49
Gambar 5.2 : Laju Infiltrasi Sebagai Fungsi Waktu Pada Kondisi Tanah
Basah Dan Kering.
5.6 Kesesuaian Akuifer
Lapisan akuifer yang cocok untuk peresapan air hujan buatan tergantung pada beberapa hal antara lain koefisien penyimpanan storage
coefficient, ketebalan akuifer atau ketersediaan ruang penyimpanan storage space, dan permeabilitas. Permeabilitas sangat tinggi
mengakibatkan hilangnya air yang diresapkan karena merembes atau masuk ke sub-permukaan sub-surface drainage, sedangkan permeabilitas
yang rendah mengurangi laju resapan. Untuk mendapatkan laju peresapan yang baik dan untuk mempertahankan air yang diresapkan dalam jangka
waktu yang cukup untuk penggunaannya selama periode kering, akuifer dengan permeabilitas sedang sangat sesuai untuk keperluan tersebut.
Batuan aluvium tua older alluvium, saluran yang terkubur buried channels, kipas alluvial alluvial fans, pasir gundukan dune sands, glacial
outwash, dan lainnya adalah jenis batuan yang sangat baik untuk resapan. Daerah batuan keras hard rock, retakan fractured, batuan lapuk
weathered, dan batuan bergua cavernous rocks memungkinkan untuk menyimpan air dengan baik. Batuan basal, seperti yang terbentuk dari
aliran lava, biasanya memiliki kantong lokal local pocket yang dapat menerima air resapan.
50
5.7 Studi Hidro-Meteorologis
Studi-studi ini dilakukan untuk memahami pola curah hujan dan kehilangan akibat penguapan, dan hasil studi tersebut digunakan untuk
menentukan jumlah air yang akan tersedia untuk daerah tangkapan tertentu serta ukuran penyimpanan yang hendak dibangun. Faktor utama
yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah:
Curah hujan tahunan minimum selama 10 tahun terakhir. Jumlah periode hujan rainy spells dalam suatu musim hujan dan
durasinya. Jumlah curah hujan dalam setiap periode hujan.
Intensitas curah hujan maksimum setiap 3 jam, 6 jam, dsb. Yang mungkin relevan untuk suatu wilayah. Sebagai panduan umum,
intensitas yang menyebabkan limpasan signifikan dan banjir lokal harus diadopsi.
5.8 Studi Hidrogeologis