Analisis Internal Eksternal IE Konsep Pengembangan Agroindustri

1 Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikitan perusahaan yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang dengan sebesar-besarnya. 2 Strategi ST Strategi ini dilakukan untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada. 3 Strategi WO Strategi ini dilaksanakan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4 Strategi WT Strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta untuk menghindari ancaman.

2.8. Analisis Internal Eksternal IE

Matriks Internal Eksternal merupakan gabungan antara matriks Internal dan matriks Eksternal yang berisikan sembilan macam sel dan akan memperlihatkan suatu kombinasi total nilai yang terboboti dari matriks IFE dan matriks EFE. Tujuan dari penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh strategi pengembangan yang lebih rinci. Diagram tersebut dapat mengidentifikasi Sembilan sel strategi perusahaan. Menurut David 2009 kesembilan sel tersebut dapat dikelompokan menjadi tiga strategi utama, yaitu: a. Growth Strategy merupakan pertumbuhan dan pembangunan perusahaan itu sendiri sel I, II dan IV. Strategi yang cocok adalah strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk dan integrasi. b. Stability Strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah menjaga dan mempertahankan strategi yang sudah ditetapkan sel III, V dan VII. Strategi yang cocok adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. c. Retrenchment Strategy adalah usaha memperkecil penciutan atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaandivestasi sel VI, VIII dan IX.

2.9. Konsep Pengembangan Agroindustri

Agroindustri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan setelah proses pascapanen. Dengan kata lain bahwa agroindustri adalah fase pertumbuhan setelah pembangunan pertanian yang diikuti oleh pembangunan agroindustri dan kemudian pembangunan industri. Menurut Soekartawi 2005 mendefinisikan bahwa agroindustri adalah sebagai pengolahan sumber bahan baku yang bersumber dari tanaman ataupun hewan. Dengan demikian bahwa kegiatan atau proses agroindustri merupakan upaya: 1 untuk meningkatkan nilai tambah produk, 2 menghasilkan produk yang dapat dipasarkan, dapat digunakan atau dapat dimakan, 3 meningkatkan daya simpan, 4 menambah pendapatan dan keuntungan bagi produsen petani. Dengan adanya proses pengolahan hasil pertanian agroindustri diharapkan dapat meningkatkan daya saing dibidang industri terutama pada produk-produk yang menjadi komoditas unggulan karet dan kelapa. Selain itu, diharapkan dapat menimbulkan multiplier efek dari pengembangan agroindustri meliputi semua industri dari hulu sampai pada industri hilir. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dari agroindustri yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan industri lainnya, antara lain: a memiliki keterkaitan yang kuat baik dari industri hulunya sampai ke industri hilirnya, b menggunakan sumberdaya alam yang ada lokal dan dapat diperbaharui, c mampu memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, baik di pasar internasional maupun di pasar domestik, d dapat menampung tenaga kerja dalam jumlah besar, e produk agroindustri pada umumnya bersifat cukup elastis sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang berdampak semakin luasnya pasar khususnya pasar domestik Bantacut, 2002. Produk agroindustri dengan komoditas unggulan dalam pengembangannya agar dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan mempunyai kriteria- kriteria antara lain: a bahan baku, b pohon industri dengan pemanfaatannya, c kondisi agroindustri dan komoditas pertanian saat ini, d peluang pasar, e teknologi yang digunakan, f penyebaran tenaga kerja, g dampak ganda terhadap produk lain, h dampak lingkungan, i kebijakan pemerintah Bantacut, 2002. Menurut Nasution 2002 strategi dasar dalam pengembangan agroindustri terdiri dari dua tahap, yaitu: 1 tahap merubah pola pikir petani dari pola pikir yang berorientasi pada produk keorientasi kepola pikir yang berorientasi pada pasar, hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan. 2 tahap membebaskan semua kendala struktur sehingga aktivitas agroindustri dapat mencapai tingkat yang optimal melalui pembangunan prasarana fisik, lembaga finansial yang terjangkau oleh para petani. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran