tentang saluran untuk melakukan senggama pada alat organ reproduksi wanita yaitu vagina yaitu sebanyak 41 orang (65,1%), sedangkan pertanyaan yang paling banyak salah dijawab yaitu soal nomor 7 tentang Bagian alat kelamin wanita yang paling banyak mengandung pembuluh darah dan serat saraf sangat sensitif saat berhubungan seks sebanyak 48 orang (76,2%).

Tabel 5.4.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Alat Kesehatan Reproduksi Wanita di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan

Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008

No

Soal Pertanyaan

Jawaban

Jumlah

Benar(%) Salah (%)

1 Alat reproduksi wanita terbagi dua. 28 46,0 34 54,0 63 100 2 Bagian alat kelamin wanita yang

paling banyak mengandung pembuluh darah dan serat saraf sangat sensitif saat berhubungan seks

15 23,8 48 76,2 63 100

3 Selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar pada alat kelamin wanita

36 57,1 27 42,9 63 100

4 Saluran untuk melakukan senggama pada alat organ reproduksi wanita

41 65,1 22 34,9 63 100

5 Tempat terjadinya pembuahan calon janin pada alat kelamin wanita


(48)

34

5.2.3. Pengetahuan Tentang PMS (Penyakit Menular Seksual) dan ISR (Infeksi Saluran Reproduksi)

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengetahuan responden tentang IMS dan ISR menunjukkan bahwa dari pertanyaan tentang pengertian kesehatan reproduksi sebanyak 5 pertanyaan (nomor 11-15) terlihat bahwa jawaban yang benar sebagian besar yaitu pada soal nomor 11 tentang terjadinya PMS yaitu hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan sebanyak 54 orang (85,7%), sedangkan pertanyaan yang paling banyak salah dijawab yaitu soal nomor 14 tentang faktor beresiko terjadinya penularan penyakit menular seksual sebanyak 36 orang (57,1%).

Tabel 5.5.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang PMS dan ISR di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas

Tembilahan Kota Riau Tahun 2008

No

Soal Pertanyaan

Jawaban

Jumlah

Benar(%) Salah (%)

1 Terjadinya PMS 54 85,7 9 14,3 63 100

2 Kuman penyebab terjadinya infeksi saluran reproduksi

53 84,1 10 15,9 63 100

3 Tanda-tanda pada vagina yang terinfeksi penyakit menular seksual

47 74,6 16 25,4 63 100

4 Faktor beresiko terjadinya penularan penyakit menular seksual

27 42,9 36 57,1 63 100

5 Penyakit yang ditularkan salah satunya dengan melalui hubungan seksual dan menurunkan kekebalan tubuh


(49)

5.2.4. Pengetahuan Tentang Upaya Pengendalian PMS pada Wanita PSK Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan responden tentang upaya pengendalian PMS pada wanita PSK menunjukkan bahwa dari pertanyaan tentang pengertian kesehatan reproduksi sebanyak 5 pertanyaan (nomor 16-20) terlihat bahwa jawaban yang benar sebagian besar yaitu pada soal nomor 17 tentang cara mencegah penularan PMS dan mengenal tentang berbagai macam jenis PMS yaitu penyuluhan sebanyak 54 orang (85,7%), sedangkan pertanyaan yang paling banyak salah dijawab yaitu soal nomor 16 tentang tujuan utama dilakukan pengendalian PMS pada wanita PSK sebanyak 20 orang (31,7%).

Tabel 5.6.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Upaya Pengendalian PMS pada Wanita PSK di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan

Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008

No

Soal Pertanyaan

Jawaban

Jumlah

Benar(%) Salah (%)

1 Tujuan utama dilakukan pengendalian PMS pada wanita PSK

43 68,3 20 31,7 63 100

2 Cara mencegah penularan penyakit menular dan mengenalkan tentang berbagai macam jenis PMS.

54 85,7 9 14,3 63 100

3 Cara yang efektif untuk mencegah penularan penyakit menular seksual

52 82,5 11 17,5 63 100

4 Cara mengetahui sejak dini

penyakit menular seksual.

44 69,8 19 30,2 63 100

5 Penularan penyakit menular seksual


(50)

36

5.2.5. Pengetahuan Tentang Hak-hak Reproduksi

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan responden tentang hak-hak reproduksi menunjukkan bahwa dari pertanyaan tentang pengertian kesehatan reproduksi sebanyak 5 pertanyaan (nomor 21-25) terlihat bahwa jawaban yang benar sebagian besar yaitu pada soal nomor 23 tentang kepada siapa saja hak-hak reproduksi berlaku yaitu pada semua orang sebanyak 51 orang (81%), sedangkan pertanyaan yang paling banyak salah dijawab yaitu soal nomor 21 tentang yang dimaksud dengan hak-hak reproduksi sebanyak 22 orang (34,9%).

Tabel 5.7.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Hak-hak Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas

Tembilahan Kota Riau Tahun 2008

No

Soal Pertanyaan

Jawaban

Jumlah

Benar(%) Salah (%)

1 Yang dimaksud dengan hak-hak reproduksi

41 65,1 22 34,9 63 100

2 Dasar hak-hak reproduksi 47 74,6 16 25,4 63 100

3 Kepada siapa saja hak-hak reproduksi berlaku.

51 81,0 12 19,0 63 100

4 Pengakuan hak-hak reproduksi. 42 66,7 21 33,3 63 100

5 Isi sebagian dari hak-hak reproduksi


(51)

5.2.6. Pengetahuan Tentang Hak-hak Reproduksi Berdasarkan Pendidikan Pengetahuan responden tentang hak-hak reproduksi berdasarkan pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMP sebanyak 31 orang (49,2%) dan berpengetahuan baik sebanyak 16 orang (25,4%). Responden yang berpengetahuan kurang paling banyak ditemukan pada responden yang berpendidikan SMP sebanyak 5 orang (7,9%).

Tabel 5.8.

Tabel Silang Pengetahuan Responden Tentang Hak-hak Reproduksi Berdasarkan Pendidikan di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah

Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008

No Pendidikan

Pengetahuan

Total Baik Cukup Kurang

f % f % f % f %

1 2 3 SD SMP SMA 10 16 7 15,9 25,4 11,1 10 10 3 15,9 15,9 4,8 1 5 1 1,6 7,9 1,6 21 31 11 33,3 49,2 17,5

Jumlah 33 52,4 23 36,5 7 11,1 63 100

5.2.7. Pengetahuan Tentang Hak-hak Reproduksi Berdasarkan Sumber Informasi

Pengetahuan responden tentang hak-hak reproduksi berdasarkan sumber informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengaku memperoleh informasi dari petugas kesehatan dan berpengetahuan baik sebanyak 32 orang (50,8%). Responden yang berpengetahuan kurang ditemukan juga pada responden yang mengaku memperoleh informasi dari petugas kesehatan sebanyak 6 orang (9,5%).


(52)

38

Tabel 5.9.

Tabel Silang Pengetahuan Responden Tentang Hak-hak Reproduksi Berdasarkan Sumber Informasi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah

Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota Riau Tahun 2008

No Sumber Informasi

Pengetahuan

Total Baik Cukup Kurang

f % f % f % f %

1 2 3 Petugas Kesehatan Teman Keluarga 32 - 1 50,8 - 1,6 22 - 1 34,9 - 1,6 6 1 - 9,5 1,6 - 60 1 2 95,2 1,6 3,2

Jumlah 33 52,4 23 36,5 7 11,1 63 100

5.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan wanita PSK tentang kesehatan reproduksi sebagian besar dalam kategori baik (52,4%), dan masih ditemukan sebanyak 11,1% responden yang berpengetahuan kurang.

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Sedangkan menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut.


(53)

Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa pengetahuan tentang pengertian kesehatan reproduksi, responden sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan alat reproduksi, 81% responden menjawab dengan benar. Dari 5 pertanyaan yang diajukan jawaban responden yang paling banyak benar yaitu soal nomor 3 dan 4, sedangkan soal nomor 1,2, dan 5 sebagian besar jawaban responden salah.

Pada pertanyaan tentang alat reproduksi wanita responden paling banyak benar menjawab tentang saluran untuk melakukan senggama pada alat organ reproduksi wanita 65,1% menjawab benar yaitu vagina. Pertanyaan pengetahuan tentang alat reproduksi wanita paling banyak benar yaitu soal nomor 8 dan 9, sedangkan pertanyaan nomor 6,7, dan 10 sebagian besar jawaban responden salah.

Pada pertanyaan pengetahuan tentang PMS dan ISR (Infeksi Saluran Reproduksi) terlihat bahwa dari 5 pertanyaan yang diajukan sebagian besar jawaban responden yang benar yaitu pertanyaan nomor 11, 12,13, dan 15, sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah yaitu soal nomor 14.

Pada pertanyaan pengetahuan tentang upaya pengendalian penyakit menular seksual pada Wanita PSK menunjukkan bahwa dari 5 pertanyaan yang diajukan, sebagian besar jawaban responden benar yaitu pertanyaan nomor 16 sampai dengan nomor 20.


(54)

40

Demikian juga pada pertanyaan pengetahuan tentang hak-hak reproduksi sebagian besar responden menjawab dengan benar yaitu pertanyaan nomor 21-25.

Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yepa (2004), menunjukkan bahwa pengetahuan wanita PSK di kawasan Saritem, Surabaya tentang kesehatan reproduksi sebagian besar dalam kategori baik (68,71%).

Dari hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan tentang hak-hak reproduksi baik. Dengan pengetahuan yang baik ini selayaknya responden sudah dapat melakukan pencegahan terhadap penularan penyakit seksual, dan mendapatkan hak-hak reproduksi yang diabaikan. Pengetahuan yang baik ini, karena peran tenaga kesehatan di lokalisasi sudah berjalan dengan baik dengan melakukan penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi.


(55)

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang pengetahuan wanita pekerja seks komersial tentang kesehatan reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Umur responden sebagian besar 20-30 tahun, beragama Islam, berpendidikan SMP, suku Jawa, jumlah anak 1 orang, dan memperoleh informasi dari petugas kesehatan.

2. Sebagian besar responden berpengetahuan baik, dan masih ditemukan 11,1% responden berpengetahuan kurang.

3. Pengetahuan responden tentang pengertian kesehatan reproduksi sebagian besar dijawab benar. Jawaban paling banyak salah yaitu tentang fungsi kesehatan reproduksi dalam jangka panjang.

4. Pengetahuan responden tentang alat reproduksi wanita sebagian besar dijawab benar. Jawaban paling banyak salah yaitu bagian alat kelamin wanita yang paling banyak mengandung pembuluh darah dan serat saraf sangat sensitif saat berhubungan seks.

5. Pengetahuan responden tentang PMS dan ISR sebagian besar dijawab benar. Jawaban paling banyak salah yaitu faktor beresiko terjadinya penularan penyakit menular seksual.


(56)

42

6. Pengetahuan responden tentang pengendalian PMS pada wanita PSK sebagian besar dijawab benar. Jawaban paling banyak salah yaitu tujuan utama dilakukan pengendalian PMS pada wanita PSK.

7. Pengetahuan responden tentang hak-hak reproduksi sebagian besar jawaban dijawab dengan benar. Jawaban paling banyak salah yaitu yang dimaksud dengan hak-hak reproduksi.

6.2. Saran-saran

Pengetahuan wanita PSK yang cukup dan kurang tentang kesehatan reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana diharapkan untuk tetap terus menggali informasi tentang kesehatan reproduksi agar dapat menjadi motivasi wanita PSK untuk keluar dari Lokasi Pantai Nirwana.

Kepada Petugas Puskesmas Tembilahan Kota diharapkan untuk mempertahankan dan meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada wanita PSK yang ada di Lokasi Pantai Nirwana terutama mengenai tujuan jangka panjang kesehatan reproduksi, bagian alat kelamin wanita yang paling banyak mengandung pembuluh darah dan serat saraf sangat sensitif saat berhubungan seks, faktor beresiko terjadinya penularan penyakit menular seksual, tujuan utama dilakukan pengendalian PMS pada wanita PSK, yang dimaksud dengan hak-hak reproduksi.


