Analisis Evapotranspirasi Analisis Hidrograf

5.3 Analisis Evapotranspirasi

Perhitungan evapotranspirasi yang digunakan adalah metode Penman- Monteith, cara perhitungan menggunakan metode ini telah dijelaskan pada persamaan 14 di metodologi pengolahan data. Berdasarkan hasil perhitungan data evapotranspirasi, diperoleh total evapotranspirasi yang terjadi pada tahun 2009 sebesar 1387,66 mmtahun, rata-rata evapotranspirasi harian sebesar 3,60 mmhari, sedangkan pada tahun 2010 yakni dari bulan Januari sampai bulan Juli evapotranspirasi yang terjadi sebesar 779,47 mm. Data evapotranspirasi selanjutnya digunakan sebagai data masukan dalam aplikasi Tank Model, dalam bentuk data evapotranspirasi harian.

5.4 Analisis Hidrograf

Hidrograf aliran adalah kurva atau grafik yang menyatakan hubungan debit dengan waktu, yang terdiri dari komponen-kompenen hidrograf diantaranya debit puncak, waktu kosentrasi Tp, waktu resesi Tb, debit dari limpasan permukaan, dan debit dari aliran bawah permukaan. Komponen-komponen tersebut merupakan indikator respon hidrologi suatu DAS. Hubungan curah hujan dan debit aliran dapat menjelaskan respon debit harian dengan curah hujan melalui analisis hidrograf, besarnya respon tersebut dapat menunjukan nilai koefisien limpasan C yang merupakan perbandingan nisbah antara besarnya limpasan terhadap besar curah hujan yang terjadi. Nilai perbandingan tersebut diantara 0 sampai 1. Nilai tersebut menunjukan distribusi air ketika terjadi hujan, dimana nilai yang mendekati 0 menunjukan bahwa jumlah air hujan yang turun terdistribusi menjadi air intersepsi terutama infiltrasi kedalam tanah dan nilai yang mendekati 1 menunjukan jumlah air hujan yang turun terdistribusi menjadi air larian. Arsyad 2006 menyatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi nilai koefisien limpasan adalah laju infiltrasi, tanaman penutup tanah, dan intensitas hujan. Hasil perhitungan hidrograf aliran disajikan pada Tabel 4 dan pada Gambar 9. Tabel 4. Hasil perhitungan hidrograf aliran di Sub-DAS Cilebak Tanggal CH Q BF DRO VDRO Tebal DRO Koefisien Limpasan mm m 3 s m 3 s m 3 s m 3 mm 21112009 15,6 0,032 0,032 22112009 15,9 0,125 0,032 0,093 8058,098 1,948 0,123 23112009 1,1 0,068 0,032 0,036 3099,228 0,749 0,681 24112009 4,7 0,125 0,032 0,093 8058,098 1,948 0,415 25112009 1,2 0,068 0,032 0,036 3099,228 0,749 0,624 26112009 8,7 0,032 0,032 Total 47,2 0,452 0,193 0,258 22314,7 5,3956 Rata2 7,87 0,075 0,032 0,043 3719,109 0,899 0,307 Sumber : Hasil analisis hidrograf aliran di Sub-DAS Cilebak . Gambar 9 Hidrograf aliran tanggal 21 November 2009 – 26 November 2009. Berdasarkan hidrograf aliran di atas, dapat diketahui bahwa pada saat curah hujan tinggi tidak selalu menyebabkan debit aliran naik dan sebaliknya, hal ini dapat dilihat pada tanggal 21 November 2009 dan 24 November 2009, pada tangggal 21 November 2009 pada saat terjadi hujan dengan curah hujan sebesar 7,3 mm debit yang terjadi hanya sebesar 0,673 m 3 s, sedangkan pada tanggal 24 November 2009 dengan curah hujan yang lebih kecil yaitu sebesar 1,2 mm debit yang terjadi sebesar 0,999 m 3 s. Kejadian tersebut dapat terjadi karena pada saat curah hujan besar belum pasti intensitas hujannya juga besar, intensitas hujan yang besar akan meningkatkan debit aliran. Selain untuk mengetahui respon debit terhadap hujan, hidrograf digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien run off limpasan yang terjadi di Sub-DAS Cilebak-Cirasea, yang kemudian digunakan dalam proses inisiasi Tank Model. Berdasarkan nilai koefisien limpasan dapat diketahui bahwa pada saat terjadi hujan, air yang menjadi limpasan cukup besar yakni ditunjukkan dengan nilai koefisien limpasan sebesar 0,307.

5.5 Analisis Input Tank Model