Perumusan Masalah Manajemen penangkapan ikan pelagis di perairan teluk apar kabupaten paser Provinsi Kalimantan Timur

4 Produksi perikanan laut Kabupaten Paser secara umum ditopang oleh perairan laut Teluk Apar. Daerah penangkapan dari berbagai jenis alat tangkap meliputi seluruh perairan teluk. Nelayan Teluk Apar melakukan operasi penangkapan sepanjang tahun meskipun terdapat musim tertentu yang dikenal dengan musim puncak. Menurut nelayan pada musim puncak waktu operasi penangkapan per trip lebih pendek karena hasil tangkapan lebih banyak dibanding pada musim lainnya. Sementara perkembangan alat tangkap di Teluk Apar Kecamatan Tanjung Harapan terus mengalami peningkatan tanpa memperhatikan keberadaan stok sumberdaya ikan. Spesies ikan pelagis yang tertangkap di perairan Teluk Apar adalah tongkol, tembang, layang, dan kembung, selar, teri, dan tenggiri. Penelitian sebelumnya di Teluk Apar dilakukan oleh Rudiansyah 2008 tentang Pengembangan Teknologi Penangkapan Ikan di Perairan Teluk Apar Kabupaten Pasir Kalimantan Timur, dimana hasil tangkapan ikan pelagis dan demersal yang didaratkan, dihasilkan dari tujuh jenis alat tangkap, yaitu: pukat cincin, jaring insang dasar, jaring insang hanyut, jaring tiga lapis, bagan tancap, rawai hanyut, dan jermal.

1.2 Perumusan Masalah

Trend hasil tangkapan di beberapa daerah untuk beberapa tahun terakhir bervariasi dari yang meningkat, rata atau flat, dan yang menurun. Pada daerah- daerah dimana trend rata atau menurun, hasil tangkapan per nelayan cenderung menurun, demikian halnya dengan ukuran ikannya. Hal ini merupakan akibat sistem manajemen yang masih mengacu pada open access akses terbuka dimana pengendalian penangkapan diabaikan. Hal tersebut di atas menyebabkan mudahnya terjadi penangkapan berlebih overfishing. Belum optimalnya alat penangkapan ikan khususnya di perairan pesisir pantai adalah masalah yang kompleks dan penting untuk segera dicarikan pemecahannya. Pemanfaatan sumberdaya ikan yang belum terkendali di beberapa wilayah perairan telah menyebabkan degradasi yang sangat tajam akan stok sumberdaya ikan dan ekologi perairan. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan diketahui bahwa banyaknya alat tangkap baik dalam jenis maupun jumlah yang terkonsentrasi di pantai, diyakini telah mendorong tingginya tekanan penangkapan dan kompetisi antar nelayan. Disisi lainnya, nasib nelayan sebagai pelaku utama 5 dalam perikanan, belum juga terentaskan. Bertambahnya nelayan yang tidak terkontrol di wilayah perairan Teluk Apar ditengarai telah melampaui batas maksimum, sehingga keberadaannya perlu dievaluasi lebih lanjut. Aktivitas penangkapan ikan di perairan laut Kabupaten Paser selama ini terfokus pada daerah pantai. Hal ini terlihat dari jenis atau ukuran armada yang digunakan dominan kapal motor yang berukuran 0-5 GT. Ukuran perahu atau kapal sangat berpengaruh terhadap jangkauan daerah pengoperasian alat tangkap. Tingginya tekanan terhadap sumberdaya ikan pelagis di perairan pesisir terlihat dari hasil penelitian Rudiansyah 2008 yang menyatakan bahwa produksi ikan pelagis tahun 1996-1997 menurun sebesar 3,7 ton. Selanjutnya pada periode 1998-2001 produksi mengalami peningkatan sebesar 777.9 ton. Produksi tahun 2001-2005 kembali menurun hingga 1.712,0 ton. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka diperlukan adanya kebijakan dalam manajamen penangkapan ikan yang mempertimbangkan aspek-aspek biologi, lingkungan perairan, dan sosial ekonomi, serta kapasitas penangkapan. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka permasalahan yang hendak dikaji dalam manajamen penangkapan ikan di perairan Teluk Apar Kabupaten Paser, yaitu: 1 Bagaimana karakteristik pola musim penangkapan ikan pelagis dominan di periaran Teluk Apar? 2 Bagaimana karakteristik teknik-ekonomi alat penangkapan ikan pelagis di perairan Teluk Apar? 3 Bagaimana tingkat upaya dan pemanfaatan optimum usaha penangkapan ikan pelagis di perairan Teluk Apar? 4 Bagaimana tingkat kapasitas penangkapan ikan pelagis di perairan Teluk Apar? 5 Bagaimana manajemen penangkapan ikan pelagis di perairan Teluk Apar?

1.3 Tujuan Penelitian