(57)

(INFORMED CONSENT)

Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008

Peneliti : ASIAH M.

Alamat : Jln. Batang Tuaka No. 04 Tembilahan - Riau

Dengan menandatangani lembaran ini saya memberikan persetujuan untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan wanita pekerja seks komersial terhadap kesehatan reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) tahun 2008. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak mengandung risiko yang berarti dan saya telah diberitahu bahwa jawaban kuesioner ini tidak akan diberitahukan kepada siapapun.

Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian ini dan diberi kesempatan untuk bertanya. Saya secara sukarela berperan serta dalam penelitian ini.

Tembilahan, Januari 2008

Tanda Tangan, Peneliti,

Responden


(58)

KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI LOKASI PANTAI NIRWANA WILAYAH KECAMATAN PUSKESMAS TEMBILAHAN

KOTA (RIAU) TAHUN 2007

No. Responden :...

Diisi oleh peneliti

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat ini, serta beri tanda checklist () pada jawaban yang telah disediakan

Data Demografi

1. Umur : ...Tahun

2. Agama : a. Islam

b. Protestan

c. Katolik

d. Hindu

e. Buddha

f. Lainnya, sebutkan : ... 3. Pendidikan terakhir : a. Tidak sekolah

b. SD

c. SMP

d. SMA

e. Diploma

f. Sarjana

4. Suku : a. Melayu

b. Padang

c. Jawa

d. Batak

e. Lainnya, sebutkan : ... 5. Jumlah anak : a. 1 orang

b. 2 orang c. 3 orang d. 4 orang e. > 4 orang

6. Sumber informasi kesehatan reproduksi, anda peroleh dari: a. Petugas kesehatan b. Media elektronik c. Media cetak d. Teman e. Keluarga


(59)

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi 1. Kesehatan reproduksi adalah ...

a. Keadaan sehat fisik yang berkaitan dengan sistem organ reproduksi perempuan.

b. Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi.

c. Kesehatan alat kelamin perempuan

2. Kesehatan reproduksi berfungsi dalam jangka panjang yang berarti ... a. Menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup

b. Fungsi alat reproduksi dari masa kehamilan sampai tua c. Menghasilkan keturunan yang baik

3. Yang dimaksud dengan alat reproduksi yaitu ... a. Alat memproduksi sistem peredaran darah b. Alat untuk mencerna makanan

c. Organ tubuh manusia yang berfungsi menghasilkan keturunan 4. Kesejahteraan yang ingin dicapai dalam kesehatan reproduksi yaitu ...

a. Fisik, mental, dan sosial. b. Mental dan spiritual c. Jawaban a dan b salah

5. Kesehatan reproduksi meliputi kesehatan yang berkaitan dengan a. Fungsi dan peran melahirkan

b. Fungsi dan peran alat kelamin c. Fungsi dan peran sistem reproduksi B. Alat Reproduksi Wanita

6. Alat reproduksi wanita terbagi dua yaitu ... a. Alat kelamin atas dan alat kelamin bawah

b. Alat kelamin luar dan alat kelamin bagian dalam c. Alat kelamin dan alat menyusui

7. Bagian alat kelamin wanita yang paling banyak mengandung pembuluh darah dan serat saraf sangat sensitif saat berhubungan seks yaitu ...

a. Vagina b. Klitoris c. Selaput dara

8. Selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar pada alat kelamin wanita disebut ...

a. Klitoris b. Selaput dara c. Selaput ketuban


(60)

9. Saluran untuk melakukan senggama pada alat organ reproduksi wanita adalah...

a. Vagina b. Rahim c. Klitoris

10.Tempat terjadinya pembuahan calon janin pada alat kelamin wanita yaitu .... a. Vagina

b. Indung telur c. Rahim

C. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) 11.Penyakit menular seksual dapat terjadi melalui ...

a. Hubungan seksual dengan satu pasangan

b. Hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan c. Hubungan dalam ikatan keluarga.

