VI. Menajemen kesehatan dan vaksinasi 1. Apakah anjing saudara pernah diberi vitamin?
a.Ya b. Tidak
c. Tidak tahu 2. Apakah anjing saudara pernah sakit?
a. Ya b. Tidak
3. Jika ya, anjing saudara sakit apa? a. Rabies
b. Scabies c. Diare
d. Lain- lain……….
4. Anjing saudara dibawa berobat kemana? a. Dokter hewan
b. Paramedis c. Diobat sendiri obatnya diracik sendiri
d. Lain-lai n…………..
5. Apakah anjing saudara pernah diberi vakasin? a. Ya
b. Tidak 6. Jika ya, apakah vaksinasi sesuai jadwal?
a. Ya b. Tidak
c. Lain- lain…………….
7. Siapakah yang memberi vaksin anjing saudara? a. Dokter hewan
b. Paramedis c. Sendiri
d. Lain- lain…………
VII. Penyulahan dan sosialisasi menajemen kesehatan anjing dan rabies
1. Darimana saudara bisa mendapatkan imformasi tentang menajemen kesehatan
anjing dan rabies? tanyakan satu persatu a.
Petugas kesehatan 1. Ya
2. Tidak b.
Pamong Camat, lurah, RW, RT 1. Ya
2. Tidak c.
Kader posyandu, dasawisma 1. Ya
2. Tidak d.
Orang dekat keluarga, teman, tetangga 1. Ya
2. Tidak e.
Media elektronik TV, radio, Film 1. Ya
2. Tidak f.
Media cetak surat kabar, majalah, brosur dll 1. Ya 2. Tidak
g. Lain-lain………………….
1. Ya 2. Tidak
2. Apakah pernah ada penyuluhan didaerah sini?
a. Ya
b. Tidak, alasannya………………..
3. Jika ya, siapa yang memberikan penyuluhan?
a. Dokter hewan
b. Paramedis
c. Kader
d. Lain-lain………………
4. Bagaimana jadwal pemberian penyuluhannya?
a. Sebulan sekali
b. Enam bulan sekali
c. Setahun sekali
d. Lain-lain……………..
CHEKLIS OBSERVASI PEMERIKSAAN KESEHATAN ANJING
No Kondisi
Hasil Observasi 1
Warna rambut anjing □ Putih
□ Coklat □ Hitam
□ Lain-lain…..
2 Jenis kelamin
□ Jantan □ Betina
3 Umur
□ 1 ½ tahun □ 2 ½ tahun
□ 3 ½ tahun □ 4 ½ tahun
□ 5 ½ tahun □ 6 tahun
□ Lain-lain……..
4 Panas badan : ………°C
□ Subnormal □Normal
□ Febris
5 Frekuensi nadi:
……..xmenit □ Menurun
□ Normal □ Meningkat
6 Frekuensi nafas:
………xmenit □ Menurun
□ Normal □ Meningkat
7 Konjungtiva mata kiri
□ Rosemerahkuningpucat
□ Licin-mengkilatkeruh-kotor □ Basahkering
□ Ada tidak ada kerusakan
tiap kotak harus diisi→ pilh salah satu
8 Konjungtiva mata kanan
□ Rosemerahkuningbirupucat □ Licin-mengkilatkeruh-kotor
□ Basahkering □ Ada tidak ada kerusakan
tiap kotak harus diisi → pilh salah
satu 9
Mukosa mulut □ Rosemerahkuningbirupucat
□ Licin-mengkilatkeruh-kotor □ Basahkering
□ Ada tidak ada kerusakan tiap kotak harus diisi→pilih salah
satu 10
Mukosa preputium jika jantan atau selaput vulva
jika betina □ Ada, tidak ada radang
□ Ada, ada radang
11 Turgor kulit
□ Jelek □ Sedang
□ Jelek
12 Kebersihan rambut anjing
□ Kotor □ Sedikit kotor
□Bersih
13 Kondisi kriteria bentuk
□ Kurus
tubuh anjing □ Sedang
□ Gemuk
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara administratif Kecamatan Palembayan terletak di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Kecamatan Palembayan sebelah utara berbatasan
dengan Kabupaten Pasaman, sebelah selatan berbatasan dengan Tanjung Raya, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Matur dan Kecamatan Palupuah,
sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Basung dan Kecamatan Ampek Nagari. Kecamatan Palembayan terdiri dari enam desa nagari, yaitu
Salareh Aia, Tigo Koto Silungkang, Baringin, Sungai Puar, Sipinang dan Ampek Angkek Koto Palembayan. Kecamatan Palembayan memiliki luas sekitar 154
km
2
dengan jumlah penduduk 29. 815 jiwa. Masyarakat Kecamatan Palembayan pada umumnya adalah pedagang,
petani, dan peternak kecil. Hal yang membudaya pada masyarakat di Kecamatan Palembayan adalah hobi berburu babi hutan. Kebiasaan ini dilakukan secara
berkelompok dan memiliki organisasi atau perkumpulan. Berburu adalah rutinitas yang sudah tidak asing lagi bagi kaum pria Minangkabau khususnya di daerah
Kecamatan Palembayan. Dahulu kegiatan ini bertujuan untuk olahraga, namun kini sudah menjadi kebiasaan turun-temurun. Seiring perjalanan waktu,
masyarakat pada saat ini menjadikan kegiatan berburu sebagai hobi dan sebuah ladang bisnis. Jika anjing yang dibawanya pintar berburu, maka anjing tersebut
akan mempunyai nilai jual tinggi. Kebiasaan berburu merupakan upaya untuk mengamankan wilayah
pertanian dan perkebunan dari gangguan binatang perusak. Berburu bagi masyarakat Minang, sama halnya dengan tradisi berburu binatang oleh etnis
bangsa yang lain seperti di Afrika, Amerika dan lain-lain. Akan tetapi cara yang dilakukan akan berbeda pada masing-masing etnis. Maka proses berburu
merupakan proses acculturation Sahrul 2007. Hewan yang digunakan untuk kegiatan berburu adalah anjing. Anjing
Canidae merupakan hewan kesayangan yang paling banyak dipelihara oleh manusia. Anjing sebagai hewan kesayangan bisa dilatih, diajak bermain dan
bersosialisasi dengan manusia dan anjing lainnya Hatmosrojo dan Budiana 2007.
Diantara beberapa provinsi di Indonesia, Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi dengan kasus rabies tertinggi. Hal ini disebabkan karena masyarakat
Sumatera Barat banyak memelihara anjing pemburu Kamil et al. 2003. Anjing pemburu sebagai hewan peliharaan perlu mendapatkan perhatiaan dalam hal
perawatan dan juga kesehatan. Anjing ini rentan terhadap berbagai penyakit, dari penyakit yang ringan sampai penyakit yang membahayakan. Beberapa penyakit
diantaranya merupakan penyakit yang bisa ditularkan ke manusia, misalnya rabies. Anjing juga rentan terhadap keletihan akibat cuaca panas, udara
kelembaban tinggi dan perubahan temperatur yang drastis. Oleh karena itu, profil kesehatan anjing pemburu perlu diperhatikan, meliputi manajemen pemberian
pakan, pemeliharaan, vaksinasi dan pengobatan.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kesehatan anjing pemburu di daerah Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Propinsi Sumatra
Barat. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan anjing pemburu sebagai upaya pencegahan
terhadap penyakit, utamanya penyakit zoonosis yang bisa ditularkan oleh anjing kepada manusia.
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi dan Karakteristik Anjing
Klasifikasi anjing menurut Miller 1993 sebagai berikut: Kingdom
: Animalia Phylum
: Chordota Subphylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Order : Carnivora
Family : Canidae
Genus : Canis
Species : Canis familiaris
Gambar 1 Anjing pemburu di Kecamatan Palembayan. Anjing termasuk keluarga Canidae, bersaudara dengan serigala, rubah, dan
anjing rakun. Diantara semua anggota Canidae, anjing mempunyai hubungan yang paling dekat dengan serigala, yang merupakan nenek moyang anjing. Secara
umum keluarga Canidae memiliki ciri-ciri tubuh kecil memanjang, telinga dan moncong runcing, penciuman tajam, dapat berlari dengan cepat dan memiliki
kemampuan untuk berenang Pennisi 2002. Kebutuhan manusia terhadap sifat-sifat tertentu dari seekor anjing
menyebabkan adanya usaha untuk mengawinsilangkan anjing. Penggolongan anjing dilakukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh Federation
Cynologique International FCI, yaitu berdasarkan bentuk fisik, sifat dan kegunaan Untung 1999.
Ada beberapa teori antropologi mengenai domestikasi anjing. Teori pertama menduga manusia yang mulai membentuk peradaban, tertarik pada
kemampuan anjing melacak binatang buruan. Mereka menangkap anak anjing, memelihara dan melakukan seleksi untuk mendapatkan turunan yang jinak
Pennisi 2002. Teori kedua, anjing yang mendekati manusia karena tertarik pada produk
khas peradaban, yakni sampah. Teori ketiga disebut juga teori adaptasi. Teori ini merupakan teori yang diyakini mendekati realita, dimana manusia dan anjing
merupakan dua kelompok pemburu yang saling bersaing. Namun seiring dengan perkembangan peradaban, kedua kelompok tersebut mulai melakukan aktivitas
berburu dengan bekerja sama. Ketika mangsa mulai berkurang akibat kondisi alam yang kurang menguntungkan, nenek moyang anjing mulai bergantung pada
manusia hingga akhirnya anjing menjadi binatang yang dimanfaatkan oleh manusia Pennisi 2002.
Hubungan anjing dan manusia sudah terjalin sejak ratusan tahun silam. Bahkan manusia primitif memanfaatkan anjing sebagai teman berburu. Sebelum
menjadi sahabat manusia, anjing adalah binatang liar. Mereka hidup berburu dengan cara berkelompok. Manusia pada masa itu juga hidup dari hasil berburu.
Untuk membantu aktivitas berburu, manusia memanfaatkan anjing-anjing liar. Namun, anjing liar ternyata tidak mudah ditangkap karena memiliki kecepatan
gerak tinggi, penciuman tajam, dan kepandaian. Beberapa anjing dipelihara untuk membantu aktivitas berburu atau menjaga harta majikan sehingga tercipta
hubungan yang akrab. Kelebihan penciuman anjing dimamfaatkan manusia untuk mencari mangsa atau hewan terluka akibat senjata Hatmosrojo dan Budiana
2007. Lambung anjing ras besar mampu menampung pakan sekitar 800 gram.
Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Kebutuhan kalori anjing ras besar berkisar antara 4000-5000 kalori perhari.
Sementara itu, kebutuhan kalori untuk anjing dengan berat badan 35-45 kg berkisar antara 450-800 gram perhari. Pakan yang diberikan harus mengandung
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan beberapa mineral yang dibutuhkan oleh anjing. Air minum sebaiknya diberikan kepada anjing empat jam sekali. Air yang
digunakan harus berupa air bersih atau air yang sudah dimasak telebih dahulu Sianipar 2004. Data biologis anjing secara umum dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Data biologis anjing
Lama hidup 13-17 tahun bisa sampai 34 th
Lama bunting 63 hari 53-71 hari
Umur disapih 8-9 minggu
Umur dewasa Sekitar 1 tahun
Umur dikawinkan 6-8 bulan
Berat dewasa 2-90 kg
Aktivitas Diurnal siang hari
Suhu rektal 37-39°C
Pernafasan 15-30 kalimenit
Denyut jantung 60-90 kalimenit
sumber: Smith dan Mangkoewidjojo 1988
Manajemen Kesehatan Anjing
Manajemen kesehatan anjing merupakan salah satu bagian dari manajemen pemeliharaan yang harus diperhatikan oleh pemilik. Manajemen
pemeliharaan harus memperhatikan aspek kesejahteraan hewan Animal welfare. Lima aspek kesejahteraan hewan meliputi bebas dari rasa lapar dan haus, bebas
dari rasa tidak nyaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari cedera dan penyakit, bebas dari rasa stres dan bebas mengekspresikan sifat alaminya WSPA 1997.
Status Gizi
Anjing yang bergizi baik memiliki kerangka yang diselaputi oleh urat daging, sehingga badan terlihat membentuk. Sebaliknya anjing yang begizi buruk
memperlihatkan beberapa bagian kerangka menonjol keluar yang dapat diamati pada tulang iga atau kostae, tuber coxae, tulang punggung bagian spinosusnya
tampak menyeruak, rambutnya menjadi suram, elastisitas kulit berkurang, dan selaput lendirnya pucat kering tidak mengkilap Widodo et el. 2011.
Umur Anjing
Sanusi 2004 menyatakan bahwa umur harapan hidup anjing pada masa lalu berkisar antara 8-10 tahun, sedangkan pada masa sekarang dapat mencapai
18-20 tahun. Beberapa faktor penyebab peningkatan umur harapan tersebut yaitu adanya perkembangan ilmu kedokteran hewan, penemuan berbagai obat, adanya
pencegahan penyakit melalui vaksinasi, peningkatan mutu pakan anjing, dan cara pemeliharaan yang lebih baik oleh pemilik. Perbandingan antara umur anjing dan
manusia dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Perbandingan antara umur anjing dan manusia
Umur anjing Umur manusia
6 bulan 10 tahun
8 bulan 13 tahun
10 bulan 14 tahun
12 bulan 15 tahun
18 bulan 20 tahun
2 tahun 24 tahun
4 tahun 32 tahun
6 tahun 40 tahun
8 tahun 48 tahun
10 tahun 56 tahun
12 tahun 64 tahun
14 tahun 72 tahun
16 tahun 80 tahun
20 tahun 96 tahun
Sumber: Sanusi 2004
Penyakit yang Sering Menyerang Anjing Penyakit Viral
Rabies
Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies jenis Rhabdhoviridae. Pada anjing yang menderita
rabies biasanya akan ditemukan virus dengan kosentrasi tinggi pada air liur dan virus ini ditransmisikan melalui saliva Dachex L et al. 2011. Penyakit ini
bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalui gigitan anjing yang terserang rabies. Tidak ada obat
yang mampu menyembuhkan rabies Untung 1999. Tanda klinis dari penyakit rabies pada anjing dikenal dalam tiga bentuk,
yaitu berbentuk ganas Farios rabies yang ditandai dengan masa eksitasi yang panjang dan kebanyakan akan mati dalam 2 sampai 5 hari setelah tanda-tanda
rabies terlihat. Hewan menjadi tidak ramah, agresif, air liur keluar berlebihan, nafsu makan hilang, menyerang dan menggigit apa saja yang dijumpainya; bentuk
diam atau dungu dumb rabies dimana akan terjadi kelumpuhan paralisa yang sangat cepat menjalar keseluruh anggota tubuh dan masa eksitasinya pendek;
bentuk asymptomatis dimana hewan tiba-tiba mati dengan tidak menunjukan gejala-gejala sakit Kaplan 1979.
Anjing yang dicurigai rabies jangan dibunuh, tetapi harus dilaporkan ke Dinas Peternakan setempat untuk dilakukan penangkapan, pengurungan, dan
pengamatan oleh dokter hewan berwenang. Apabila anjing yang ada dalam pengawasan mati, maka bagian dari otak anjing tersebut akan dikirimkan ke
laboratorium kesehatan hewan untuk mendapatkan peneguhan diagnosis Soeharsono 2007. Pencegahan penyakit rabies bisa dilakukan melalui pemberian
vaksinasi rabies secara rutin sejak anjing berumur empat bulan dan diulang setiap 6-12 bulan sekali Sianipar 2004.
Distemper
Distemper anjing canine distemper disebabkan oleh virus dari golongan paramyxo-virus. Virus ini ada dimana-mana dan mencemari udara, pakan,
minuman, dan lingkungan. Anjing berusia muda umumnya lebih mudah terserang distemper. Gejala klinis yang muncul antara lain depresi, nafsu makan berkurang,
demam dapat mencapai 40-42°C, batuk, cermin hidung kering dan berkerak, dan keluar kotoran dari mata. Pencegahan penyakit distemper bisa dilakukan dengan
memberikan vaksinasi distemper sejak anjing berumur 6, 8, dan 12 minggu kemudian vaksinasi diulang setiap tahun Dharmojono 2001.
Penyakit Parasiter dan Jamur Scabies
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau mite yang mudah menular dari hewan kepada manusia. Penyakit ini berkaitan erat dengan
tingkat kebersihan hewan. Penyebab scabies adalah Sarcoptes sp. Gejala klinis yang muncul antara lain timbulnya papula kecil bewarna merah, erythema yang
meluas, menggaruk-garuk, bulu di daerah lesi rontok, keropeng kulit berwarna abu-abu, penebalan dan pelipatan kulit Soeharsono 2007.
Pengobatan penyakit scabies dilakukan dengan memberikan ivermectin. Tindakan pengobatan harus diikuti dengan pembersihan kandang menggunakan
insektisida atau membiarkan kandang dalam keadaan kosong dan kering selama 3 minggu. Peralatan yang digunakan untuk grooming pada anjing dapat dibersihkan
dengan insektisida Soeharsono 2007.
Kecacingan
Penyakit kecacingan pada anjing biasanya disebabkan oleh kondisi anjing dan kandang yang tidak terawat. Cacing yang sering menyerang anjing adalah
cacing gelang dan cacing pita. Jenis cacing gelang yang paling banyak menyerang anjing adalah Toxocara canis, sedangkan jenis cacing pita yang sering menyerang
anjing adalah Dipylidium sp, Echinococcus sp, dan Taenia sp Subronto 2006. Gejala klinis kecacingan adalah ekspresi muka tampak sayu, mata berair,
mukosa mata dan mulut pucat, batuk, dispnoea, asites, dan kurus. Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan adalah menjaga kebersihan kandang,
memisahkan anjing yang terserang kecacingan, dan memberikan obat cacing setiap enam bulan sekali Sianipar 2004.
Ringworm
Ringworm adalah penyakit kulit yang bersifat superficial meliputi lapisan keratin kulit, bulu dan kuku yang disebabkan oleh golongan jamur. Jenis jamur
penyebab ringworm secara umum adalah Microsporum Canis dan Trichophyton spp. Gejala klinis penyakit ini adalah lesi pada kulit yang cukup spesifik yaitu
berbentuk bulat atau oval dengan pinggir merah, keropeng, rambut mudah patah, dan ditemukan erythematous plaque. Tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan
mengisolasi hewan yang terinfeksi dan membersihkan peralatan dengan cara direndam dalam air panas Soeharsono 2007.
Vaksinasi
Vaksinasi dapat merangsang terbentuknya kekebalan. Kondisi tubuh anjing pada saat divaksin harus benar-benar sehat agar tujuan vaksinasi tercapai.
Setelah disapih umur sekitar 7-8 minggu, anak anjing perlu mendapatkan vaksinasi. Di Indonesia, penyakit pada anjing seperti distemper, hepatitis, parvo
dan rabies masih sangat dominan. Vaksin penyakit-penyakit tersebut telah lama ada di Indonesia Dharmojono 2002. Program vaksinasi yang dianjurkan pada
anjing dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Program vaksinasi anjing
Umur Program vaksinasi
6 minggu Vaksin parvopirus I
7 minggu Vaksin distemper, HCC, dan leptospirosis I
8 sampai 10 minggu Vaksin parvovirus II 9-11 minggu
Vaksin distemper, HCC, dan leptospirosis II 10-12 minggu
Vaksin parvovirus III 11-13 minggu
Vaksin distemper, HCC, dan leptospirosis III, rabies I 16 bulan
Semua vaksin diulang setiap tahun Sumber: Yuliarti 2007
Berdasarkan Tabel 3, program vaksinasi pertama kali diberikan pada saat anjing berumur 6 minggu yaitu pemberian vaksin parvopirus. Pemberian vaksin
distemper, HCC dan leptospirosis diberikan pada saat umur anjing 7 minggu. Pemberian vaksin parvovirus harus diulang pada saat anjing berumur 8-10
minggu. Anjing harus divaksin dengan vaksin distemper, HCC, dan leptospirosis pada saat berumur 9-11 minggu. Vaksin parvovirus III diberikan pada saat anjing
berumur 10-12 minggu, sedangkan pada saat anjing berumur 11-13 minggu, anjing harus diberikan vaksin distemper, HCC, leptspirosis, dan rabies. Pemberian
vaksin parvopirus, distemper, HCC, leptospirosis, dan rabies harus diulang setiap tahun sekali.
Anjing yang sudah divaksin harus memiliki sertifikat vaksinasi yang dikeluarkan oleh dokter hewan yang berwenang dan mempunyai izin praktek.
Vaksinasi pertama masih perlu diulang setelah 4-8 minggu. Anjing yang baru
divaksin sebaiknya tidak berinteraksi dengan anjing lain karena kondisi tubuh masih lemah Untung 1999.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Salareh Aia, Desa Tigo Koto Silungkang, dan Desa Sungai Puar, Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam Provinsi
Sumatera Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai September 2010.
Desain Penelitian Populasi Studi
Satuan penarikan contoh dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang memelihara anjing pemburu di Desa Salareh Aia, Desa Tigo Koto Silungkang,
dan Desa Sungai Puar di Kecamatan Palembayan. Kecamatan Palembayan merupakan kecamatan dengan jumlah populasi anjing terbanyak di Kabupaten
Agam.
Teknik Pengambilan Data
Data diperoleh dengan cara melakukan wawancara terhadap kepala keluarga yang memelihara anjing pemburu dengan menggunakan kuesioner
terstruktur sedangkan data keadaan umum anjing diperoleh melalui observasi
langsung terhadap anjing yang dimiliki oleh responden. Kuesioner yang
digunakan terdiri atas 53 pertanyaan yang meliputi karakteristik responden, status kesehatan, sejarah vaksinasi anjing peliharaan, pengobatan, dan pemeriksaan fisik
hewan. Responden dipilih tidak secara acak tetapi yang dapat dengan mudah diwawancarai pada saat aktifitas berburu sedangkan anjing yang diperiksa diambil
satu ekor dalam setiap kepala kelurga. Pemilihan anjing yang diperiksa
berdasarkan rekomendasi pemilik anjing pemburu.
Desain Kuesioner
Kuesioner yang digunakan dirancang merujuk kepada literatur tentang anjing, manajemen kesehatan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian penyakit pada anjing pemburu seperti faktor lingkungan dan pakan. Setelah kuesioner diselesaikan, maka dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas
terhadap kuesioner.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan untuk mencari kesahihan suatu kuesioner. Untuk menguji validitas tersebut peneliti mengambil 30 responden dari Kecamatan
Palembayan. Kemudian, dari 30 responden yang diambil, peneliti memperoleh ukuran validitas kuesioner dengan melihat hubungan keeratan atau uji korelasi
antar pertanyaan. Bila nilai r tabel, item pertanyaan tersebut dikatakan valid.
Dan sebaliknya, jika nilai r tabel, item pertanyaan tersebut tidak valid. Salah
satu pengukuran validitas kuesioner yaitu dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment, sebagai berikut :
Dimana r : koefisien korelasi product moment X : skor tiap pertanyaan item
Y : skor total N : jumlah responden
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Teknik yang dipakai untuk menghitung indeks
reliabilitas yaitu dengan teknik belah dua. Teknik ini diperoleh dengan membagi item-item yang sudah valid secara acak menjadi dua bagian atau
mengelompokkan item-item menjadi dua kelompok berdasarkan pada kelompok ganjil nomor item ganjil sebagai belahan pertama dan kelompok genap nomor
item genap sebagai belahan kedua. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan sehingga
diperoleh skor total untuk masing-masing responden, yakni skor total untuk belahan pertama dan skor total untuk belahan kedua. Selanjutnya skor total
belahan pertama dan belahan kedua dikorelasikan dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang rumus dan cara penghitungannya sudah dijelaskan
sebelumnya. Karena angka korelasi yang diperoleh adalah angka korelasi dari alat pengukur yang dibelah, maka angka korelasi yang dihasilkan lebih rendah
dibandingkan dengan angka korelasi yang diperoleh jika alat pengukur tersebut tidak dibelah. Oleh karena itu, harus dicari angka reliabilitas untuk keseluruhan
item tanpa dibelah. Cara mencari reliabilitas untuk keseluruhan item ialah dengan
mengkoreksi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukkannya ke dalam rumus:
Dimana, rtot : angka reliabilitas keseluruhan item rtt :angka reliabilitas belahan pertama dan kedua
Bila nilai r
tot
r
tabel
, item pertanyaan tersebut dikatakan reliabel. Dan sebaliknya, jika nilai r
tt
r
tabel
, item pertanyaan tersebut tidak reliabel.
Teknik Penarikan Contoh
Responden dalam penelitian ini diambil dari 3 desa nagari yang memiliki jumlah populasi anjing terbanyak, yaitu desa Salareh Aia, Tigo Koto Silungkang,
dan Sungai Puar. Kemudian dari keseluruhan desa nagari yang terpilih tersebut diambil 150 rumah tangga yang memelihara anjing pemburu. Responden dipilih
tidak secara acak tetapi yang dapat dengan mudah diwawancarai pada saat aktifitas berburu.
Analisis data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel. Analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS Statistical
Product and Service Solution 13 dan Microsoft Excel 2007.
