Gambar . Bendungan
sumber:http:pemberian- air-irigasi.wordpress.com
2.4.6 Bangunan Irigasi
Keberadaan bangunan ingasi diperlukan untuk menunjang pengambilan dan pengaturan air irigasi Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijurnpai
dalam praktek irigasi antara lain : 1. Bangunan Utama
Bangunan utama dimaksudkan sebagai penyadap dari suatu sumber air untuk dialirkan ke seluruh daerah irigasi yang dilayani. Berdasarkan sumber
airnya, bangunan utarna dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, yaitu : a. Bendung
Bendung adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk
meninggikan elevasi muka air sungai. b. Pengambilan Bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai menyadap air sungai untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani. Perbedaan dengan
bendung adalah pada bangunan pengambilan bebas tidak dilakukan pengaturan tinggi muka air di sungai.
c. Pengambilan dari Waduk Salah satu fungsi waduk adalah menampung air pada saat terjadi kelebih an
air dan mengalirkannya pada saat diperlukan. Dilihat dari kegunaannya, waduk dapat bersifat eka guna dan multiguna.
d. Stasiun Pompa
Nama : Lisa Desmarainti Kelompok : II Dua
Bp : 1311111034
Bangunan pengambilan air dengan pompa menjadi pilihan apabila upaya- upaya penyadapan air secara gravitasi tidak memungkinkan untuk dilakukan, baik
dari segi teknik maupun ekonomis. Salah satu karakteristik pengambilan irigasi dengan pompa adalah investasi awal yang tidak begitu besar namun biaya operasi
dan eksploitasi yang sangat besar. 2. Jaringan Pembawa
Jaringan pembawa terdiri dari jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan saluran utama terdiri dari saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan
jaringan tersier terdiri atas saluran tersier serta saluran kuarter di petak tersier. Dalam saluran tersebut dilengkapi dengan saluran pembagi, bangunan sadap
tersier, bangunan bagi sadap dan boks – boks
tersier. Bangunan sadap tersebut dapat pula berfungsi sebagai bangunan ukur atau hanya dapat berfungsi sebagai
pengatur debit. Dalam saluran primer atau sekunder dilengkapi dengan bangunan pengatur muka dan pada saluran pembawa dengan aliran super kritis dilengkapi
bangunan terjun, got miring. Pada saluran pembawa sub kritis dilengkapi dengan bangunan talang, jembatan, bangunan pelimpah, bangunan penguras, saluran
pembuang samping dan jalan jembatan. 3. Saluran Pembuang
Saluran pembuang terdiri dari saluran pembuang utama, yaitu saluran yang menampung kelebihann air dari jaringan sekunder dan tersier keluar daerah
irigasi. Saluran pembuang tersier adalah saluran yang menampung dan membuang kelebihan air dari petak sawah ke saluran pembuang primer atau
sekunder. 4. Petak Tersier
Petak tersier terdiri dari kumpulan petak sawah 100 ha - 150 ha yang dilengkapi dengan saluran tersier, serta saluran kuarter. Dalam operasi dan
pemeliharaannya, petak tersier ini sudah menjadi tanggung jawab dari petani pemakai air.
2.4.7 Klasifikasi Jaringan Irigasi