12.Kuman penyebab terjadinya infeksi saluran reproduksi yaitu ... a. Mengkonsumsi makanan yang sudah berjamur

b. Kuman yang terdapat pada makanan c. Bakteri, jamur, virus, parasit

13.Tanda-tanda pada vagina yang terinfeksi penyakit menular seksual yaitu ... a. Tidak menunjukkan tanda-tanda

b. Bengkak, merah, rasa gatal dan rasa nyeri. c. Luka, bengkak, kemudian timbul pecah-pecah.

14.Faktor beresiko terjadinya penularan penyakit menular seksual yaitu a. Kurang kebersihan alat kelamin, terjadinya perlukaan pada alat kelamin b. Melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan

c. Jawaban a dan b benar

15.Penyakit yang ditularkan salah satunya dengan melalui hubungan seksual dan menurunkan kekebalan tubuh yaitu ...

a. Sifilis b. Raja singa c. HIV/AIDS

D. Upaya Pengendalian PMS pada Wanita PSK

16.Tujuan utama dilakukan pengendalian PMS pada wanita PSK yaitu ... a. Untuk memutuskan mata rantai dan mencegah berkembangnya penularan

infeksi PMS.

b. Agar Wanita PSK tidak dapat bekerja lagi. c. Agar Wanita PSK selalu berobat kepada dokter.

17.Untuk mencegah penularan penyakit menular seksual dan mengenalkan tentang berbagai macam jenis PMS dapat dilakukan dengan cara

a. Penyuluhan


(61)

a. Minum pil KB

b. Menggunakan kondom c. Menggunakan KB suntik

19.Agar penyakit menular seksual dapat diketahui lebih cepat (dini) maka sebaiknya dilakukan dengan cara...

a. Berobat ke orang pintar

b. Membersihkan vagina setelah berhubungan c. Berobat ke dokter secara teratur

20.Penyakit menular seksual dapat menular pada ... a. Perempuan saja

b. Laki-laki saja

c. Laki-laki dan perempuan E. Hak-hak Reproduksi

21.Yang dimaksud dengan hak-hak reproduksi adalah ... a. Setiap orang berhak menuntut hak-haknya

b. Setiap orang mempunyai hak untuk memutuskan apa yang sebaiknya dilakukan untuk dirinya berkaitan dengan alat reproduksinya.

c. Setiap orang bebas melakukan hubungan seksual dengan siapa saja. 22.Hak-hak reproduksi didasarkan pada ...

a. Hak asasi manusia

b. Hak sebagai warga negara c. Hak untuk bekerja

23.Hak-hak reproduksi berlaku kepada ... a. Perempuan saja

b. Orang kaya saja c. Semua orang

24.Hak reproduksi yang berazaskan pada pengakuan hak-hak asasi manusia diakui oleh ...

a. Pemerintah provinsi b. Pemerintah Indonesia c. Dunia internasional

25.Hak-hak reproduksi diantaranya...

a. Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi terbaik, mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi, memperoleh pelayanan KB yang aman.

b. Bebas melakukan hubungan dengan siapa saja, bebas menentukan dengan siapa melakukan hubungan seksual.

c. Setiap orang berhak untuk hidup dan mencari nafkah dengan cara apapun termasuk sebagai pekerja seks komersial.


(62)

KUNCI JAWABAN :

1.

B

2.

A

3.

C

4.

A

5.

C

6.

B

7.

B

8.

B

9.

A

10.

C

11.

B

12.

C

13.

B

14.

C

15.

C

16.

A

17.

A

18.

B

19.

C

20.

C

21.

B

22.

A

23.

C

24.

C


(1)

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008

Peneliti : ASIAH M.

Alamat : Jln. Batang Tuaka No. 04 Tembilahan - Riau

Dengan menandatangani lembaran ini saya memberikan persetujuan untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan wanita pekerja seks komersial terhadap kesehatan reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) tahun 2008. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak mengandung risiko yang berarti dan saya telah diberitahu bahwa jawaban kuesioner ini tidak akan diberitahukan kepada siapapun.

Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian ini dan diberi kesempatan untuk bertanya. Saya secara sukarela berperan serta dalam penelitian ini.

