STANDAR PRASYARAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM HACCP
D.1.5. Organisasi
Dalam Pedoman BSN 1001:1999 ditetapkan bahwa suatu organisasi harus bisa bertindak untuk: 1 tidak memihak; 2 bertanggung jawab atas
keputusannya yang berkaitan dengan pemberian, pemeliharaan, perluasan, pengurangan, penundaan,dan pencabutan sertifikasi; 3 menunjuk dan
menetapkan manajemen yang akan mempunyai wewenang dan tanggung jawab menyeluruh atas semua hal seperti: pelaksanaan sertifikasi, perumusan masalah
kebijakan, keputusan sertifikasi, verifikasi penerapan kebijakan, verifikasi keuangan, dan pendelegasian kewenangan kepada personel; 4 mempunyai
dokumen legalitas hukum; 5 mempunyai struktur terdokumentasi untuk menjaga kenetralan; 6 memastikan bahwa setiap keputusan sertifikasi diambil oleh
seseorang atau beberapa orang yang tidak melaksanakan asesmen; 7 mempunyai hak dan tanggung jawab yang relevan terhadap kegiatan sertifikasi; 8
mempunyai aturan dan kemampuan yang memadai untuk menyelesaikan pertanggungjawaban terhadap tuntutan yang timbul akibat operasinya dan atau
kegiatannya; 9 mempunyai keuangan yang stabil dan sumber daya yang disyaratkan untuk mengoperasikan sistem sertifikasi; 10 memperkerjakan
sejumlah personel dengan kualifikasi pendidikan, pelatihan, pengetahuan teknik, dan pengalaman yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi sertifikasi; 11
mempunyai sistem mutu yang memberikan kepercayaan keberadaannya dalam mengoperasikan sistem sertifikasi untuk badan usaha; 12 mempunyai
manajemen, kebijakan dan prosedur sertifikasi yang berbeda dengan kegiatan lainnya; 13 bebas dari tekanan komersial, keuangan, dan tekanan lainnya yang
dapat mempengaruhi hasil proses sertifikasi; 14 menjamin bahwa kegiatan lembaga lainnya yang terkait, tidak mempengaruhi kerahasiaan, objektifitas atau
kenetralan sertifikasinya; 15 mempunyai kebijakan dan prosedur untuk menyelesaikan keluhan, naik banding, dan perselisihan.
D.1.6. Personel Lembaga Sertifikasi
Personel Lembaga Sertifikasi harus kompeten dalam melaksanakan fungsinya. Informasi mengenai kualifikasi pelatihan dan pengalaman setiap
personel harus dipelihara oleh lembaga sertifikasi. Bila pekerjaan audit di sub- kontrakkan kepada lembaga lain, maka lembaga sertifikasi harus menjamin bahwa
personel yang terkait harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Khusus auditor harus memenuhi Pedoman BSN 1003-1999.
D.1.7. Dokumentasi dan verifikasi perubahan
Lembaga Sertifikasi harus memelihara sistem verifikasi semua dokumen yang berkaitan dengan sistem sertifikasi HACCP dan harus menjamin bahwa
dokumen terbitan mutakhir tersedia, semua perubahan dokumen atau amandemen terhadap dokumen dikerjakan oleh orang yang tepat, dokumen yang telah diganti
tidak digunakan lagi oleh lembaga sertifikasi, semua perubahan mengenai dokumentasi lembaga sertifikasi harus diberitahukan kepada KAN, perubahan-
perubahan persyaratan sertifikasi harus diberitahukan kepada badan usaha yang telah disertifikasi, lembaga Sertifikasi harus mensyaratkan badan usaha yang
telah disertifikasi untuk memberitahukan perubahan dokumentasi kepada lembaga sertifikasi.
D.1.8. Sertifikasi dan verifikasi
Lembaga sertifikasi harus memenuhi ketentuan persyaratan mengenai sertifikasi dan verifikasi yaitu: 1 mempunyai prosedur tertulis untuk melakukan
sertifikasi dan verifikasi sistem HACCP, sesuai dengan persyaratan yang berlaku; 2 melakukan verifikasi sistem HACCP badan usaha secara teratur dan sewaktu-
waktu bila diperlukan, untuk menjamin bahwa penerapan sistem HACCP sesuai dengan rencana HACCP dan dilaksanakan secara efektif; 3 memberikan
dokumen sertifikasi kepada setiap badan usaha yang sistem HACCPnya telah disertifikasi seperti surat atau sertifikat yang ditandatangani oleh pejabat yang
bertanggungjawab untuk tugas tersebut; 4 menggunakan fasilitas yang dipersyaratkan, meliputi keahlian personel sertifikasi dan peralatan untuk
melaksanakan asesmen, sertifikasi dan verifikasi sistem HACCP badan usaha; 5 mempunyai jaringan kerjasama dengan laboratorium penguji yang telah
diakreditasi sesuai dengan ruang lingkupnya dengan menjamin independensinya; 6 melakukan pengendalian yang tepat atas penggunaan sertifikat sistem
HACCP-nya; 7 mempunyai prosedur tertulis untuk pencabutan dan pembatalan sertifikat sistem HACCP.
D.1.9. Rekaman catatan
Lembaga sertifikasi harus memelihara sistem rekamancatatan yang sesuai dengan kondisinya yang khusus dan untuk memenuhi setiap peraturan yang ada.
Semua rekamancatatan harus disimpan untuk periode tertentu, dijamin keamanannya dan kerahasiaannya sehingga dipercaya oleh pelanggan.
D.1.10. Sistem Mutu
Sistem mutu lembaga sertifikasi harus didokumentasikan dalam bentuk panduan mutu dan prosedur mutu terkait, serta panduan mutu minimal harus berisi
hal-hal berikut: 1 pernyataan kebijakan mutu; 2 uraian ringkas tentang status legal lembaga sertifikasi; 3 nama, kualifikasi, pengalaman, dan pokok acuan
eksekutif senior dan personel sertifikasi lain yang mempengaruhi mutu dari fungsi sertifikasi; 4 bagan organisasi yang menunjukkan jalur kewenangan; 5 uraian
organisasi lembaga sertifikasi; 6 kebijakan dan prosedur kaji ulang manajemen; 7 prosedur administrasi termasuk pengendalian dokumen; 8 tugas operasional
dan fungsional serta jasa yang berkaitan dengan mutu; 9 kebijakan dan prosedur pengangkatan dan pelatihan personel lembaga sertifikasi termasuk auditor serta
pemantauan unjuk kerja; 10 daftar subkontrakor dan rincian prosedur untuk pengasesan, perekaman, dan pemantauan kompetensi; 11 kebijakan dan
prosedur untuk penerapan proses sertifikasi; 12 kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan naik banding, keluhan dan perselisihan; 13 prosedur untuk
melaksanakan audit internal berdasarkan ketentuan Pedoman BSN.
D.1.11. Kerahasiaan
Lembaga sertifikasi harus mempunyai pengaturan yang memadai, konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk menjaga
kerahasiaan informasiyang diperoleh selama kegiatan sertifikasi pada semua tingkat organisasinya, termasuk komite dan institusi atau personel dari luar yang
bertindak atas nama lembaga sertifikasi.
D.1.12. Publikasi
Lembaga sertifikasi harus membuat dan memperbaharui daftar badan usaha yang telah disertifikasi termasuk garis besar lingkup sertifikasi setiap badan
usaha. Daftar tersebut harus tersedia untuk umum. Uraian sistem sertifikasi harus tersedia dalam bentuk publikasi.
D.1.13. Naik banding, keluhan, dan perselisihan
Lembaga sertifikasi harus mempunyai prosedur naik banding terhadap keputusan. Permohonan naik banding, keluhan, dan perselisihan yang diajukan
oleh badan usaha atau pihak lain kepada lembaga sertifikasi harus sesuai dengan prosedur lembaga sertifikasi. Rekaman semua permohonan naik banding, keluhan,
perselisihan, tindakan perbaikan, tindakan pencegahan dan koreksi yang berkaitan dengan sertifikasi harus didokumentasi.
D.1.14. Audit Internal dan Kaji Ulang Manajemen
Lembaga sertifikasi harus melakukan secara sistematik audit internal dan kaji ulang manajemen berkala mengenai kesesuaian dengan persyaratan pedoman
ini mencakup semua prosedur untuk memverifikasi bahwa sistem mutu diterapkan dan efektif. Menjamin bahwa personel yang bertanggung jawab diberi informasi
hasil audit, tindakan koreksi telah dilaksanakan pada waktunya, dan hasil audit direkam.
D.1.15. Laporan kepada instansi teknis berwenang
Lembaga sertifikasi harus menyampaikan laporan kegiatan sertifikasi secara berkala kepada instansi teknis yang berwenang sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.