Tailing Kompos TINJAUAN PUSTAKA

kimia dan biologi tanah. Pengaruh terhadap sifat fisik adalah merangsang granulasi, memantapkan agregat, memperbaiki struktur tanah, mengurangi pemadatan, memperbaiki aerasi, meningkatkan kemampuan menahan air, dan meningkatkan infiltrasi. Pengaruh terhadap sifat kimia tanah adalah sumber unsur hara, mengikat unsur hara mikro dan kation-kation logam serta meningkatkan kapasitas tukar kation KTK. Pengaruh terhadap sifat biologi adalah sebagai sumber energi bagi aktivitas mikro-organisme dalam tanah.

2.3. Tailing

Tailing adalah bahan padat berbutir halus sisa dari hasil pengolahan ekstraksi bahan galian yang tidak mengandung mineral bernilai ekonomis Permenhut No. P. 04 Menhut-II 2011 tentang pedoman reklamasi hutan. Berdasarkan hasil analisis, kharakteristik Tailing di Antam Pongkor memiliki KTK yang rendah 8,9, bahan organik yang rendah 0,32, dan mengandung Fe yang tinggi 1.535,4 ppm. Sifat fisik Tailing yang merupakan masalah bagi pertumbuhan tanaman adalah tekstur, agregasi dan struktur, densitas dan infiltrasi, kompaksi, daya pegang dan stabilitasnya Fauziah, 2009. KTK yang rendah menyebabkan tidak efisiennya pemberian pupuk kimia dimana pupuk akan mudah tercuci. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan pemberian kompos dan humic acid. Bahan organik yang rendah dapat menyebabkan menurunnya kestabilan lahan, unsur hara, KTK, daya ikat air, dan juga populasi mikroba potensial. Untuk meningkatkan kandungan bahan organik dapat dilakukan pemberian kompos Setiadi, 2009. Menurut USDA ukuran partikel Tailing relatif kecil dan seragam berupa pasir halus berukuran 0,25-0,10 mm. selain itu, sifat kimia Tailing seperti status hara yang rendah, kandungan logam berat seperti Cd, Hg, Pb, As yang dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan Williamson, 1982. Berdasarkan hasil penelitian Setyaningsih 2007 , pada media Tailing pongkor, adanya penambahan bio-organik mampu meningkatkan KTK sebesar 600 dan unsur hara seperti C-organik dan N-total masing-masing sebesar 400 dan 200. Juga terjadi penurunan kadar logam Pb sebesar 21.

2.4. Kompos

Kompos merupakan pupuk organik yang diperoleh dari proses biodegradasi dari bahan organik, seperti daun tanaman, jerami alang-alang, rerumputan, dedak padi, batang jagung, serta kotoran hewan. Bila bahan organik tersebut sudah hancur dan lapuk di sebut dengan pupuk organik. Jenis-jenis bahan ini menjadi lapuk dan busuk bila berada dalam keadaan basah dan lembab, seperti halnya daun-daun menjadi lapuk bila jatuh ke tanah dan berubah menjadi bagian tanah Murbandono 1988. Kegunaan Kompos dapat memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghadapi serangan penyakit.

2.5. Hasil-hasil Penelitian