Bio-ekonomi alat penangkapan ikan

yaitu sebesar 5 unit alat tangkap standar. Upaya penangkapan pancing lainnya tertinggi pada tahun 2008 sebesar 7 unit alat tangkap standar.

5.2.3 Bio-ekonomi alat penangkapan ikan

Bio-ekonomi alat penangkapan ikan berupa perhitungan keuntungan usaha dari setiap alat tangkap ikan pelagis, dapat dilihat pada Lampiran 25-34. 1 Purse seine Jenis armada penangkapan ikan yang digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap purse seine di Teluk Apar adalah perahu motor, yaitu perahu kayu berukuran panjang berkisar antara 12-15 m dengan tenaga penggerak berupa mesin berkekuatan 100-120 PK. Nelayan yang terlibat dalam pengoperasian alat berkisar antara 5-7 orang. Lama operasi penangkapan ikan dalam satu trip adalah sehari one day fishing. Jumlah operasi penangkapan dalam sebulan rata-rata 14 trip. Pendapatan kotor purse seine selama setahun kurang lebih sebesar Rp 137.000.000,00. Biaya-biaya tetap dan tidak tetap yang dikeluarkan kurang lebih sebesar Rp 85.424.000,00. Maka keuntungan bersih yang diperoleh nelayan pemilik purse seine dalam setahun adalah kurang lebih sebesar Rp 51.576.000,00. 2 Jaring insang hanyut Kapal yang digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap jaring insang hanyut di Teluk Apar mempunyai ukuran panjang berkisar antara 6-12 m dengan tenaga penggerak berupa mesin berkekuatan 20-24 PK. Nelayan yang terlibat dalam pengoperasian jaring insang hanyut berkisar antara 2-3 orang. Lama operasi penangkapan ikan dalam satu trip adalah sehari one day fishing. Jumlah operasi penangkapan dalam sebulan rata-rata 14 trip. Pendapatan kotor jaring insang hanyut selama setahun kurang lebih sebesar Rp 50.000.000,00. Biaya-biaya tetap dan tidak tetap yang dikeluarkan kurang lebih sebesar Rp 30.010.000,00. Maka keuntungan bersih yang diperoleh nelayan pemilik jaring insang hanyut dalam setahun adalah kurang lebih sebesar Rp 19.990.000,00. 3 Jaring insang lingkar Kapal yang digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap jaring insang hanyut di Teluk Apar mempunyai ukuran panjang berkisar antara 6-12 m dengan tenaga penggerak berupa mesin berkekuatan 20-24 PK. Nelayan yang terlibat dalam pengoperasian jaring insang lingkar berkisar antara 2-3 orang. Lama operasi penangkapan ikan dalam satu trip adalah sehari one day fishing. Jumlah operasi penangkapan dalam sebulan rata-rata 14 trip. Pendapatan kotor jaring insang lingkar selama setahun kurang lebih sebesar Rp 45.000.000,00. Biaya-biaya tetap dan tidak tetap yang dikeluarkan kurang lebih sebesar Rp 28.736.000,00. Maka keuntungan bersih yang diperoleh nelayan pemilik jaring insang lingkar dalam setahun adalah kurang lebih sebesar Rp 16.264.000,00. 4 Jaring insang tetap Kapal yang digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap jaring insang hanyut di Teluk Apar mempunyai ukuran panjang berkisar antara 6-12 m dengan tenaga penggerak berupa mesin berkekuatan 20-24 PK. Nelayan yang terlibat dalam pengoperasian jaring insang tetap berkisar antara 2-3 orang. Lama operasi penangkapan ikan dalam satu trip adalah sehari one day fishing. Jumlah operasi penangkapan dalam sebulan rata-rata 14 trip. Pendapatan kotor jaring insang tetap selama setahun kurang lebih sebesar Rp 40.000.000,00. Biaya-biaya tetap dan tidak tetap yang dikeluarkan kurang lebih sebesar Rp 28.236.000,00. Maka keuntungan bersih yang diperoleh nelayan pemilik jaring insang tetap dalam setahun adalah kurang lebih sebesar Rp 11.764.000,00. 