Pengolahan Data Evapotranspirasi Analisis Laju Erosi .1 Model MUSLE

3.5 Pengolahan Data Evapotranspirasi

Metode Penman-Monteith adalah salah satu metode yang digunakan untuk menentukan besarnya evapotranspirasi potensial dari permukaan air terbuka dan permukaan vegetasi yang menjadi kajian. Model ini membutuhkan lima parameter iklim yaitu suhu, kelembaban relatif, kecepatan angin, tekanan uap jenuh dan radiasi netto. Menurut Neitsch et all. 2005, evapotranspirasi potensial dapat dirumuskan : Etp = ................................................................ 14 Dimana ; ETp = evapotranspirasi potensial mmhari H net = radiasi netto MJm 2 hari ∆ = slope fungsi tekanan uap jenuh kPaºC G = aliran panas yang sampai ke tanah MJm 2 hari γ = konstanta psychometric kPaºC ρ air = berat jenis udara kgm 3 C p = panas pada tekanan konstan MJkgºC = tekanan uap jenuh udara kPa e z = tekanan uap jenuh udara pada ketinggian z kPa r a = resistensi aerodinamik sm r c = resistensi tutupan kanopi sm 3.6 Analisis Laju Erosi 3.6.1 Model MUSLE Modified Universal Soil Loss Equation Adapun yang digunakan untuk menduga laju sedimen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode MUSLE. Menurut Williams 1975 metode MUSLE Modified Universal Soil Loss Equation merupakan sebuah metode yang digunakan untuk menduga laju sedimentasi yang merupakan metode yang dikembangkan dari metode yang sudah ada sebelumnya yakni metode USLE Universal Soil Loss Equation. MUSLE tidak menggunakan faktor energi hujan sebagai trigger penyebab terjadinya erosi melainkan menggunakan faktor limpasan permukaan sehingga MUSLE tidak memerlukan faktor sediment delivery ratio SDR. Faktor limpasan permukaan mewakili energi yang digunakan untuk penghancuran dan pengangkutan sedimen. Menurut Neitsch et all. 2005, hasil dugaan erosi dengan metode MUSLE dapat dirumuskan sebagai berikut : ........................................... 15 Dimana ; Sed’ = sediment yield dari Sub DAS ton q peak = Puncak laju run-off m 3 s Q surf = Spesifik Run- off mmha area = Luas Sub-DAS ha K = Faktor erodibitas C = Faktor pengelolaan tanaman P = Faktor teknik konservasi tanah LS = Faktor panjang dan kemiringan lereng Aliran lateral dan base flow juga membawa sedimen masuk ke dalam sungai. Menurut Neitsch et all. 2005, jumlah sedimentasi yang berasal dari aliran lateral dan base flow dihitung dengan persamaan berikut: .................................................................. 16 Dimana ; Sed lat = Sedimen aliran lateral dan base flow ton Q lat = Lateral flow mm Q gw = Base flow mm area = Luas Sub-DAS Km 2 conc sed = Konsentrasi sedimen yang berasal dari lateral dan base flow mgL

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas

Stasiun Pengamatan Arus Sungai SPAS Cilebak-Cirasea terletak di Desa yaitu Desa Nagrak, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, pada Sub-DAS Cilebak dengan letak geografis antara 07 05’989’’ LS, 107 43’596’’ BT di ketinggian antara 837,5 sampai 1937,5 mdpl, dengan luas cathment area 413,57 ha, dengan panjang sungai utama 2.149,66 m. Sungai utama DTA Sub- DAS Cilebak memiliki titik elevasi tertinggi pada ketinggian 1.850 m diatas permukaan laut dengan titik terendah outlet pada 837,5 m di atas permukaan laut, dan kemiringan sungai utamanya adalah 47,10 . Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Peta lokasi penelitian Sub-DAS Cilebak.