ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi
Oleh : Eka Ayu Rizki 201210170311315
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKOMOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
v
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi adalah untuk memenuhi syarat dalam mencapai derajat Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan yang semata-mata disebabkan oleh keterbatasan penulis. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan, masukan, saran, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. Nazarudin Malik, Msi Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Masiyah Kholmi, MM, Ak., CA selaku Dosen pembimbing I, dengan penuh kesabaran dan keseriusan bersedia meluangkan waktu membimbing saya. 3. Dra. Endang Dwi W, M.Si. Ak., CA sebagai Dosen pembimbing II, yang juga
selalu meluangkan waktunya untuk bersedia membimbing saya, serta mengarahkan dengan kesabaran dan keseriusan.
4. Dra. Siti Zubaidah, M.M. Ak., CA Selaku ketua jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi saya.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberi dan membagi ilmu pengetahuan secara tulus dan ikhlas.
6. Kepada kedua orang tuaku tercinta Bapak Geffari dan Ibu Sri Wahyuni, yang tak henti-hentinya selalu mendo’akan serta memberikan semangat dan
(7)
dorongan moril maupun materiil, meyertai saya hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh keluarga yang selalu memberikan semangat pada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh sahabat-sahabat di Akuntansi F 2012 terimakasih atas bantuan dan dukungan kalian sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu penyusunan skripsi ini, memotivasi, dan mendoakan penulis. Terima kasih atas segalanya.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi, dan mendoakan penulis.
Penulis menyadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 23 April 2016
(8)
(9)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... ii
FOTOCOPY KARTU KENDALI ... iii
KATA PENGANTAR ... v
ORISINALITAS SKRIPSI ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
ABSTRAK ... xiv
ABSTACT ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan ... 6
D. Manfaat ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 8
B. Tinjauan Pustaka ... 9
1. Konsep Laba ... 9
2. Manajemen Laba ... 9
3. Deteksi Manajemen Laba ... 11
4. Corporate Governance ... 12
(10)
ix
6. Cakupan atau Lingkup GCG ... 13
7. Mekanisme Corporate Governance... 15
a. Konsentrasi Kepemilikan... 15
b. Dewan Komisaris Independen... 16
c. Komite Audit... 16
d. Kualitas Auditor Eksternal... 17
C. Kerangka Pemikiran ... 17
D. Pengembangan Hipotesis ... 18
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21
B. Jenis dan Sumber Data... 21
C. Teknik Pengumpulan Data ... 21
D. Populasi dan Sampel ... 21
E. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 22
1. Variabel Dependen ... 22
2. Variabel Independen ... 23
a. Konsentrasi Kepemilikan ... 23
b. Komposisi Dewan Komisaris Independen ... 24
c. Komposisi Komite Audit ... 24
d. Kualitas Audit... 25
F. Teknik Analisis Data ... 25
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 25
2. Uji Normalitas Data... 25
3. Uji Asumsi Klasik ... 25
a. Uji Multikolonieritas ... 25
b. Uji Heteroskedastisitas ... 26
c. Uji Autokorelasi ... 26
(11)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ... 28
B. Penyajian Data ... 30
C. Analisis Data ... 30
1. Analisis Statistik ... 30
a. Analisis Statistik Deskriptif ... 30
2. Uji Normalitas Data ... 34
3. Uji Asumsi Klasik ... 36
a. Uji Multikolonieritas ... 36
b. Uji Heteroskedastisitas ... 37
c. Uji Autokorelasi... 39
4. Analalisis Regresi Linier Berganda ... 39
5. Pembahasan ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48
B. Keterbatasan Penelitian ... 49
C. Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA
(12)
xi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Sampel Penelitian ... 28
2. Tabel 4.2 Rincian Perusahaan Sampel... 29
3. Tabel 4.3 Tabel Analisis Statistik Deskriptif ... 31
4. Tabel 4.4 Tabel Frequensi Kualitas Audit ... 33
5. Tabel 4.5 Uji Normalitas Residual (K-S)... 35
6. Tabel 4.6 Uji Multikolonieritas ... 36
7. Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas (Spearman’s Rho) ... 38
8. Tabel 4.8 Uji Autokorelasi ... 39
9. Tabel 4.9 Persamaan Regresi Linear Berganda ... 40
(13)
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Pemikiran ... 17
2. Gambar 4.1 Uji Normalitas Residual (Histogram) ... 34
3. Gambar 4.2 Uji Normalitas Residual (P-Plot) ... 35
(14)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1-12 Data Perhitungan Manajemen Laba 2. Lampiran 13 Data Laporan Keuangan
(15)
DAFTAR PUSTAKA
Anggana, G. R., & Pratiwi, A. (2013). Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia). Diponegoro Journal Of Accounting Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013.
