lxiii memberikan kebutuhan nutrisi yang terbaik bagi pertambahan panjang tubuh
postlarva udang windu yang dipelihara.
2. Pertambahan Berat
Hasil pengukuran berat rata-rata disajikan dalam Tabel 3, sedangkan pertambahan berat rata-rata individu udang tiap perlakuan selama penelitian
disajikan pada Gambar 9. Hasil Anava Lampiran 5 pada berat tubuh dan pertambahan berat rata-rata postlarva udang windu menunjukkan adanya
pengaruh yang berbeda nyata P 0,05 perlakuan pemberian pakan formulasi yang dicampur dengan silase Artemia yang telah diperkaya dengan silase ikan.
Tabel 3. Berat rata-rata udang windu stadium PL 7 – PL 20 selama penelitian. Perlakuan
Berat awal Berat akhir
Pertambahan Wo
Wt Berat,
ΔW vb
mg mg
mg K
2,20 ± 0,34 6,52 ± 0,54
4,73
a
± 0,22 A
2,18 ± 0,34 12,63 ± 0,40 11,42
b
± 0,97 B
2,18 ± 0,32 13,50 ± 0,64 12,36
b
± 0,84 C
2,23 ± 0,20 28,86 ± 0,68 29,07
d
± 0,64 D
2,19 ± 0,28 22,31 ± 0,76 21,97
c
± 0,77 E
2,20 ± 0,31 13,31 ± 0,42 12,03
b
± 0,82
Keterangan : huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata antara perlakuan dengan uji DMRT taraf 5.
K : pakan formulasi + 0 vb silase Artemia
A : pakan formulasi + 1 vb silase Artemia
B : pakan formulasi + 2 vb silase Artemia
C : pakan formulasi + 3 vb silase Artemia
D : pakan formulasi + 4 vb silase Artemia
E : pakan formulasi + 5 vb silase Artemia
lxiv Tabel 3 menunjukkan bahwa pertambahan berat postlarva udang windu
stadium PL 7 – PL 20 tertinggi dicapai perlakuan C 3 vb dan terendah pada perlakuan K 0 vb. Dari perlakuan C diperoleh pertambahan berat rata-rata
sebesar 29,07 ± 0,64 mg dan berbeda nyata P 0,05 dengan perlakuan K 4,73 ± 0,22 mg, A 11,42 ± 0,97 mg, B 12,36 ± 0,84 mg, D 21,97 ± 0,77 mg, dan E
12,03 ± 0,82 mg.
4 8
12 16
20 24
28
3 6
9 12
15
Hari Ke-
B e
r a
t P
o st
la r
v a
m g
0 vb 1 vb
2 vb 3 vb
4 vb 5 vb
Gambar 9. Berat postlarva P. monodon stadium PL 7 – PL 20 selama penelitian.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, dapat dinyatakan bahwa pengkayaan silase Artemia dengan silase ikan menyebabkan peningkatan dalam
pertumbuhan berat udang. Jika dikaitkan dengan kandungan lemak dan asam lemak EPA dan DHA silase Artemia yang dicampur dengan pakan formulasi
diduga mempunyai hubungan dengan pertumbuhan udang. Adanya penambahan konsentrasi silase Artemia menyebabkan peningkatan kandungan lemak dalam
pakan. Tetapi, peningkatan lemak yang berlebihan menyebabkan konsumsi
lxv makan yang semakin rendah, karena terjadi pengendapan lemak pada otot dan
usus sehingga membatasi jumlah nutrien yang masuk ke dalam tubuh yang pada akhirnya menurunkan pertumbuhan. Hal ini terlihat dari banyaknya pakan yang
masih tersisa di dasar bak pada perlakuan D 4 vb dan E 5 vb. Oleh karena sumber energi utama yang paling banyak digunakan adalah lemak, dalam keadaan
energi yang berasal dari lemak mencukupi maka energi yang berasal dari protein akan digunakan untuk membangun jaringan sehingga terjadi pertumbuhan. Hal
ini didukung oleh pernyataan Suryanti dkk. 2003 yang menyatakan, bahwa pertumbuhan hanya dapat terjadi jika kebutuhan energi untuk pemeliharaan
proses-proses hidup dan fungsi-fungsi lain sudah terpenuhi. Sama halnya dengan pertambahan panjang, perlakuan D 4 vb dan E
5 vb memperlihatkan respon pertumbuhan yang menurun Gambar 9. Hal ini diduga karena kebutuhan asam lemak khususnya EPA dan DHA yang mendukung
pertumbuhan bagi postlarva udang windu sudah cukup terpenuhi dengan pakan pada perlakuan C 3 vb. Pemberian pakan silase Artemia dengan konsentrasi
3 vb dapat memberikan kebutuhan nutrisi yang dapat meningkatkan pertumbuhan postlarva udang windu, khususnya pertambahan berat yang terbaik
bagi postlarva udang windu yang dipelihara.
lxvi
Gambar 10. Pemberian lemak kumulatif asal silase Artemia terhadap berat udang windu stadium PL 7 – PL 20 pada berbagai dosis : A. 1 vb; B. 2 vb; C.
3 vb; D. 4 vb; E. 5 vb; dan K. 0 vb.
