Gulma Air Tenggelam Submerged Weed

9 konsentrasi DO mencapai 0,08 - 0,1 mgl, 80 dari keong-keong itu mati Yin et al. 2000c in Min Yan 2006. Keong murbei akan menutup operkulum dan mensekresikan mukus untuk beradaptasi terhadap lingkungan yang tidak mendukung, seperti pada kondisi pH yang tinggi. Pada umumnya keong murbei lebih memilih kondisi perairan yang basa pH 7 - 8,5. Ketika pH lebih dari 10, dengan operkulum tertutup dan tanpa atau sedikit mensekresikan mukus, keong menjadi inaktif hingga akhirnya mati Yin et al. 2000c in Min Yan 2006. Keong murbei tersebar di daerah tropis dan subtropis. Di Amerika, keong murbei ditemukan di Argentina, Bolivia, Brazil, Paraguay, Suriname, dan Uruguay Ponce de Leon Carpo 1994 in Min Yan 2006. Di Asia, keong murbei dapat ditemukan di Cina, Indonesia, Jepang, Korea, Laos, Malaysia, Papua, Filipina, Thailand, dan Vietnam Halwart 1994 in Min Yan 2006. Di Amerika Utara, keong ini tersebar di beberapa negara bagian Amerika Serikat AS. Di Afrika, keong murbei dapat ditemukan di Mesir. Di Eropa, belum ada laporan mengenai keberadaan keong murbei Min Yan 2006.

2.2. Gulma Air Tenggelam Submerged Weed

Gulma air adalah tanaman air yang tumbuh di perairan secara luas dan tidak terkendali yang merugikan ekosistem akuatik secara fisika, kimia atau biologi Islam 2008. Jacobs and Sainty 1988 mendefinisikan tanaman air tenggelam sebagai tanaman yang seluruh bagian tubuh serta daunnya tenggelam dan akarnya menancap pada substrat. Tanaman tersebut pada saat tertentu akan menghasilkan bunga temporer yang muncul ke atas permukaan air. Gulma air tenggelam secara praktis dapat disebut juga sebagai taman air tenggelam yang pertumbuhannya merugikan. Metode pengendalian penyebaran gulma air tenggelam berbeda dengan gulma terestrial. Penggunaan bahan kimia, mesin, dan manipulasi habitat dapat menggangu kestabilan sistem ekologisnya. Pendekatan yang paling tepat adalah dengan menyeimbangkan komponen abiotik, tanaman, dan hewan di dalam sistem tersebut Jacobs Sainty 1988. 10

2.2.1. Cabomba caroliniana

Cabomba caroliniana Gambar 2 adalah tanaman air yang biasa hidup di perairan mengalir yang termasuk ke dalam famili Cabombaceae. Tanaman ini berasal dari Brazil, Paraguay, Uruguay, dan Argentina Orgaard 1991 in Ding et al. 2005. Cabomba caroliniana menjadi tanaman akuarium yang populer dan diperkenalkan ke banyak negara lain karena daun-daunnya yang tenggelam dengan baik Ding et al. 2005. Berikut ini adalah klasifikasi Cabomba caroliniana menurut The PLANTS Database version 4.0.4 1996, The PLANTS Database version 5.1.1 2000 in ITIS 2009. Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Magnoliidae Ordo : Nymphaeales Famili : Cabombaceae Genus : Cabomba Spesies : Cabomba caroliniana Gray, 1837 Gambar 2. Cabomba caroliniana Der Wasserpflanzenversand Fur 2009 Cabomba telah menjadi gulma yang serius di beberapa bendungan dan saluran air. Kepadatan Cabomba yang tinggi dapat mengganggu transportasi kapal dan operasional reservoir, menghasilkan luapan air, rembesan, mengurangi fungsi estetika, bahkan polusi Gracia 1966, Riemer Ilnicki 1968 in Ding et al. 11 2005. Untuk mencegah ledakan populasi Cabomba caroliniana, mekanisme penyebaran dan invasinya harus diteliti lebih lanjut Ding et al. 2005.