Ariesanti, D. D. (2015). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Dan Financial Distress Terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014). Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya. Boediono, & Gideon. (2005). Kualitas Laba: Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance Dan Dampak Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi Viii Solo.
Fitri, F. (2015). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Praktik Corporate Governance Dan Kompensasi Bonus Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management) (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2009-2012). Jurnal Akuntansi, Vol. 3, No. 1.
Ghozali, H. I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss 19 (Cetakan Ke 5). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Kusumaningtyas, M. (2012). Pengaruh Independensi Komite Audit Dan
Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba, Prestasi Vol.9 No.1. Murhadi, W. R. (2009). Studi Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Praktik Earnings Management Pada Perusahaan Terdaftar Di Pt Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.11, No. 1, 1– 10.
Nasution, M., & Setiawan, D. (2007). Engaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar 26 - 28 Juli. Retrieved From Http://Multiparadigma.Lecture.Ub.Ac.Id
Ningsaptiti, R., & Hidayat, T. (2010, April 10). Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2006-2008) (Engd). Perpustakaan Fe Undip.
(16)
Raharja, A. R. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance Dan Leverage Keuangan Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Feb Universitas Brawijaya, Vol 2, No 1.
Rahmawati, H. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance (Gcg) Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan. Jurnal Akintansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Vol. 2(No. 1).
Reviani, D., & Sudantoko, D. (2012). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. Prestasi, Vol. 9 (No.1).
Riadiani, A. R. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Dengan Financial Distress Sebagai Intervening. Accounting Analysis Journal Universitas Negeri Semarang, Vol.4 No.3.
Shabrina, N. (2014). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Earning Management) Dan Nilai Perusahaan (Firm Value). Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, Vol. 3 No. 11.
Sulistiawan, D., Januarsi, Y., & Alvia, L. (2011). Creative Accounting (Mengungkap Manajemen Laba Dan Skandal Akuntansi). Jakarta: Salemba Empat.
Sulistyanto, H, & Sri. (2008). Manajemen Laba : Teori Dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo.
Suryani, I. D., & Rahardja, R. (2010, September). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei (Other). Universitas Diponegoro. Retrieved From Http://Eprints.Undip.Ac.Id/22932/
Ujiyantho, M. A., & Pramuka, B. A. (2007). Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan ( Studi Pada Perusahaan Go Publik Sektor Manufaktur ). Simpossium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar 26-28 Juli.
(17)
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan sarana informasi utama untuk melihat kondisi suatu perusahaan dan sebagai laporan pertanggung jawaban manajemen atas kinerjanya terhadap organisasi. Informasi keuangan yang berkualitas sangat penting untuk pengambilan keputusan ekonomi dan investasi. Dalam laporan keuangan terdapat informasi tentang transaksi – transaksi keuangan perusahaan selama tahun buku bersangkutan. Dalam Statement of Financial Concept (SFAC) No. 1, dikutip dari Fitri (2015) kinerja perusahaan tercermin dalam laba yang tercantum dalam laporan laba rugi. Selain itu informasi laba juga membantu pemilik dalam menaksir earnings power perusahaan dimasa yang akan datang. Informasi laba memiliki pengaruh yang besar bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Tinggi rendahnya laba sering menjadi acuan bagi investor untuk mengambil keputusan investasi. Oleh karena itu informasi laba seringkali digunakan sebagai target rekayasa atau manipulasi oleh manajemen agar kondisi perusahaan terlihat baik. Kelonggaran yang diberikan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam memilih metode atau kebijakan akuntansi yang dapat digunakan oleh perusahaan dimanfaatkan oleh manajemen untuk mengatur laba dengan menaik turunkan laba (Boediono & Gideon, 2005). Pemilihan salah satu metode akuntansi oleh manajemen untuk kepentingan tertentu disebut sebagai manajemen laba atau earnings managements (Rahmawati, 2013). Manajemen laba dilakukan karena adanya ketidak selarasan kepentingan antara pemilik perusahaan dengan
(18)
2
manajemen atau yang disebut dengan agency conflict (Jensen & Meckling, 1976) dalam (Ujiyantho, 2006). Manajer sebagai pihak internal perusahaan dituntut untuk melakukan kinerja keuangan yang baik sebagai usaha untuk meningkatkan laba perusahaan demi kepentingan pemilik dan investor, namun disisi lain manajer juga ingin mendapatkan keuntungan untuk kesejahteraan mereka..
Beberapa kasus praktik manajemen laba yang terjadi Indonesia yaitu kasus PT Kimia Farma Tbk berdasarkan pemeriksaan BAPEPAM diperoleh bukti adanya kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT. Kimia Farma, yang mengakibatkan overstead laba pada laba bersih tahun 2001 sebesar Rp.32,7 milyar dari yang merupakan 2,3% dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih. Selain itu terdapat kesalahan juga pada unit industri bahan baku berupa overstead penjualan Rp.2,7 milyar dan unit logistik sentral berupa overstead pada persediaan barang sebesar Rp.8,1 milyar (www.kompas.com). Kasus PT. Indofarma Tbk pada tahun 2004 melakukan praktek manajemen laba dengan menyajikan laba dengan menaikkan overstated laba bersih senilai Rp. 28,780 milyar, sehingga dampak dari penilaian persediaan barang dalam proses yang lebih tinggi dari yang seharusnya, sehingga harga pokok penjualan tahun tersebut understated (BAPEPAM, 2004). Dan Bank Century yang memanipulasi laba pada tahun 2008 dengan perbedaan neraca keuangan yang timpang dalam rentang waktu satu bulan dengan tujuan memperoleh dana penyelamatan dari Menteri Keuangan. Pihak manajemen mengubah jumlah tambahan modal yang dibutuhkan yakni sebesar Rp 1,77 triliun namun ditulis sebesar Rp 632 miliar agar memperoleh persetujuan tambahan modal dari Menteri Keuangan (Ariesanti, 2015).
(19)
3
Untuk menyelaraskan antara kepentingan pemilik dan manajer dapat dilakukan dengan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Corporate Governance digunakan sebagai jembatan agar pihak manajemen dapat lebih terbuka terhadap pemilik perusahaan dan pemangku kepentingan yang lain (Reviani & Sudantoko, 2012). Corporate Governance juga dapat digunakan pemilik sebagai alat untuk memonitoring kinerja dari manajer perusahaan. Dengan konsep Corporate Governance diharapkan dapat terciptanya pengelolaan perusahaan yang lebih baik dan transparan sehingga tidak ada lagi manipulasi informasi laba. Menurut Sulistyanto et al, (2008) untuk menghambat manajer dalam menyembunyikan, mengubah atau menunda informasi yang seharusnya diketahui public yaitu dengan sistem pengawasan dan pengendalian yang baik. Menurut Iskander & Chamlou (2000) dalam Lastanti (2004), mekanisme dalam pengawasan Corporate Governance dibagi dalam dua kelompok yaitu internal dan eksternal mechanisms. Internal Mechanism adalah cara mengendalikan perusahaan melalui struktur dan proses internal seperti rapat umum pemegang saham, komposisi dewan direksi, komposisi dewan komisaris dan pertemuan dengan board of director. Sedangkan ekternal mechanism adalah cara mengendalikan perusahaan melalui pengendalian pasar.
