BAB III BAHAN DAN METODE
A. Waktu dan Tempat
Penelitian  ini  dilakukan  di  Laboratorium  Sifat  Dasar  Kayu,  Bagian Teknologi  Peningkatan  Mutu  Kayu  DHH  Fakultas  Kehutanan  IPB  dan
Laboratorium  Anatomi  Kayu PusLitBang Hasil Hutan Gunung Batu  mulai  bulan Desember 2010 sampai Maret 2011.
B. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan adalah: 1.
Bagian  kayu  normal,  kayu  tarik,  dan  kayu  opposite  dari  sebatang  pohon kawista Limonia acidissima L. asal Bima Nusa Tenggara Barat. Massa kayu
dari masing-masing riap tumbuh dari empulur ke arah kulit, digunakan sebagai sampel penelitian. Umur pohon tidak diketahui dengan pasti, namun diameter
batang nya 18 cm. 2.
Air  keran,  akuades,  asam  asetat  glasial,  hidrogen  peroksida,  alkohol  teknis, alkohol absolut, gliserin, safranin, toluen, karbolxylene, dan ethilen.
Adapun peralatan penelitian terdiri dari  gelas obyek, gelas penutup, botol timbang,  watch  glass,  waterbath,  mikroskop,  dan  pipet.  Untuk  pembuatan
preparat  sayat  digunakan  mikrotom  gelincir  merek  Reichert,  sedangkan  untuk dokumentasi digunakan kamera digital Sony.
C. Metode Penelitian
1. Pembuatan Sediaan Maserasi dan Pengukuran
Pembuatan  sediaan  maserasi  dilakukan  dengan  metode  FPL  Forest Products Laboratory dengan ukuran contoh uji sebesar batang korek api dari
seluruh riap tumbuh  yang ada.  Maserasi diawali  dengan  merebus kayu dalam larutan 60 asam asetat glasial dan 30 hidrogen peroksida pada suhu ± 60
o
C selama 24 jam atau sampai contoh uji berubah warna menjadi putih dan lunak.
Perbandingan  volume  asam  asetat  glasial  dan  hidrogen  peroksida  yang digunakan  adalah  1:20.  Setelah  itu  sampel  dicuci  dengan  air  hingga  bebas
asam dan direndam dalam  safranin 2 selama 6-8  jam.  Kemudian zat warna dibuang  dan  dilakukan  penghilangan  air  dehidrasi  bertingkat  menggunakan
22 alkohol berturut-turut 10, 30, 50, 70, 90 dan absolut masing-masing
selama  2  menit.  Setelah  didehidrasi,  serabut  pilihan  dipindahkan  ke  kaca preparat  Gambar  2  kemudian  dilanjutkan  dengan  pengamatan  dengan
mikroskop.
Gambar 2   Bagian-bagian serat yang diukur
Keterangan: Panjang serat a, Diameter serat b, Diameter lumen c, dan Tebal dinding sel d
2. Pengamatan Struktur Anatomi Kayu
Pengamatan struktur anatomi kayu dilakukan pada masing-masing contoh uji kayu. Kegiatannya meliputi tiga tahapan, yaitu:
a. Pembuatan Preparat
Contoh  uji  berukuran  1,5  x  1,5  x  1,5  cm  dilunakkan  dengan  cara direndam  dengan  aquades  selama  2  malam  kemudian  dilanjutkan  dengan
perendaman  dalam  larutan  alkohol  dan  gliserin  dengan  perbandingan  1:1 selama 2-3 hari. Setelah lunak, contoh uji disayat dengan rotary mikrotom
untuk  menghasilkan  sayatan  setebal  15-25  µ m.  Sayatan  yang  dibuat meliputi  penampang  lintang  X,  radial    R,  dan  tangensial  T.  Lima
sayatan terbaik dipilih untuk diamati strukturnya menggunakan mikroskop. Hasil  sayatan  kemudian  dicuci  dengan  akuades  untuk  menghilangkan
gliserin  dan  direndam  dalam  safranin  selama  1  jam  untuk  pewarnaan. Setelah  itu  sayatan  dicuci  kembali  dengan  akuades  sampai  bersih,  lalu
didehidrasi  bertingkat  menggunakan  alkohol  30,  50,  70,  90,  dan alkohol absolut masing-masingnya selama 5-10 menit. Selanjutnya sayatan
dibeningkan dengan cara merendamnya beberapa saat, berturut-turut dalam karboxylol  dan  tuluen.  Sesudah  itu  sayatan  direkat  dengan  entelan  di  atas
d b
c
a
23 gelas  obyek,  ditutup  dengan  gelas  penutup,  diberi  label  dan  siap  untuk
diamati. b.
Pengamatan Ciri  anatomi  yang  diamati  meliputi  ciri-ciri  yang  dianjurkan  oleh
International Association Of Wood Anatomist Wheeler et al, 1989.
Gambar 3  Penyusunan sayatan pada gelas obyek
Keterangan: X = Penampang lintang, R = penampang radial T = penampang tangensial, dan pelabelan dengan label
3. Pengolahan Data
Data yang bersifat kualitatif disajikan secara deskripsi naratif, sedangkan data  yang  bersifat  kuantitatif  dihitung  nilai  rata-rata  dan  standar  deviasinya
menggunakan sebaran t-student pada selang kepercayaan 95 sebagai berikut:
Untuk mengetahui perbedaan panjang serat antar bagian kayu yang diteliti dilakukan uji  beda  nyata dengan  menggunakan sebaran  t-student pada  selang
kepercayaan  95.  Rata-rata  pengulangan  contoh  x  digunakan  untuk menduga nilai tengah populasi µ. Sedangkan ragam pengulangan contoh per
jenis s
2
digunakan untuk menduga ragam populasi per jenis σ
2
. Dimana:  µ
ȳ t
α2.df α
df s
n : nilai tengah rata-rata
: nilai rat-rata : nilai sebaran t pada selang kepercayaan 95
: taraf nyata : derajat bebas n-1
: standar deviasi : jumlah pengulangan contoh
R T
Label
X
24 Nilai  rata-rata  panjang  serat  dan  nilai  turunan  dimensi  serat  yang
diperoleh  kemudian  dibandingkan  dengan  standar  kualitas  serat  untuk  bahan baku pulp dan kertas yang disusun oleh Rachman dan Siagian 1976.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN