Penyebab Underachievement Anak Berbakat Prestasi Akademis Rendah Underachievement 1 Pengertian Underachievement

Selain itu, Semiawan menyebutkan bahwa underachievement adalah kinerja yang secara signifikan berada dibawah potensinya. Makmun 2001; 274 menambahkan, underachievement adalah mereka yang prestasinya ternyata lebih rendah dari yang diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya. Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan anak berbakat prestasi akademis rendah underachievement adalah anak yang indeks prestasi belajarnya dinyatakan lebih rendah dibandingkan prestasi dari tingkat kemampuannya.

2.2 Penyebab Underachievement

Menurut Edy Gustian, 2002 dalam Utami Munandar, 2004; 275, undeachiever dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, baik lingkungan luar rumah, maupun dari individu itu sendiri. Lingkungan sekolah. Jumlah dan target materi-materi yang diberikan, ukuran-ukuran keberhasilan, kemampuan guru dapat menjadi penyebab anak menglami undeachiever. Faktor guru. Guru juga memegang peranan penting dalam prestasi sekolah anak. Karena gurulah yang mentransfer pengetahuan kepada anak. Cara guru memperlakukan anak didiknya dan menyampaikan materi akan mempengaruhi prestasi yang dicapai anak. Keluarga dan lingkungan rumah. Cara orang-orang terdekat memperlakuksn anak akan mempengaruhi pencapaian anak dalam berprestasi. Orang tua merupakan tokoh yang sangat berperan dalam menenkan keberhasilan anak. Hasil penelitian terhadap anak-anak yang sukses disekolahnya menunjukkan bahwa peran orang tua sangatlah menentukan keberhasilan mereka. Perhatian, dukungan, dan kesiapan untuk membantu anak merupakan ciri-ciri orang tua yang anaknya berhasil disekolah. Sementara itu, terdapat faktor lain dalam diri individu yang menyebabkannya menjadi underachiever. Diantaranya adalah sebagai berikut : a. Persepsi diri. Anak yang merasa dirinya mampu akan berusaha untuk mendapatkan prestasi sekolah yang baik sesuai dengan penilaian terhadap kemampuan yanng dimilikinya. Anak yang memiliki harga diri yang tinggi akan memiliki keinginan berprestasi yang tinggi pula karena ia menginginkan prestasi sesuai dengan penilaian terhadap kemampuan yang dimilikinya. Sebaliknya, anak yang memiliki harga diri yang rendah tidak termotivasi untuk berprestasi tinggi. b. Hasrat berprestasi. Hasrat untuk berprestasi adalah hasil dari pengalaman-pengalaman anak dalam mengerjakan sesuatu. Anak yang sering gagal dalam mengerjakan sesuatu akan mengalami frustasi dan tidak mengharapkan hasil yang baik dari tindakan-tindakan yang dilakukannya. 5 c. Pola belajar. Pola belajar adalah hasil dari kebiasaan anak. Anak yang pola belajarnya teratur akan memiliki prestasi yang lebih baik dalam pelajaran sekolah jika dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki pola beajar.

2.3 Karakteristik dan Ciri-Ciri Underachievement