2.2.2. Egeria densa

Egeria densa Gambar 3 merupakan tanaman air tenggelam, berakar, dan dapat hidup hingga kedalaman 6 meter. Tanaman ini termasuk ke dalam famili Hydrocharitaceae. Egeria sering disebut sebagai Brazilian elodea yang berumah dua di mana bunga jantan dan betina dihasilkan dari individu yang berbeda. Klasifikasi Egeria densa yang terdapat dalam Zipcodezoo.com 2008 dan Wikipedia 2009 disajikan sebagai berikut. Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Scopoli, 1760 Superordo : Alismatanae Takhtajan, 1967 Ordo : Alismatales Famili : Hydrocharitaceae Genus : Egeria Spesies : Egeria densa Planch. Gambar 3. Egeria densa Wikipedia 2009 Habitat asal E. densa berada di daerah perairan dangkal, berarus lambat, sedikit asam, dan kaya unsur hara. Di luar habitat asalnya, mereka tumbuh di danau, sungai, dan mata air. Egeria membentuk kumpulan monotipik yang padat dan mampu mengalahkan tanaman akuatik asli suatu daerah tertentu. Selanjutnya Egeria dapat mengganggu aliran air, menjebak sedimen, mempengaruhi kualitas air, dan mengganggu fungsi rekreasi. Brazilian elodea sering digunakan sebagai 12 tanaman hias akuatik, namun karena sifat agresifnya terhadap tanaman asli, perdagangan tanaman itu dilarang di beberapa negara. The Nature Conservancy of Vermont, Vermont Department of Environmental Conservation, Vermont Department of Fish and Wildlife, and Vermont Department of Forests, Parks and Recreation 2003.

2.2.3. Vallisneria spiralis

Vallisneria spiralis Gambar 4 merupakan tanaman air yang penyebarannya sangat luas dan mampu beradaptasi dengan baik mulai dari daerah tropis di Bengal, India hingga daerah subtropis di Kanada Choudhuri 1966. Genus Vallisneria umumnya memiliki bentuk dan struktur yang mirip. Vallisneria termasuk ke dalam famili Hydrocharitaceae, tanaman ini merupakan tanaman perennial, tenggelam, berakar dan menempel pada substrat, berbunga, tidak bercabang, dan berumah satu. Daunnya seperti pita dengan ujung yang pipih dan meruncing seperti mata panah. Warna daunnya hijau terang pada bagian tengahnya dan hijau lebih gelap pada bagian tepinya. Bunga tanaman ini biasanya mengapung dan dihubungkan dengan tangkai spiral yang menyerupai cambuk. Sinonim lain dari Vallisneria spiralis adalah Vallisneria americana Zipcodezoo 2008; Wikipedia 2009. Klasifikasi Vallisneria spiralis menurut Zipcodezoo 2008 dan Wikipedia 2009 disajikan sebagai berikut. Kingdom : Plantae Haeckel, 1866 Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Scopoli, 1760 Subkelas : Alismatidae Takhtajan, 1967 Superordo : Alismatanae Takhtajan, 1967 Ordo : Alismatales Dumortier, 1829 Famili : Hydrocharitaceae Jussieu, 1789 Genus : Vallisneria Spesies : Vallisneria spiralis Erasmus Darwin, 1789 13 Gambar 4. Vallisneria spiralis Arefjev 2009 Vallisneria spiralis sangat berpotensi menjadi gulma mengingat daya adaptasinya yang tinggi. Bahkan di Kepulauan Chatham, Selandia Baru, spesies ini telah dilaporkan sebagai gulma layaknya Egeria densa dan Hydrilla verticilata ECAN 2008. Kemampuan adaptasinya yang luar biasa ini bahkan mampu bersaing dengan Hydrilla verticilata yang terkenal sangat ganas. Dalam kondisi nutrien yang terbatas, ternyata V. spirallis mampu menekan dan mengalahkan dominansi pertumbuhan H. verticilata Van et al. 1999. 14 3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian