Klasifikasi Jaringan Irigasi Tinjauan Pustaka .1 Pengertian Irigasi

Bangunan pengambilan air dengan pompa menjadi pilihan apabila upaya- upaya penyadapan air secara gravitasi tidak memungkinkan untuk dilakukan, baik dari segi teknik maupun ekonomis. Salah satu karakteristik pengambilan irigasi dengan pompa adalah investasi awal yang tidak begitu besar namun biaya operasi dan eksploitasi yang sangat besar. 2. Jaringan Pembawa Jaringan pembawa terdiri dari jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan saluran utama terdiri dari saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri atas saluran tersier serta saluran kuarter di petak tersier. Dalam saluran tersebut dilengkapi dengan saluran pembagi, bangunan sadap tersier, bangunan bagi sadap dan boks – boks tersier. Bangunan sadap tersebut dapat pula berfungsi sebagai bangunan ukur atau hanya dapat berfungsi sebagai pengatur debit. Dalam saluran primer atau sekunder dilengkapi dengan bangunan pengatur muka dan pada saluran pembawa dengan aliran super kritis dilengkapi bangunan terjun, got miring. Pada saluran pembawa sub kritis dilengkapi dengan bangunan talang, jembatan, bangunan pelimpah, bangunan penguras, saluran pembuang samping dan jalan jembatan. 3. Saluran Pembuang Saluran pembuang terdiri dari saluran pembuang utama, yaitu saluran yang menampung kelebihann air dari jaringan sekunder dan tersier keluar daerah irigasi. Saluran pembuang tersier adalah saluran yang menampung dan membuang kelebihan air dari petak sawah ke saluran pembuang primer atau sekunder. 4. Petak Tersier Petak tersier terdiri dari kumpulan petak sawah 100 ha - 150 ha yang dilengkapi dengan saluran tersier, serta saluran kuarter. Dalam operasi dan pemeliharaannya, petak tersier ini sudah menjadi tanggung jawab dari petani pemakai air.

2.4.7 Klasifikasi Jaringan Irigasi

Nama : Lisa Desmarainti Kelompok : II Dua Bp : 1311111034 Jaringan irigasi dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan pengaturan, pengukuran, serta kelengkapan fasilitas, yaitu 1 jaringan irigasi sederhana, 2 jaringan irigasi semi teknis dan 3 jaringan irigasi teknis. 1. Jaringan Irigasi Sederhana Bangunan pada jaringan irigasi sederhana ini masih terbuat dari tanah belum permanen sehingga umurnya singkat karna pengikisan. Biasanya diusahakan secara mandiri oleh suatu kelompok petani pemakai air, sehingga kelengkapan maupun kemampuan dalam mengukur dan mengatur masih sangat terbatas. Ketersediaan air biasanya melimpah dan mempunyai kemiringan yang sedang sampai curam, sehingga mudah untuk mengalirkan dan membagi air. Namun, efisiensinya rendah. 2. Jaringan Irigasi Semi Teknis Jaringan irigasi semi teknis ini merupakan jaringan yang sudah agak bagus baik dari pengaturan dan kelengkapan bangunannya dibandingkan jaringan irigasi sederhana.Jaringan memiliki bangunan sadap yang permanen ataupun semi permanen. Bangunan sadap pada umumnya sudah dilengkapi dengan bangunan pengambil dan pengukur. Jaringan saluran sudah terdapat beberapa bangunan permanen, namun sistem pembagiannya belum sepenuhnya mampu mengatur dan mengukur. Karena belum mampu mengatur dan mengukur dengan baik, sistem pengorganisasian biasanya lebih rumit. 3. Jaringan irigasi teknis Jaringan irigasi teknis bangunan yang kokoh dari beton mempunyai bangunan sadap yang permanen. Bangunan sadap serta bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur. Disamping itu terdapat pemisahan antara saluran pemberi dan pembuang. Pengaturan dan pengukuran dilakukan dari bangunan penyadap sampai ke petak tersier. Untuk memudahkan sistem pelayanan irigasi kepada lahan pertanian, disusun suatu organisasi petak yang terdiri dari petak primer, petak sekunder, petak tersier, petak kuarter dan petak sawah sebagai satuan terkecil. Nama : Lisa Desmarainti Kelompok : II Dua Bp : 1311111034

2.4.8 Simbol – Simbol Kriteria Bangunan Irigasi KP-07