Parameter Penelitian Effect of Undergravel Filter’s Rock Difference to Water Quality on Maintenance of Tilapia (Oreochromis niloticus).

6 selang aerasi dimasukkan ke dalam pipa tersebut. Sebelum dimasukkan ke dalam akuarium, masing-masing batu telah dicuci bersih dan dilakukan penjemuran hingga kering, lalu dimasukkan ke dalam kantong waring dengan ukuran 45x26x7 cm. Kemudian batu tersebut dimasukkan ke dalam akuarium dan dilakukan pengisian air mencapai ketinggian 25,5 cm volume 30 l. Instalasi aerasi dipasang pada masing-masing wadah yaitu berupa pemasangan selang aerasi, pipa aerasi, blower 275 watt dan outlet sumber listrik. Selanjutnya setelah satu minggu masa pengendapan dilakukan ploting ikan pada wadah. Jumlah ikan ditebar sebanyak 90 ekorakuarium atau padat tebar 3 ekorl. Pakan yang digunakan adalah pakan apung dengan jumlah 5 dari total bobot ikan nila Oreochromis niloticus tiap akuarium. Pemberian pakan dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari. Air dari bawah dipaksa untuk naik dan keluar ke atas melalui pipa dengan bantuan dorongan dari blower atau aerator. Dan air yang berada di atas filter akan turun kebawah menembus filter pada dasar akuarium sehingga memungkinkan air bersih mengalir di bawahnya, kemudian air tersebut dikembalikan ke dalam akuarium begitu seterusnya, dengan debit air 41 detikliter.

2.3 Parameter Penelitian

Kualitas air dalam penelitian ini dievaluasi dengan melihat nilai oksigen terlarut, suhu, derajat keasaman, amonia, nitrit dan nitrat. Parameter terukur lainnya yang diukur adalah SR Survival rate dan SGR Spesifik Growth Rate.

2.3.1 Kualitas air

Pada pengukuran parameter seperti kelarutan oksigen DO, suhu dan pH dilakukan analisis secara langsung dengan menggunakan set alat pengukur pH, suhu dan DO. Pengukuran tiap-tiap parameter dilakukan sebanyak satu kali setiap satu minggu. Pada pengukuran parameter seperti TAN, nitrit dan nitrat, analisa dilakukan dengan refraktometer di Laboratorium Lingkungan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Pengukuran dilakukan setiap tujuh hari sekali. Dengan dilakukan pengambilan sampel dari Instalasi Riset 7 Lingkungan Perikanan Budidaya dan Toksikologi Cibalagung, Bogor lalu diukur dengan menggunakan alat spektofotometer Apha, 1989 di Laboratorium Lingkungan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

2.3.2 Tingkat Kelangsungan Hidup Survival Rate, SR

Tingkat kelangsungan hidup survival rate merupakan suatu parameter yang digunakan dalam pengukuran tingkat kelangsungan hidup suatu organisme. Dengan kata lain kelangsungan hidup adalah perbandingan antara jumlah ikan yang hidup pada akhir dan awal penelitian. Sehingga dengan demikian dapat diketahui dan dihitung jumlah ikan yang mati. SR = 100 No Nt × Keterangan : SR = Survival rate Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan No = Jumlah ikan pada saat awal Ekor

2.3.3 Laju Pertumbuhan Spesifik Specific Growth Rate, SGR

Laju pertumbuhan spesifik adalah persentase pertambahan berat ikan setiap harinya selama pemeliharaan berlangsung. Laju pertambahan harian ditunjukkan dalam satuan persen . SGR =       − 1 Wo Wt t × 100 Keterangan: SGR = Pertumbuhan spesifik Wt = Bobot rata-rata ikan saat akhir gram Wo = Bobot rata-rata ikan pada saat awal gram t = Waktu pemeliharaan ikan lele hari

2.4 Rancangan Penelitian