Struktur kepemilikan akan memberikan gambaran bagaimana kekuasaan perusahaan dan pengaruhnya terhadap operasional perusahaan. Konsentrasi kepemilikan dapat menjadi mekanisme internal pendisiplinan manajemen untuk meminimalisir tindakan manajemen laba (Reviani & Sudantoko, 2012). Diukur dengan jumlah kepemilikan terbesar oleh individu.
(20)
4
Dalam prinsip Good Corporate Governance keberadaan komisaris independen sangat penting sebagai pengendali dalam sebuah perusahaan karena komisaris yang independen tidak akan mudah dipengaruhi oleh siapapun dan akan melakukan pengawasan dengan baik, manajer pun akan melakukan pekerjaannya dengan jujur sehingga akan menghasilkan laporan laba yang berkualitas dan akan meminimalkan terjadinya penyimpangan. Proporsi Dewan Komisaris Independen diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh anggota dewan komisaris.
Dewan komisaris independen dibantu juga oleh komite audit untuk melakukan pengendalian dan pengawasan diperusahaan. Komite Audit memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam mempertahankan kredibilitas laporan keuangan, menciptakan sistem pengawasan perusahaan yang lebih baik dan terciptanya Good Corporate Governance (Ningsaptiti & Hidayat, 2010). Komite audit diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota komite audit yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh anggota komite audit.
Auditor eksternal berperan penting dalam memberi penilaian terhadap kewajaran dan keandalan laporan keuangan. Opini atas kewajaran laporan keuangan yang diberikan oleh auditor eksternal akan menentukan ada tidaknya praktik manajemen laba dalam perusahaan. Semakin berkualitas auditor eksternal dalam melakukan fungsi pemeriksaan maka independensi dalam menentukan laporan keuangan akan semakin maksimal (Anggana & Pratiwi, 2013). Kualitas audit diukur berdasarkan ukuran KAP.
(21)
5
Beberapa penelitian tentang pengaruh Good Corporate Governance terhadap manajemen laba sudah banyak dilakukan. Salah satu hal yang menarik peneliti untuk meneliti kembali adalah adanya perbedaan hasil penelitian yang dilakukan Reviani & Sudantoko (2012) dengan hasil penelitian komposisi dewan komisaris dan komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba sedangkan kualitas audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba , Shabrina & Kurnia (2014) dengan hasil penelitian proporsi kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan komisaris independen dan kualitas auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, Fitri (2015) dengan hasil proporsi dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sedangkan kepemilikan manajerial, komite audit, kualitas audit dan kompensasi bonus tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan Anggana & Pratiwi (2013) dengan hasil penelitian komisaris independen dan kualitas auditor eksternal berpengaruh negatif terhadap manajemen laba sedangkan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian ini mereplikasi penelitian sebelumnya dengan menambahkan Variabel Konsentrasi kepemilikan, Komposisi dewan komisaris independen, kualitas auditor eksternal dan komite audit sebagai proksi dari mekanisme Corporate Governance.
(22)
6
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2012-2014 ?
2. Bagaimana pengaruh Komposisi Dewan Komisaris Independen terhadap Manajemen Laba pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012 – 2014 ? 3. Bagaimana Pengaruh Komposisi Komite Audit terhadap Manajemen Laba
pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012 – 2014 ?
4. Bagaimana Pengaruh Kualitas Auditor Eksternal terhadap Manajemen Laba pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012 – 2014 ?
C.Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2012 – 2014.
2. Untuk menguji pengaruh Komposisis Dewan Komisaris terhadap Manajemen Laba pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012 – 2014. 3. Untuk menguji pengaruh Komposisi Komite Audit terhadap Manajemen
Laba pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012-2014.
4. Untuk menguji pengaruh Kualitas Auditor Eksternal terhadap Manajemen Laba pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012 – 2014.
D.Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang Good Corporate Governance di perusahaan untuk mengawasi tindakan manajemen agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas dan mencegah terjadinya
(23)
7
praktik manajemen laba. Dan semoga penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya yang akan membahas tentang manajemen laba.
(1)
manajemen atau yang disebut dengan agency conflict (Jensen & Meckling, 1976) dalam (Ujiyantho, 2006). Manajer sebagai pihak internal perusahaan dituntut untuk melakukan kinerja keuangan yang baik sebagai usaha untuk meningkatkan laba perusahaan demi kepentingan pemilik dan investor, namun disisi lain manajer juga ingin mendapatkan keuntungan untuk kesejahteraan mereka..
Beberapa kasus praktik manajemen laba yang terjadi Indonesia yaitu kasus PT Kimia Farma Tbk berdasarkan pemeriksaan BAPEPAM diperoleh bukti adanya kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT. Kimia Farma, yang mengakibatkan overstead laba pada laba bersih tahun 2001 sebesar Rp.32,7 milyar dari yang merupakan 2,3% dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih. Selain itu terdapat kesalahan juga pada unit industri bahan baku berupa overstead penjualan Rp.2,7 milyar dan unit logistik sentral berupa overstead pada persediaan barang sebesar Rp.8,1 milyar (www.kompas.com). Kasus PT. Indofarma Tbk pada tahun 2004 melakukan praktek manajemen laba dengan menyajikan laba dengan menaikkan overstated laba bersih senilai Rp. 28,780 milyar, sehingga dampak dari penilaian persediaan barang dalam proses yang lebih tinggi dari yang seharusnya, sehingga harga pokok penjualan tahun tersebut understated (BAPEPAM, 2004). Dan Bank Century yang memanipulasi laba pada tahun 2008 dengan perbedaan neraca keuangan yang timpang dalam rentang waktu satu bulan dengan tujuan memperoleh dana penyelamatan dari Menteri Keuangan. Pihak manajemen mengubah jumlah tambahan modal yang dibutuhkan yakni sebesar Rp 1,77 triliun namun ditulis sebesar Rp 632 miliar agar memperoleh persetujuan tambahan modal dari Menteri Keuangan (Ariesanti, 2015).
(2)
Untuk menyelaraskan antara kepentingan pemilik dan manajer dapat dilakukan dengan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Corporate Governance digunakan sebagai jembatan agar pihak manajemen dapat lebih terbuka terhadap pemilik perusahaan dan pemangku kepentingan yang lain (Reviani & Sudantoko, 2012). Corporate Governance juga dapat digunakan pemilik sebagai alat untuk memonitoring kinerja dari manajer perusahaan. Dengan konsep Corporate Governance diharapkan dapat terciptanya pengelolaan perusahaan yang lebih baik dan transparan sehingga tidak ada lagi manipulasi informasi laba. Menurut Sulistyanto et al, (2008) untuk menghambat manajer dalam menyembunyikan, mengubah atau menunda informasi yang seharusnya diketahui public yaitu dengan sistem pengawasan dan pengendalian yang baik. Menurut Iskander & Chamlou (2000) dalam Lastanti (2004), mekanisme dalam pengawasan Corporate Governance dibagi dalam dua kelompok yaitu internal dan eksternal mechanisms. Internal Mechanism adalah cara mengendalikan perusahaan melalui struktur dan proses internal seperti rapat umum pemegang saham, komposisi dewan direksi, komposisi dewan komisaris dan pertemuan dengan board of director. Sedangkan ekternal mechanism adalah cara mengendalikan perusahaan melalui pengendalian pasar.
Struktur kepemilikan akan memberikan gambaran bagaimana kekuasaan perusahaan dan pengaruhnya terhadap operasional perusahaan. Konsentrasi kepemilikan dapat menjadi mekanisme internal pendisiplinan manajemen untuk meminimalisir tindakan manajemen laba (Reviani & Sudantoko, 2012). Diukur dengan jumlah kepemilikan terbesar oleh individu.
(3)
Dalam prinsip Good Corporate Governance keberadaan komisaris independen sangat penting sebagai pengendali dalam sebuah perusahaan karena komisaris yang independen tidak akan mudah dipengaruhi oleh siapapun dan akan melakukan pengawasan dengan baik, manajer pun akan melakukan pekerjaannya dengan jujur sehingga akan menghasilkan laporan laba yang berkualitas dan akan meminimalkan terjadinya penyimpangan. Proporsi Dewan Komisaris Independen diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh anggota dewan komisaris.
Dewan komisaris independen dibantu juga oleh komite audit untuk melakukan pengendalian dan pengawasan diperusahaan. Komite Audit memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam mempertahankan kredibilitas laporan keuangan, menciptakan sistem pengawasan perusahaan yang lebih baik dan terciptanya Good Corporate Governance (Ningsaptiti & Hidayat, 2010). Komite audit diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota komite audit yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh anggota komite audit.
Auditor eksternal berperan penting dalam memberi penilaian terhadap kewajaran dan keandalan laporan keuangan. Opini atas kewajaran laporan keuangan yang diberikan oleh auditor eksternal akan menentukan ada tidaknya praktik manajemen laba dalam perusahaan. Semakin berkualitas auditor eksternal dalam melakukan fungsi pemeriksaan maka independensi dalam menentukan laporan keuangan akan semakin maksimal (Anggana & Pratiwi, 2013). Kualitas audit diukur berdasarkan ukuran KAP.
(4)
Beberapa penelitian tentang pengaruh Good Corporate Governance terhadap manajemen laba sudah banyak dilakukan. Salah satu hal yang menarik peneliti untuk meneliti kembali adalah adanya perbedaan hasil penelitian yang dilakukan Reviani & Sudantoko (2012) dengan hasil penelitian komposisi dewan komisaris dan komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba sedangkan kualitas audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba , Shabrina & Kurnia (2014) dengan hasil penelitian proporsi kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan komisaris independen dan kualitas auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, Fitri (2015) dengan hasil proporsi dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sedangkan kepemilikan manajerial, komite audit, kualitas audit dan kompensasi bonus tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan Anggana & Pratiwi (2013) dengan hasil penelitian komisaris independen dan kualitas auditor eksternal berpengaruh negatif terhadap manajemen laba sedangkan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian ini mereplikasi penelitian sebelumnya dengan menambahkan Variabel Konsentrasi kepemilikan, Komposisi dewan komisaris independen, kualitas auditor eksternal dan komite audit sebagai proksi dari mekanisme Corporate Governance.
(5)
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2012-2014 ?
2. Bagaimana pengaruh Komposisi Dewan Komisaris Independen terhadap Manajemen Laba pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012 – 2014 ? 3. Bagaimana Pengaruh Komposisi Komite Audit terhadap Manajemen Laba
pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012 – 2014 ?
4. Bagaimana Pengaruh Kualitas Auditor Eksternal terhadap Manajemen Laba pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012 – 2014 ?
C.Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2012 – 2014.
2. Untuk menguji pengaruh Komposisis Dewan Komisaris terhadap Manajemen Laba pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012 – 2014. 3. Untuk menguji pengaruh Komposisi Komite Audit terhadap Manajemen
Laba pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012-2014.
4. Untuk menguji pengaruh Kualitas Auditor Eksternal terhadap Manajemen Laba pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012 – 2014.
D.Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang Good Corporate Governance di perusahaan untuk mengawasi tindakan manajemen agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas dan mencegah terjadinya
(6)
praktik manajemen laba. Dan semoga penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya yang akan membahas tentang manajemen laba.