Tembilahan, Januari 2008

Tanda Tangan, Peneliti,

Responden


(2)

KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI LOKASI PANTAI NIRWANA WILAYAH KECAMATAN PUSKESMAS TEMBILAHAN

KOTA (RIAU) TAHUN 2007

No. Responden :... Diisi oleh peneliti Petunjuk :

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat ini, serta beri tanda checklist () pada jawaban yang telah disediakan

Data Demografi

1. Umur : ...Tahun

2. Agama : a. Islam

b. Protestan

c. Katolik

d. Hindu

e. Buddha

f. Lainnya, sebutkan : ...

3. Pendidikan terakhir : a. Tidak sekolah

b. SD

c. SMP

d. SMA

e. Diploma

f. Sarjana

4. Suku : a. Melayu

b. Padang

c. Jawa

d. Batak

e. Lainnya, sebutkan : ...

5. Jumlah anak : a. 1 orang b. 2 orang c. 3 orang d. 4 orang e. > 4 orang

6. Sumber informasi kesehatan reproduksi, anda peroleh dari: a. Petugas kesehatan b. Media elektronik c. Media cetak d. Teman e. Keluarga


(3)

Pengetahuan Wanita PSK tentang Kesehatan Reproduksi

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi

1. Kesehatan reproduksi adalah ...

a. Keadaan sehat fisik yang berkaitan dengan sistem organ reproduksi perempuan.

b. Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi.

c. Kesehatan alat kelamin perempuan

2. Kesehatan reproduksi berfungsi dalam jangka panjang yang berarti ... a. Menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup

b. Fungsi alat reproduksi dari masa kehamilan sampai tua c. Menghasilkan keturunan yang baik

3. Yang dimaksud dengan alat reproduksi yaitu ... a. Alat memproduksi sistem peredaran darah b. Alat untuk mencerna makanan

c. Organ tubuh manusia yang berfungsi menghasilkan keturunan

4. Kesejahteraan yang ingin dicapai dalam kesehatan reproduksi yaitu ... a. Fisik, mental, dan sosial.

b. Mental dan spiritual c. Jawaban a dan b salah

5. Kesehatan reproduksi meliputi kesehatan yang berkaitan dengan a. Fungsi dan peran melahirkan

b. Fungsi dan peran alat kelamin c. Fungsi dan peran sistem reproduksi

B. Alat Reproduksi Wanita

6. Alat reproduksi wanita terbagi dua yaitu ... a. Alat kelamin atas dan alat kelamin bawah

b. Alat kelamin luar dan alat kelamin bagian dalam c. Alat kelamin dan alat menyusui

7. Bagian alat kelamin wanita yang paling banyak mengandung pembuluh darah dan serat saraf sangat sensitif saat berhubungan seks yaitu ...

a. Vagina b. Klitoris c. Selaput dara

8. Selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar pada alat kelamin wanita disebut ...

a. Klitoris b. Selaput dara c. Selaput ketuban


(4)

9. Saluran untuk melakukan senggama pada alat organ reproduksi wanita adalah...

a. Vagina b. Rahim c. Klitoris

10.Tempat terjadinya pembuahan calon janin pada alat kelamin wanita yaitu .... a. Vagina

b. Indung telur c. Rahim

C. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)

11.Penyakit menular seksual dapat terjadi melalui ... a. Hubungan seksual dengan satu pasangan

b. Hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan c. Hubungan dalam ikatan keluarga.

12.Kuman penyebab terjadinya infeksi saluran reproduksi yaitu ... a. Mengkonsumsi makanan yang sudah berjamur

b. Kuman yang terdapat pada makanan c. Bakteri, jamur, virus, parasit

13.Tanda-tanda pada vagina yang terinfeksi penyakit menular seksual yaitu ... a. Tidak menunjukkan tanda-tanda

b. Bengkak, merah, rasa gatal dan rasa nyeri. c. Luka, bengkak, kemudian timbul pecah-pecah.