Definisi Operasional Definisi operasional berfungsi untuk memberikan pengertian yang jelas
dan tidak menimbulkan keraguan pada istilah variabel yang digunakan dalam penelitian. Definisi operasional penelitian terdiri dari dua bagian, yaitu definisi
mengenai pemeriksaan kesehatan anjing dan wawancara mengenai status kesehatan anjing pemburu di Kecamatan Palembayan. Definisi operasional tiap
variabel dapat dilihat pada Tabel 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Karakteristik Responden Karakteristik adalah ciri-ciri individu yang terdiri atas demografi seperti
jenis kelamin, umur, status sosial, tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, dan status ekonomi Notoatmodjo 2003. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,
karakteristik responden meliputi jenis kelamin, agama, umur, pendidikan dan pekerjaan yang dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Karakteristik responden di Kecamatan Palembayan
Variabel Frekuensi n=150
Jenis Kelamin
Laki-laki 150
100
Agama
Islam 150
100
Umur
17- 25 tahun 18
12 25- 40 tahun
60 40
≥ 40 tahun 72
48
Pendidikan
Tidak sekolah 11
7.3 SD
26 17.3
SMP 42
28 SMA
57 38
Sarjana 14
9.4
Pekerjaan
Petani 61
40.7 Pegawai Swasta
2 1.3
Pegawai Negri 16
10.7 Wiraswasta
65 43.3
Lainnya 6
4
Berdasarkan data Tabel 5, pemilik anjing pemburu di Kecamatan Palembayan yang diambil datanya, berjenis kelamin laki-laki 100, beragama
Islam 100, berumur ≥ 40 tahun 48, mayoritas lulusan SMA 38 dan umumnya bekerja sebagai wiraswasta 43.3. Karakteristik pemilik anjing
pemburu berhubungan dengan keadaan umum kesehatan anjing yang mereka miliki. Menurut Notoatmodjo 2007, kebutuhan dan tuntutan seseorang terhadap
kesehatan manusia dan hewan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial
budaya, dan pekerjaan. Jika tingkat pendidikan baik, maka keadaan sosial budaya dan pekerjaan bertambah baik dan secara relatif kebutuhan dan tuntutan terhadap
kesehatan manusia dan hewan juga semakin baik.
Karakteristik Anjing Pemburu
Masyarakat di daerah Sumatera Barat, khususnya Kecamatan Palembayan, banyak menggunakan anjing sebagai hewan pemburu. Untuk mendapatkan fungsi
sebagai anjing pemburu maka masyarakat Sumatera Barat harus mengetahui karakteristik anjing peliharaannya supaya bisa dilatih menjadi pemburu yang
lincah dan handal. Karaktristik anjing pemburu bisa dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Karakteristik anjing pemburu yang dimiliki responden
Variabel Frekuensi n=150
Jenis anjing pemburu
Anjing kampong 136
90.7 Ras
14 9.3
Umur anjing pemburu
2.5 tahun 10
6.7 3.5 tahun
27 18
4,5 tahun 81
54 5.5 tahun
29 19.3
6 tahun 3
2
Jenis kelamin
Jantan 108
72 Betina
42 28
Berdasarkan Tabel 5, sebanyak 90.7 merupakan jenis anjing kampung, berumur 4,5 tahun 54 dan berjenis kelamin jantan 72. Anjing jenis ini
banyak digunakan sebagai hewan pemburu oleh responden karena populasi anjing kampung di daerah Kecamatan Palembayan sangat banyak sehingga mudah untuk
mendapatkannya. Disamping itu, anjing jenis ini juga handal dalam mengejar mangsa. Menurut responden yang ikut dalam tradisi berburu mengatakan bahwa
anjing kampung berjenis kelamin jantan dengan umur muda sekitar 4.5 tahun lebih banyak digunakan untuk berburu. Anjing jantan pada kisaran umur ini lebih
cepat dalam mengejar mangsa bila dibandingkan dengan anjing jantan yang lebih tua umur diatas 6 tahun maupun anjing betina. Menurut Untung 1999, anjing
kampung sering digunakan sebagai hewan pemburu karena memiliki tubuh kecil
memanjang, telinga dan moncong runcing, penciuman tajam, dapat berlari dengan cepat dan memiliki kemampuan untuk berenang.
Masa hidup anjing bergantung pada jenis ras. Rata-rata anjing yang berukuran tubuh besar hanya bisa hidup sampai 7-8 tahun, sedangkan anjing
dengan ukuran tubuh kecil mampu hidup sampai 20 tahun. Harapan hidup rata- rata anjing berukuran tubuh sedang dan anjing kampung berkisar antara 13-14
tahun Untung 1999.
Jadwal Berburu dan Jenis Hewan yang Diburu
Kebiasaan berburu merupakan upaya untuk mengamankan wilayah pertanian dan perkebunan dari gangguan binatang perusak. Kebiasaan ini
dilakukan secara berkelompok dan memiliki organisasi atau perkumpulan. Organisasi berburu babi di daerah Minang dinamakan dengan PORBI Persatuan
Buru Babi Pramundito dan Bambang 2005. Tabel 7 Jadwal berburu dan jenis hewan yang diburu responden
Variabel Frekuensi
n=150
Jadwal berburu
1 kali seminggu 59
39.3 2 kali seminggu
91 60.7
Jumlah anjing untuk berburu
1 ekor 40
26.7 2 ekor
89 59.3
3 ekor 17
11.3 4 ekor
3 2
5 ekor 1
0.7
Hewan target buruan
Babi hutan 150
100
Berdasarkan hasil survei Tabel 7, diketahui bahwa 60.7 responden melakukan kegiatan berburu dua kali seminggu, kebanyakan responden 59.3
membawa anjing untuk berburu sebanyak 2 ekor dengan hewan target buruan adalah babi hutan. Tradisi berburu bertujuan untuk mengusir hama babi hutan
yang merusak kebun dan sawah petani di daerah Minangkabau, khususnya di Kecamatan Palembayan. Tradisi ini menjadi bagian dari kehidupan agraris karena
sebagian masyarakat Kecamatan Palembayan menggantungkan kehidupan dari
hasil pertanian. Belakangan ini berburu babi menjadi hobi dan gaya hidup masyarakat di Kecamatan Palembayan Suryadi 2011.
Perawatan Anjing Pemburu Manajemen pakan adalah pemberian jenis pakan yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan umur anjing. Manajemen pakan berguna untuk menghindari anjing dari obesitas dan masalah lainnya seperti kurang tenaga, kulit kering dan
kerusakan sel Prajanto dan Agus 2004. Tabel 8 Perawatan anjing pemburu yang dimiliki responden
Variabel Frekuensi n=150
Pakan anjing
Nasi saja 56
37.3 Dagingikan saja
2 1.3
Pakan olahan pabrik 5
3.3 Sisa makanan pemilik rumah
70 46.7
Lain-lain 17
11.3
Frekuensi pemberian pakan anjing
Satu kali 18
12 Dua kali
118 78.7
Tiga kali 14
9.3
Pemberian vitamin
Ya 60
40 Tidak
90 60
Jadwal mandi
Setiap hari 7
6 Seminggu sekali
93 80.2
Seminggu dua kali 12
10.3 Kadang-kadang tidak tentu
4 3.4
Dimandikan pakai
Air saja 25
16.7 Shampo
48 32
Sabun 63
42 Sabun dan shampo
14 9.3
Rambut dikeringkan dengan
Dijemur diterik cahaya matahari 141
98.6 Pengering rambut
2 1.4
Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden, diketahui bahwa pakan yang diberikan oleh pemilik anjing pemburu sebagian besar 46.7 berasal dari
sisa makanan pemilik rumah. Sisa makanan pemilik rumah bisa mengganggu keseimbangan nutrisi anjing karena jumlah pakan yang masuk sulit dipantau
komposisi nutrisinya. Hal ini patut menjadi perhatian karena anjing pemburu tersebut banyak mengeluarkan energi untuk kegiatan berburu. Seharusnya, anjing
tersebut diberikan asupan pakan dengan nutrisi yang tinggi. Asupan pakan yang kurang nutrisi akan menyebabkan aktivitas yang dilakukan anjing terbatas dan
anjing tersebut mudah terserang penyakit Budiana 2009. Syarat pakan yang baik untuk anjing ialah memenuhi keseimbangan nutrisi.
Umumnya komposisi nutrisi utama pakan anjing terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Komposisi nutrisi pada pakan anjing mulai
mendapat perhatian sejak abad ke-16, saat hewan ini mulai dipelihara manusia Untung 1999. Komposisi nutrisi berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan
mengurangi resiko terhadap serangan penyakit berbahaya. Semua nutrisi dibutuhkan dalam porsi tepat untuk kebutuhan reaksi kimia di dalam proses
pencernaan, penyerapan, dan pembuangan. Bila nutrisi tidak tersedia dalam jumlah cukup maka sel-sel tubuh akan mati. Akibatnya, umur anjing menjadi
pendek. Jadi, segala aktivitas dan hidup anjing sangat tergantung dari pakan yang dibutuhkan dan tenaga yang dihasilkan Budiana 2009.
Berdasarkan data pada Tabel 8, sebanyak 78.7 responden memberikan pakan pada anjing pemburu dua kali sehari. Frekuensi pemberian pakan
merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara kesehatan anjing pemburu. Pemberian pakan dua kali sehari tidak memenuhi komposisi nutrisi
yang masuk ke dalam tubuh anjing pemburu karena pakan anjing pemburu tersebut kebanyakan berasal dari sisa makanan pemilik rumah.
Anjing pemburu yang dimiliki responden seharusnya diberi pakan sebanyak dua kali sehari, dengan pakan yang memiliki komposisi nutrisi terukur seperti dog
food. Frekuensi pakan yang diberikan untuk anjing tergantung pada fase pertumbuhan. Pemberian pakan pada anjing dewasa yang tidak dalam tahap
pertumbuhan sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, sedangkan frekuensi pemberian pakan untuk anak anjing, anjing bunting, dan anjing yang baru sembuh
sebanyak 3-4 kali sehari yaitu pada pagi, siang, sore, dan malam hari Agromedia 2008.
Berdasarkan hasil survei Tabel 8, diketahui bahwa sebanyak 60 responden tidak memberikan vitamin untuk anjing pemburu peliharaannya. Hal
ini patut menjadi perhatian karena vitamin tersebut merupakan komponen yang sangat diperlukan tubuh untuk petumbuhan. Anjing pemburu yang dimiliki
responden seharusnya mendapatkan asupan vitamin yang cukup supaya pertumbuhan bagus. Vitamin berfungsi sebagai koenzim atau merupakan gugus
prostetik dari enzim yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya reaksi- reaksi kimia yang esensial. Vitamin juga sering disebut sebagai faktor pelengkap
ransum, karena vitamin pada kenyataannya tidak mensuplai kalori dan juga tidak mempengaruhi massa tubuh secara nyata Djojosoebagio dan Wiranda 2006.
Hewan-hewan yang diberi ransum murni yang merupakan campuran karbohidrat, lemak dan protein serta air dan mineral biasanya tidak dapat tumbuh
secara normal akibat dalam ransum tersebut kekurangan vitamin. Kekurangan vitamin
dapat menyebabkan
ganguan pertumbuhan
dan metabolisme
Djojosoebagio dan Wiranda 2006. Hal utama yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan tubuh anjing
adalah dengan cara memandikannya. Berdasarkan hasil survei Tabel 8 sebanyak 80.2 responden di Kecamatan Palembayan memandikan anjingnya seminggu
sekali. Hal ini patut menjadi perhatian karena memandikan anjing seminggu sekali tergolong kedalam memandikan terlalu sering. Menurut Sianipar 2004
memandikan anjing terlalu sering bisa merusak paru dan menyebabkan rambut menjadi kusam karena lapisan lilin pada rambut rusak oleh air. Frekuensi
memandikan anjing tergantung kepada jenis rambut dan lingkungan anjing. Anjing yang berambut pendek, seperti Dachshund Tekel, Miniature Pincher, dan
Boxer jika dipelihara diluar rumah sebaiknya dimandikan satu bulan sekali dan jika dipelihara di dalam rumah dimandikan tiga bulan sekali Yuliarti 2007.
Sebanyak 42 responden memandikan anjingnya menggunakan sabun manusia dan pengeringan rambut anjing dilakukan di bawah cahaya matahari
Tabel 3. Hal ini disebabkan karena di Kecamatan Palembayan sulit untuk memperoleh sabun atau shampo khusus untuk anjing. Sabun untuk manusia bisa
mengiritasi kulit dan merontokkan rambut anjing karena pH sabun untuk manusia tidak sama dengan pH kulit anjing. Sabun manusia memiliki pH 5.5, sedangkan
pH kulit anjing berkisar antara 7-7.4. Anjing sebaiknya dimandikan dengan shampo atau sabun khusus untuk anjing. Shampo berfungsi untuk membuat
rambut anjing jadi lembut, menjaga kulit dengan baik, menghilangkan kutu, dan menebarkan aroma yang enak Budiana 2009.
Pengeringan rambut anjing di bawah cahaya matahari tidak baik karena hanya mengeringkan rambut bagian luar saja, sedangkan rambut bagian dalam
tidak kering. Rambut yang tidak kering tersebut kemudian menjadi lembab sehingga memudahkan bakteri, jamur atau parasit untuk berkembang biak dan
menyebabkan anjing mudah terserang penyakit kulit Yusuf dan Fika 2008. Menurut Yuliarti 2007, cara mengeringkan rambut anjing yang benar adalah
dengan menggunakan blower khusus yang dirancang untuk anjing. Selain itu pengeringan rambut anjing bisa juga menggunakan lap karet misalnya lap
kanebo yang sering digunakan untuk mengeringkan mobil. Lap karet ini memiliki daya serap yang tinggi dibandingkan dengan handuk biasa sehingga
rambut anjing lebih cepat terbebas dari air. Perawatan anjing pemburu dari segi jadwal pembersihan kandang dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Jadwal pembersihan kandang anjing pemburu
Jadwal pembersihan kandang
Frekuensi n=150
Setiap hari 7
6 Seminggu sekali
93 80.2
Sebulan sekali 12
10.3 Kadang-kadang tidak tentu
4 3.5
Kandang anjing pemburu yang dimiliki responden pada umumnya terlihat kotor karena sebagian besar pemilik anjing pemburu tersebut 80.2
membersihkan kandang hanya seminggu sekali. Hal ini membahayakan kesehatan anjing karena bakteri ataupun agen penyakit lain akan mudah berkembang dan
anjing menjadi mudah terserang penyakit. Membersihkan kandang merupakan hal pokok dalam memelihara anjing. Kandang dan lingkungan yang kotor akan
mengganggu kenyamanan dan menjadi sarang berbagai macam mikroorganisme pathogen, baik itu bakteri, virus, parasit, maupun jamur. Lingkungan tempat
individu bertumbuh
sangat mempengaruhi
kemampuan tubuh
untuk mengembangkan sistem pertahanan tubuhnya. Untuk mewujudkan kandang yang
bersih dan sehat, maka kandang tersebut harus dibersihkan setiap hari dari kotoran dan dipel dengan desinfektan Yuliarti 2007.
Kebersihan Rambut dan Kondisi Kriteria Bentuk Tubuh Anjing Pemburu
rambut adalah benang-benang fibers keratinous yang tumbuh dalam folikel epitel yang terdapat pada seluruh permukaan kulit, kecuali pada telapak
tangan dan kaki pads. Rambut berkaitan dengan faktor-faktor genetik seperti warna, panjang atau pendek, kasar atau halus, dan tumbuhnya pada bagian-bagian
tertentu tergantung faktor individual Dharmojono 2002. Kebersihan rambut dan
kondisi kriteria bentuk tubuh anjing pemburu dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Kebersihan rambut dan kondisi kriteria bentuk tubuh anjing pemburu
Variabel Frekuensi
n=150
Kebersihan rambut anjing
Kotor 32
21.3 Sedikit kotor
96 64
Bersih 22
14.7
Kondisi tubuh anjing
Kurus 77
51.3 Sedang
63 42
Gemuk 10
6.7
Kebersihan rambut merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan seekor anjing. Anjing yang bersih akan terhindar dari segala macam
penyakit terutama penyakit kulit dan penyakit yang memerlukan penetrasi lewat rambut. Kebersihan rambut erat kaitannya dengan kebersihan kandang dan
perawatan tubuh yang diberikan pemilik seperti mandi, pengeringan rambut, dan grooming Yuliarti 2007. Berdasarkan hasil pemeriksaan, didapatkan bahwa 64
rambut anjing pemburu yang diperiksa tergolong sedikit kotor dan 21.3 tergolong kotor. Hal tersebut disebabkan karena responden banyak mengeringkan
bulu anjingnya dengan cara dijemur di bawah cahaya matahari dan membersihkan kandang dilakukan seminggu sekali.
Berdasarkan hasil observasi mengenai bentuk tubuh anjing pemburu yang dimiliki oleh responden diketahui bahwa 51.3 anjing terlihat kurus. Hal ini
disebabkan bahwa sebagian besar anjing tersebut hanya diberi pakan dengan sisa makanan rumah dan kurangnya asupan vitamin sehingga nutrisi yang didapatkan
anjing tidak sesuai dengan kebutuhan energi yang dikeluarkannya untuk berburu. Pakan yang sebaiknya diberikan kepada anjing pemburu adalah dog food karena
selain praktis kandungan nutrisinyapun lengkap Prajonto dan Agus 2004. Kekurusan pada hewan bisa disebabkan oleh pengaruh pakan, adanya penyakit-
penyakit pada traktus digestivus, demam yang terus-menerus, tuberculosis, diabetes mellitus atau insipidus, dan defisiensi kobalt Widodo et al. 2011.
Pemberian Vaksin Rabies
Vaksinasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah penyakit. Dari hasil survei Tabel 11 didapatkan 50.7 responden yang melakukan vaksinasi
rabies terhadap anjing pemburu peliharaannya. Dari 50.7 responden yang memvaksinasi anjingnya, hanya 50 responden yang melakukan vaksinasi rabies
sesuai dengan jadwal. Jadwal vaksinasi rabies anjing pemburu yang dimiliki responden dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Pemberian vaksinasi rabies pada anjing pemburu yang dimiliki responden
Variabel Frekuensi
Pernah diberi vaksin rabies
Ya 76
50.7 Tidak
74 49.3
Vaksinasi sesuai jadwal
Ya 38
50 Tidak
36 47.4
Lain-lain 2
2.6
Kesadaran responden di Kecamatan Palembayan untuk melakukan vaksinasi rabies terhadap anjing pemburu peliharaannya kurang baik. Dari hasil
wawancara informal terhadap beberapa responden yang tidak memberikan vaksinasi rabies mengatakan bahwa vaksinasi bisa menyebabkan anjing menjadi
sakit, lemah dan kurang cepat dalam mengejar mangsa. Menurut Yuliarti 2007,
vaksinasi rabies pada anjing harus dilakukan setahun sekali. Kurangnya vaksinasi rabies pada anjing dapat dikarenakan kurangnya pengetahuan pemilik anjing
terhadap bahaya rabies, terbatasnya ketersediaan vaksin serta tidak adanya sangsi dan aturan yang mengikat dalam memelihara anjing Utami et al. 2008. Kondisi
tubuh anjing pada saat divaksinasi harus benar-benar sehat agar tujuan vaksinasi tercapai. Anjing yang baru divaksinasi sebaiknya tidak berinteraksi dengan anjing
lainnya karena kondisi tubuh masih lemah Untung 1999. Jenis penyakit yang Diderita anjing Pemburu yang Pernah Dimiliki
Responden dan Cara Pengobatannya
Sebanyak 96 responden menjawab anjingnya pernah terserang penyakit. Penyakit-penyakit yang pernah diderita antara lain rabies, skabies, gangguan
saluran pencernaan dengan gejala diare, flu dengan gejala demam, gangguan ekstrimitas dengan gejala kepincangan, abses di bagian ekor, luka di bagian
leher, kelopak mata, dan telinga dan infeksi saluran pernafasan atas dengan gejala batuk. Jenis penyakit yang diderita dan cara pengobatan anjing pemburu
dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Jenis penyakit yang diderita anjing pemburu yang pernah dimiliki
responden dan cara Pengobatan
Variabel Frekuensi
n=96
Penyakit yang pernah diderita anjing
Rabies 3
3.1 Scabies
18 18.8
Gangguan saluran pencernaan diare 35
36.5 Lain-lain
40 41.7
Dibawa berobat
Dokter hewan 10
10.4 Paramedis
30 31.1
Diobat sendiri 56
58.4
Gejala penyakit yang teramati pada anjing pemburu di Kecamatan Palembayan menurut responden adalah diare sebanyak 36.5 dengan
pengobatan yang sering dilakukan sendiri 58.4. Gejala diare yang sering menyerang anjing pemburu kemungkinan disebabkan karena pengaruh pakan
yang tidak baik, parasit, dan stres akibat berburu. Responden di Kecamatan
Palembayan sering mengobati anjingnya sendiri tanpa dibawa ke petugas kesehatan terkait. Pengobatan yang diberikan biasanya menggunakan obat herbal
daun dan akar tanaman seperti daun pepaya, daun rambutan, dan akar pinang. Diare dapat disebabkan oleh agen infeksius, pergantian pakan, pakan basi atau
stres. Stres berat yang dapat menyebabkan hewan diare antara lain karena pindah rumah, ganti pemilik, tempat buang air berubah dan ketakutan Dharmojono
2001.
Keadaan Fisiologis Tubuh Anjing Pemburu
Keadaan fisiologis tubuh merupakan salah satu persyaratan penting untuk anjing pemburu. Setiap nilai fisiologis biasanya berupa nilai selang antara batas
minimum dan maksimum. Jika suatu hewan memiliki nilai lebih rendah dari batas minimum atau melebihi selang nilai batas maksimum, maka hewan dapat
dikatakan mengalami gangguan atau sakit. Keadaan fisiologis tubuh anjing pemburu dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Keadaan fisiologis tubuh anjing pemburu
Parameter Jumlah Hewan
n=150
Suhu tubuh
o
C 36
7 4.7
37-39 129
86 39
14 9.3
Frekuensi nafas .. xmenit
14 3
2 15-30
131 87.3
30 16
10.6
Frekuensi nadi .. xmenit
65 8
5.3 65-90
124 82.7
90 18
12 Keterangan : referensi normal : suhu tubuh : 37-39, frekuensi nafas:15-30,
frekuensi nadi: 65-90 Widodo et al. 2011.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Tabel 13, dari 150 ekor anjing pemburu yang diperiksa, diketahui bahwa sebanyak 86 anjing pemburu yang
dimiliki responden memiliki suhu tubuh berada dalam kisaran 37-39°C, 87.3, frekuensi nafas berkisar antara 15-30 kalimenit, dan frekuensi nadi 82.7
berada dalam kisaran 65-90 kalimenit. Kisaran suhu tubuh, frekuensi nafas, dan frekuensi nadi anjing pemburu yang dimiliki responden pada umumnya masih
berada dalam kisaran normal, namun demikian terdapat beberapa ekor anjing memiliki parameter diluar batasan normal.
Menurut Cunningham 1997, suhu tubuh dipengaruhi oleh lingkungan, jenis hewan, dan kondisi hewan. Frekuensi pernafasan dipengaruhi oleh ukuran
tubuh, umur hewan, aktivitas fisik, kegelisahan, suhu lingkungan, kebuntingan, adanya gangguan pada saluran pencernaan, kondisi kesehatan dan posisi hewan
Biauw 1977. Beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi jantung adalah jenis hewan, ukuran tubuh, umur dan jenis kelamin Widodo et al. 2011.
Hewan bertubuh kecil memiliki frekuensi pulsus yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan berbadan besar pada spesies yang sama. Hewan yang
lebih muda memiliki frekuensi pulsus yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan yang lebih tua. Hewan betina memiliki frekuensi pulsus yang lebih tinggi
dibandingkan dengan hewan jantan. Hewan yang sedang bunting tua juga memiliki frekuensi pulsus yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan dalam
keadaan tidak bunting Biauw 1977. Hewan-hewan betina, hewan-hewan bunting, dan hewan-hewan muda
mempunyai suhu tubuh lebih tinggi dibandingkan dengan hewan jantan, hewan tidak bunting, dan hewan tua Widodo et al. 2011. Hewan-hewan Ukuran tubuh
yang kecil, umur muda, suhu lingkungan panas, dan sedang bunting mempunyai frekuensi pernafasan yang lebih tinggi dibandingkan hewan berukuran besar,
umur tua, suhu lingkungan dingin dan tidak bunting Biaw 1977.
Pemeriksaan Selaput Lendir
Pemeriksaan kesehatan anjing dapat dilihat dari keadaan selaput lendir pada konjungtiva, mulut, vulva atau penis, dan rektum. Sewaktu memeriksa
selaput lendir, yang harus diperhatikan adalah warna, kebasahan, dan kondisi permukaan seperti adatidaknya ulkus, vesikula, papula, dan pustula Biauw
1977. Hasil pemeriksaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Pemeriksaan umum konjungtiva mata kiri, konjungtiva mata kanan dan
mukosa mulut
Parameter mata kiri
mata kanan Mulut
n n
n
Warna mukosa
Rose 146
97.3 146
97.3 113
75.3 Merah
3 2.1
4 2.7
32 21.3
Pucat 1
0.6 5
3.3
Kekeruhan mukosa
Licin-mengkilat 147
98 146
97.3 149
97.3 Keruh-kotor
3 2
4 2.7
1 0.7
Basah atau kering Mukosa
Basah 150
100 150
100 150
100
Kerusakan mukosa
Ada kerusakan 2
1.3 12
8 12
8 Tidak ada kerusakan
148 98.7
138 92
138 92
Keterangan : n dari 150 ekor hewan yang diperiksa
Berdasarkan Tabel 14, hasil pemeriksaan pada konjungtiva kiri diperoleh 97.3 berwarna rose, 98 licin-mengkilat, 100 terlihat basah, dan 98.7 tidak
ada kerusakan, sedangkan hasil pemeriksaan pada konjungtiva kanan diperoleh 97.3 berwarna rose, 97.3 licin-mengkilat, 100 basah, dan 92 tidak ada
kerusakan. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap mukosa mulut 75.3 mukosa bewarna rose, 97.3 licin-mengkilat, 100 basah, 92 tidak ada kerusakan.
Secara umum, dari hasil pemeriksaan konjungtiva dan mukosa mulut, dapat disimpulkan bahwa anjing pemburu yang dimiliki oleh responden berada dalam
kondisi baik. Pemeriksaan mukosa vulva dilakukan pada hewan betina sedangkan penis
dilakukan pada hewan jantan. Jumlah anjing pemburu yang diperiksa sebanyak 150 ekor, masing-masing terdiri dari 108 ekor jantan dan 42 ekor betina. Hasil
pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Keadaan mukosa penis dan vulva anjing pemburu
Parameter Mukosa penis
Mukosa vulva n= 108
n= 42
Adanya mukosa
Ada, tidak ada kerusakan 99
91,7 37
88,1 Ada, ada radang
9 8,3
5 11,9
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap kerusakan mukosa penis sebanyak 91.7 anjing pemburu yang dimiliki oleh responden tidak ada yang
mengalami kerusakan, sedangkan 8.3 mengalami kerusakan dan hasil pemeriksaan terhadap vulva 88.1 anjing pemburu yang dimiliki responden tidak
ada yang mengalami kerusakan, sedangkan 11.9 mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi pada mukosa penis yang ditemukan pada anjing pemburu
yang dimiliki responden disebabkan oleh adanya peradangan, bengkak dan luka sedangkan kerusakan yang ditemukan pada mukosa vulva disebabkan oleh adanya
bengkak kecil dan perdarahan. Kerusakan yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Pemeriksaan pada mukosa penis dan vulva anjing pemburu.
Pemeriksaan Turgor Kulit
Pemeriksaan turgor kulit berfungsi untuk mengetahui elastisitas kulit, dan merupakan salah satu indikator untuk kondisi dehidrasi. Dehidrasi merupakan
gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Anjing yang memiliki resiko lebih tinggi terkena dehidrasi adalah anjing gemuk dan tua, bunting atau
menyusui, anak anjing, rambut yang tebal dan berwarna gelap, demam, penderita diare, muntah, dan hipertermia Swenson 1984. Turgor kulit pada hewan sehat
sangat baik dalam hitungan detik kurang lebih 2-3 detik setelah cubitan kulit telah kembali ke posisi datar semula Widodo et al. 2011. Hasil pemeriksaan
turgor kulit anjing pemburu di Kecamatan Palembayan dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16 Pemeriksaan turgor kulit
Turgor kulit
Variabel Bagus
104 69.3
Sedang 37
24.7 Jelek
9 6
Keterangan : n=150
Berdasarkan hasil pemeriksaan, didapatkan sebanyak 69,3 anjing pemburu yang dimiliki responden memiliki turgor kulit bagus, sedangkan hasil
yang menunjukkan sedang dan jelek berturut-turut sebanyak 24.7 dan 6. Turgor kulit sedang dan jelek pada anjing pemburu yang dimiliki responden
disebabkan oleh pengaruh penyakit-penyakit kulit seperti scabies, dan diare. Menurut Widodo et al. 2011, turgor kulit yang menunjukkan hasil sedang dan
jelek disebabkan oleh penyakit-penyakit kulit kronis seperti eksema, scabies, atau iritasi tekanan pada kulit untuk waktu yang lama, kehilangan cairan tubuh sangat
cepat dalam kondisi diare dan juga pada penyakit-penyakit yang menyebabkan ganguan umum seperti tuberculosis.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan simpulan sebagai berikut:
1. Jenis anjing pemburu yang paling banyak digunakan responden untuk
berburu adalah jenis anjing kampung berumur 4.5 tahun dan berjenis kelamin jantan.
2. Kegiatan berburu paling sering dilakukan dua kali seminggu dengan
hewan target buruan babi hutan. 3.
Kebanyakan anjing pemburu yang dimiliki responden kurus, hal ini disebabkan karena sebagian besar anjing tersebut hanya diberi pakan
dengan sisa makanan pemilik rumah. 4.
Penyakit yang sering menyerang anjing pemburu yang dimiliki responden adalalah gejala diare.
5. Kesadaran responden untuk melakukan vaksinasi rabies terhadap anjing
pemburu yang dimilikinya kurang baik. 6.
Kisaran suhu tubuh, frekuensi nafas, dan frekuensi nadi anjing pemburu yang dimiliki responden pada umumnya masih berada dalam kisaran
normal, namun demikian terdapat beberapa ekor anjing memiliki parameter diluar batasan normal.
7. Secara umum, dari hasil pemeriksaan konjungtiva dan mukosa mulut
anjing pemburu yang dimiliki responden berada dalam kondisi baik. 8.
Turgor kulit anjing pemburu yang dimiliki responden pada umumnya bagus, namun demikian terdapat beberapa ekor anjing masih berada dalam
turgor kulit sedang dan jelek.
Saran
1. Perlunya sosialisasi dan penyuluhan oleh Dinas Peternakan Kabupaten
Agam kepada masyarakat khususnya di daerah dengan populasi anjing tertinggi seperti Kecamatan Kamang, Tanjung Raya, Tanjung Mutiara,
dan Baso mengenai profil kesehatan anjing pemburu.
2. Perlu adanya penambahan sumberdaya dokter hewan dalam upaya
peningkatan status kesehatan dan vaksinasi terhadap anjing pemburu di Kecamatan Palembayan.
3. Anjing pemburu yang dimiliki responden di Kecamatan Palembayan harus
diberi pakan dengan komposisi terukur seperti dog food, memandikan anjing harus menggunakan sabun atau shampo khusus untuk anjing,
pengeringan rambut menggunakan lap karet khusus untuk anjing dan vaksinasi rabies harus dilakukan sesuai dengan jadwalnya yaitu sekali
setahun.
PROFIL KESEHATAN ANJING PEMBURU DI KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM
PROVINSI SUMATRA BARAT
DESI KHAIRANI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2011
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia R. 2008. Merawat Hewan Kesayangan. Jakarta: PT Agromedia.
Biauw AS. 1977. Diagnostik Klinik Hewan Kecil. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Budiana NS. 2009. Panduan Lengkap Memelihara, Merawat, dan Melatih Anjing Kesayangan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Cunninham JG. 2002. Textbook of Veterinary Physiologi. Ed ke-3. Philadelphia: W B Saunders Company.
Dachex L, Delmas O, Baourhy H. 2011. Human rabies encephalitis prevention and treatment: progress since pasteur’s discovery. Plos Neglected Trop
Disease 4: 765. Dharmojono. 2001. P3K Anjing dan Kucing. Jakarta : Penebar Swadaya.
Dharmojono. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Veteriner. Jakarta: Penebar Swadaya.
Djojosoebagia S, Wiranda GP. 2006. Fisiologi Nutrisi volume II. Bogor: IPB Press.
Hatmosrojo R, Budiana NS. 2007. Melatih Anjing Keluarga. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kamil M, Bambang S, Setyawan B. 2003. Kajian Kasus Kontrol Rabies pada
Anjing di Kabupaten Agam Sumatera Barat. Yogyakarta: Universitas Gadjah mada.
Kaplan M. 1979. Epidemilogy of rabies. Nat 21: 421-425. Miller ME. 1993. Anatomi of the Dog. Philadelphia: W.B. Sounder Company.
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pennisi E. 2002. Canine evolution: A shaggy dog history. [terhubung berkala] http: www. Dogexpert. Compopular 20 presscaning 20 Evulution.
Html. [30 mei 2010]. Prajanto, Agus A. 2004. Anjing Sehat dan Pintar. Jakarta: PT Agromedia.
Pramundito H, Bambang T. 2005. Berburu babi di hutan ranah Minang. [terhubung berkala] http: www. cimbuak. net [7 april 2011].
Sahrul N. 2007. Etnisitas Minangkabau dalam film dog’s life. [terhubung berkala]
http:maknaih. Word press.com [22 agustus 20011] Sanusi S. 2004. Mengenal Anjing. Depok: Penebar Swadaya.
Sianipar ND. 2004. Merawat dan Melatih Anjing Penjaga. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Smith Bj, Mangkoewidjojo S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Cobaan di Daerah Tropis. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Soeharsono. 2007. Penyakit Zoonotik Pada Anjing dan Kucing. Yogyakarta: Kanisius.
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Suryadi. 9 Januari 2011. Tradisi buru babi di Palembayan. Padang Ekspres: 8
kolom 4-6. Swenson MJ. 1984. Dukes Physiology of Domestic Animals. Ed-10. Ithaca and
London: Publishing Assciattes a Division of Conall University. Untung O. 1999. Merawat dan Melatih Anjing. Jakarta: Penebar Swadaya.
Utami S, Bambang S, Heru S. 2008. Status vaksinasi rabies pada anjing di kota Makasar. Jurnal Sain Veteriner 26 2: 66-72.
Widodo S, Sajuthi D, Choliq C, Wijaya A, Wulansari R, dan Lelana A. 2011. Diagnostik Klinik Hewan Kecil. Bogor: IPB Press.
[WSPA] World Society for the Protection of Animal. 1997. Welfare assessment and five freedoms. Bristol: Bristol university.
Yuliarti N. 2007. Hidup Sehat Bersama Hewan Kesayangan. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Yusuf S, Fika YP. 2008. Semua Tentang Anjing. Yogyakarta: Med Press
Definisi Operasional Peubah Penelitian
Peubah Defenisi Operasional
Alat ukur Cara ukur
skala Warna rambut
anjing Warna rambut anjing yang menutupi seluruh tubuh
Putih
: rambut anjing mulai dari kepala sampai ekor bewarna putih
Coklat : rambut anjing mulai dari kepala sampai ekor bewarna coklat
Hitam : rambut anjing mulai dari kepala sampai ekor bewarna hitam
cheklist observasi
Nominal 1= putih
2= coklat 3= hitam
Jenis kelamin
Jantan adalah anjing memiliki alat kelamin jantan
Betina adalah anjing memiliki alat kelamin betina dan menghasilkan ovum
cheklist Observasi
Nominal 1= jantan
2= betina
Umur Umur anjing dilihat dari bentuk giginya
Umur 1 ½ thn: I1 gigi seri 1 bawah mengalami pergesekan
Umur 2 ½ thn: I2 gigi seri 2 bawah mengalami pergesekan
Umur 3 ½ thn : I1 gigi seri 1 atas mengalami pergesekan
Umur 4 ½ thn : I 2 atas gigi seri 2 mengalami pergesekan
Umur 5 ½ thn : I3 bawah gigi seri 3 mengalami pergesekan
Umur 6 thn
: I3 gigi seri 3 atas mengalami pergesekan cheklist
observasi Ordinal
1= umur 1 ½ thn 2= umur 2 ½ thn
3= umur 3 ½ thn 4= umur 4 ½ thn
5= umur 5 ½ thn
6= umur 6 thn Panas badan
Panas badan anjing dilihat dari suhu tubuh Subnormal
: suhuh tubuh dibawah 37°c
Normal
: suhu tubuh 37-39°c
Febris : suhu tubuh diatas 40°c
cheklist observasi
Interval 1= subnormal
2= normal 3= febris
Frekuensi nadi Frekuensi nadi dilihat dari arteri femoralis
Menurun
: jumlah denyut nadi dibawah 65 kalimenit
Normal : jumlah denyut nadi 65-90 kalimenit
Meningkat
: jumlah denyut nadi diatas 90 kalimenit cheklist
observasi Interval
1= menurun 2= normal
3= meningkat Frekuensi nafas
Frekuensi nafas Menurun
: jumlah nafas dibawah 15 kalimenit
Normal
: jumlah anjing bernafas 15-30 kalimenit
Meningkat : jumlah anjing bernafas diatas 30 kalimenit
cheklist observasi
Interval 1= menurun
2= normal 3= meningkat
Konjungtiva mata kiri
Konjungtiva mata kiri dilihat dari keadaan mukosa kelopak mata kiri Rose
: apabila warna mukosa pink. Merah: apabila warna mukosa merah. Kuning
: apabila warna mukosa kuning. Pucat: warnanya mendekati putih. Licin-mengkilat
: apabila mukosa tidak banyak keropeng. Keruh-kotor:
apabila mukosanya bewarna coklat dan banyak sobekan Basah
: mukosanya terliat berair. Kering: mukosanya sedikit mengandung
Checklist observasi
Nominal - 1= rose
2= merah 3= kuning
4= pucat -1= licin mengkilat
air Tidak ada kerusakan
: tidak terdapat luka atau penyakit dimukosa.
Ada kerusakan : terdapat luka dan penyakit dimukosa
2= keruh-kotor -1= tidak ada kerusakan
2= ada kerusakan
Konjungtiva mata kanan
Konjungtiva mata kiri dilihat dari keadaan mukosa kelopak mata kanan Rose
: apabila warna mukosa pink. Merah: apabila warna mukosa merah seperti adanya penumpukan darah. Kuning: apabila warna mukosa kuning.
Pucat
: warnanya mendekati putih dan sedikit mengandung sel darah merah.
Licin-mengkilat : apabila mukosanya tidak banyak mengandung debu.
Keruh-kotor : apabila mukosanya banyak mengandung debu.
Basah : mukosanya terliat berair. Kering: mukosanya sedikit mengandung
air. Tidak ada kerusakan
: tidak terdapat luka atau penyakit dimukosa.
Ada kerusakan : terdapat luka dan penyakit dimukosa.
cheklist observasi
Nominal - 1= rose
2= merah 3= kuning
4= pucat -1= licin mengkilat
2= keruh-kotor -1= tidak ada kerusakan
2= ada kerusakan
Mukosa mulut Konjungtiva mata kiri dlihat dari keadaan mokosa kelopak matanya
Rose: apabila warna mukosanya pink. Merah: apabila warna mukosanya merah seperti adanya penumpukan darah. Kuning:apabila warna mukosanya
kuning. Pucat:warnanya mendekati putih dan sedikit mengandung sel darah merah
Licin-mengkilat
: apabila mukosanya tidak banyak mengandung debu.
Keruh-kotor : apabila mukosanya banyak mengandung debu
Basah: mukosanya terliat berair. Kering: mukosanya sedikit mengandung air.
Tidak ada kerusakan
: tidak terdapat luka atau penyakit dimukosa.
Ada kerusakan : terdapat luka dan penyakit di mukosa
cheklist observasi
Nominal - 1= rose
2= merah 3= kuning
4= pucat -1= licin mengkilat
2= keruh-kotor -1= tidak ada kerusakan
2= ada kerusakan
Selaput preputium
jika jantan atau selaput
vulva jika betina
Ada, tidak ada peradangan : terdapat lapisan tipis yang melapisi
preputiumvulva dan tidak ada penyakit Ada, ada peradangan
: terdapat lapisan tipis yang melapisi preputiumvulva dan adanya penyakit warnanya menjadi merah
cheklist observasi
Nominal - 1= rose
2= merah 3= kuning
4= pucat -1= licin
mengkilat 2= keruh-kotor
-1= tidak ada kerusakan
2= ada kerusakan
Turgor kulit Turgor kulit dilihat dari keaadan kulitnya
Jelek
: kulitnya bila ditarik dan kembali kekeadaan awal membutuhkan waktu diatas 5 detik
Cukup baik
: kulit bila ditarik dan kembali kekeadaan awal membutuhkan waktu diatas 2-5 detik
baik
: kulit bila ditarik dan kembali kekeadaan awal membutuhkan waktu 2 detik
cheklis observasi
Interval 1= jelek
2= cukup baik 3= baik
Kebersihan rambut anjing
Kondisi kebersihan rambut anjing Kotor
: rambut nya bau,basah dan memiliki kutu lebih dari 25 ekor
Sedikit kotor : rambutnya tidak telalu bau, tidak basah dan memiliki kutu
kurang dari 20 ekor Bersih
: rambutnya tidak bau, kering, mengkilat dan tidak memiliki kutu atau memiliki kutu kurang dari 10
cheklist Observasi
Ordinal 1=kotor
2= sedikit kotor 3= bersih
Kondisi bentuk tubuh anjing
Kurus: semua tulang costaenya terlihat jelas dan ototnya kendor
Sedang: sebagian tulang costaenya terlihat jelas dan ototnya padat
Gemuk: tulang costaenya tidak terlihat jelas dan ototnya padat
cheklist observasi
Ordinal 1= kurus
2= sedang 3= gemuk
KUESIONER PROFIL KESEHATAN ANJING BURUAN
MASYARAKAT KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM PROPINSI SUMATERA BARAT
Informed consent
Saya Desi Khairani dari Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Saya sedang melakukan survei mengenai manajemen kesehatan anjing buruan
di Kabupaten Agam. Saya sangat mengharapkan partisipasi BapakIbu dalam survei ini. Imformasi yang BapakIbu berikan akan membantu masyarakat Kabupaten Agam
dalam menjaga kesehatan anjing buruannya. Survei ini akan memakan waktu tidak lebih dari 30 menit. Imformasi yang BapakIbu berikan akan dijaga kerahasiaannya.
Keikutsertaan dalam survei ini bersifat sukarela, tetapi saya sangat berharap BapakIbu dapat berpartisipasi karena informasi yang BapakIbu berikan sangat
berharga. Apakah ada yang ingin ditanyakan berkenaan dengan survei ini?
Apakah saya dapat mulai mewawancara BapakIbu sekarang?
Tanda tangan pewawancara: Tanggal:
Responden setuju untuk diwawancara? □ Ya Wawancara dilanjutkan
□ Tidak Akhiri wawancara
I. Identitas Responden