5 Bagan perahu Nelayan yang terlibat dalam pengoperasian alat berkisar antara 4-5 orang. Lama operasi penangkapan ikan dalam satu trip adalah sehari one day fishing. Jumlah operasi penangkapan dalam sebulan rata-rata 14 trip. Pendapatan kotor bagan perahu selama setahun kurang lebih sebesar Rp 125.000.000,00. Biaya-biaya tetap dan tidak tetap yang dikeluarkan kurang lebih sebesar Rp 70.884.000,00. Maka keuntungan bersih yang diperoleh nelayan pemilik bagan perahu dalam setahun adalah kurang lebih sebesar Rp 54.116.000,00. 6 Bagan tancap Nelayan yang terlibat dalam pengoperasian alat berkisar antara 3-4 orang. Lama operasi penangkapan ikan dalam satu trip adalah sehari one day fishing. Jumlah operasi penangkapan dalam sebulan rata-rata 14 trip. Pendapatan kotor bagan tancap selama setahun kurang lebih sebesar Rp 59.000.000,00. Biaya-biaya tetap dan tidak tetap kurang yang dikeluarkan lebih sebesar Rp 35.420.000,00. Maka keuntungan bersih yang diperoleh nelayan pemilik bagan tancap dalam setahun adalah kurang lebih sebesar Rp 23.580.000,00. 7 Rawai hanyut Nelayan yang terlibat dalam pengoperasian alat berkisar antara 3-4 orang. Lama operasi penangkapan ikan dalam satu trip adalah sehari one day fishing. Jumlah operasi penangkapan dalam sebulan rata-rata 14 trip. Pendapatan kotor rawai hanyut selama setahun kurang lebih sebesar Rp 57.000.000,00. Biaya-biaya tetap dan tidak tetap yang dikeluarkan kurang lebih sebesar Rp 42.972.000,00. Maka keuntungan bersih yang diperoleh nelayan pemilik rawai hanyut dalam setahun adalah kurang lebih sebesar Rp 14.028.000,00. 8 Rawai tetap Nelayan yang terlibat dalam pengoperasian alat berkisar antara 3-4 orang. Lama operasi penangkapan ikan dalam satu trip adalah sehari one day fishing. Jumlah operasi penangkapan dalam sebulan rata-rata 14 trip. Pendapatan kotor rawai tetap selama setahun kurang lebih sebesar Rp 45.000.000,00. Biaya-biaya tetap dan tidak tetap yang dikeluarkan kurang lebih sebesar Rp 34.582.000,00. Maka keuntungan bersih yang diperoleh nelayan pemilik rawai tetap dalam setahun adalah kurang lebih sebesar Rp 10.418.000,00. 9 Pancing tonda Nelayan yang terlibat dalam pengoperasian alat berkisar antara 3-4 orang. Lama operasi penangkapan ikan dalam satu trip adalah sehari one day fishing. Jumlah operasi penangkapan dalam sebulan rata-rata 14 trip. Pendapatan kotor pancing tonda selama setahun kurang lebih sebesar Rp 45.000.000,00. Biaya-biaya tetap dan tidak tetap yang dikeluarkan kurang lebih sebesar Rp 32.780.000,00. Maka keuntungan bersih yang diperoleh nelayan pemilik pancing tonda dalam setahun adalah kurang lebih sebesar Rp 12.220.000,00. 10 Pancing lainnya Nelayan yang terlibat dalam pengoperasian alat berkisar antara 3-4 orang. Lama operasi penangkapan ikan dalam satu trip adalah sehari one day fishing. Jumlah operasi penangkapan dalam sebulan rata-rata 14 trip. Pendapatan kotor pancing lainnya selama setahun kurang lebih sebesar Rp 32.000.000,00. Biaya-biaya tetap dan tidak tetap yang dikeluarkan kurang lebih sebesar Rp 27.912.000,00. Maka keuntungan bersih yang diperoleh nelayan pemilik pancing dalam setahun adalah kurang lebih sebesar Rp 4.088.000,00. Upaya penangkapan purse seine tertinggi pada tahun 2006 sebesar 82 unit alat tangkap, terendah pada tahun 2008 sebesar 29 unit alat tangkap. Upaya penangkapan jaring insang hanyut tertinggi pada tahun 2008 sebesar 490 unit alat tangkap, terendah pada tahun 2003 sebesar 211 unit alat tangkap. Upaya penangkapan jaring insang lingkar tertinggi pada tahun 2004 sebesar 313 unit alat tangkap, terendah pada tahun 2006 sebesar 255 unit alat tangkap. Upaya penangkapan jaring insang tetap tertinggi pada tahun 2003 sebesar 248 unit alat tangkap, terendah pada tahun 2003 sebesar 214 unit alat tangkap. Upaya penangkapan bagan perahu tertinggi pada tahun 2003 sebesar 80 unit alat tangkap, terendah pada tahun 2007 dan 2008 masing-masing sebesar 1 unit alat tangkap. Upaya penangkapan bagan tancap tertinggi pada tahun 2003 sebesar 78 unit alat tangkap, terendah pada tahun 2006, 2007, dan 2008 masing-masing sebesar 18 unit alat tangkap. Upaya penangkapan sero tertinggi pada tahun 2005 sebesar 72 unit alat tangkap, terendah pada tahun 2007 sebesar 44 unit alat tangkap. Upaya penangkapan rawai hanyut tertinggi pada tahun 2003 sebesar 251 unit alat tangkap, terendah pada tahun 2007 dan 2008 masing-masing sebesar 193 unit alat tangkap. Upaya penangkapan pancing tonda tertinggi pada tahun 2003 sebesar 241 unit alat tangkap, terendah pada tahun 2008 sebesar 182 unit alat tangkap standar. Upaya penangkapan pancing lainnya tertinggi pada tahun 2004 sebesar 163 unit alat tangkap, terendah pada tahun 2007 sebesar 119 unit alat tangkap. Berdasarkan hasil standarisasi alat tangkap yang mengusahakan ikan kembung, terlihat bahwa alat tangkap yang mendominasi trend nilai CPUE selama periode tahun 2003-2008 adalah purse seine. Hal ini memperlihatkan bahwa alat tangkap tersebut memberikanan tingkat eksploitasi yang paling tinggi terhadap kembung pada tahun-tahun tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata rata CPUEnya yang lebih tinggi dari alat tangkap jaring insang hanyut, jaring insang lingkar, dan bagan perahu. Upaya penangkapan standar tertinggi yang mengusahakan ikan kembung diperoleh pada tahun 2006, yaitu sebesar 146 unit. Berdasarkan hasil standarisasi alat tangkap yang mengusahakan ikan layang, terlihat bahwa alat tangkap yang mendominasi trend nilai CPUE selama periode tahun 2003-2008 adalah purse seine. Hal ini memperlihatkan bahwa alat tangkap tersebut selain memberikanan tingkat eksploitasi yang tinggi terhadap layang pada tahun-tahun tersebut, alat tangkap tersebut juga merupakan satu- satunya alat tangkap yang menangkap ikan layang . Upaya penangkapan standar tertinggi yang mengusahakan ikan layang diperoleh pada tahun 2006, yaitu sebesar 82 unit. Berdasarkan hasil standarisasi alat tangkap yang mengusahakan ikan selar, terlihat bahwa alat tangkap yang mendominasi trend nilai CPUE selama periode tahun 2003-2008 adalah purse seine. Hal ini memperlihatkan bahwa alat tangkap tersebut memberikanan tingkat eksploitasi yang paling tinggi terhadap selar pada tahun-tahun tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata rata CPUEnya yang lebih tinggi dari alat tangkap jaring insang hanyut, bagan perahu, dan bagan tancap. Upaya penangkapan standar tertinggi yang mengusahakan ikan selar diperoleh pada tahun 2006, yaitu sebesar 151 unit. Berdasarkan hasil standarisasi alat tangkap yang mengusahakan ikan tembang, terlihat bahwa alat tangkap yang mendominasi trend nilai CPUE selama periode tahun 2003-2008 adalah purse seine. Hal ini memperlihatkan bahwa alat tangkap tersebut memberikanan tingkat eksploitasi yang paling tinggi terhadap tembang pada tahun-tahun tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata rata CPUEnya yang lebih tinggi dari alat tangkap bagan perahu, bagan tancap, dan sero. Upaya penangkapan standar tertinggi yang mengusahakan ikan tembang diperoleh pada tahun 2006, yaitu sebesar 149 unit. Berdasarkan hasil standarisasi alat tangkap yang mengusahakan ikan tenggiri, terlihat bahwa alat tangkap yang mendominasi trend nilai CPUE selama periode tahun 2003-2008 adalah jaring insang hanyut. Hal ini memperlihatkan bahwa alat tangkap tersebut memberikanan tingkat eksploitasi yang paling tinggi terhadap tenggiri pada tahun-tahun tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata rata CPUEnya yang lebih tinggi dari alat tangkap jaring insang lingkar, jaring insang tetap, rawai hanyut, rawai tetap, pancing tonda, dan pancing lainnya. Upaya penangkapan standar tertinggi yang mengusahakan ikan tenggiri diperoleh pada tahun 2008, yaitu sebesar 754 unit. Berdasarkan hasil standarisasi alat tangkap yang mengusahakan ikan teri, terlihat bahwa alat tangkap yang mendominasi trend nilai CPUE selama periode tahun 2003-2008 adalah bagan tancap. Hal ini memperlihatkan bahwa alat tangkap tersebut memberikanan tingkat eksploitasi yang paling tinggi terhadap teri pada tahun-tahun tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata rata CPUEnya yang lebih tinggi dari alat tangkap bagan perahu. Upaya penangkapan standar tertinggi yang mengusahakan ikan teri diperoleh pada tahun 2003, yaitu sebesar 176 unit. Berdasarkan hasil standarisasi alat tangkap yang mengusahakan ikan tongkol, terlihat bahwa alat tangkap yang mendominasi trend nilai CPUE selama periode tahun 2003-2008 adalah jaring insang hanyut. Hal ini memperlihatkan bahwa alat tangkap tersebut memberikanan tingkat eksploitasi yang paling tinggi terhadap tongkol pada tahun-tahun tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata rata CPUEnya yang lebih tinggi dari alat tangkap purse seine, jaring insang lingkar, jaring insang tetap, rawai hanyut, pancing tonda, dan pancing lainnya. Upaya penangkapan standar tertinggi yang mengusahakan ikan tongkol diperoleh pada tahun 2008, yaitu sebesar 662 unit. Hasil tangkapan utama alat tangkap purse seine adalah ikan layang, selanjutnya kembung, selar, dan tembang dengan nilai prosentase masing-masing lebih dari 10. Sedangkan ikan tongkol prosentasenya kurang dari 4 sehingga digolongkan sebagai hasil tangkapan sampingan. Nilai keuntungan per tahun dari satu unit usaha perikanan purse seine di Teluk Apar sebesar Rp 51.576.000,00. Hasil tangkapan utama alat tangkap jaring insang hanyut adalah ikan tongkol dan tenggiri dengan nilai prosentase masing-masing sebesar 54 dan 34. Sedangkan ikan selar dan kembung prosentasenya kurang dari 7 sehingga digolongkan sebagai hasil tangkapan sampingan. Nilai keuntungan per tahun dari satu unit usaha perikanan jaring insang hanyut di Teluk Apar sebesar Rp 19.990.000,00. Hasil tangkapan utama alat tangkap jaring insang lingkar adalah ikan kembung dan tongkol dengan nilai prosentase masing-masing sebesar 64 dan 28. Sedangkan ikan tenggiri prosentasenya sama dengan 8 sehingga digolongkan sebagai hasil tangkapan sampingan. Nilai keuntungan per tahun dari satu unit usaha perikanan jaring insang lingkar di Teluk Apar sebesar Rp 16.264.000,00. Hasil tangkapan utama alat tangkap jaring insang tetap adalah ikan tenggiri dan tongkol dengan nilai prosentase masing-masing sebesar 82 dan 18. Nilai keuntungan per tahun dari satu unit usaha perikanan jaring insang tetap di Teluk Apar sebesar Rp 11.764.000,00. Hasil tangkapan utama alat tangkap bagan perahu adalah ikan teri, selanjutnya tembang, selar, dan kembung dengan nilai prosentase masing-masing lebih dari 10. Nilai keuntungan per tahun dari satu unit usaha perikanan bagan perahu di Teluk Apar sebesar Rp 54.116.000,00. Hasil tangkapan utama alat tangkap bagan tancap adalah ikan teri, selanjutnya tembang dan selar dengan nilai prosentase masing-masing lebih dari 10. Nilai keuntungan per tahun dari satu unit usaha perikanan bagan tancap di Teluk Apar sebesar Rp 23.580.000,00. Hasil penelitian Rudiansyah 2008 menyatakan bahwa keuntungan bagan tancap di Teluk Apar pada tahun 2007 sebesar Rp 22.448.000,00. Berarti ada kenaikan keuntungan sebesar Rp 1.132.000,00 di tahun 2008. Hasil tangkapan utama alat tangkap rawai hanyut adalah ikan tenggiri dan tongkol dengan nilai prosentase masing-masing sebesar 51 dan 49. Nilai keuntungan per tahun dari satu unit usaha perikanan rawai hanyut di Teluk Apar sebesar Rp 14.028.000,00. Hasil tangkapan utama alat tangkap rawai tetap adalah ikan tenggiri. Nilai keuntungan per tahun dari satu unit usaha perikanan rawai tetap di Teluk Apar sebesar Rp 10.7418.000,00. Hasil tangkapan utama alat tangkap pancing tonda adalah ikan tongkol dan tongkol dengan nilai prosentase masing-masing sebesar 57 dan 43. Nilai keuntungan per tahun dari satu unit usaha perikanan pancing tonda di Teluk Apar sebesar Rp 12.220.000,00. Hasil tangkapan utama alat tangkap pancing lainnya adalah ikan tenggiri dan tongkol dengan nilai prosentase masing-masing sebesar 59 dan 41. Nilai keuntungan per tahun dari satu unit usaha perikanan pancing lainnya di Teluk Apar sebesar Rp 4.088.000,00. Alat tangkap sero dengan hasil tangkapan ikan tembang memiliki keuntungan per tahun sebesar Rp 750.000,00. Berdasarkan parameter finansial dari segi nilai investasi kesebelas alat tangkap yang mengusahakan ikan pelagis, terlihat bahwa alat tangkap yang memiliki investasi tertinggi adalah bagan perahu sebesar Rp 150.000.000,00, selanjutnya alat tangkap purse seine sebasar Rp 90.000.000,00. Sedangkan nilai investasi terkecil adalah alat tangkap pancing sebesar Rp 10.200.000,00. Namun tidak demikan dengan biaya operasional yang dibutuhkan untuk penangkapan. Biaya operasional alat tangkap purse seine paling tinggi, yaitu sebesar Rp 85.424.000, selanjutnya alat tangkap bagan perahu sebesar Rp 70.884.000,00. Pendapatan tertinggi dari hasil penjualan ikan, kembali alat tangkap purse seine menjadi alat tangkap yang paling besar penerimaannya yaitu sebesar Rp 137.000.000,00 per tahun. Selanjutnya alat tangkap bagan perahu sebesar Rp 125.000.000,00 per tahun. Pancing menjadi alat tangkap yang paling kecil pendapatannya dari segi penerimaan hasil tangkapan yaitu sebesar Rp 32.000.000,00 per tahun. Sementara untuk keuntungan bersih, alat tangkap bagan perahu tetap menjadi alat tangkap yang paling besar pendapatannya yaitu sebesar Rp 54.116.000,00 per tahun kemudian alat tangkap purse seine sebesar Rp 51.576.000,00. Berdasarkan hasil penelitian Rudiansyah 2008 bahwa keuntungan usaha unit penangkapan purse seine pada tahun 2007 sebesar Rp 50.940.000,00. Nilai ini jelas memperlihatkan adanya peningkatan keuntungan di tahun 2008 sebesar Rp 636.000,00. Pancing memiliki keuntungan bersih sebesar Rp 4.088.000,00 per tahun.

5.3 Tingkat Upaya dan Pemanfaatan Optimum Usaha Perikanan Pelagis di Perairan Teluk Apar