5.2 Analisis Debit Aliran
Debit aliran di Sub-DAS Cilebak diamati dari pengolahan Tinggi Muka Air TMA hasil dari rekaman alat AWLR Automatic Water Level Recorder.
Data yang digunakan pada analisis debit aliran adalah data TMA harian tanggal 1 Januari 2009 sampai 31 Juli 2010.
Debit aliran dapat diketahui dengan cara menggunakan persamaan regresi dan kemudian didapatkan discharge rating curve, data yang digunakan untuk
analisis discharge rating curve di SPAS Cilebak adalah data TMA dan debit aliran harian pengamatan di lapang pada bulan juli 2010. Hasil pengolahan data
TMA dan debit lapang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil pengolahan data TMA di lapangan untuk mencari debit aliran
dengan menggunakan persamaan Manning
No s
t V
TMA A
P V
Q m
s ms
m m
2
m ms
m
3
s
1 10
25 0,425
0,08 0,040
1,160 1,111
0,044 2
10 9
1,124 0,15
0,254 8,244
1,030 0,261
3 10
8,75 1,148
0,17 0,348
8,582 1,239
0,431 4
10 8,28
1,204 0,2
0,504 9,088
1,526 0,770
5 10
8,91 1,131
0,16 0,300
8,413 1,136
0,341 6
10 8,2
1,239 0,14
0,209 8,075
0,918 0,192
7 10
8 1,249
0,19 0,450
8,920 1,433
0,646 8
10 8,24
1,216 0,18
0,398 8,751
1,337 0,533
9 10
11 0,928
0,13 0,166
7,907 0,800
0,133 10
10 10
1,026 0,12
0,126 7,738
0,673 0,085
Keterangan : s= Panjang penampang; t= Waktu; v Kecepatan; TMA= Tinggi Muka Air; A= Luas Penampang Melintang; P= Keliling Basah Penampang; Q= Debit sungai; N=
Koefisien kekasaran Manning sebesar 0,025
Debit aliran dihitung menggunakan persamaan Manning, nilai S
12
didapat dari rata-rata sepuluh kali ulangan pengukuran kecepatan aliran sungai V aktual
di lapangan untuk mendapatkan tetapan S
12
yang akan digunakan seterusnya dalam perhitungan debit, Nilai N adalah koefisien kekasaran Manning untuk
setiap tipe saluran air, kurva hubungan antara debit aliran sungai dan TMA disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Discharge rating curve Sub-DAS Cilebak. Berdasarkan hasil perhitungan debit aliran menggunakan persamaan
Manning, diperoleh model persamaan discharge rating curve antara TMA dengan debit aliran di SPAS Cilebak adalah sebagai berikut :
Q = 153,5 TMA
3,353
......................................................................................... 17 Dimana ;
Q = Debit aliran sungai m
3
s TMA
= Tinggi Muka Air m Dari persamaan 18
diperoleh nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 0,955 yang menunjukkan korelasi yang kuat antara TMA dengan debit aliran di SPAS
Cilebak. Dimana keragaman debit aliran sungai Q dapat diterangkan oleh TMA. Dari persamaan hubungan antara TMA dan debit aliran, maka diperoleh debit
aliran harian dengan memasukkan nilai TMA harian pada persamaan 18. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan persamaan 18, Grafik hubungan
antara debit, TMA, dan curah hujan tanggal 1 Januari 2009 sampai 31 Juli 2010 disajikan pada Gambar 8.
Gambar 8. Grafik hubungan antara curah hujan dan debit. Berdasarkan grafik di atas
menunjukkan bahwa debit harian tertinggi pada tahun 2009 terjadi pada tanggal 27 Desember 2009 yakni sebesar 4,543 m
3
s 94,915 mm dengan TMA sebesar 0,35 m, yang disebabkan oleh curah hujan
sebesar 31,3 mmhari, sedangkan pada tahun 2010 terjadi pada tanggal 20 Februari 2010 yakni sebesar 1,903 m
3
s 39,759 mm dengan TMA sebesar 0,27 m, yang disebabkan oleh curah hujan sebesar 7,2 mm. Besar kecilnya debit aliran
sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya curah hujan yang terjadi, akan tetapi curah hujan yang tinggi tidak pasti akan selalu menyebabkan meningkatnya debit aliran,
hal ini dapat dilihat pada grafik, pada tanggal 24 Desember 2009 curah hujan yang terjadi sebesar 50,3 mm akan tetapi debit aliran yang terjadi hanya 0,125 m
3
s 2,622 mm, hal ini dapat terjadi karena faktor lamanya hujan dan intensitas
hujan. Intensitas hujan yang tinggi akan mempengaruhi laju dan debit aliran, laju infiltrasi akan terlampaui oleh laju aliran, dengan demikian total debit akan lebih
besar pada hujan dengan intensitas tinggi atau intensif dibanding dengan hujan yang kurang intensif meskipun curah hujan untuk kedua kejadian hujan tersebut
relatif sama.
5.3 Analisis Evapotranspirasi