50
5.7 Studi Hidro-Meteorologis
Studi-studi ini dilakukan untuk memahami pola curah hujan dan kehilangan akibat penguapan, dan hasil studi tersebut digunakan untuk
menentukan jumlah air yang akan tersedia untuk daerah tangkapan tertentu serta ukuran penyimpanan yang hendak dibangun. Faktor utama
yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah:
Curah hujan tahunan minimum selama 10 tahun terakhir. Jumlah periode hujan rainy spells dalam suatu musim hujan dan
durasinya. Jumlah curah hujan dalam setiap periode hujan.
Intensitas curah hujan maksimum setiap 3 jam, 6 jam, dsb. Yang mungkin relevan untuk suatu wilayah. Sebagai panduan umum,
intensitas yang menyebabkan limpasan signifikan dan banjir lokal harus diadopsi.
5.8 Studi Hidrogeologis
Studi hidrogeologis serta gambaran regional dari pengaturan hidrogeologi diperlukan untuk mengetahui dengan pasti lokasi yang baik
untuk pengisian air tanah buatan, serta tipe struktur-struktur yang hendak dibangun untuk tujuan tersebut. Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan
untuk suatu skema peresapan buatan diantaranya adalah :
Informasi detil dan peta yang menunjukkan:
Unit hidrogeologi yang dibatasi atas dasar kemampuannya menahan air baik pada tingkat dangkal maupun dalam.
Kontur air tanah untuk menentukan bentuk muka air dan
koneksi hidrolik air tanah dengan sungai, kanal, dll.
Kedalaman muka air maksimum, minimum, dan rata-rata
Amplitude fluktuasi permukaan air
Tekanan pizometrik piezometric head di akuifer dalam dan variasinya dengan waktu.
Potensi air tanah dalam unit hidrogeologi yang berbeda-beda
dan perkembangan permukaan air tanah
Kualitas kimiawi air dalam akuifer yang berbeda-beda
51 Informasi dari sumur terbuka lokal local open well
Skema resapan buatan bersifat spesifik pada tempat tertentu site- specific dan bahkan replikasi dari teknik yang telah teruji harus
didasarkan pada kondisi hidrogeologis serta hidrologisnya. Oleh karena
itu, informasi
dari sumur
lokal berikut
perlu dipertimbangkan dalam merancang skema antara lain :
Ketebalan tak jenuh unsaturated thickness dari
pembentukan batuan yang terjadi melebihi 3 meter di bawah permukaan tanah harus dipertimbangkan untuk menilai
kebutuhan air untuk membangun penyimpanan sub- permukaan sub-surface storage. Proses peresapan air
tanah harus bertujuan menjenuhkan seluruh zona tak jenuh ini juga dikenal dengan vadose zone
Tiga meter di atas dari zona tak jenuh tidak boleh digunkan
untu peresapan karena dapat menimbulkan efek samping terhadap lingkungan seperti water logging, salinitas tanah
soil salinity, dll.
Kedalaman pasca monsoon post-monsoon depth hingga permukaan
air merepresentasikan
situasi ketebalan
minimum dari zona vadose yang tersedia untuk resapan. Hal ini harus dipertimbangan dalam hubungannya dengan
kelebihan limpasan yang ada di area tersebut.
5.9 Studi Geofisika