14.Faktor beresiko terjadinya penularan penyakit menular seksual yaitu a. Kurang kebersihan alat kelamin, terjadinya perlukaan pada alat kelamin b. Melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan

c. Jawaban a dan b benar

15.Penyakit yang ditularkan salah satunya dengan melalui hubungan seksual dan menurunkan kekebalan tubuh yaitu ...

a. Sifilis b. Raja singa c. HIV/AIDS

D. Upaya Pengendalian PMS pada Wanita PSK

16.Tujuan utama dilakukan pengendalian PMS pada wanita PSK yaitu ... a. Untuk memutuskan mata rantai dan mencegah berkembangnya penularan

infeksi PMS.

b. Agar Wanita PSK tidak dapat bekerja lagi. c. Agar Wanita PSK selalu berobat kepada dokter.

17.Untuk mencegah penularan penyakit menular seksual dan mengenalkan tentang berbagai macam jenis PMS dapat dilakukan dengan cara

a. Penyuluhan


(5)

18.Cara yang efektif untuk mencegah penularan penyakit menular seksual yaitu. a. Minum pil KB

b. Menggunakan kondom c. Menggunakan KB suntik

19.Agar penyakit menular seksual dapat diketahui lebih cepat (dini) maka sebaiknya dilakukan dengan cara...

a. Berobat ke orang pintar

b. Membersihkan vagina setelah berhubungan c. Berobat ke dokter secara teratur

20.Penyakit menular seksual dapat menular pada ... a. Perempuan saja

b. Laki-laki saja

c. Laki-laki dan perempuan

E. Hak-hak Reproduksi

21.Yang dimaksud dengan hak-hak reproduksi adalah ... a. Setiap orang berhak menuntut hak-haknya

b. Setiap orang mempunyai hak untuk memutuskan apa yang sebaiknya dilakukan untuk dirinya berkaitan dengan alat reproduksinya.

c. Setiap orang bebas melakukan hubungan seksual dengan siapa saja.

22.Hak-hak reproduksi didasarkan pada ... a. Hak asasi manusia

b. Hak sebagai warga negara c. Hak untuk bekerja

23.Hak-hak reproduksi berlaku kepada ... a. Perempuan saja

b. Orang kaya saja c. Semua orang

24.Hak reproduksi yang berazaskan pada pengakuan hak-hak asasi manusia diakui oleh ...

a. Pemerintah provinsi b. Pemerintah Indonesia c. Dunia internasional

25.Hak-hak reproduksi diantaranya...

a. Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi terbaik, mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi, memperoleh pelayanan KB yang aman.

b. Bebas melakukan hubungan dengan siapa saja, bebas menentukan dengan siapa melakukan hubungan seksual.

c. Setiap orang berhak untuk hidup dan mencari nafkah dengan cara apapun termasuk sebagai pekerja seks komersial.


(6)

KUNCI JAWABAN :

1.

B

2.

A

3.

C

4.

A

5.

C

6.

B

7.

B

8.

B

9.

A

10.

C

11.

B

12.

C

13.

B

14.

C

15.

C

16.

A

17.

A

18.

B

19.

C

20.

C

21.

B

22.

A

23.

C

24.

C

25.

A


Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : Psk Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan)

1 74 108

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Pekerja Seks Komersial Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) Di Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Tahun 2012

4 47 154

Hubungan Sosiodemografi, Pengetahuan, dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) dengan Upaya Pencegahan HIV/AIDS di Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau

0 80 120

Pandangan Waria Penjaja Seks Komersial Tentang Kesehatan (Studi Administrasi Kesehatan di Pelabuhan Belawan Kota Medan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2003)

0 31 85

Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentanginfeksi Menular Seksual (IMS) Di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

4 49 92

Gambaran Konsep Diri Pekerja Seks Komersial di Kota Medan.

9 78 138

Pengaruh Demografi Dan Pengetahuan Pekerja Seks Komersial Tentang HIV/AIDS Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Klinik VCT Komite Penanggulangan HIV/AIDS Di Kabupaten Toba Samosir

1 44 124

Faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi pekerja seks komersial di Bandar Baru

9 135 60

Hubungan Perilaku Pekerja Seks Komersial Dengan Kejadian Penyakit Sifilis Dan HIV Di Lokalisasi Perbatasan Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2008

1 58 92

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97