FUNGSI BAHASA BINAN DALAM KOMUNIKASI DI KALANGAN GAY ( Studi pada anggota IGAMA MALANG )

SKRIPSI

FUNGSI BAHASA BINAN DALAM KOMUNIKASI DI KALANGAN GAY
( Studi pada anggota IGAMA MALANG )

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh:
DWI AGUS WULANDARI
07220426

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala

rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyalesaikan skripsi
ini setelah melalui proses yang sangat panjang, penuh cobaan dan kesabaran.
Skripsi ini berjudul “Fungsi Bahasa Binan dalam Komunikasi di Kalangan
Gay”. Penulis berharap dengan adanya skripsi ini dapat digunakan sebagai
tambahan referensi mengenai fungsi sub bahasa termasuk Bahasa Binan yang
tergolong Sub Bahasa Argot dan juga berguna bagi peneliti maupun pihak-pihak
yang berkepentingan untuk mengembangkan dan menyempurnakan lebih jauh
bagi hasil temuan penelitian pada masalah yang sama.
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi bahwa ada beberapa
fungsi komunikasi pada Bahasa Binan yang digunakan oleh anggota IGAMA
Malang. Bahasa Binan ini juga tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi
dengan sesama anggota namun beberapa anggota menggunakannya untuk
berkomunikasi dengan orang yang bukan anggota (out group). Respon out group
dalam memahami Bahasa Binan juga berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Dalam penelitian ini pula ditemukan adanya respon yang positif maupun negatif
out group pada pemahamannya terhadap Bahasa Binan.
Dengan adanya skripsi ini, Penulis menyampaikan terima kasih atas segala
bantuandan bimbingan yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini,
kepada:
1.


Dr. Muhajir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.

2.

Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fisip.

viii

3.

Nurudin, S.Sos.M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi.

4.

Dra. Frida Kusumastuti,M.Si dan Nurudin,S.Sos.M.Si selaku Dosen
Pembimbing.

5.


Mamat selaku pengurus IGAMA.

6.

Seluruh anggota IGAMA Malang.

7.

Kedua orang tua, Bapak Budianto alm dan Ibu Umi Nurchasida. Kakak
Febriana Purwaningsih serta Adik Muhammad Deni Septa Budi.

8.

Keluarga Besar Sastro Djoeremi dan Keluarga Besar Drs.H.Soemarijanto
(Emak, Kakung, Embah, Budhe, Pak Dhe, Pak Puh, Om, Tante dan Sepupusepupu) terima kasih atas segala doa.

9.

Keluarga kecil ku di Malang Inda, Atung, Intan, Vivi, Lia, Emma, Dian dan

Rika yang memiliki jutaan cerita besama.

10. All Crew CV. Wahana Suksesindo (Exo) Mama, Cece dan Cici terima kasih
atas dukungan dan semangatnya.
11. Teman-teman Margo Utomo 11 serta Ikom UMM 07 dan seluruh teman
seperjuangan.
12. Seluruh pihak yang telah membantu penyusunan, yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
Malang, 16 Januari 2013

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................


i

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS..........................................................

iv

BERITA ACARA BIMBINGAN............................................................

v

ABSTRAKSI ..........................................................................................


vi

ABSTRACT ...........................................................................................

vii

KATA PENGANTAR .............................................................................

viii

DAFTAR ISI ..........................................................................................

x

DAFTAR TABEL ...................................................................................

xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...........................................................................


1

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................

4

1.3. Tujuan Penelitian........................................................................

4

1.4. Manfaat Penelitian .....................................................................

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dialek Sebagai Ciri Khas Berkomunikasi ...................................

7


2.2. Bahasa Sebagai Simbol Komunikasi...........................................

8

2.3. Sub Bahasa dalam Komunikasi ..................................................

11

2.4. Bahasa Binan Sebagai Alat Komunikasi .....................................

14

2.5. Interaksi Kaum Gay ...................................................................

18

x

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian........................................................................... 21

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian....................................................... 22
3.3. Subyek Penelitian ....................................................................... 22
3.4. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 24
3.5. Teknik Analisis Data................................................................... 26
3.6. Teknik Keabsahan Data .............................................................. 28

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1. Sejarah Singkat IGAMA ............................................................ 29
4.2. Struktur Organisasi dan Tugas Pengurus IGAMA ....................... 30
4.3. Bidang Kerja IGAMA ................................................................ 33
4.4. Visi IGAMA............................................................................... 34

BAB V PEMBAHASAN
5.1. Perkembangan Bahasa Binan di kalangan IGAMA ..................... 36
5.2. Fungsi Bahasa Binan di kalangan IGAMA ................................ 39
5.3. Penggunaan Bahasa Binan oleh Anggota IGAMA ...................... 50
5.4. Respon Out Group terhadap Bahasa Binan ................................. 58

BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan ................................................................................ 64

6.2. Saran .......................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 67
LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Macam – macam Subbahasa .....................................................

11

Tabel 1.2 Analiusis Data Model Interaktif………………………………..

26

xii

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rani, Bustanul Arifin, Martutik, 2004. Analisis Wacana:Sebuah Kajian Bahasa
Dalam Pemakaian. Bayu Media Publishing
Ahmad, Asep, Filsafat Bahasa: Mengungkap Hakekat Bahasa, Makna dan Tanda.
Bandung:PT. Remaja Rosdakarya
Deddy Mulyana, Jalaludin Rakhmat, 2006, Komunikasi Antar Budaya: Panduan
Komunikasi Dengan Orang –Orang Berbeda Budaya. Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya.
Dento,

Joseph. Kuliah Dasar:Komunikasi Antar Manusia. Profesional Books
Indonesia

Franz, Yosef, Eilers, SVD, 2001. Berkomunikasi Dalam Masyarakat. Nusa Indah
Jalaludin, Rachmat. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya

J.M. Buffton,R.A. Ingham, 1986. Komunikasi Terapan I. Aksara Persada
Kushartanti, Untung Yuwono, Multarnia RMT Lauder, 2005. Pesona Bahasa: Langkah
Awal Memahami Linguistik. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama,
Mulyana,

Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Moleong, Lexi J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Red H Blake, Edwino, Haroldsen, 2003. Taksonomi Konsep Komunikasi. Surabaya :
Papyrus
Sahertian, Debby. 2000. Kamus Gaul. Pustaka Sinar. Jakarta
Tri Dayakisini, Hudaniah. 2006. Psikologi Sosial.UMM Press. Malang
Turner dan West. 2008. Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3. Jakarta : Penerbit Salemba
Humanika
http://blackfishboy.blogspot.com/2008/12/akulturasi-dan-komunikasi.html diakses pada
jumat 27 jan 2012
http://gn-intern.blogspot.com/2009/03/bahasa-binan.html diakses pada Senin, 19 Maret
2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring berkembangnya zaman,

Bahasa Indonesia yang merupakan

Bahasa Bangsa Indonesia mengalami banyak perubahan. Mungkin lebih tepatnya
bukan perubahan melainkan munculnya bahasa lain yang lebih sering dipakai oleh
orang-orang di Indonesia. Bahasa yang saat ini sering dipakai oleh masyarakat
pada umumnya disebut dengan bahasa gaul. Kosakata dalam bahasa gaul jauh
berbeda dengan Bahasa Indonesia yang baku. Bahasa gaul ini bersifat informal
dan dalam penggunaannya lebih pada penggunaan bahasa sehari hari atau hanya
sekedar tuntutan gaya hidup. Karena sifatnya yang informal dan santai akhinya
bahasa gaul ini berkembang lagi menjadi bahasa yang digunakan oleh kelompok
gay untuk berkomunikasi. Dalam pemakaian bahasa, kelompok gay menyebutnya
dengan sebutan bahasa binan. Pada dasarnya mereka memakai beberapa kosakata
dari bahasa gaul namun beberapa kata dikembangkan lagi sesuai dengan
kreatifitas anggota.
Bahasa binan biasanya dipakai oleh orang-orang di salon dan sering
dipakai di dunia maya seperti facebook dan twitter. Bahasa binan ini mayoritas
dipakai oleh gay.
Jumlah perkembangan kaum gay di Indonesia menunjukkan kuantitas yang
sangat signifikan. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil survey sebuah
yayasan yang menaungi gay, lesbian, waria, serta transgender di Jakarta
membuktikan terdapat 5000 gay dan lesbian hidup di Jakarta.

1

2

Belakangan ini kaum homoseksual khususnya kaum gay semakin berani
untuk mengungkapkan keberadaan atau eksistensinya dalam masyarakat, hal ini
ditandai dengan informasi-informasi yang berkembang di media massa tentang
berita yang menceritakan kehidupan kaum gay sehingga menyebabkan
berkembangnya kelompok-kelompok atau komunitas sebagai wadah aktualisasi
yang dapat menampung aspirasi dan kreatifitas dari kaum yang dianggap marginal
ini.
Istilah gay dalam bahasa Inggris merujuk pada lelaki dan perempuan
homoseksual, namun istilah ini mengalami penyempitan makna dalam konteks
Bahasa Indonesia. Istilah gay lebih condong merujuk pada lelaki homoseksual,
sementara perempuan homoseksual disebut lesbian. Istilah homoseksualitas baru
mucul tahun 1870 dalam artikel Carl Westphal berjudul Archiv fur Neurologie
yang mulai mendefinisikan homoseksualitas sebagai bentuk hubungan sesama
jenis (laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan) karena
individu mempunyai sifat maskulin sekaligus feminis (Faoucault, 1978:43).
Gay dan diskriminasi, bagai dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan.
Keberadaan gay di tengah masyarakat merupakan suatu fenomena yang ikut
meramaikan fakta sosial baru di dalam masyarakat. Hal ini menimbulkan adanya
suatu pandangan-pandangan yang beraneka ragam di dalam masyarakat, mulai
dari pemberian cap bahwa mereka sampah masyarakat,

penyakit sosial,

berperilaku negatif, sumber penyakit hingga tidak diakui eksistensi sosialnya.
Tetapi ada juga yang menilai gay sebagai manusia yang seutuhnya, sama seperti
manusia lainnya, bisa merasakan rasa sayang, senang, sakit hati dan sedih.
Gay hanyalah manusia biasa. Ada stigma negatif dari masyarakat terhadap

3

gay, sampai-sampai ada sikapnya tidak berpikir secara etis dan kritis merupakan
persepsi yang kurang dari nilai-nilai kemanusiaan. Keberadaan gay di tengahtengah masyarakat sama halnya dengan keberadaan setiap individual manusia
lainnya. Ada yang bersikap baik dan ada pula yang bersikap tidak baik. Ada yang
memiliki nilai-nilai moral,
kurang bermoral,

etika dan estetika serta sebaliknya adapula yang

tidak memiliki etika dan estetika. Semua itu kembali lagi

kepada sikap pribadi perorangan masing-masing individu.
Dalam kenyataannya, tidak semua citra negatif yang ditujukan kepada gay
itu benar. Dalam perspektif lain, tidak sedikit pula gay yang terlahir dari sentuhan
keindahan masyarakat yang tanpa ragu mengakuinya. Mereka tumbuh dan berbaur
dengan masyarakat tanpa menyinggung status sosialnya. Hidup sebagai gay
mengandung makna bahwa gay selalu berusaha menjadi bagian dari berbagai
ruang sosial. Selebihnya mereka pun memiliki ruang pribadi dan menjalin
hubungan sosial antar sesama kalangan gay. Mereka cenderung melakukan
perkelompokan dikarenakan adanya rasa persamaan dan juga latar belakang.
Komunikasi yang terjalin dalam hubungan ini bersifat lebih akrab dan juga
hangat, itulah yang dinamakan dengan komunikasi antarpribadi.
Dalam berkomunikasi, para gay menggunakan lambang-lambang tertentu
ataupun berupa komunikasi dalam bentuk verbal berupa penggunaan bahasa
binan. Bahasa ini memang sangat berbeda dengan tatanan Bahasa Indonesia.
Mereka menggunakan bahasa ini sebagai sandi dalam berkomunikasi akrab
dengan sesama kalangan gay, namun tidak jarang ada beberapa kata bahasa binan
ini menjadi bahasa gaul dan juga populer di kalangan masyarakat.

4

Kita lihat saja bagaimana kata “peres” bisa sangat popular digunakan
sebagai pengganti untuk istilah kata bohong atau pura-pura. Memanggil teman
kita dengan sebutan “Nek” dan sebutan pria dengan istilah “lekong”. Itu semua
tidak hanya digunakan oleh para gay sebagai bahasa mereka berkomunikasi,
namun sudah menjadi istilah umum bagi siapa saja. Bahasa gay atau bahasa binan
ini memang sudah lazim didengarkanketika bertemu dengan sekumpulan gay saat
mereka berkomunikasi satu sama lain.
Berdasarkan latar belakang di atas,

peneliti mengambil judul Fungsi

Bahasa Binan dalam Komunikasi di Kalangan Gay (studi pada anggota
IGAMA Malang). Dari sinilah alasan utama peneliti ingin mengetahui tentang
fungsi bahasa yang digunakan oleh kelompok gay dalam berkomunikasi.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

masalah

maka

dapat

dirumuskan

permasalahannya adalah “Apa fungsi bahasa binan dalam komunikasi di kalangan
gay?”

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan fungsi bahasa binan
dalam komunikasi di kalangan gay.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah atau
mempeluas khasanah penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi.

5

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk
memahami bahasa binan komunitas gay.
1.5 Fokus Penelitian
Guba dan Lincoln (1981) membahas secara baik keperluan maupun
kesulitan penetapan batas suatu studi.Dalam studi ini bidang umum tentang
pengembangan tenaga ditelaah.Pembatasan masalah merupakan tahap yang sangat
menentukan dalam penelitian kualitatif walau sifatnya masih tentative. Ada
beberapa hal penting yang berkaitan dengan focus penelitian yaitu:
Pertama, suatu penelitian tidak dimulai dari sesuatu yang vakum atau
kosong.Implikasinya, peneliti membatasi masalah studinya yang bertumpu pada
focus.Hal ini yang memungkinkan adanya acuan teori dari suatu penelitian.
Kedua, focus pada dasarnya adalah masalah pokok yang bersumber dari
pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui
kepustakaan ilmiah ataupun kepustakaan lainnya. Implikasinya, apabila peneliti
merasakan adanya masalah maka sebaiknya ia mendalami kepustakaan yang
relevan sebelum terjun ke lapangan. Dengan jalan demikian focus penelitian akan
memenuhi criteria untuk bidang inkuiri yaitu criteria insklusi-ekslusi. Implikasi
yang lain ialah peneliti harus memanfaatkan paradigm. Dengan focus, Peneliti
akan tahu persis data yang perlu dikumpulkan dan yang tidak perlu dikumpulkan.
Ketiga, tujuan penelitian pada dasarnya adalah memecahkan masalah yang
telah dirumuskan.Implikasi masalah perlu dirumuskan terlebih dahulu barulah
tujuan penelitian ditetapkan, bukan sebaliknya.
Keempat, masalah yang bertumpu pada focus yang ditetapkan bersifat
tentative, dapat diubah sesuai dengan situasi latar penelitian.Implikasinya, peneliti

6

tidak perlu kecewa jika masalah atau fokusnya berubah. Dengan kata lain, peneliti
hendaknya membiasakan diri untuk menghadapi perubahan dalam masalah
penelitian. Jika perubahannya cukup besar dan memerlukan orientasi baru dalam
dasar pemikiran maka peneliti perlu mendalami kembali kepustakaan yang
relevan dengan masalah baru itu. (Moleong, 2006: 97-98)
Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Fungsi bahasa di kalangan gay.
Bahasa merupakan sub yang penting dalam komunikasi dan memiliki beberapa
fungsi. Bahasa sebagai alat komunikasi yang sering digunakan oleh
sekelompok orang atau komunitas tertentu. Begitu pula kalangan gay yang
merupakan kumpulan homoseksual yang memiliki privat bahasa. Penggunaan
bahasa gay ini memiliki fungsi tersendiri di kalangan mereka.
2. Konteks penggunaan bahasa binan di kalangan gay.
Kalangan gay menggunakan bahasa gay untuk berkomunikasi. Pemakaian
bahasa gay oleh kaum gay ini membuat bahasa gay menjadi sering didengar.
Dalam situasi apa saja, bagaimana, kapan dan dengan siapa saja bahasa gay ini
digunakan dalam komunikasi.
3. Respon orang yang di ajak berkomunikasi (out group) oleh kaum gay.
Respon atau umpan balik adalah hal yang paling menentukan efektif atau
tidaknya proses komunikasi. Hal ini dikarenakan umpan balik sebagai hakim
atau poster akhir yang dapat memutuskan apakah komunikasi dapat
berlangsung atau tidak.Kemungkinan yang mungkin terjadi adalah adanya
respon positif atau negatif selama proses komunikasi berlangsung.