A
2 4
6 8
10 12
3 6
9 12
15 Hari ke-
Le m
ak K
um ul
at if
g 10
20 30
B er
at m
g Lemak
Berat
B
2 4
6 8
10 12
3 6
9 12
15 Hari ke-
Le m
ak K
um ul
at if
g 10
20 30
B er
at m
g Lemak
Berat
C
2 4
6 8
10 12
3 6
9 12
15 Hari ke-
Le m
ak K
um ul
at if
g 10
20 30
B er
at m
g Lemak
Berat
D
2 4
6 8
10 12
3 6
9 12
15 Hari ke-
Le m
ak K
um ul
at if
g 10
20 30
B er
at m
g Lemak
Berat
E
2 4
6 8
10 12
3 6
9 12
15 Hari ke-
Le m
ak K
um ul
at if
g 10
20 30
B er
at m
g Lemak
Berat
K
2 4
6 8
10 12
3 6
9 12
15 Hari ke-
Le m
ak K
um ul
at if
g 10
20 30
B er
at m
g Lemak
Berat
lxvii
Gambar 11. Pemberian protein kumulatif asal silase Artemia terhadap berat udang windu stadium PL 7 – PL 20 pada berbagai dosis : A. 1 vb; B. 2 vb; C.
3 vb; D. 4 vb; E. 5 vb; dan K. 0 vb.
A
10 20
30 40
50 60
3 6
9 12
15 Hari ke-
P ro
te in
K um
ul at
if g
5 10
15 20
25 30
B er
at m
g Protein
Berat
B
10 20
30 40
50 60
3 6
9 12
15 Hari ke-
P ro
te in
K um
ul at
if g
5 10
15 20
25 30
B er
at m
g Protein
Berat
C
10 20
30 40
50 60
3 6
9 12
15 Hari ke-
P ro
te in
K um
ul at
if g
5 10
15 20
25 30
B er
at m
g Protein
Berat
D
10 20
30 40
50 60
3 6
9 12
15 Hari ke-
P ro
te in
K um
ul at
if g
5 10
15 20
25 30
B er
at m
g Protein
Berat
E
10 20
30 40
50 60
3 6
9 12
15
Hari ke-
P ro
te in
K um
ul at
if g
5 10
15 20
25 30
B er
at m
g Protein
Berat
K
10 20
30 40
50 60
3 6
9 12
15 Hari ke-
P ro
te in
K um
ul at
if g
10 20
30
B er
at m
g Protein
Berat
lxviii
Gambar 12. Pemberian EPA kumulatif asal silase Artemia terhadap berat udang windu stadium PL 7 – PL 20 pada berbagai dosis : A. 1 vb; B. 2 vb; C.
3 vb; D. 4 vb; E. 5 vb; dan K. 0 vb.
A
1 2
3 4
5
3 6
9 12
15 Hari ke-
EP A
k um
ul at
if g
10 20
30
Be ra
t m
g EPA
Berat
B
1 2
3 4
5
3 6
9 12
15 Hari ke-
EP A
Ku m
ul at
if g
10 20
30
Be ra
t m
g EPA
Berat
C
1 2
3 4
5
3 6
9 12
15 Hari ke-
E P
A K
um ul
at if
g 10
20 30
B er
at m
g EPA
Berat
D
1 2
3 4
5
3 6
9 12
15 Hari ke-
EP A
Ku m
ul at
if g
10 20
30
Be ra
t m
gr EPA
Berat
E
1 2
3 4
5
3 6
9 12
15 Hari ke-
EP A
K um
ul at
if m
g 10
20 30
Be ra
t m
g EPA
Berat
K
10 20
30
3 6
9 12
15
Hari ke- B
er at
m g
Berat
lxix
Gambar 13. Pemberian DHA kumulatif asal silase Artemia terhadap berat udang windu stadium PL 7 – PL 20 pada berbagai dosis : A. 1 vb; B. 2 vb; C.
3 vb; D. 4 vb; E. 5 vb; dan K. 0 vb.
A
1 2
3 4
5 6
3 6
9 12
15 Hari ke-
DH A
Ku m
ul at
if g
10 20
30
Be ra
t m
g DHA
Berat
B
1 2
3 4
5 6
3 6
9 12
15 Hari ke-
DH A
Ku m
ul at
if g
10 20
30
Be ra
t m
g DHA
Berat
D
1 2
3 4
5 6
3 6
9 12
15 Hari ke-
DH A
Ku m
ul at
if g
10 20
30
Be ra
t m
g DHA
Berat
E
1 2
3 4
5 6
3 6
9 12
15 Hari ke-
DH A
Ku m
ul at
if g
10 20
30
Be ra
t m
g DHA
Berat
C
1 2
3 4
5 6
3 6
9 12
15 Hari ke-
DH A
Ku m
ul at
if g
10 20
30
Be ra
t m
g DHA
Berat
K
10 20
30
3 6
9 12
15
Hari ke- Be
ra t
m g
Berat
lxx Pada Gambar 10-13 menunjukkan bahwa pakan pada dosis 4 vb dan 5
vb pertambahan berat postlarva udang windu sudah tidak berjalan seiring dengan pemberian lemak, protein, EPA, dan DHA dalam pakan. Hal ini membuktikan
bahwa kebutuhan lemak, protein, EPA, dan DHA yang diperlukan untuk pertumbuhan sudah cukup terpenuhi pada pakan dengan dosis 1 - 3 vb. Pakan
dengan kandungan 0,72 mgg lemak, 3,81 mgg protein, 0,296 mgg EPA, dan 0,34 mgg DHA Lampiran 2 memberikan pertambahan berat terbaik bagi
postlarva udang windu yang dipelihara.
C. Laju Pertumbuhan