Kerentanan Anak Berbakat Karakteristik kepribadian yang menyebabkan kerentanan anak berbakat, yaitu: Kondisi lingkungan yang dapat menyulitkan anak berbakat, ialah:

sifat-sifat positif juga memiliki sifat negatif, diantaranya; cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri egois, temperamennya tinggi sehingga cepat bereaksi emosional, tidak mudah bergaul, senang menyendiri karena sibuk melakukan penelitian, dan tidak mudah menerima pendapat orang lain. b. Gifted Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkatkecerdasannya IQ antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki IQ tinggi, juga bakatnya yang sangat menonjol, seperti ; bakat seni musik, drama, dan ahli dalam memimpin masyarakat. Anak gifted diantaranya memiliki karakteristik; mempunyai perhatian terhadap sains, serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang akan koleksi. c. Superior Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 sampai dengan 125sehingga prestasi belajarnya cukup tinggi.Anak superior memiliki karakteristik sebagai berikut; dapat berbicara lebih dini, dapat membaca lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah dengan mudah dan dapat perhatian dari temantemannya.James H. Bryan and Tanis H. Bryan 1979; 302 mengemukakan bahwa karakteristik anak berbakat itu gifted meliputi; physical, personal, and social characteristics. Sedangkan David G. Amstrogn and Tom V. Savage 1983; 327 mengemukakan; “Gifted and talented students are individuals who arecharacteristized by a blaned of 1 high intelligence, 2 high task comitment, and 3 high creativity. Secara umum hampir semua pendapat itu sama, bahwa anak berbakat memiliki kemampuan yang tinggi jika dibandingkan dengan anak- anak pada umumnya.

1.4 Kerentanan Anak Berbakat

Kerentanan anak berbakat terletak antara ketegangan emosional dan konflik social yang memerlukan tingkat adaptasi yang tinggi agar tidak mengganggu kesehatan mental. Kerentanan ini tampak pada semua anak berbakat, tetapi kebanyakan dari mereka mampu mengunakan kekuatan intelektual unggul mereka untuk penyesuaian diri secara efektif. Namun terkadang kurang berhasil karena konflik yang mereka alami. Ada enam factor yang menyebabkan anak berbakat dalam keadaan rentan, tiga diantaranya merupakan cirri kepribadian yang dapat menimbulkan kesulitan dan tiga factor lainnya merupakan kondisi lingkungan atau masyarakat yang menyebabkan ketegangan bagi anak berbakat Whitmore, 1980.

a. Karakteristik kepribadian yang menyebabkan kerentanan anak berbakat, yaitu:

- Perfeksionis 3 Dorongan dalam untuk mencapai kesempurnaan membuat siswa berbakat tidak puas dengan prestasinya yang tidak dapat memenuhi tujuan-tujuan pribadinya. Hal ini menyebabkan anak berbakat hanya ingin melakukan sesuatu hal yang menurut ia yakin akan berhasil. - Kepekaan yang berlebihan supersentivity System saraf yang supersensitive dari anak berbakat membuatnya lebih peka terhadap pengamatan dan menanggapi diri dan lingkungannya secara kritis sehingga ia mudah tersinggung dan mempunyai persaan seperti dikucilkan. - Kurang keterampilan social Di satu piahk, ada anak berbakat yang sulit dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosialnya, mereka lebih banyak menyendiri sehingga dihinggapi rasa kesendirian dan kesunyian. Tetapi ada juga ada berbakat yang mempunyai sifat kepemimpinan yang mengarah pada kecenderungan untuk mendominasi kelompoknya.

b. Kondisi lingkungan yang dapat menyulitkan anak berbakat, ialah:

- Isolasi social Karena kurang memahami ciri-ciri dan kebutuhan anak berbakat, orang dewasa dalam sikap dan perilaku mereka dapat menunjukkan sentiment atau penolakan terhadap anak berbakat. Demikian pula kelompok sebaya dapat member tekanan terhadap anggota kelompok yang menyimpang dari mayoritas, yang kreatif dan berbakat. Kondisi ini dapat menyebabkan anak berbakat mengalami isolasi social. - Harapan yang tidak realistis Harapan atau tuntutan yang tidak realistis terhadap anak berbakat dari pihak orang tua atau orang dewasa lainnya dapat tejadi karena dua hal: a. kecenderungan untuk menggeneralisasi sehingga anak berbakat diharapkandituntut menonjol dalam semua bidang b. keterlibatan ego orang tua atau guru terhadap keberhasilan anak. Dalam hal ini orang tua dan guru ingin merasa bangga atas prestasi anak. - Tidak tersedia pelayanan pendidikan yang sesuai Adanya ketidakpedulian terhadap kebutuhan anak berbakat dan penolakan terhadap hak-hak mereka menyebabkan masyarakat kurang memberikan kesempatan pendidikan yang sesuai bagi anak berbakat. Akibatnya, anak berbakat harus menyelesaikan pendidikan formal dalam sekolah yang sama dengan anak yang mempunyai kemampuan rata-rata, sehingga mereka merasa tidak nyaman dan berdampak negative terhadap kesehatan mentalnya. 2. Anak Berbakat Prestasi Akademis Rendah Underachievement 2.1 Pengertian Underachievement