Pemilikan atas Satuan Rumah Susun

SHM sarusun sebagaimana merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang terdiri atas: 1. salinan buku tanah dan surat ukur atas hak tanah bersama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. gambar denah lantai pada tingkat rumah susun bersangkutan yang menunjukkan sarusun yang dimiliki; dan 3. pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama bagi yang bersangkutan. Dengan memiliki SHM Satuan Rumah Susun, SHM tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.

C. Pemilikan atas Satuan Rumah Susun

Mengenai pemilikan atas satuan rumah susun diatur dalam pasal 46 – pasal 49 Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Bentuk kepemilikan yang dikenal adalah Sertifikat Hak Milik atas Rumah Susun “SHMRS”. SHMRS adalah bentuk kepemilikan yang diberikan terhadap pemegang hak atas Rumah Susun. Bentuk Hak milik atas rumah susun ini harus dibedakan dengan jenis hak milik terhadap rumah dan tanah pada umumnya. Pasal 46 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun “UU Rumah Susun” berbunyi: “Hak kepemilikan atas satuan rumah susun merupakan hak milik atas satuan rumah susun yang bersifat perseorangan yang terpisah dengan hak bersama atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.” Definisi dari beberapa istilah yang disebut dalam Pasal 46 UU Rumah Susun adalah sebagai berikut: 1. Tanah bersama adalah sebidang tanah hak atau tanah sewa untuk bangunan yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak terpisah yang di 20 atasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam persyaratan izin mendirikan bangunan. lihat Pasal 1 angka 4 UU Rumah Susun. 2. Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan- satuan rumah susun. lihat Pasal 1 angka 5 UU Rumah Susun. Yang dimaksud dengan “bagian bersama”, antara lain, adalah fondasi, kolom, balok, dinding, lantai, atap, talang air, tangga, lift, selasar, saluran, pipa, jaringan listrik, gas, dan telekomunikasi Penjelasan Pasal 25 ayat [1] UU Rumah Susun. 3. Benda bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah susun melainkan bagian yang dimiliki bersama secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama. lihat Pasal 1 angka 6 UU Rumah Susun. Yang dimaksud dengan “benda bersama”, antara lain, adalah ruang pertemuan, tanaman, bangunan pertamanan, bangunan sarana sosial, tempat ibadah, tempat bermain, dan tempat parkir yang terpisah atau menyatu dengan struktur bangunan rumah susun Penjelasan Pasal 25 ayat [1] UU Rumah Susun. Terkait dengan hak bersama atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama yang memiliki hubungan erat dengan kepemilikan satuan unit rumah susun ini, rumah susun tentunya juga mempunyai kepemilikan perseorangan. Kepemilikan perseorangan ialah hak kepemilikan seseorang yang telah membeli satuan unit rumah susun. Unit di sini adalah ruangan dalam bentuk geometrik tiga dimensi yang dibatasi oleh dinding dan digunakan secara terpisah atau tidak secara bersama-sama. Hak perseorangan ini biasanya akan tergambar dalam pertelaan rumah susun. Pertelaan adalah penunjukan yang jelas atas batas masing-masing satuan rumah susun, bagian bersama, benda bersama, tanah bersama, beserta Nilai Perbandingan Proporsionalnya NPP beserta uraiannya. Mengenai luasukuran unit satuan rumah susun “sarusun” akan terlihat terlihat dan diuraikan dalam SHM Sarusun masing-masing pemilik. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hak milik dalam UUPA adalah hak terkuat dan terpenuh yang dimiliki orang atas tanah. Sedangkan, yang 21 dimaksud dengan hak milik dalam UU Rumah Susun adalah Hak Milik Atas Rumah Susun HMRS, yakni kepemilikan yang terpisah dari tanah bersama, bagian bersama, dan benda bersama. Dengan demikian, kepemilikan yang dimaksud adalah kepemilikan perseorangan yang didapat dari membeli satuan unit rumah susun sarusun.

D. Kepemilikan Sarusun oleh WNA